PENINGKATAN
KOGNITIF
Jikalau Team Pengajar Membaca dan diskusi tentang Alkitab dan Peningkatan
Kognitif dan Spiritual Masyarakat, serta Team
Pemberita Injil dari PUFST dan jemaat-jemaat hidup dalam kelompok Masyarakat di
Hutan Rimba Papua, maka akan menghasilkan beberapa hal penting sebagai berikut:
Pertama,
harus diketahui bahwa, kasih Allah dinyatakan tidak hanya kepada sesama
anggota Team Pemberita Injil dari PUFST, serta kelompok masyaraat yang sudah
terlayani, namun juga kepada orang-orang Papua yang ada di Suku Ketengban yang
belum mendengarkan serta belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kedua,
harus diketahui bahwa, di tengah-tengah pelayanan dibangun persekutuan yang
erat dan baik. Maka, tentu dalam mengajarkan cara membaca dan diskusi tentang
Alkitab serta Peningkatan Kognitif dan Spiritual Masyarakat, bahkan Pemberitaan Injil Kristus akan berjalan dengan baik dan
benar. Dalam kehidupan sehari-hari oleh Pemberita Injil Kristus harus menunjukan
kasih sayang dengan baik, saling menolong, saling memberi nasihat dan
lain-lain, maka orang-orang yang ada di Suku Ketengban akan melihat cara hidup
dari Pemberita Injil dan akan mempraktekkan. Dengan demikian warga setempat
bisa meningkat kualitas hidup yang baik, sesuai dengan harapan dan arahan dari
Pemberita Injil.
Ketiga,
harus diketahui bahwa, orang-orang Papua yang ada di Suku Ketengban, kurang
harmonis. Kehidupan warga setempat yang selalu bertengkar hanya karena hal
sepele, membuat dalam kehidupan bermasyarakat yang kurang kondusif. Dengan ini
kerinduan peneliti, supaya semua jemaat harus hidup penuh rukun dan damai di antara
sesama anggota tubuh Kristus.
Ada beberapa faktor yang akan
diperhatikan untuk menjadi, factor Peningkatan Kognitif bagi Suku Ketengban,
yang telah digunakan dan akan terus digunakan adalah sebagai berikut:
1.
BUTA
HURUF
Peneliti
akan menawarkan beberap metode untuk menanggulangi buta huruf di Suku Ketengban
adalah sebagai berikut: Pertama, memilih
orang-orang dewasa usia tiga puluhan tahun kebawah, dari beberapa kampung untuk
mengajarkan abjad, atau cara membaca, menulis dan menghitung. Kedua, orang-orang dewasa yang sudah
diajarkan abjad cara membaca dan menulis serta cara menghitung, bagi mereka
yang sudah bisa membaca, menulis dan menghitung akan ditempatkan di setiap
kampung untuk mengajarkan cara membaca dan menulis serta cara menghitung,
bahkan akan mengutus mereka ke wilayah disekitarnya untuk mengajarkan abjad untuk
orang-orang disekitarnya. Ketiga, anak-anak usia dini maupun usia remaja akan
diupayakan untuk bisa masuk dan belajar di Sekolah Dasar (SD), untuk itu akan
dikirim ke tempat dimana ada SD. Keempat,
Kerinduan Peneliti, suatu saat bisa bukan Sekolah Dasar (SD) dan bekerja
sama dengan Dinas Pendidikan di Kabupaten terdekat, agar bisa membuka SD dan
mengirimkan guru-guru yang terbeban untuk mengajari anak-anak di Suku
Ketengban. Kelima, mencari
daerah-daerah yang belum terlayani dalam hal mengajari abjad, supaya daerah-daerah
yang berdekatan dengan Suku Ketengban, juga dapat membaca dan menulis dan
menghitung.
2.
EKONOMI
Kerinduan peneliti dan Team Pemberita
Injil, kedepannya akan memberikan bibit-bibit dari segala jenis tanaman yang
belum ada di daerah tersebut, serta mengajarkan cara bercocok tanam yang baik
dan benar sesuai dengan kondisi dan situasi setempat. Adapun bibit-bibit yang
perlu ditawarkan kepada orang-orang di Suku Ketengban adalah sebagai berikut:
“Bibit kacang Buncis, Bibit Kentang, Bibit Sayur Bayam, Bibit Sayur Sawi, Bibit
Sayur Labu Siam, Bibit Wortel, Bibit Kacang Tanah, Bibit Bawang Merah, Bibit
Bawang Putih, Bibit Cabe Rawit, Bibit Lombok, Bibit Tomat dan lain sebagainya”.
3.
KESEHATAN
Adapun
cara hidup baik yang di maksud oleh Peniliti adalah sebagai berikut:
Pertama, mengajarkan
warga setempat untuk biasakan diri mencuci tangan dipagi hari sebelum sarapan.
Kedua, mengajarkan
warga setempat untuk biasakan mandi, sesudah pulang dari ladang sehabis berkebun
disore hari, supaya orang-orang di Suku Ketengban dapat menjaga kesehatan.
Ketiga, mengajarkan
warga setempat yang ada di Hutan Rimba, tepatnya di Suku Ketengban, supaya
semua jenis makanan harus dicuci terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
No comments:
Post a Comment