BAB
I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
KATA MANAJEMEN
Kata “manajemen” berasal dari kata
‘manus’ dalam bahasa latin artinya ‘tangan’. Manajemen artinya cara menangani
suatu tugas yang diibaratkan seperti cara melatih seekor kuda untuk siap
berpacu atau menangani suatu senjata dengan mengkontrol dan mengenakannya.
1. Jadi
manajemen adalah suatu tindakan dan seni menangani, merencanakan,
mengorganisasi, melaksanakan, mengkontrol dan mengarahkan sesuatu tugas dan
pekerjaan untuk bekerja bersama - sama
didalam suatu instansi, lembaga Gereja, Yayasan, Perusahaan (Drs. Agus B. Lay).
ARTI
·
Manajamen menurut Drs. M.Manullang dala bukunya
“Dasar – dasar Majemen” hal. 14 dst.
Istilah manajemen
mengandung tiga pengertian :
Pertama : Manajemen sebagai suatu proses
Kedua :Manajemen sebagai suatu kolektifitas
orang–orang yang melakukan aktifitas manajemen.
Ketiga :Manajemen sebagia suatu seni
(art) dan sebagai suatu ilmu.
2. Menurut
pengertian pertama : manajemn sebagai suatu proses dalam sebuah judul buku : Encyclopedie Of the Social Science dikatakan
bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
·
Selanjutnya Haimann mengatakan bahwa manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang laindan mengealuasi
suatu usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
·
Akhirnya George R. Terry mengatakan bahwa
manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu juga
mempergunakan kegiatan orang lain.
Dari ketiga definisi tersebut kita dapat menemukan tiga
pokok penting yaitu :
Pertama :
adanya tujuan yang ingin dicapai
Kedua :
tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Ketiga :
kegiatan orang lain harus dibimbing dan diawasi.
3. Pengertian
kedua : Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang – orang yang melakukan
aktifitas manajemen dalam suatu lembaga tertentu dalam arti Singular (tunggal)
disebut : Manager yaitu : pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya
aktifitas – aktifitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai
dengan menggunakan bantuan orang lain. Yang sering orang sebut aktifitas –
aktifitas itu dengan istilah proses manajemen, fungsi – fungsi dan unsur –
unsur menajemen.
4. Pengertian
ketiga : manajemen adalah suatu seni atau suatu ilmu:
·
Menajemen dari segi seni berfungsi untuk
mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau mamfaat.
·
Manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan
fenomena – fenomena (gejala – gejala), kejadian – kejadian, keadaan – keadaan
dengan memberikan penjelasan – penjelasan yang berhubungan dengan ilmu
manajemen.
Oleh
karena itu manajemen dapat diartikakn menurut Drs. M. Manulang : “seni dan ilmu
perencanaan/planning, pengorganisasian/organizing, penyusunan, staffing, dan
pengawasan/controlling sumber daya untuk mencapai tujuan, sasaran/goal oriented
yang sudah ditetapkan.”
Dalam kehidupan
manusia di dunia ini, tentu saja tidak terlepas dari yang namanya “MANAJEMEN”.
Manajemen sangat penting dalam kehidupan setiap manusia. Untuk mencapai suatu
Visi atau untuk menyelesaikan dalam suatu pekerjaan sekecil apapun manusia
pasti menggunakan rumus manajemen. Karena di dalam manajemen memiliki empat hal
pentung yaitu sebagai berikut:
1.
Planing (Perencanaan)
2.
Organization (Pengorganisasian)
3.
Evaluation (Evaluasi)
4.
Controlling (Mengkontrol/Mengawasi)
Manajemen adalah suatu
tugas yang diembankan oleh Allah kepada manusia dengan inisitif dari Allah bagi
manusia supaya manusia itu dapat mempraktekkan semua Firman-Nya, yaitu mengenai
mengatur semua pekerjaan yang Allah memberikan kepada manusia maka umat manusia
yang tidak memiliki Manajemen ketika manusia pertama itu berdosa, maka
sebelumnya Allah sudah mengatur begitu rupa untuk kehidupan manusia namun,
manusia berdosa, maka semuanya menjadi berantakan. Maka betapa pentingnya untuk
mengikuti kehidupan yang dikehendaki oleh Allah dengan cara manajemen yang
bagus.
Dalam Makalah ini,
penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana Manajemen Yusuf Dalam Kepemimpinan
Sebagai Orang Nomor II Di Mesir: Jangka Pendek, Jangka Menengah, Jangka
Panjang. Selanjutnya adalah: Seluk Beluk Perjalanan Dari Masa Kecil Yusuf,
Sampai Dengan Menjadi Pemimpin Sebagai Orang Nomor II Di Tanah Mesir: Kekuatan,
Kelemahan, Kesempatan, Ancaman.
Kesimpulan Bab I, Manajement
dalam setiap kehidupan mansia, baik secara individu maupun kelompok sangat
dibutuhkan. Tanpa sadar setiap aktivitas manusia selalu menerapkan manajemen.
Adapun manajemen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas
atau pekerjaan baik dari yang paling kecil (sederhana) sampai dengan pekerjaan
yang besar setiap manusia membutuhkan perencaan. Apa-apa yang akan dikerjakan
harus direncakan supaya semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar.
2.
Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik
dari yang terkecil sampai dengan yang besar, harus diorganisir dengan baik
supaya pekerjaannya berjalan dengan baik.
3.
Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan harus dievaluasi
dengan baik, supaya yang ada kekurangan bisa dibenahi dan berjalan dengan baik.
4.
Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol
dengan baik, supaya dalam semua rencana pekerjaan bisa berjalan dengan baik,
lancar dan benar.
BAB
II
LATAR
BELAKANG KEHIDUPAN TUHAN YESUS
- Tuhan Yesus Kristus lahir
kira-kira tahun 4 sM (Sebelum Masehi).
- Tuhan Yesus Kristus disalibkan
(meninggal) tahun 33 M (Masehi)
- Kota asal Tuhan Yesus Kristus
Nazaret, Galilea
- Orang tua (jasmani) Tuhan Yesus
Kristus, ayah Yusuf dan Ibu Maria,
Yesus
(bahasa
Yunani: Ἰησοῦς Iesous; kr. 4 SM sampai 30–33 M), juga
disebut sebagai Yesus dari Nazaret atau Yesus Kristus, adalah
tokoh sentral Kekristenan. Menurut ajaran sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang
sebagai Putra Allah (Anak Allah). Umat Kristen meyakini bahwa Yesus
adalah Mesias
(atau Kristus,
Yang Diurapi) yang dinantikan.
Hampir semua akademisi antikuitas modern setuju bahwa Yesus ada secara historis, dan para
sejarawan menganggap bahwa Injil
Sinoptik (Matius, Markus,
dan Lukas)
adalah sumber-sumber terbaik untuk meneliti historisitas Yesus.
Kebanyakan akademisi sepakat bahwa Yesus adalah orang Galilea,
rabi Yahudi
yang mewartakan pesannya secara lisan, dibaptis
oleh Yohanes Pembaptis, dan disalibkan
sesuai perintah Prefek Romawi Pontius
Pilatus. Menurut pandangan aliran-aliran utama saat ini, Yesus
adalah seorang pewarta apokaliptik dan pendiri suatu gerakan
pembaruan di dalam Yudaisme, kendati beberapa akademisi terkemuka
berpendapat bahwa Yesus bukanlah apokaliptik. Setelah kematian Yesus, para
pengikutnya percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan komunitas yang
mereka bentuk kemudian menjadi Gereja Kristen. Era
kalender yang paling umum, disingkat "M" (Masehi)
dalam bahasa Indonesia atau disingkat "AD" dari bahasa Latin "Anno
Domini" ("dalam tahun Tuhan kita"), didasarkan pada
kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus dirayakan setiap tahun pada tanggal 25
Desember (atau beragam tanggal pada bulan Januari di dalam beberapa gereja
timur) sebagai suatu hari raya yang dikenal sebagai Natal.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus memiliki suatu
"signifikansi yang unik" di dunia. Doktrin-doktrin Kristen mencakup
keyakinan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan dari seorang perawan
bernama Maria,
melakukan berbagai mukjizat, mendirikan Gereja,
mati karena penyaliban sebagai kurban untuk penebusan,
bangkit dari kematian dan naik ke Surga, serta akan datang kembali ke bumi.
Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa Yesus
memungkinkan manusia untuk didamaikan dengan Allah. Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa
Yesus akan menghakimi orang mati baik sebelum
atau setelah
kebangkitan tubuh mereka,
suatu peristiwa yang juga dikaitkan dengan Kedatangan Kedua Yesus di
dalam eskatologi Kristen; walaupun beberapa
kalangan meyakini peranan Yesus sebagai juru selamat memiliki kepentingan yang
lebih sosial
atau eksistensial daripada
akhirat, dan beberapa teolog terkenal telah mengemukakan bahwa Yesus akan
membawa suatu rekonsiliasi universal.
Sebagian terbesar dari kalangan Kristen menyembah Yesus sebagai penjelmaan dari Allah
Putra, pribadi kedua dalam satu Trinitas
Ilahi. Beberapa kelompok Kristen menolak Trinitarianisme, baik sebagian
ataupun seluruhnya, karena mereka menganggapnya tidak selaras dengan kitab
suci.
Dalam Islam, Yesus (umumnya
ditransliterasikan sebagai Isa)
dipandang sebagai Al-Masih (Mesias) dan salah satu nabi
Allah yang penting. Menurut umat Muslim,
Yesus merupakan seorang pembawa kitab suci dan dilahirkan dari seorang perawan,
namun bukan Putra Allah. Bagi sebagian besar kalangan Muslim, Yesus tidak
disalibkan tetapi secara jasmani diangkat ke Surga oleh
Allah.
Yudaisme menolak keyakinan
bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dengan alasan bahwa kematian Yesus
di kayu salib menandakan bahwa ia ditolak oleh Allah dan kebangkitannya adalah
suatu legenda
Kristen.
- Laporan Injil kanonik
Keempat Injil kanonik (Markus,
Matius,
Lukas,
dan Yohanes)
adalah satu-satunya sumber yang substansial terkait kehidupan dan pesan Yesus.
Bagian-bagian lainnya dalam Perjanjian Baru, seperti surat-surat Paulus, kemungkinan ditulis
beberapa dekade sebelum Injil dan menyertakan berbagai referensi terkait
peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, misalnya Perjamuan Terakhir dalam 1
Korintus 11:23–26. Kisah
Para Rasul 10:37–38 dan 19:4 menyebutkan pelayanan awal Yesus yang
didahului oleh Yohanes Pembaptis.[60][61]
Kisah
Para Rasul 1:1–11 lebih banyak menceritakan perihal Kenaikan
Yesus (juga disebutkan dalam 1
Timotius 3:16) daripada Injil kanonik.
Beberapa kelompok Gnostik
dan Kristen awal memiliki deskripsi tersendiri mengenai kehidupan dan ajaran
Yesus yang tidak termasuk dalam Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini meliputi Injil
Tomas, Injil Petrus, dan Apokrifon
Yakobus, di antara banyak tulisan apokrif lainnya.
Kebanyakan akademisi memandangnya sebagai laporan-laporan yang kurang dapat
diandalkan dan dituliskan jauh di kemudian hari dibandingkan dengan Injil
kanonik.
- Injil-Injil kanonik
Injil kanonik terdiri atas empat
laporan, masing-masing ditulis oleh seorang penulis yang berbeda. Sampai abad
ke-18, Injil
Matius secara aklamasi diyakini sebagai Injil yang pertama kali
ditulis. Menurut prioritas Markus yang muncul pada abad
ke-19, yang pertama dituliskan adalah Injil Markus (ditulis tahun 60–75 M),
diikuti oleh Injil Matius (65–85 M), Injil Lukas (65–95 M), dan Injil Yohanes
(75–100 M). Di antara keempat laporan tersebut terdapat berbagai perbedaan
konten dan urutan peristiwa.
Sesuai tradisi, penulisan Injil
telah dikaitkan dengan empat penginjil yang memiliki hubungan
dekat dengan Yesus: Injil Markus ditulis oleh Yohanes
Markus, seorang kolega Petrus; Injil Matius ditulis oleh salah
seorang murid Yesus; Injil Lukas ditulis oleh salah seorang rekan Paulus, orang
yang disebutkan di dalam beberapa surat; dan Injil Yohanes ditulis oleh murid
Yesus lainnya, yang kenyataannya merupakan bagian dari suatu kelompok dalam
para murid, bersama dengan Petrus dan Yakobus saudara Yohanes.
Tiga
dari keempat laporan tersebut, yaitu Injil Matius, Injil Markus, dan Injil
Lukas, dikenal sebagai Injil Sinoptik, dinamakan demikian dari
kata Yunani σύν (syn "bersama") dan ὄψις (opsis
"pandangan"). Ketiganya memiliki keserupaan dalam konten, penataan
naratif, struktur paragraf dan bahasa. Sejumlah akademisi berpendapat bahwa
sulit untuk menemukan hubungan literer langsung antara Injil-Injil Sinoptik dan
Injil Yohanes. Alur beberapa peristiwa (seperti pembaptisan
Yesus, transfigurasi, penyaliban, dan interaksi
dengan) diceritakan dalam semua Injil Sinoptik, namun insiden seperti
transfigurasi tidak tampak dalam Injil Yohanes, yang juga berbeda dalam hal-hal
lainnya.
Yesus dalam Injil
Sinoptik
|
Yesus dalam Injil
Yohanes
|
Dimulai dari pembaptisan Yesus atau kelahiran dari seorang
perawan.
|
Dimulai dari kisah penciptaan, tidak ada cerita kelahiran.
|
Dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
|
Diandaikan ada pembaptisan namun tidak disebutkan.
|
Mengajar dengan perumpamaan dan aforisme.
|
Mengajar dengan jalinan percakapan yang panjang
|
Mengajar secara khusus mengenai Kerajaan Allah, sedikit
tentang diri sendiri.
|
Mengajar secara khusus dan ekstensif tentang diri sendiri.
|
Berbicara bagi orang miskin dan tertindas.
|
Berbicara sedikit tentang orang miskin atau tertindas.
|
Mengusir setan.
|
Tidak mengusir setan.
|
Pelayanan publik berlangsung selama minimal satu tahun.
|
Pelayanan publik berlangsung selama tiga tahun.
|
Pembersihan Bait Allah terjadi saat akhir masa pelayanan.
|
Pembersihan Bait Allah terjadi saat awal masa pelayanan.
|
Yesus mengantar ke dalam suatu perjanjian baru melalui
Perjamuan Terakhir.
|
Yesus membasuh kaki para murid.
|
Kebanyakan akademisi sependapat
bahwa, mengikuti apa yang dikenal sebagai "hipotesis Markus", para
penulis Injil Matius dan Injil Lukas menggunakan Injil Markus sebagai salah
satu sumber rujukan untuk penulisan injil mereka. Injil Matius dan Injil Lukas
juga memuat beberapa konten yang tidak ditemukan dalam Injil Markus. Untuk
menjelaskan hal ini, banyak akademisi yang meyakini bahwa selain Injil Markus
kedua penulis tersebut juga menggunakan sumber lain.
Menurut suatu konsensus keilmuan
umum, Injil Sinoptik, bukan Injil Yohanes, merupakan sumber utama informasi
sejarah mengenai Yesus. Namun demikian tidak semua yang terkandung dalam Injil
Perjanjian Baru dipandang dapat diandalkan secara historis. Elemen-elemen yang
keaslian historisnya diperdebatkan misalnya Kelahiran,
Pembantaian Kanak-Kanak Suci,
Kebangkitan, Kenaikan,
beberapa mukjizat Yesus, dan pengadilan
Mahkamah Agama. Pandangan-pandangan mengenai Injil berkisar dari
keberadaannya sebagai deskripsi-deskripsi tanpa
salah tentang kehidupan Yesus hingga ketersediaannya akan informasi
historis yang sedikit tentang kehidupan Yesus selain yang mendasar.
Injil Sinoptik menekankan
aspek-aspek berbeda mengenai Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus adalah Putra
Allah dengan mukjizat-mukjizat yang memperlihatkan adanya Kerajaan
Allah. Yesus ditampilkan sebagai seorang pembuat mukjizat yang tak
kenal lelah, pelayan Allah sekaligus manusia. Injil yang singkat ini mencatat
beberapa perkataan atau ajaran Yesus. Injil Matius menekankan bahwa Yesus
merupakan pemenuhan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian
Lama, dan adalah Tuhan dari Gereja. Ia adalah Mesias yang meraja, disebut
berulang kali sebagai "raja" dan "Putra
Daud." Ciri penting dari Injil ini adalah kelima diskursus,
kumpulan ajaran-ajaran terkait tema tertentu, termasuk Khotbah
di Bukit. Injil Lukas menyajikan Yesus sebagai juru selamat
insani-ilahiah yang menunjukkan kasih sayang kepada yang membutuhkannya. Ia
diperlihatkan sebagai teman orang-orang berdosa dan yang terkucilkan, datang
untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Injil ini memuat
perumpamaan-perumpamaan favorit Yesus seperti Orang Samaria yang Baik
Hati dan Anak yang Hilang.
Injil Sinoptik dan Injil Yohanes
memiliki kesesuaian dalam hal garis besar utama kehidupan Yesus. Yohanes
Pembaptis mendahului Yesus, dikatakan bahwa pelayanan mereka sempat
bersinggungan, dan Yohanes memberikan kesaksian perihal identitas Yesus. Yesus
memberikan pengajaran dan melakukan berbagai mukjizat, paling tidak sebagian
terjadi di Galilea. Ia kemudian mengunjungi Yerusalem di mana para pemimpin di
sana menyalibkan Yesus, dan kemudian dimakamkan. Setelah itu makam Yesus
ditemukan kosong pada hari Minggu, dan Yesus yang bangkit menampakkan diri
kepada para pengikut-Nya.
Prolog Injil Yohanes
mengidentifikasi Yesus sebagi penjelmaan dari Firman ilahi (Logos). Sebagai Firman, Yesus hadir dalam
kekekalan bersama dengan Allah, beraktivitas dalam seluruh ciptaan, serta
sumber kodrat rohani dan moral manusia. Dengan prolog ini, penginjil tersebut
menetapkan bahwa Yesus tidak hanya lebih besar daripada para nabi insani masa
lampau tetapi lebih besar daripada semua nabi yang pernah ada. Dijelaskan bahwa
Yesus tidak hanya berbicara tentang Firman Allah, tetapi Yesus adalah Firman Allah.
Dalam Injil Yohanes, Yesus mengungkapkan peran ilahi-Nya secara terbuka. Di
sini Ia menyatakan diri sebagai Roti Hidup, Terang Dunia, Pokok Anggur Yang
Benar, dan pernyataan lainnya.
Secara umum, para penulis Perjanjian
Baru kurang berminat dalam memberikan penyajian suatu kronologi yang mutlak
tentang Yesus atau dalam menyelaraskan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus
dengan sejarah sekuler pada zaman itu. Sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes
21:25, Injil tidak mengklaim ketersediaan suatu daftar lengkap perihal
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus. Laporan-laporan tersebut utamanya
ditulis sebagai dokumen teologis dalam konteks Kekristenan
awal, garis waktunya hanya merupakan salah satu pertimbangan
sekunder. Salah satu perwujudan Injil sebagai dokumen teologis daripada sekadar
kronik sejarah yaitu bahwa sekitar sepertiga isi laporan-laporan tersebut
mengisahkan tujuh hari atau minggu terakhir kehidupan Yesus di Yerusalem,
yang disebut sebagai Kisah Sengsara Kendati
Injil tidak menyediakan detail yang memadai untuk memenuhi tuntutan para
sejarawan modern terkait berbagai kepastian penanggalan, namun dimungkinkan
untuk memanfaatkannya sebagai gambaran umum kisah kehidupan Yesus.
- MANAJEMEN,
DALAM KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI TUHAN YESUS KRISTUS SELAMA PELAYANAN
DI BUMI ISRAEL
- JANGKA
PENDEK
Dalam pelayanan Tuhan
Yesus Kristus dibumi Israel, sungguh sangat mempesona dan menakjubkan segala
pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Pelayanan-Nya Tuhan Yesus
Kristus jangka pendeknya adalah mempersiapkan diri dengan cara bertukar pikiran
dengan ahli-ahli Taurat. Selanjutnya dalam manajement jangka pendeknya Tuhan
Yesus adalah Ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis dan berpuasa selama empat
puluh hari empat puluh malam, Tuhan Yesus Kristus dibaptis dan Ia berpuasa itu,
tentu saja ada maksud dan tujuan yang jelas.
Itu menuruti kehendak
Allah Bapa di surga, sebagai manajement kepemimpinan Tuhan Yesus Kristus dalam
jangka pendek. Markus 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Lukas 3:22 dan turunlah
Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari
langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."
- JANGKA
MENENGAH
Jangka menengah dalam pelayanan
Tuhan Yesus Kristus adalah, memanggil kedua belas murid-Nya untuk akan selalu
menyertai dalam pelayanan Tuhan Yesus Kistus. Matius 10:1 Yesus memanggil kedua
belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat
dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Matius 10:2 Inilah
nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas
saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Matius 10:3
Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus,
dan Tadeus, Matius 10:4 Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati
Dia.
Tuhan Yesus Kristu
mempersiapkan para murid-murid-Nya untuk akan belajar selama tiga setengah
tahun. Tuhan Yesus mempunyai program atau suatu rencana untuk pelayanan-Nya
bersama dengan para murid-murid-Nya.
- JANGKA
PANJANG
Dalam program jangka
panjang untuk pelayanan Tuhan Yesus Kristus adalah pelayanan bersama dengan
murid-murid-Nya, selama tiga setengah tahun. Selama pelayanan-Nya dari usia
kira-kira tiga puluh sampai dengan tiga puluh tiga tahun. Tuhan Yesus mengajak
murid-murid-Nya untuk memberitakan Kabar tentang Keselamatan dari desa ke kota
dan dari kota ke desa.
Dalam pelayanan Tuhan
Yesus di bumi Israel dengan berbagai hal dan berbagai cara Ia memperkenalkan
Allah Yang Maha Kuasa. Tuhan Yesus mengubah air menjadi anggur, Tuhan Yesus
membangkitkan orang mati, Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang yang menderita
begitu banyak penyakit.
Tuhan Yesus Kristus juga,
mengajarkan dan mempersiapkan murid-murid-Nya, untuk akan menjadi saksi atau
pemberita Kabar Keselamatan kepada orang banyak di seluruh dunia.
Murid-murid-Nya selalu mengikuti kemana saja Tuhan Yesus Kristus pergi dan
memberitakan Firman Allah.
- SELUK
BELUK PERJALANAN DALAM MASA KEPEMIMPINAN
TUHAN
YESUS KRISTUS DI BUMI ISRAEL
- KEKUATAN
Kekuatan dalam
kepemimpinan Tuhan Yesus Kristus, tidak dapat diukur oleh manusia, karena Ia
adalah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu di dunia ini. Maka dalam
pelayanan-Nya bersama dengan murid-murid-Nya, terlihat kemahakuasaan Allah.
kekuatan-Nya, mengajarkan Kebenaran Allah atau memperkenalkan Allah banyak
orang yang datang dengan berbondong-bondong mengikuti Dia, dan mereka
merindukan untuk ingin selalu mendengarkan akan khotbah-Nya.
Kekuatan dalam pelayanan
dan kepemimpinan yang tak tertandingi adalah oleh siapapun manusia yang ada di
dalam dunia ini adalah, kelemahlembutan dalam memberitakan Firman Allah kepada
orang banyak. Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Matius 11:29 Pikullah kuk
yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Matius 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu
enak dan beban-Ku pun ringan."
- KELEMAHAN
Kelemahan dalam
kepemimpina sebagai Manusia sejati Ia sering alami. Cuma satu hanya yang tidak
Ia alami sebagai Allah sejati adalah Ia tidak pernah berbuat dosa. Ibrani 4:14 Karena kita sekarang mempunyai
Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Ibrani 4:15 Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa. Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
- KESEMPATAN
Kesempatan yang Tuhan
Yesus miliki ketika Ia pelayanan di bumi Israel adalah memberitakan Kabar
Keselamatan kepada orang banyak. Tuhan Yesus Kristus memiliki kesempatan untuk
dapat menyampaikan Hukum Allah kepada orang banyak. Tuhan Yesus Kristus memiliki
kesempatan untuk menyatakan kasih Allah kepada manusia berdosa melalui-Nya.
Kesempatan Tuhan Yesus
menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah sejati yang menjadi seperti manusia,
untuk akan menyelamatkan manusia berdosa
dari hukuman kekal, atau kematian kekal.
- ANCAMAN
Tuhan Yesus Kristus selama Pelayanan di
Bumi Israel menghadapi begitu banyak tantangan, rintangan bahkan sampai
pemberontakan kepada-Nya. Adapun beberapa ancaman yang dialami oleh Tuhan Yesus
Kristus yang sudah tertera di dalam Alkitab adalah sebagai berikut:
1. Markus
8:31, pengakuan Tuhan Yesus sendiri bahwa Ia akan ditolak.
2. Yohanes
9:35, Tuhan Yesus diusir.
3. Yohanes
8:59; 10:1, Tuhan Yesus dilempari dengan batu.
4. Matius
27:32-44, Tuhan dibunuh dan disalibkan,
BAB
III
YEHUDA
DAN BENYAMIN
1.
LATAR
BELAKANG YEHUDA
- Etimologi dari nama Yehuda
Nama
יְהוּדָה
- YEHUDAH tampaknya terkait dengan verba יָדָה
- YADAH, yang berarti 'bersyukur kepada atau memuji'
dan kata הוֹד
- HOD, artinya: kemegahan/ keagungan.
- Arti
nama Yehuda: Pujian
- Ayah:
Yakub - Kejadian 29:35; 35:23
- Ibu:
Lea-
Kejadian 29:35; 35:23
- Istri
: Syua
- Kejadian 38 ; 3-5, 27-30 (berhubungan dengan Tamar)
- Anak
laki-laki : Er, Onan,
Sela, Peres
dan Zerah
- Kejadian 38:3-5, 27-30
- Saudara
laki-laki : Saudara kandung : Ruben, Simeon, Lewi, Isakhar dan Zebulon -
Kejadian 35:23
- Saudara
perempuan : Dina - Kejadian 30:21
- Keturunan
: Kristus - Kejadian 49:10, Ibrani 7:14
- Disebut
pertama : Kejadian 29:35
- Namanya
disebut : 43 kali
- Kitab
yang menyebut : 8 buku : Kejadian, Keluaran, Bilangan, Rut, 1 Tawarikh,
- Nehemia,
Matius dan Lukas
- Tempat
kelahiran : Haran - Kejadian 29:4, 35
- Terakhir
disebut : Lukas 3:33
- Fakta
penting : Ia putra Yakub yang ke-empat dan menurut garis keturunannya
lahir Yesus Kristus (Kejadian 49:10, Ibrani 7:14)
- Yehuda adalah Putra Yakub
Putra Yakub
yang ke-4 dari Lea
(Kejadian 29:35) disebut "Yehuda"
( יְהוּדָה - YEHUDAH); arti nama itu diterangkan di sana sebagai 'bersyukur',
akar katanya dari יָדָה
- YADAH, yang artinya 'dia bersyukur atau dia memuji',
Yehuda sudah sejak dini memimpin kakak-adiknya, seperti terungkap dalam cerita
Yusuf (Kejadian 37:26-27; 43:3-10; 44: 16-34; 46:28). Kejadian
pasal 38, walaupun hanya sekilas menerangkan permulaan suku Yehuda,
tapi jelas menunjukkan pertentangan sifat Yehuda yang jatuh dalam dosa
seksualitas dengan sifat Yusuf yang menang dari godaaan seksualitas, diungkap
dalam Kejadian
pasal 39.
Kejadian 49:8-12 menjanjikan otoritas kerajaan kepada
Yehuda, kepemimpinan, kemenangan, dan stabilitas suku itu. Dan, janji mengenai
'dia yang berhak atasnya' pada akhir sekali mengungkapkan mengenai kerajaan/
otoritas, hal ini digenapi dengan hadirnya sosok Daud,
Salomo
dan seterusnya yang pada akhirnya akan menurunkan Sang
Mesias. Silsilah keturunan Yehuda terdapat dalam 1 Tawarikh pasal
2-4.
Nama Yehuda
digunakan untuk suku Israel
yang tinggal di Palestina Selatan, dan kemudian juga dipakai sebagai nama
daerah itu dan Daud
diurapi sebagai Raja
Yehuda (2 Samuel 2:4), namun setelah merebut Yerusalem,
ia juga menjadi raja wilayah Utara (Israel), dan dengan demikian, keduabelas
suku Israel
dipersatukan hingga kematian Salomo.
Setelah perpisahan atau perpecahan (922 sM), terjadi perang saudara antara Kerajaan
Yehuda (Israel Selatan) dan Kerajaan
Israel (Israel Utara). Namun, posisi geografis Yehuda
memberi keuntungan untuk bertahan, dan ketika Israel
serta negara-negara lainnya dilibas oleh Asyur, Yehuda tetap bertahan, bahkan
ketika Sanherib menyerbu Yerusalem
pada 701 sM. Sejarah keagamaan negara ini silih-berganti antara kolusi dengan
penduduk non-Israel, dengan jalan melegalkan penyembahan barhala ala Kanaan,
seperti pada masa pemerintahan Hizkia
(727-698 sM; 2 Raja 18:2) dan Yosia
(639-609 sM; 2 Raja 22:3-20). Yosia
terbunuh di Megido ketika berupaya mencegah pasukan Mesir yang bermaksud
membantu Asyur yang merana akibat serangan Babel
yang sedang menanjak (2 Raja 23:29). Setelah Babel
mengalahkan Mesir
di Karkhemis pada 605 sM, Kerajaan
Yehuda (Israel Selatan) menjadi wilayah kekuasaannya, namun Raja
Yoyakim memberontak, dan Yerusalem
jatuh ke tangan Babel
pada bulan Maret 597 sM, diikuti pembuangan penduduk yang terkemuka ke Babilon
(Babel). Lebih serius lagi, pemberontakan Zedekia
berikutnya menyebabkan Nebukadnezar
menyerang Yerusalem
selama dua tahun dan menghancurkan kota itu pada 586 sM, diikuti dengan
pembuangan sebagian besar penduduknya (2 Raja 25:11), meskipun Nabi
Yeremia, yang lebih senang menyerah kepada Babel,
ditangkap oleh sekelompok nasionalis dan bersama mereka dilarikan ke Mesir.
Sebagai kerajaan mandiri, Kerajaan
Yehuda (Israel Selatan) berakhir hingga kaum Makabe berhasil
menyingkirkan kuk Seleukid.
Kemudian lahirlah Kerajaan Hasmonean Yehuda yang mandiri, dari 164 sM hingga kemenangan
Pompey pada 63 sM.
Dari nama Yehuda,
dikenal nama Yudea,
yaitu bentuk Latin dan Yunani untuk "Yehuda".
Kadang-kadang Yudea
diartikan seluruh Palestina, sebagai wilayah Herodes
Agung (37-34 sM). Pada zaman PB, Arkhelaus, anak Herodes, memerintah
sebagai kepala wilayah Yudea
(4 sM-6 M), yang tidak meliputi Galilea
dan Perea.
Namun, setelah Arkhelaus, Nama daerah Yudea
menjadi bagian Kerajaan
Romawi, provinsi Siria, yang diperintah oleh seorang gubernur atau
prokurator Romawi,
yang berkedudukan di Antiokia.
Kadang-kadang PB menggunakan "Yudea"
dalam arti politis yang lebih luas (mis. Matius 19:1) yang mencakup Perea,
daerah sebelah timur Yordan,
berbatasan dengan Samaria,
dan bukan menjadi bagian "Yudea"
yang diperintah Romawi.
Perea,
Galilea,
dan Samaria,
diperintah oleh Herodes
Antipas.
- Suku Yehuda Dari masa Keluaran sampai raja Saul
Tidak ada peranan khusus suku Yehuda dalam peristiwa Keluaran
dan pengembaraan di padang gurun, namun perlu diperhatikan bahwa suku ini
berada di barisan paling depan (Bilangan 2:9). Dalam kedua cacah jiwa yang
dilakukan pada masa ini (Bilangan :27; 26:22) tidak ada perubahan yang berarti.
Akhan, dari suku Yehuda, adalah penyebab kekalahan Israel
menghadapi bangsa Ai (Yosua 7). Boleh jadi inilah alasan menimpakan tugas
khusus kepada Yehuda untuk melakukan serangan tersendiri terhadap bangsa-bangsa
Kanaan (Hakim 1: 1-2). Memang tidakada keterangan yang diberikan, tapi jelas
bahwa bagian milik pusaka Yehuda tidak ditentukan dengan undi di Silo (Yosua 18:1-10) sebelum negeri
itu ditaklukkan (Hakim 1 :3). Milik pusaka Yehuda dibatasi di utara oleh milik
pusaka suku Dan dan Benyamin, di sebelah timur oleh Laut Mati, di sebelah barat
oleh Laut Tengah, di sebelah selatan oleh keempat desa Gibeon (Yosua 9: 17) dan
meluas sejauh lahan yang dapat ditanami (bandingkan Yosua 15).
Mula-mula Yehuda menaklukkan bagian terbesar dataran pantai,
yang tidak lama kemudian diduduki oleh orang Filistin (Hakim 1:18), tapi mereka
segera menarik diri dari pertempuran (Hakim 1:19; 3:3; Yosua 11:22; 13:2-3).
Karena daerah yang terbaik itulah yang ditentukan menjadi milik pusaka Yehuda
tapi kemudian dengan ikhlas diberikannya kepada Simeon (Yosua 19: I, 9), maka
sangat mungkin bahwa Yehuda mengharapkan daerah Simeon itu menjadi penyangah
antara Yehuda dan dataran pantai yang belum ditaklukkan.
Penaklukan daerah selatan yang dicatat dalam Hakim 1: 1-17
ditafsirkan sangat luas seolah-olah mengandung pengertian, bahwa Yehuda (dan
suku-suku lain) memasuki tanah Kanaan dari selatan sebelum penyerbuan Yosua
(bandingkan H.H Rowley, From Joseph to Joshua, 1950, halaman 4 dst, 101
dst, 110 dst, dengan kepustakaannya), tapi seluruh perkembangan 'arkeologi
modern kelihatannya tidak mendukung teori ini, yang memang tidak dapat diterima
berdasarkan alasan-alasan lain, yang bersifat umum.
Kegagalan mempertahankan Yerusalem (Hakim 1:8,21), ditambah
adanya empat desa Gibeon yang setengah merdeka (Yosua 9; 2 Samuel 21: 1-2),
menciptakan kendala psikologi antara Yehuda dan suku-suku yang bermukim di
pusat. Walaupun tidak ada rintangan untuk melintasi negeri ini (bandingkan
Hakim 19:10-13), Yehuda makin lebih mengarahkan pandangannya ke selatan ke
Hebron, daripada ke tempat kudus yang di Silo. Dan kendati hakim pertama
berasal dari suku Yehuda, yaitu Otniel (Hakim 3 :9-11), dan Yehuda turut dalam
gerakan menentang Benyamin (Hakim 20: 18), agaknya ia tidak diharapkan turut
dalam gerakan melawan Yabin dan Sisera (Hakim 5). Akibatnya, tatkala Yehuda
harus membayar upeti kepada Filistin (Hakim 15: II), nampaknya mereka tidak
mengharapkan reaksi dari suku-suku lain, dan suku-suku lain itu pun agaknya tidak
memusingkannya.
Fakta keterpisahan ini agaknya diterima secara umum, sebab
pada zaman Saul kontingen Yehuda dihitung terpisah (I Samuel 11:8; 15:4; 17:52;
18:16).
2.
MANAJEMEN
KEHIDUPAN YEHUDA
A. JANGKA PENDEK
Yehuda menumpang Pada
Seorang Adulan yang namanya Hira.
Dalam kehidupan Yehuda,
beberapa saat Yusuf di jual ke Tanah Mesir, ketika ia melihat bahwa, ayahnya
Yakub, sangat sedih begitu mendengar anak-anaknya membawah kabar bahwa Yusuf
telah diterkam oleh binatang buas. Yehuda keluar meninggalkan sanak Saudaranya
dan tinggal dengan seorang Adulan yang namanya Hira. Kemudian Yehuda menikah
dengan seorang anak perempuan yang namanya Syua.
B. JANGKA MENENGAH
Setelah Yehuda Dilahirkan oleh
Isterinya tiga anak Laki-laki kemudian Anak pertama Er Yehuda menyiapkan
seorang isteri bagi anaknya.
Setelah anak pertamanya
Yehuda meninggal karena jahat dimata Tuhan, maka Allah membunuh dia, ketika itu
Yehuda menyuruh anaknya Onan untuk menikahi dengan isterinya kakanya Er. Namun
ia juga jahat dimata Tuhan maka Tuhan membunuhya lagi.
C. JANGKA PANJANG
Yehuda mempunyai program jangka
panjang buat anaknya yang sulung mengenai pernikahan yaitu, mengenai menantunya
bernama Tamar untuk tinggal bersama orang tuanya.
Yehuda sebagai seorang
Ayah yang baik, ia mempunyai planning atau program jangka panjang untuk rumah
tangga anaknya yang paling bungs atau anak nomor tiga. Kedua anaknya yang
pertama dan kedua.
- SELUK
BELUK KEHIDUPAN YEHUDA
A. KEKUATAN
Yehuda sejak dini
memimpin kaka-kakanya. Yehuda
sudah sejak dini memimpin kakak-adiknya, seperti terungkap dalam cerita
Yusuf (Kejadian 37:26-27; 43:3-10; 44: 16-34; 46:28). 49:8
Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan
tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
49:9 Yehuda adalah
seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi,
hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa
betina; siapakah yang berani membangunkannya?
B. KELEMAHAN
Kejadian
pasal 38, walaupun hanya sekilas menerangkan permulaan suku Yehuda,
tapi jelas menunjukkan pertentangan sifat Yehuda yang jatuh dalam dosa
seksualitas dengan sifat Yusuf yang menang dari godaaan seksualitas, diungkap
dalam Kejadian
pasal 39.
C. KESEMPATAN
Kejadian
49:8-12 menjanjikan otoritas kerajaan kepada Yehuda, kepemimpinan, kemenangan,
dan stabilitas suku itu. Dan, janji mengenai 'dia yang berhak atasnya' pada
akhir sekali mengungkapkan mengenai kerajaan/otoritas, hal ini digenapi dengan
hadirnya sosok Daud,
Salomo
dan seterusnya yang pada akhirnya akan menurunkan Sang
Mesias. Silsilah keturunan Yehuda terdapat dalam 1 Tawarikh pasal
2-4.
D. ANCAMAN
Sekalipun Yehuda adalah
anaknya Yakub yang selalu mengajarkan tentang kasih Allah kepada anaknya, namun
sebagai manusi berdosa, ia tetap untuk melangkar hukumnya Tuhan Allah. Ancamannya
adalah ia menuduh diri sendiri saat ia merasah bersalah. Karena ia menyuruh
membunuh atau membakar Tamar yang sedang dia hamili. Tentu saja ini adalah ancaman
pribadi dalam hidupnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa, hatinya pribadi sangan
menganjam dia.
4. LATA BELAKANG BENYAMIN
Benyamin Putra Bungsu Yakub.
Kejadian 35:18 Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas -- sebab ia mati
kemudian -- diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya
Benyamin.
KJV, And it came to pass, as her soul was in departing, (for she died) that she called his name Benoni: but his father called him Benjamin.
KJV, And it came to pass, as her soul was in departing, (for she died) that she called his name Benoni: but his father called him Benjamin.
Hebrew, וַיְהִי בְּצֵאת נַפְשָׁהּ כִּי מֵתָה וַתִּקְרָא
שְׁמֹו בֶּן־אֹונִי וְאָבִיו קָרָא־לֹו בִנְיָמִין׃ Translit interlinear, VAYEHI
{dan terjadi} BETSET {dalam perjalanan} NAF'SHAH {nafasnya} KI {sebab} METAH
{dia mati} VATIQ'RA {dan dia memanggil} SHEMO {namanya} BEN-'ONI {ben-oni}
VE'AVIV {tetapi ayahnya} QARA-LO {memanggilnya} VIN'YAMIN {benyamin}
Benyamin, Putra bungsu dari Yakub
Ia disebut: בִּנְיָמִין
- BIN'YAMIN (artinya: 'putra tangan kanan') oleh ayahnya,
meskipun Rahel,
ibunya, yang meninggal sewaktu melahirkan dia, menyebut dia: בֵּן-אוֹנִי
- BEN'ONI ('putra kesusahanku', Kejadian 35:18, 24, 42 dab).
Setelah Yusuf
hilang, Benyamin mendapat tempat utama dalam cinta kasih ayahnya sebagai putra yang
masih hidup dari Rahel;
hal ini adalah penting dalam penyerahan saudara-saudaranya kepada saudara
mereka, Yusuf
(Kejadian 42:4, 38; 44).
- Arti nama: Anak dari tangan
kananku
- Ayah: Yakub
- Kejadian 46:19
- Ibu: Rahel
- Kejadian 35:16-19, 46:19
- Anak laki-laki: Bela, Bekher,
Asybel, Yera, Naaman, Ehi, Rosy, Muppim, Huppim dan And - Kejadian 46; 21
- Saudara laki-laki: Saudara
kandung Yusuf
- Kejadian 35:24
- Saudara perempuan: Saudara tiri
Dina - Kejadian 30:21
- Keturunan: Saul dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (1 Samuel 9:1-2, Filipi 3:5)
- Disebut pertama: Kejadian 35:18
- Namanya disebut: 21 kali
- Kitab yang menyebut: 4 buku :
Kejadian, Keluaran, Ulangan, 1 Tawarikh
- Tempat kematian: Dekat Betlehem
- Kejadian 35:16-19
- Terakhir disebut: 1 Tawarikh
7:6
- Fakta penting: Ia anak bungsu
dari Yakub,
Rahel,
ibunya mati setelah melahirkannya. Ia saudara kandung dari Yusuf
(Kejadian 42:13)
- MANAJEMEN
DALAM KEHIDUPAN BENYAMIN
- JANGKA
PENDEK
Suku
keturunan Benyamin, Ibrani בִּנְיָמִין
- BIN'YAMIN, dari kata בֵּן
- BEN & יָמִין
- YAMIN (1 Samuel 22:7; Hakim 19:16; bnd 1 Sam 9:1, 'isy yemini;
9:4, 'erets yemini). Namanya yang mirip binu (atau maru) yamina mungkin berarti
'putra-putra orang-orang pengembara di Selatan' yang terdapat pada abad 18 sM
dalam naskah-naskah Mari, dan beberapa ahli (mis Alt, Parrot) mengira ini
asal-usul dari suku dalam Alkitab itu.
- JANGKA
MENENGAH
"Benyamin
adalah seperti serigala yang menerkam" -- demikian bunyi berkat Yakub
(Kejadian 49:27). Suku ini sangat terkenal oleh keberanian dan ketrampilannya
dalam perang, dan istimewa terkenal dalam hal keterampilan membandul dengan
tangan kiri (Hak 3:15 dab; 20:16; bnd 1 Taw 8:40).Ehud,
yang melepaskan Israel dari bangsa Moab, adalah keturunan Benyamin; demikian
juga Saul, raja Israel pertama (1 Sam 9:1), ratu Ester (Est 2:5) dan rasul
Paulus (Rm 11:1). Letak wilayah Benyamin tepat pada jalur perluasan orang
Filistin, justru peran utama kepemimpinan suku ini dalam sejarah Israel adalah
di bawah kepemimpinan Saul. Pada waktu itu umumnya suku Benyamin setia kepada
Saul, kendati beberapa menyeberang kepada Daud dalam pembuangannya (1 Taw
12:2-7, 29). Memang lama sesudahnya kesumat ini masih di pendam (2 Sam 16:5;
20:1). Kesetiaan baru ini kepada suku jelas dalam tantangannya terhadap
tuntutan bangsa akan keadilan dalam peristiwa gundik seorang Lewi (Hak 20:21),
lama sebelum ada kerajaan (20:26 dab).
- JANGKA
PANJANG
Suku
ini tinggal di suatu daerah jalur lintas antara Gunung Efraim
dan bukit-bukit Yudea.
Perbatasan dengan Yudea
ditandai dengan tegas (Yosua 18:15 dab, bnd 15:5 dab) dan melintas ke selatan Yerusalem,
tapi kota ini tetap dalam kekuasaan orang
Yebus sampai dikalahkan oleh Daud.
Perbatasan utara seperti terbaca dalam Yosua 18:11 dab tidak
begitu terang meskipun sesuai dengan perbatasan selatan dari Efraim
(16:1-3). Batas itu melalui sebelah selatan Betel
(bnd Hakim 1:22; 1 Raja 12:29), namun pada waktu-waktu tertentu yang termasuk
daerah Benyamin bukan hanya Betelpembuangan (Nehemia 11:35). Tidak terang
apakah orang
Het, Kiryat-Yearim,
2 km di selatan Khephirah, diduduki lebih dulu atau lebih kemudian, Noth
(Yosua, halaman 89) menganggap penyamaan dengan Ba'alah dari Yehuda sebagai
keterangan yang keliru, tapi itu diulangi (Yos 15:9,60; 18:14; bnd Hak 18:12; 1
Taw 2:52; 13:6).
Setelah Yerusalem
dijadikan ibukota, Benyamin ditarik kepada Yehuda (Kerajaan
Yehuda, 1 Tawarikh 8:28), dan setelah perpecahan Rehabeam
tetap mempertahankan kesetiaannya (1 Raja 12:21; 2 Tawarikh 11; perhatikan 1
Raja 11:32, 'oleh karena Yerusalem'). Di kota itu ada dua 'pintu
gerbang Benyamin', satu di Bait Suci (Yeremia 20:2) yang lain
mungkin sama dengan 'pintu
gerbang domba-domba' di tembok utara kota (Yeremia 37:13; Za 14:10).
Meskipun beberapa kali timbul perang (1 Raja 15:16 dab; 2 Raja 14:11 dab).
Benyamin tetap merupakan wilayah Kerajaan
Yehuda (bnd 2 Raja 23:8, 'Geba'). Sesudah kembali dari Pembuangan,
tiada lagi perbedaan Benyamin dan Yehuda
kecuali dalam hal silsilah perseorangan (bnd Nehemia 7 dgn 12:7 dab). Setelah
perpecahan Israel dan Yehuda
menjadi dua kerajaan.
- SELUK
BELUK PERJALANAN DALAM KEHIDUPAN BENYAMIN
- KEKUATAN
Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam, demikian
bunyi berkat Yakub (Kejadian 49:27). Ayahnya Yakub sudah memberkati Benyamin
dengan kata-kata berkat, untuk meneguhkan dia bahwa, ada kekuatan yang Allah
berikan melalui sumpah janji ayahnya kepadannya.
- KELEMAHAN
Kelemahan
yang ada dalam Benyamin tidak secara ekplisit dipaparkan dalam Alkitab, maka
sangat sukar untuk mencari kelemahannya Benyamin dalam Alkitab.
- KESEMPATAN
Kejadian
43:16 Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia
kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah,
sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan
bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."
Allah
memberikan kesempatan yang bagus kepada Benyamin untuk duduk bersama-sama
dengan petinggi-petinggi di Mesir dan kakaknya bernama Yusuf pun sebagai
petinggi di Mesir, makan bersama mereka.
Kejadian
43:34 Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang
diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang
lain. Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.
- ANCAMAN
Kejadian 35:16-21, Suatu
ancaman bagi Benyamin adalah, ketikan Benyamin sedang bersalin, sebelum ia
dilahirkan oleh ibunya Rahel sangat menderita kesakitan. Akhirnya ia berhasil
dilahirkan olehnya Rahel, namun ibunya yang meninggal. Ini adalah ancaman yang sangat
besar, kalau Benyamin juga meninggal sama-sama dengan ibunya, maka tidak ada
cerita lagi mengenai Benyamin.
Ancaman selanjutnya
Benyamin adalah, Yusuf kakaknya, yang menjadi orang nomor dua di Mesir,
menyuruh saudara untuk mengantarnya ke Mesir, akhirnya Yakub menjadi sangat
sedih anaknya diajak ke Mesir.
BAB
IV
LATAR
BELAKANG DANIEL
Kitab Daniel adalah salah satu kitab Alkitab yang memuat suatu
"laporan aktivitas-aktivitas dan penglihatan-penglihatan Daniel,
seorang Yahudi
terhormat dalam pembuangan di Babel. Dalam Alkitab
Ibrani, kitab ini terdapat dalam Ketuvim
(tulisan-tulisan); sedangkan dalam Alkitab Kristen dikelompokkan dalam Nabi-nabi
Besar. Dengan demikian Kitab Daniel dipandang sebagai teks kanonik
baik dalam keyakinan Yahudi maupun Kristen.
Kitab ini terbagi menjadi dua
bagian, serangkaian kisah istana dalam bab/pasal 1–6 yang dilanjutkan dengan
empat penglihatan apokaliptik dalam pasal 7–12. Apokrifa
atau bagian deuterokanon mengandung tiga
cerita tambahan: Lagu Pujian Ketiga Pemuda,
Susana, serta Dewa Bel dan Naga Babel.
Kitab ini menurut tradisi dianggap
berasal dari Daniel sendiri, sementara konsensus keilmuan modern menganggap kitab
ini pseudonim,
kisah-kisah di bagian pertama legendaris asalnya, dan penglihatan-penglihatan
di bagian kedua dihasilkan oleh para penulis anonim pada zaman kaum
Makabe (abad ke-2 SM). Namun berdasarkan penganggalan
fragmen-fragmen paling awal Kitab Daniel di antara Naskah
Laut Mati, para akademisi modern lainnya menyimpulkan bahwa Kitab
Daniel dianggap sebagai suatu teks Ibrani kanonik sebelum zaman kaum Makabe.
Pesan yang terkandung adalah bahwa sama seperti Allah
Israel menyelamatkan Daniel dan teman-temannya dari para musuh
mereka, demikian pula Ia akan menyelamatkan seluruh Israel dari penindasan yang
mereka alami saat ini.
Pengaruh kitab ini bergema melewati
masa-masa setelahnya, dari komunitas Naskah Laut Mati serta para penulis Injil dan Wahyu,
sampai berbagai gerakan dari abad ke-2 hingga Reformasi Protestan dan gerakan-gerakan milenialis
modern —yang mendapat pengaruh besar darinya.
- Waktu penulisan
Menurut tradisi, Kitab Daniel
diyakini ditulis oleh orang yang bernama sama (yaitu Daniel)
pada masa dan tak lama sesudah pembuangan
di Babel pada abad ke-6 SM. Sementara kebanyakan sarjana Kristen konservatif
dan Yahudi Ortodoks masih menegaskan tanggal ini sebagai waktu yang realistik,
di kalangan sarjana liberal terdapat konsensus bahwa arkeologi
dan analisis tekstual
menunjukkan waktu penulisan yang jauh di kemudian hari.
Pembagian ini terutama disebabkan
oleh teologi: Para sarjana Alkitab yang konservatif menerima klaim Alkitab
bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan dan kemudian menggambarkan apa
yang mereka lihat di dalam bahasa lisan atau tulisan. Para sarjana Alkitab yang
liberal, yang berasal dari aliran Kritik Tinggi Jerman,
menolak pendapat bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan, bahwa pada
kenyataannya Daniel tidak mempunyai penglihatan seperti itu. Hal ini
membangkitkan lebih banyak persoalan daripada memecahkannya. Banyak dari
metafora yang digunakan dalam penglihatan-penglihatan Daniel cukup hidup,
menunjuk kepada individu-individu dan kerajaan-kerajaan tertentu. Spesifisitas
dari penglihatan-penglihatan ini merupakan garis pemisah di antara kedua kubu.
Jadi, para ahli liberal harus mengatasi masalah spesifisitas Daniel, menetapkan
waktu penulisan Kitab Daniel jauh belakangan (lihat di bawah) dan menghubungkan
kitab ini kepada seorang penulis yang tidak dikenal yang menampilkan Daniel
sebagai si pengarang kitab ini yang memakai namanya.
Penetapan waktu penulisan Kitab
Daniel yang belakangan ini terbagi pada dua kubu: yang pertama mengatakan bahwa
kitab ini secara keseluruhan ditulis oleh satu orang pengarang pada masa
dicemarkannya Bait Suci Yerusalem (168-165 SM) di bawah penguasa Seleukus
Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-164
SM), yang lainnya menganggapnya sebagai kumpulan cerita yang berasal dari waktu
yang berbeda-beda di sepanjang periode Helenis (dengan sebagian bahannya
kemungkinan berasal dari periode Persia yang terakhir), dengan
penglihatan-penglihatan dalam pasal 7-12 ditambahkan di kemudian hari pada masa
pencemaran Bait Suci oleh Antiokhus. John Collins berpendapat bahwa menurut
analisis tekstual bagian "kisah-kisah istana" dari Daniel ini tidak
mungkin ditulis pada abad ke-2 SM. Dalam entrinya untuk Kitab Daniel pada 1992 dalam Anchor
Bible Dictionary, ia menyatakan "jelas bahwa cerita-cerita istana
dalam pasal 1-6 'tidak ditulis pada masa Makabe'. Bahkan tidak mungkin kita
mengisolir satu ayat pun yang menunjukkan penyisipan oleh seorang redaktur dari
masa tersebut."
Flavius
Yosefus, penulis sejarah untuk raja-raja Romawi sekitar abad pertama
Masehi, mencatat bahwa Aleksander Agung menerima salinan Kitab Daniel dari imam
Yahudi ketika ia merebut Yerusalem pada musim gugur tahun 332 SM.(Antiquitates Iudaicae, XI, pasal viii,
alinea 3-5) Imam Besar "Yaddua" menunjukkan bahwa Kitab Daniel sudah
menubuatkan bahwa tentara Yunani (Aleksander Agung) akan mengalahkan tentara
Persia hampir 200 tahun sebelumnya. Aleksander sangat terkesan, ia melarang
tentaranya untuk merusak Yerusalem, bahkan turut mempersembahkan korban kepada
Tuhan sesuai aturan imam-imam.
Sebaliknya, ada pandangan-pandangan
ilmiah modern menganggap kitab ini ditulis jauh di kemudian hari, pada
pertengahan abad ke-2 SM. Menurut pandangan ini, si pengarang membuat
seolah-olah buku itu ditulis sekitar 400 tahun sebelumnya untuk membangun
kredibilitas dengan mencantumkan “ramalan-ramalan” yang tepat tentang sejumlah
peristiwa historis yang terjadi dari abad ke-5 hingga abad ke-2 SM. Sebuah
pandangan ketiga berpendapat bahwa meskipun bagian-bagian tertentu Kitab ini
ditulis pada abad ke-2 SM, yang lainnya mungkin ditulis oleh para penulis lain
pada waktu yang lebih awal. Pandangan-pandangan ini sekarang mulai ditinggalkan
sejak penemuan Naskah-naskah Laut Mati,
dan orang kembali ke pandangan tradisional bahwa Daniel menulis kitab ini pada
abad ke-6 SM.
- Tahap-Tahap Terjadinya Kitab
Daniel
Sejumlah peneliti di Eropa
mengemukakan teori, bahwa kitab Daniel pada awalnya bukanlah merupakan kitab
yang utuh seperti halnya yang diterima sekarang ini. Penulisan kitab ini
melalui tahapan yang sangat panjang dan berlapis-lapis. Hal ini dapat dilihat
dari problem-problem sastra yang terdapat dalam kitab ini.
A.
Cerita-cerita tentang Daniel dan teman-temannya di Babel (Daniel
1-6):
Para peneliti di Eropa dan AS hampir sepakat, bahwa cerita-cerita (yang sangat
fragmentaris) ini merupakan bagian tertua kitab Daniel. Bagian ini berisi
tentang legenda-legenda
tentang Daniel dan teman-temannya di pembuangan Babel. Kemungkinan
cerita-cerita ini berkembang dan beredar secara lisan di dalam
keluarga-keluarga (bahasa Ibrani: bet-av) Yahudi
yang berada dalam pembuangan ke Babel pada zaman Persia
(sekitar abad ke-4 SM). Hal ini dapat dibuktikan
dengan kata-kata Persia yang dapat dijumpai dalam Daniel 1-6, misalnya
"pat-bag" yang berarti "makanan raja". Keenam legenda ini
diduga semula ditulis dalam bahasa Aram (termasuk juga Daniel
1)
B.
"Kitab Daniel Aramaik" (Daniel
1-7):
Pada zaman para diadok Yunani
(sekitar abad ke-3 SM) diduga terjadi penambahan ke dalam cerita-cerita ini
dengan penglihatan Daniel 7. Pengeditan ini menghasilkan "kitab Daniel
Aramik" (dalam bahasa Aram) yang mempunyai struktur chiastis:
- Daniel
1: Pendahuluan
- Daniel
2: Empat metal dalam mimpi Nebukadnezar
- Daniel
3: Motif Martir (pahlawan syahid) dalam cerita tentang
"Tiga orang saleh di Perapian"
- Daniel
4: Kesombongan Nebukadnezar dan hukumannya
- Daniel
5: Kesombongan Belsyazar
dan hukumannya
- Daniel
6: Motif Martir dalam cerita "Daniel di Gua
Singa"
- Daniel
7: Empat binatang dalam penglihatan Daniel
Struktur
chiastis yang sangat paralel ini membuktikan, bahwa bagian ini merupakan bagian
yang utuh.
Kitab Daniel (bentuk akhir): Pada masa sulit, ketika Antiokhos IV Epiphanes
menguasai Siro-Fenisia,
ketika terjadi pelecehan agama dan penganiayaan orang-orang Yahudi yang taat,
terjadi lagi pengembangan kitab Daniel Aramik (Daniel 1-7) dengan penambahan 3
penglihatan Daniel
8-12.
Penyuntingan ini tadinya dianggap ditulis antara tahun 167
SM sampai 165 SM, tetapi penemuan naskah
Laut Mati yang memuat bagian-bagian ini meyakinkan para sarjana,
bahwa penulisannya paling sedikit 5 dekade lebih awal dari terjadinya
peristiwa.
Pada tahap ini diduga
Daniel
1 yang semula ditulis dalam bahasa Aram diterjemahkan ke dalam
bahasa Ibrani, sehingga terlihat, bahwa Daniel
1; Daniel
8-12
merupakan bingkai bahasa Ibrani dan kitab ini adalah kitab berbahasa Ibrani
(motif ini dapat dijumpai juga dalam kitab
Ezra), dan hal ini merupakan bentuk "penyelamatan" kitab
ini, karena bahasa Ibrani merupakan "bahasa suci"
- MANAJEMEN,
KEPEMIMPINAN DANIEL
- JANGKA
PENDEK
Dalam kehidupan Daniel,
sungguh sangat terkesan bagi para pembaca Alkita, khususnya dalam hal ini Kitab
Daniel. Semenjak Daniel dan kawan-kawannya dibawah ke pembuangan Babel. Daniel
mempunyai pendirian untuk tidak mau mengikuti titah atau perintah raja. Ini
adalah keputusan yang tepat, sekalian ini hanya beberapa saat saja ada di sana
dan belum lama namun, Daniel sebagai orang yang takut akan Tuhan Allah ia tidak
mau diombang ambingkan oleh dunia ini.
Langkah pertama Daniel
adalah menolak santapan raja, tentu saja ini adalah keputusan sekaligus,
kehidupan dalam manajemen jangka pendek Daniel dan kawan-kawan.
- JANGKA
MENENGAH
Daniel dan
teman-temannya, sangat dikasihi oleh Allah maupun raja, dan Allah memberikan
hikmat yang lebih dari orang-orang Kasdim maka, Raja Nebukadnezar memanggil
mereka untuk bekerja di istanah raja. Dalam Daniel 1:20, di katakana bahwa:
“Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang
ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih
cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh
kerajaannya.” Tuhan memberikan hikmat yang luar biasa, maka raja memanggil
mereka Daniel untul bekerja di kerajaan.
- JANGKA
PANJANG
Semua masalah kejadia,
apapun yang di hadapi di dalam kerajaan sepenuhnya, ditangani oleh Daniel.
Contohnya seperti mimpi Nebukardnezar diartikan langsung oleh Daniel. Daniel
dimasukan dalam perapian yang menyala-nyala, namun Tuhan selalu berkarya dan
melindungi dalam persoalan apapun. Ini adalah rencana jangka panjang Allah bagi
Daniel dan juga sahabat-sahabatnya.
Allah memakai Daniel
dengan cara-Nya, sampai dengan jangka panjang yaitu masa-masa yang akan datang
dikemudian hari.
- SELUK
BELUK PERJALANAN DALAM KEHIDUPAN DANIEL
- KEKUATAN
Kekuatan Daniel adalah
selalu mengandalkan Tuhan, bedoa dan selalu datang mengahadap kepada Tuhan
untuk mendapatkan kasih Allah. Daniel adalah seorang pemuda dari Yahudi yang
selalu berdoa dan mengandalkan Tuhan. Ia tidak mengikuti titah raja Babel, dan
ia juga mengandalkan Tuhan dengan cara, berdoa berpuasa kepada Allah. Ia juga
selalu mengandalkan Tuhan dengan menolak peraturan raja yang begitu banyak:
1.
Yang pertama adalah santapan atau makan yang
diatur oleh raja Nebukadnezar untk akan dimakan semua orang yang ada di istanah
raja.
2.
Yang kedua adalah menolak untuk
menyembah kepada patung yang didirikan oleh raja Nebukadnezar.
- KELEMAHAN
Kelemahan dari Daniel tidak secara
eksplisit dijelaskan dalam Alkitab khususnya dalam Kitab Daniel. Yang
diceritakan secara eksplisit tuntas dan jelas adalah menjelaskan hanya mengenai
kebaikan dan kecerdasan dan pekerjaan Daniel yang dikerjakan ketika ia dibuang
ke pembuangan Babel.
- KESEMPATAN
Ada kesempatan untuk menemui raja Nebukadnezar untuk
mengartikan mimpi dari raja Babel yaitu Nebukadnezar. Kesempatan yang bagus
adalah raja Nebukadnezar mengakuai Tuhan Allah yang Maha Kuasa dan mengakui
kepintaran Daniel. Daniel 2:46 Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah
Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. 2:47
Berkatalah raja kepada Daniel:
"Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang
mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang
menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia
itu." 2:48 Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak
pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah
Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. 2:49 Atas permintaan
Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.
Daniel mendapatkan kesempatan untuk menjadi orang yang
bekuasa di tanah Babel dengan perintah dan penghargaan dari raja Babel.
- ANCAMAN
Sebagai penurut Allah, Daniel
dibenci oleh sesama teman-teman pegawai di istana Raja. Daniel menolak titah
raja Nebukadnezar dengan tidak memakan santapan raja. Namun Daniel dan
teman-temannya, tetap dilindungi oleh Tuhan Yesus Kristus.
BAB
V
LATAR
BELAKANG MATIUS
1. LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL DAN EKONOMI DUNIA PERJANJIAN BARU
A. LATAR BELAKANG POLITIK
1.
Masa Peralihan: Masa Sesudah Perjanjian Lama dan Sebelum Perjanjian Baru
Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai
masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara
kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat
penting karena sekalipun kelihatan-nya diam Allah bekerja dibalik sejarah umat
manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut
sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang berlangsung kurang
lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan
utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe
dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:
2. Bangsa Yahudi/Ibrani
2. Bangsa Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam
mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah
sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan
bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk
maksud baik-Nya.
Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka
tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah
bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan
pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati
Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik
untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat
manusia.
3.
Bangsa Yunani:
Bangsa Yunani melalui
Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia
dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar,
karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa
itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah
bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab
PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat.
4.
Bangsa Romawi:
Penguasa Romawi yang menduduki tanah
Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga
pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini
sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil
disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang
Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi
persiapan penulisan kitab-kitab.
5.
Masa
Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah
kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah
memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri tahun 753
SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa
desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun
265 SM.
Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada
masa Perjanjian Baru:
- Agustus
(27 sM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang
oleh Kaisar
Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di
Palestina.
- Tiberius (14-37 M). Ia
memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.
- Caligula (37-41 M). Kaisar yang
menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula
yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
- Nero (54-68 M). Kaisar yang
kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati
syahid pada masa pemerintahannya.
- Vespasian (69-79 M). Pada masa
pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
- Domitianus (81-96 M). Melakukan
penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada
masa tua Rasul Yohanes.
Palestina
menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63
sM. Kisah dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37sM - 4M) yang
ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan
kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif
damai dan setia pada Roma,
pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin
oleh seorang wali negeri.
Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat
kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan
kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan kepada
pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.
- LATAR BELAKANG SOSIAL
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah
kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan
pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata
pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan
kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat
sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
- LATAR BELAKANG EKONOMI
Keadaan
tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian
menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan
kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah
tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil import negara lain.
- Mata uang
Mata
uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus
(pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2).
Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak
heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha
pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
- Arus perjalanan
Arus
perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat
baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan
yang terbentang luas.
- Arus perdagangan
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat
laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak
kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan
adalah biji-bijian.
- LATAR BELAKANG SEGALA ASPEK
KEHIDUPAN DUNIA PERJANJIAN BARU
Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi
dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita
mitos Yunani.
a.
Ilmu Pengetahuan
Dalam
hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum,
ilmu bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur adalah yang paling maju pesat.
Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan
patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat.
b. Hiburan
b. Hiburan
Untuk
hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik untuk menghibur
kaum jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum
ningrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator)
di arena-arena pertunjukkan.
c. Bahasa
c. Bahasa
Bahasa
yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi (Ibrani),
masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang
berbeda.
d.
Sistem Pendidikan
Sistem
Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat Yahudi ataupun
non-Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang
sangat besar dalam pendidikan terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah
agar mereka memelihara budaya dan agama nenek moyang. Ketika ada di tanah
Pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.
3. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PERJANJIAN BARU
3. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PERJANJIAN BARU
A. Agama Primitif
Agama
primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak
berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat
manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan
kehidupan kaum muda. Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena
mendatangkan kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang
Kristen.
Selain
pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam
gaib. Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka. Untuk mengatasi
itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai
karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran
filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme,
Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.
B. Yudaisme
Bangsa
Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia
Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua
penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama
Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan
ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama
Yahudi.
C. Latar
Belakang Yahudi
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali
melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari
Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.
Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka.
Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka.
Oleh karena itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana
mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan
sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir.
Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan
ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge agung. Badan yang
terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan
menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi akhirnya badan ini diganti dengan
dewan Sanhedrin.
D.
Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem
Sebelum
masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja
Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka
adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara
korban sembelihan di sana. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak
mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem
dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah
adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai
pusat ibadah mereka yang baru.
Walaupun
Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal
di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak
orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan
rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di
mana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak
bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang
jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai
gantinya dilakukan doa, membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan
memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya
menjadi pusat ibadah Yudaisme.
E. Tempat
Ibadah Yahudi - Sinagoge
Sejak
jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan
budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami
kedewasaan. Di setiap kota besar dimana ada kelompok orang Yahudi tinggal
didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial di mana
penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar tentang
tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini
sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke
tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan
sampai jaman Yesus dan para Rasul.
Pemimpin
sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari antara
penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah memimpin kebaktian,
menjadi penengah dalam suatu perkara dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat.
Penjaga sinagoge disebut hazzan. Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan
juga harta benda yang ada di sinagoge. Dalam sinagoge ada lemari untuk
menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah meja untuk
meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi
duduk jemaat.
F. Bentuk
ibadah
Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sebagai berikut:
Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sebagai berikut:
- Pembacaan
pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4,5). Diikuti dengan
puji-pujian kepada Allah yang disebut berakot (Diberkatilah).
- Pembacaan
doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati).
- Selanjutnya
adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab
Nabi-nabi).
- Kemudian
diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.
- Kebaktian
diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam. Bentuk/tata cara ibadah
sinagoge ini juga diikuti oleh gereja abad pertama.
G. Aliran-aliran
keagamaan dalam Yudaisme.
Walaupun semua orang Yahudi memegang
hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada
bermacam-macam aliran:
- Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan".
Aliran yang paling berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka
adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat
istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya.
Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah
yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak
semua orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh.
- Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka
berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota
mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem. Pengajaran PL yang mereka
terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal
supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat
hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat.
- Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan
diri dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya
pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pembrontakkan melawan
pemerintah Romawi.
- Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci".
Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan
mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup
membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan
penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.
- Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah
orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa
Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam
hal iman agama mereka.
H.
Hari-hari Raya Yahudi
Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang
pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang
erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari Raya tersebut antara
lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta, Hari
Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini
diadakan berdasarkan aturan dalam Hukum Muda. Sesudah masa pembuangan mereka
menambah perayaan Hari Raya Meniup Serunai, Hari Raya Purin.
- MANAJEMEN,
KEPEMIMPINAN MATIUS
- JANGKA
PENDEK
Dalam
kepemimpinan Matius jangka pendeknya adalah menjadi seorang pemungut cukai di
Israel. Dalam kehidupan sebagai seorang pemungut cukai tentu saja ia adalah
seorang yang berada, karena hasil dari pekerjaannya sebagai pemungut cukai.
- JANGKA MENENGAH
Selanjutnya
dalam kehidupan Matius jangka pendeknya adalah menjadi pengikut Tuhan Yesus
Kristus, selama pelayanan kurang lebih tiga setengah tahun, di bumi Israel.
Matius dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus ketika ia sedang bekerja yaitu
sebagai tukang pemungut cukai. Selama tiga setengah tahun, Matius banyak
belajar langsung dengan Tuhan Yesus Kristus. Dimanapun Tuhan Yesus pergi,
Matius dan teman-temannya selalu mengikutinya. Apapun yang Tuhan Yesus lakukan
Matius selalu mempehatikan dan melihatnya. Tuhan Yesus mengarjakan kepada
Matius dan murid-murid yang lain dengan berbagai metode. Tuhan Yesus
mengajarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Alalah dan manusia.
- JANGKA
PANJANG
Matius dipanggil oleh
Tuhan Yesus Kristus dan menjadi murid Tuhan Yesus dan begitu banyak hal yang
dipelajari oleh Matius kepada Tuhan Yesus Kristus. Matius dimuridkan oleh Tuhan
Yesus untuk memuridkan orang lian. Ini terbukti ketika Tuhan Yesus sebelum naik
ke surga, Ia berpesan kepada ke sebelas rasul, supaya dapat memberitahkan Kabar
tentang Keselamatan kepada orang banyak. Matius 28:18 Yesus mendekati mereka
dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Matius 28:20 dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
- SELUK
BELUK PERJALANAN DALAM KEPEMIPINAN MATIUS
- KEKUATAN
Ia
mampu menuliskan Alkitab dengan menggunakan namannya sendiri. Selanjutnya dalam
penulisan Kitab Matius sesuai dengan konteks budaya, politik, ekonomi saat itu.
Penulisan dalam Kitab Matius menggunakan konteks setempat dan budaya setempat. Dalam
Kitab Matius, menampilkan Tuhan Yesus sebagai Mesias Raja yang diurapi. Matius
sangat memahami kebudayaan saat itu.
Orang-orang
Yahudi (Israel) sedang menanti kedatangan sang raja yaitu Mesias yang
dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada nenek moyang mereka. Yang akan membebaskan
mereka dari penjajahan oleh Bangsa lain seperti Bangsa Romawi saat itu.
- KELEMAHAN
Kelemahan
dalam kehidupan rasul Matius tidak disebutkan dalam kitab karangannya maupun
kitab-kitab dalam Perjanjian Baru yang lainnya. Latar Belakang daripada Rasul
Matius, sebelum Tuhan Yesus memanggil menjadi murid-Nya, ia adalah pemungut
cukai tentu saja, dalam kehidupan sebagai seorang yang sukai memaksa orang lain.
Bahkan bisa melakukan korupsi dan lain sebagainya.
Selanjutnya
adalah rasul Matius tidak menceritakan secara eksplisit mengenai pelayanannya
dia (Matius), sesudah Tuhan Yesus naik ke surga. Matius yang menuliskan
mengenai pesan Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke surga, yaitu mengenai pergilah ke
seluruh dunia dan memuridkan semua manusia menjadi murid-Ku. Namun, Matius
sendiri tidak pergi ke luar dari Israel. Inilah letak kelemahan Rasul Matius,
ia tidak pergi keluar untuk memberitkan Kabar tentang Keselamatan.
- KESEMPATAN
Kesempatan bagus yang
telah dimiliki oleh Rasul Matius adalah ia dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus,
memjadi murid-Nya dan banyak hal yang ia belajar dari Guru Besar Agung yaitu
Tuhan Yesus Krristus itu sendiri. Matius belajar kepada Tuhan Yesus Krristus
kurang lebih tiga setengah tahun di bumi Israel, ini adalah kesempatan yang
sangat baik buat rasul Matius.
- ANCAMAN
Ketika ia menjadi murid
Tuhan Yesus Kristus, banyak hal yang Matius dan teman-temannya menghadapi.
Sebagai manusia yang terbatas dan memiliki banyak kekurangan, kadang tidak
percaya kepada kata-kata Tuhan Yesus, sekalipun tidak secara ekplisit
dijelaskan mengenai Matius dalam ancamannya karena ketidakpercayaannya bersama
murid-murid yang lain, namun secara garis besar sudah terterah. Adapun rincian
ancaman terhadap Matius dan teman-temannya adalah sebagai berikut:
1. Dimusushi
oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena Matius dan teman-temannya
menjadi murid Tuhan Yesus Kristus.
2. Ketika
Tuhan Yesus Kristus dan murid-murid-Nya di Taman Getsemani, kemudian Tuhan Yesus
Kristus ditangkap Matius dan teman-temannya
lari meninggalkan Dia.
3. Sesudah
Tuhan Yesus Kristus, bangkit dan naik ke surga, kemudian Ia memberikan Roh
Kudus untuk menolong mereka dalam memberitakan Kabar Keselamatan kepada orang
banyak, namun banyak yang menolak dan disiksa sampai teman-teman Rasul Matius
ada yang di penggal dan ada juga di penjarakan, itu adalah ancaman Rasul
Matius.
BAB VI
PENUTUP
- KESIMPULAN
Tuhan
Yesus Kristus, Yehudan dan Benyamin, Daniel dan Matius adalah Tokoh-Tokoh
Alkitab dengan berbagai latar belakang yang diceritakan oleh penulis Alkitab
maupun oleh Tokos Tokoh agama masa kini. Dalam penjelasan mengenai sejarah
kehidupan Tuhan Yesua Kristus yang dituliskan dalam Alkitab tidak perlu
diragukan lagi. Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah yang sempurna yang rela
menjadi manusia untuk dosa-dosa manusia. Dia yang tidak mengenal dosa dijadikan
dosa supaya kita manusia berdosa diselamatkan melalui kurban Tuhan Yesus
Kristus Yaitu melalui kematian diatas kayu salib.
Yehuda
dan Benyamin, Daniel dan Matius, adalah tokoh-tokoh dalam Alkitab yang
diceritakan melalui Alkitab untuk menjadi pelajaran yang berharga bagi kita
oang-orang beriman atau percaya masa kini. Yehuda dan Benyamin serta Daniel
hidup di era Perjanjian Lama, dan itu adalah tokoh-tokoh yang harus kita
pelajari dari sisi yang baik atau kelebihan mereka. Mereka adalah orang-orang
yang sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dalam kehidupan mereka.
- IMPLIKASI
Dalam
kehidupan Tuhan Yesus Kristus, Yehuda dan Benyamin, Daniel dan Matius banyak
hal yang dapat kita mempelajari dan menjadi suatu pelajaan yang penting dalam
kehidupan kita manusia zaman sekarang, terutama dalam kehidupan gereja dan
manajement gereja masa kini dan masa adapun peneliti akan memaparkan kehidupan Tuhan
Yesus Kristus, Yehuda dan Benyamin, Daniel dan Matius tindakannya, sifatnya
adalah sama memiliki iman kepada Allah, atau mengutamakan Tuhan dalam segala
hal.
Tuhan
Yesus Kristus aja, ketika Ia pelayanan di bumi Israel, berdoa dan mengucap
syukur kepada Allah yang hidup. Matius 11:25 Pada waktu itu
berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,
tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Matius
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Apalagi kita manusia
berdosa, sepatutnya kita mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal. Semua
Tokoh yang saya bahas disini, selalu sentralnya hanya kepada Allah yang hidup
dan yang berkuasa atas segala-galanya.
- SARAN-SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi
Gereja. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik saran dari
pembaca tentunya yang bersifat membangun.
Mempelajari
tentang Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi
Gereja, bukanlah hal yang terlalu sulit
untuk dipelajari. Dengan belajar bukan sekedar membaca dan mengetahui bagaimana Manajement
dan Administasi, namun memahami secara rinci suatu
permasalahan yang sedang terjadi di dalam kehidupan kekristenan atau gereja masa kini. Dalam kehidupan gereja-gereja masa kini yang mengalami permasalahan
manajement bukan harus dihindari dan
dikucilkan.
Sebagai sesama
manusia yang hidup saling tolong menolong, kita harus dapat menjadi penolong
gereja-gereja yang lain. Kita harus dapat menjadi seseorang yang dapat
memperbaiki sesuatu yang salah dan dapat membantu menanggulangi kesalahan
manajement dalam kehidupan gereja masa kini.
No comments:
Post a Comment