Wednesday, January 30, 2019

STRATEGI PENANAMAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA


  1. STRATEGI MISI

  1. DEFINISI STRATEGI MISI
Dalam kehidupan para pelayan-pelayan Tuhan untuk mengembangkan Misi Allah, tentu saja memilki rancangan atau rencana yang baik dan program-program yang membuat suatu pelayanan dalam Pekabaran Injil dapat tercapai.
Strategi adalah ilmu kejenderalan, yang menjelaskan adanya kemampuan lebih seorang strategos atau jenderal yang diwujudkan melalui visi, misi dan perencanaan unggul yang menempatkannya pada posisi kuat mengungguli lawan-lawannya.
Strategi Misi adalah strategi pengutusan dengan kemampuan merangkum suatu perencanaan strategis berdasarkan visi, misi dan tujuan yang jelas sebagai landasan untuk melaksanakan tugas misioner  yang melibatkan pekabaran Injil yang menghasilkan pertumbuhan gereja.
Strategi Misi adalah strategi pengutusan dengan kemampuan merangkum suatu “perencanaan strategis” berdasarkan visi, misi dan tujuan yang jelas sebagai landasan untuk melaksanakan tugas misioner  yang melibatkan pekabaran Injil dan penanaman serta pertumbuhan gereja.
Strategi Misi adalah gerakan misi melalui Gereja Lokal yang dipimpin oleh seorang Gembala yang Visioner yang mampu melibatkan semua komponen guna menggerakkan semua anggota Jemaat untuk telibat dalam penginjilan, penanaman gereja yang menghasilkan petumbuhan.

  1. MAKNA SABDA TUHAN MENGENAI MISI:
1.    Misi adalah pembebasan TUHAN untuk mempersekutukan dengan diri-Nya
2.    Misi adalah pembesaran TUHAN atas umat-Nya
3.    Misi adalah Berkat Perjanjian TUHAN
4.    Misi adalah pemasyuran TUHAN bagi umat-Nya
5.    Misi adalah Tugas Pemberkatan TUHAN

  1.   DASAR ALKITAB MISI
Ø “Misi rencana pengutusan Allah (missio Dei) yang kekal yang (untuk) membawa shalom kepada manusia (umat-Nya) dan segenap ciptaan-Nya demi kejayaan kerajaan-Nya yang membawa kemuliaan bagi nama-Nya.”
Ø Misi adalah Misi TUHAN Allah, yang bersumber dari hati-Nya. Ia adalah Sumber, Inisiator, Pelaksana, Dinamisator, dan Konsumator Misi-Nya.

  1. DASAR ALKITAB MISI
1.    “Misi rencana pengutusan Allah (missio Dei) yang kekal yang (untuk) membawa shalom kepada manusia (umat-Nya) dan segenap ciptaan-Nya demi kejayaan kerajaan-Nya yang membawa kemuliaan bagi nama-Nya.”
2.    Misi adalah Misi TUHAN Allah, yang bersumber dari hati-Nya. Ia adalah Sumber, Inisiator, Pelaksana, Dinamisator, dan Konsumator Misi-Nya“Misi adalah Misi Umat TUHAN Allah (missio Ekklesiae), yang membawa shalom kepada dunia melalui kehadiran & kehidupannya dalam setiap konteks yang membawa kemuliaan bagi TUHAN-nya.”
3.    Misi adalah Misi Umat TUHAN Allah, yang diwujudkan melalui iman (etika – moral), kehadiran, persekutuan, pelayanan dan kesaksian, pemberitaan serta pembangunan secara holistik kontekstual yang membawa shalom bagi masyarakat secara utuh menyeluruh.
4.    “Misi adalah Misi Shalom kepada isi dunia melalui kehadiran dan kehidupan Gereja dalam setiap konteks yang diwujudkan secara holistik dalam semua bidang kehidupan.”
5.    Misi adalah Misi Shalom, yang dinyatakan Gereja melalui iman (etika–moral), kehadiran, persekutuan, pelayanan dan kesaksian serta pemberitaan secara holistik yang kontekstual yang membawa shalom bagi masyarakat di mana gereja berada.

  1. KERANGKA PARADIGMA MISI
“Misi rencana pengutusan Allah yang dilaksanakan-Nya melalui Mandat Perjanjian-Nya, untuk menghadirkan shalom kepada manusia berdosa dan segenap ciptaan-Nya guna membawa kemuliaan bagi nama-Nya.” Misi TUHAN Allah, dibangun-Nya di atas Pilar: Mandat Shalom, Kovenan, Protevanglium dan Kerajaan Allah.

  1. KERANGKA PARADIGMA MISI
1.    Mandat Shalom kepada dan bagi Umat-Nya ke dalam dunia
2.    Kovenan TUHAN sebagai Penjamin Misi-Nya
3.    Protevangelium sebagai dinamika Misi, membawa shalom, memberitakan Mesias
4.    Kerajaan Allah sebagai kuasa pewujudkan Misi-Nya yang shalom.


  1. Mandat Shalom
A.      Mandat Shalom adalah “Mandat Perjanjian” atau “Covenant Mandate” yang diberikan TUHAN Allah kepada Umat-Nya, sebagai landasan dan dinamika bagi misi-Nya, Tuhan berjanji atas diri-Nya sendiri, Ibrani 6:13.
B.       Mandat shalom mandat yang satu yang bersifat holistik dan beroperasi menyentuh seluruh aspek kehidupan.

  1. Kovenan TUHAN Allah
A.      Kovenan atau covenant  adalah ikatan kekal yang diciptakan TUHAN Allah dengan umat-Nya yang menginterupsi sejarah, yang diwujudkan dalam konteks kehidupan yang utuh.
B.       Kovenan dijamin oleh TUHAN dengan jaminan berkat dan diteguhkan oleh umat-Nya dalam tanggung jawab taat.

  1. Protevangelium
A.  Protevangelium atau protos – evangelium adalah penyataan penggenapan janji shalom TUHAN kepada umat-Nya dengan Janji Keselamatan yang Pertama.
B.  Protevangelium adalah dinamika Misi yang membebaskan dan membawa shalom, melalui karya Sang Mesias, Penyelamat dunia.

  1. Kerajaan Allah
A.  Kerajaan Allah atau the kingdom of God adalah pemerintahan Allah yang adalah kuasa mewujudkan Misi-Nya yang shalom.
B.  Kerajaan Allah adalah inklusif, kekal, yang ada, telah ada, sedang ada dan akan ada, setelah segala sesuatu tiada.
C.  Kerajaan Allah meneguhkan gereja untuk menjadi agen shalom ke dalam dunia

  1. Misi & Pekerjaan Keselamatan Allah
A.  “Misi adalah Pengutusan Allah yang memandatkan Gereja-Nya untuk membawa shalom melalui Sang Mesias kepada manusia (berdosa) dan segenap ciptaan-Nya demi penyataan kerajaan-Nya yang membawa kemuliaan bagi nama-Nya” (I Tim. 2:5; Lukas 4:18-19).
B.  Misi menempatkan Gereja sebagai Mandataris untuk menghadirkan Mesias Penyelamat untuk memberkati isi dunia

  1. Paradigma Misi Alkitabiah
A.  Misi bersumber dari TUHAN Allah yang dibangun di atas Rancangan Shalom-Nya dan diteguhkan dalam Pakta Shalom-Nya yang kekal
B.  Misi dihadirkan melalui Sang Mesias, Juruselamat dunia
C.  Misi bertujuan untuk membawa shalom
D.  Misi dimandatkan kepada Umat-Nya yang adalah Mandataris Misi TUHAN

  1. Paradigma Misi
A.  Manusia berdosa adalah fokus utama Misi TUHAN, segenap ciptaan adalah fokus penyerta Misi Allah, yang harus ditatalayani secara inklusif
B.  Misi diwujudkan secara holistik dalam setiap konteks, yang menyentuh dan melayani manusia dalam segala aspek kehidupannya. Misi yang holistik ini adalah kontekstual dalam setiap konteks hidup.

  1. Motif Misi
A.  Motif Misi dilandaskan pada atribut TUHAN Allah yang kekal
B.  Motif Misi dibangun di atas kasih TUHAN Allah kepada manusia berdosa yang adalah fokus utama, untuk menatakelola segenap ciptaan sebagai fokus penyerta Misi Allah
C.  Kalau kita melayani Tuhan sesuai dengan konteks dan dia yang percaya, dia adalah fokus utama dalam pelayanan.
D.  Motif Misi diwujudkan oleh dorongan kekuatan kasih TUHAN untuk menjangkau manusia berdosa bagi kemuliaan Allah
E.   Disisi lain Allah menjangkau manusia dengan kasih yang besar.

SABDA TUHAN YESUS
Roh TUHAN ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengutus Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasaan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan Tahun rahmat TUHAN telah datang Lukas 4:18-19”.

Makna Sabda:
  1. Penginjilan adalah TUGAS Mesianik dari Mesias
  2. Penginjilan adalah TUGAS Misioner dari TUHAN
  3. Penginjilan adalah Misi Pembebasan TUHAN Allah yang holistik kontekstual, menyentuh segala bidang hidup
  4. Penginjilan memenuhi rancangan Shalom TUHAN Allah kepada umat manusia dengan pembebasan yang menyeluruh

  1. DASAR ALKITAB PENGINJILAN
Berdasarkan kesaksian Alkitab, penginjilan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Definisi Filosofis: Penginjilan adalah rancangan dan karya Allah yang mencipta bagi diri-Nya suatu umat untuk bersekutu, menyembah serta melayani Dia secara utuh-serasi bagi kejayaan kerajaan-Nya.”
  1. Definisi di atas ini mengaitkan misi (mission) dengan penginjilan sebagai  bagian utuh dari rencana shalom yang kekal dari Allah bagi semua umat manusia.  Definisi ini juga memberikan landasan bagi pelaksanaan misi (missions) tugas-tugas misi secara praksis, sehingga dapat dikatakan bahwa di sini ada implikasi lengkap yang memberi tempat bagi hubungkan misi dengan penginjilan secara utuh.
  2. Definisi Operasional: Penginjilan ialah proses pelaksanaan tanggung jawab umat Allah memberitakan Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus kepada orang (orang-orang) berdosa dengan memanggil mereka kepada iman dan pertobatan (kepada Allah di dalam Yesus Kristus) melalui menyambut Dia (Yesus Kristus) sebagai Juruselamat pribadi serta melibatkan dia/mereka ke dalam gereja untuk menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab.” dari jemaat adalah memberitakan atau menyaksikan pekerjaan Allah yang besar.
  3. Kuasa (dinamika) Roh Kudus (Allah) adalah dasar tugas misi dan penginjilan.
  4. Umat Allah adalah mandataris Allah dalam misi-Nya
  5. Yesus Kristus adalah isi, inti, hakikat serta dinamika penginjilan
  6. Orang (orang-orang) berdosa secara individu dan kelompok adalah fokus utama serta sasaran penginjilan, dimana mereka memiliki hak yang sama untuk mendegar berita sukacita yang mebawa shalom dari Allah dalam Injil.
  7. Lingkup tugas penginjilan ialah memberitakan Yesus Kristus (Injil), meyakinkan/ memanggil orang/ orang-orang berdosa kepada iman dan pertobatan, membimbing agar yang mendengar Injil menyambut Yesus Kristus sebagai Juruselamat; melibatkan petobat baru tersebut ke dalam gereja untuk bertumbuh dan bertambah di dalam anugerah Allah.
  8. Sasaran atau target penginjilan adalah spesifik, yaitu membawa setiap orang berdosa kepada keselamatan Allah oleh panggilan Injil, yang dialami melalui iman, bertobat dan menyambut Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat pribadi  sehingga membawa kemuliaan bagi TUHAN Allah (Banding: Roma 10).
  9. Tujuan khusus dari penginjilan ialah membangun jemaat/ gereja setempat dengan mengembangkan setiap dan semua anggotanya menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab (bertumbuh didalam iman & bertambah dalam penginjilan dan bereproduksi), KUNCI). Kondisi ini menandakan bahwa gereja sedang melaksanakan mandat misi dari Allah secara konsisten dengan menikmati dan menjadi shalom oleh Injil (Matius 5:9).
  10. Pendekatan Presence atau (penghadiran) Pendekatan ini adalah tanggung jawab gereja yang berkesadaran yang diwujudkan dengan tindakan sosial melalui “kehadiran terencana” sebagai suatu kesaksian di dalam masyarakat. Pendekatan ini terfokus kepada upaya untuk membuat diri diterima, diakui, dihormati oleh “orang dalam” sebagai utusan Kristus, “implementer” bagi pemberitaan Injil.
  11. Pendekatan Penginjilan, “Tugas Proclamation” atau pewartaan adalah aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan kerygma, yaitu pemberitaan tentang TUHAN Yesus Kristus, Juruselamat, sebagai inti/ fokus berita Injil.  Pemberitaan Injil ini patutlah dilaksanakan dengan sebijak mungkin, oleh gereja tanpa kompromi mau pun dengan tidak menimbulkan benturan sosial.
  12. Pendekatan Penginjilan, “Langkah Incorporation into the Body” atau pelibatan adalah aspek yang bertalian dengan tindakan melibatkan setiap/semua orang yang baru percaya ke dalam gereja dan persekutuan jemaat agar mereka dibangun dalam iman dan pada gilirannya membangun orang lain dalam pelayanan yang berkontinuitas (Ef. 4:9-16; I Kor. 12:1-11, 13, 27-30; 14: 26).

2.      DALAM MISI GEREJA LOKAL, TUJUAN UTAMANNYA ADALAH “UNTUK PERTUMBUHAN GEREJA”

Dalam strategi dan pelayanan Misi dari setiap gereja lokal tentu memiliki visi dan misi yang jelas dan tujuan utamannya adalah untuk pertumbuhan gereja. Pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah bagi kehidupan gereja di dunia ini.

  1. DASAR FIRMAN TUHAN PERTUMBUHAN GEREJA

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi dirinya dibabtis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

Pertumbuhan Gereja diawali dengan:
Pertumbuhan Rohani
1.      Adanya orang-orang yang diselamatkan  dan memberi diri dibaptis–
2.      Adanya persekutuan dan pelayanan bersama – PERTUMBUHAN BERSAMA.
3.      Ada saling membantu – PERTUMBUHAN SOSIAL EKONOMI.
4.      Ada pengaruh baik dalam masyarakat – PERTUMBUHAN JUMLAH anggota baru.

  1. MAKNA PERTUMBUHAN GEREJA

1.      Pertumbuhan Gereja “melibatkan segala sesuatu yang menyangkut soal membawa orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, masuk kedalam persekutuan dengan DIA dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertangungjawab” (C.P Wagner).
2.      Pertumbuhan Gereja adalah “suatu bidang studi yang menyelidiki sifat dasar, ekspansi, penanaman, pelipatgandaan dan kesehatan gereja dalam hubungan dengan pelaksanaan Amanat Agung Yesus Kristus” (C.P. Wagner).
3.      Pertumbuhan Gereja  adalah penginjilan yang bertujuan untuk memuridkan segala bangsa menjadi murid Kristus.
4.      Pertumbuhan Gereja adalah penginjilan yang terfokus kepada memenangkan orang berdosa, menuntunnya kepada Kristus, dan menjadikannya sebagai anggota gereja yang bertanggungjawab, bertumbuh dalam iman dan bertambah dalam pengabdian.
5.      Pertumbuhan Gereja  bertujuan untuk “mengefektifkan penyebaran Injil dan melipatgandakan gereja-gereja baru (C.P. Wagner).

Pertumbuhan Gereja akan terjadi apabila:
A.  Ada kehidupan gereja yang strategi  ujung tombaknya  ialah penginjilan.
B.  Ada strategi memenangkan jiwa-jiwa baru.
C.  Ada strategi yang melipatgandakan pemenang jiwa dalam gereja.
  
  1. KEHENDAK ALLAH DAN PERTUMBUHAN  GEREJA

1.    Allah mengehendaki Pertumbuhan Gereja, dan IA menumbuhkan gereja-Nya (KPR 2:47; 1:8; 2:41; 4:4; 5:14; 9:31; 16:5; 21:20).
2.    Hakikat Pertumbuhan Gereja
1.   Pertumbuhan ke atas (KPR 2:41, 46).
2.   Pertumbuhan bersama (KPR 2:43-45).
3.   Pertumbuhan ke luar (KPR 2:41, 47).
4.   Pertumbuhan terus menerus (KPR 2:41-47; 4:4; 5:14; 9:31; 16:5; 21:20).

  1. DIMENSI PERTUMBUHAN GEREJA

  1. Pertumbuhan INTERNAL
a.       Pertumbuhan KUALITAS Rohani
b.      Pertumbuhan KUALITAS Fungsi Organisme
  1. Pertumbuhan EKSTERNAL
a.       Pertumbuhan EKSPANSI (sama budaya & lokus)
b.      Pertumbuhan EKSTENSI (menanam gereja baru)
c.       Pertumbuhan LINTAS BUDAYA (melewati batas budaya)
d.      Pertumbuhan  BERMATRIKS LOKASI (memasuki daerah karena adanya pergeseran demografis).




MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...