OLEH:
Nama :
Tirianus Malyo
Nim: :
031-s2-06-16
Mata Kuliah : PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen :
Dr. JUAN ANANTA.
Model
Pembelajaran Behavioristik
Direct
Instruction/ (Intruksi Langsung) Sebagai Model Pembelajaran Behavioristik
Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru) dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan
peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari
motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi
tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut
akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat
diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui belajar.
Teori
behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Direct Instruction
merupakan contoh dari model pembelajaran yang berlandaskan pada teori belajar
behavioristik.
A.
Teori
Belajar Behavioristik
Behaviorisme adalah teori
perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons
pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat
dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang
diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan
keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan
manajemen kelas. Belajar mengajar dengan Metode
Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dinilai secara konkret.
Ciri dari teori belajar
behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, mementingkan mekanisme
hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh
adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini
berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan
tingkahl laku adalah hasil belajar. Dalam hal konsep pembelajaran, proses
cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat
keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering
terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi.
Aplikasi teori belajar
behaviorisme dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: Tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang
dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan
rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar.
Tujuan
Menggunakan Metode Behaviorisme
Metode behaviorisme ini
sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti: Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek,
daya tahan dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih
anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi
dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung.
B.
Direct
Instruction sebagai Model Pembelajaran Behaviorisme
Model pembelajaran
langsung secara empirik dilandasi oleh teori belajar yan berasal dari rumpun
perilaku (behavioral family), prinsip penggunaan teori perilaku ini dalam
belajar adalah pemberian penguatan yang akan meningkatkan perilaku yang
diharapkan. Penguatan melalui umpan balik pada setiap tahapan tugas yang
diberikan kepada pebelajar merupakan dasar praktis penggunaan teori ini dalam
pembelajaran.
Para ahli psikologi
perilaku memfokuskan pada cara-cara melatih seseorang untuk menguasai sejumlah
keterampilan kompleks yang melibatkan kerja yang akurat dan presisi dan
melibatkan koordinasi dengan orang lain. Prinsip pembelajaran langsung
difokuskan pada konseptualisasi kinerja pebelajar ke dalam tujuan yang akan
dicapai melalui pelaksanaan tugas-tugas yang harus dilakukan, dan pengembangan
aktivitas latihan untuk memantapkan penguasaan setiap komponen tugas yang
diberikan. Istilah directive digunakan untuk menekankan pembelajaran dalam
mencapai tujuan bahwa siswa dapat meniru perilaku-perilaku atau keterampilan
yang dimodelkan atau diperagakan atau diinstruksikan oleh guru.
1.
Pengertian
Model Pembelajaran Langsung (Direct atau directive Instruction)
Direct Instruction atau
pembelajaran langsung digunakan oleh para peneliti untuk merujuk pola-pola
pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada
sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan
dibawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran
distrukturkan oleh guru.
Tujuan utama model
direktif adalah memaksimalkan penggunaan waktu belajar siswa. Beberapa temuan
dalam teori perilaku dihubungkan dengan pencapaian siswa yang dihubungkan
dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa
untuk berhasil dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, model pembelajaran
langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan
berorientasi akademik. Guru berperan sebagai penyampai informai, dalam
melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape
recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya.
Informasi yang dapat
disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu
pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif,
yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai
model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan
secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru.
2.
Karakteristik
Model Pembelajaran Langsung
Salah satu karakteristik
dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks atau tahapan pembelajaran.
Di samping harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan model
pembelajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan
lainnya, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi
untuk kemajuan siswa, waktu, dan dampak netral dari pembelajaran.
Fokus akademik diartikan
sebagai prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa, selama
pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan dan kontrol guru
terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran,
menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran, dan
meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa. Kegiatan pembelajaran
diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi
terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa. Dengan demikian
pembelajaran langsung sangat mengoptimalkan penggunaan waktu.
Model
Pembelajaran Langsung Yang Direncanakan Oleh Guru Adalah Sebagai Berikut:
1.
Orientasi
Sebelum menyajikan dan
menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan
kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa:
a) Kegiatan
pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang
dimiliki siswa;
b) Mendiskusikan
atau menginformasikan tujuan pelajaran;
c) Memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan;
d) Menginformasikan
materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran; dan
e) Menginformasikan
kerangka pelajaran.
2.
Presentasi
Pada fase ini guru dapat
menyajikan materi pelajaran baik konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian
materi dapat berupa:
a) Penyajian
materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam
waktu relatif pendek;
b) Pemberian
contoh-contoh konsep;
c) Pemodelan
atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah
kerja terhadap tugas;
d) Menghindari
disgresi;
e) Menjelaskan
ulang hal-hal yang sulit.
3.
Latihan
terstruktur
Pada fase ini guru
memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam
fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang
salah.
4.
Latihan
terbimbing
Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan.
Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengasah kemampuan
iswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan
memberikan bimbingan jika diperlukan.
5.
Latihan
mandiri
Pada fase ini siswa
melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika
telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan
latihan.
- Reviu
harian:
-
Pengecekan pekerjaan yang lalu,
-
Pengarahan ulang
- Penyajian
bahan baru
-
Memberi pandangan umum
-
Menjabarkan langkah khusus
- Membimbing
kegiatan siswa
-
Memberikan penegasan
-
Memberi umpan balik khusus
-
Mengecek penertian
-
Melanjutkan kegiatan
- Memberikan
koreksi dan umpan balik
-
Memberi koreksi
-
Memberi umpan balik
- Memberi
latihan bebas
- Reviu mingguan dan bulanan
Ada tujuh langkah dalam sintaks
pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut:
1. Menginformasikan
tujuan pembelajaran dan orientasi pembelajaran kepada siswa, hal-hal yang harus
dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Mereviu
pengetahuan dan keterampilan prasyarat.
Guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah
dikuasai siswa.
3. Menyampaikan
materi pelajaran.
Guru
menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemonstrasikan konsep dan sebagainya.
4. Melaksanakan
bimbingan.
Guru
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa
dan mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan
informasi baru secara individu atau kelompok.
6. Menilai
kinerja siswa dan memberikan umpan balik.
Guru
memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan
balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
7. Memberikan
latihan mandiri.
Guru
dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
No comments:
Post a Comment