PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Penelitian
Pada bagian awal ini, peneliti akan
menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latarbelakang dalam
penelitian ini. Setiap peneliti pasti memiliki alasan-alasan mengapa hatinya tergerak
untuk meneliti terhadap suatu masalah yang sedang terjadi. Selanjutnya adalah seperti
yang telah dinyatakan oleh: Harianto bahwa, “latar belakang masalah bermula
dari deskripsi terhadap adanya masalah dan disarankan untuk menunjukkan minimal
tiga masalah[1]”.
Jadi, kalau dikatakan masalah, maka peneliti mampu dan harus menunjukkan
masalah yang akan diteliti selanjutnya, sejak awal
supaya masalah yang sudah dinyatakan itu yang dicari solusi untuk menyelesaikan terhadap masalah tersebut.
Dunia dewasa ini, sangat dimanjakan
oleh perkembangan yang sangat modern dan kompleks membuat segala sesuatu serba
mudah, dan tidak bisa dipungkiri bahwa gereja Tuhan masa kini juga, tidak
terfokus dan mengandalkan Alkitab yang di dalamnya tergandung prinsip-prinsip
sebagai landasan yang mutlak bagi pertumbuhan dan perkembangan gereja. Dalam
hal ini, para hamba-hamba Tuhan dan jemaat yang ada di kota-kota besar maupun
di kota-kota kecil jarang memikirkan untuk keselamatan orang-orang yang masih
hidup di Hutan Rimba khususnya orang-orang Papua yang masih hidup di Hutan
Rimba Papua.
Gereja-gereja di kota-kota besar dan
kecil, memikirkan kesejahtraan dirinya dan bersenang-senang di zona nyaman, dan
hanya sedikit yang tertarik untuk pelayanan di daerah-daerah Pedalaman di
Indonesia pada umumnya dan di Suku Terasing atau Suku Terabaikan Suku Ketengban
Papua Tengah di Provinsi Papua.
Alasan Peneliti Mengangkat Judul
Atau Topik Dalam Penelitian Ini Adalah:
- Sebagian
besar Suku Ketengban di Papua Tengah Belum menerima Kabar tentang
Keselamatan atau Injil Kristus.
- Kondisi
Masyarakat yang sulit terjangkau karena:
a. Kendala
Geografis
b. Kendala
tidak bisa berbahasa Indonesia
c. Kendala
buta huruf
d. Kendala
jarak
e. Kendala
makan dan minum
f.
Dll.
- Penginjilan
yang telah dilakukan terhadap suku Ketengban kurang efektif (harus ada data) maka pelayana PUFSO
mulai pelayanan di Suku Ketengban, Papua Tengah, sejak Tahun 2011 sampai
dengan sekarang. Mennggunakan
metode?
- Tidak ada Follow up bagi mereka yang telah
mendengar dan menerima Kabar Keselamatan atau Injil Kristus.
Identifikasi Masalah Penelitian
Di bagian ini peneliti memaparkan mengenai masalah-masalah yang
telah dijelaskan di bagian latar belakang, namun supaya lebih terperinci,
terara, dan terfokus, maka peneliti telah menjelaskan di bawah ini, seperti halnya
yang dinyatakan oleh: Sugiono bahwa, “untuk menemukan masalah dapat dilakukan
dengan cara indentifikasi masalah, artinya masalahnya dipilah-pilih, supaya
masalah tersebut dapat dipecahkan dengan baik dan benar[2]”.
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Dalama
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba belum mendengar dan menerima Firman
Tuhan Yesus Kristus, atau Kabar tentang Keselamatan.
- Dalam
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba 98 % hidup dengan rumah yang
dibangun dengan kayu dan dengan tali rotan dan dipakai dengan atap.
- Dalam
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba 98 % hidup dengan rumah yang
dibangun dengan kayu dan dengan tali rotan dan dipakai dengan atap.
- Dalam
keidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba, 98 % tidak bisa membaca (Buta
Huruf).
- Dalam
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba, 98 % tidak bisa berbahasa
Indonesia
- Dalam
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba, 100 % bertani, namun tidak
mengerti tentang cara bertani yang benar.
- Dalam
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba, 95 % bertani dengan alat-alat
yang seadanya seperti:
a. Kapak
Batu
b. Tongkat
dari kayu:
1. Menjadikan
Parang
2. Menjadikan
Sekop
3. Menjadikan
Linggis
4. Pisau,
dan lain-lain.
5. Noken
- Dalam
kehidupan orang-orang di Hutan Rimba Papua, 90 % belum memakai baju dan celana,
namun mereka masih menggunakan alat-alat seadanya seperti:
a. Koteka
(bagi Pria)
b. Cawat
(bagi wanita) semacam rumput air, yang diolah oleh warga setempat
c. Sebagai
perhiasan, dibuat gelang tangan dan gelang kaki dengan keterampilan
- Dalam
kehidupan orang-orang di Hutan Rimba Papua, 80 % masih menggunakan korek
api dengan buatan dari sepotong kayu yang berukuran 30 cm dengan
pasangannya adalah tali rotan yang kering.
- Dalam kehidupan
orang-orang di Hutan Rimba Papua, 90 % masakan mereka tidak menggunakan
Minyak Goreng, Garam dan Ajinomoto.
- Dalam
kehidupan orang-orang di Hutan Rimba Papua, 90 % memasak makanannya tidak
menggunakan Panji, Wajan/penggorengan, Belanga dll.
- Dalam kehidupan
orang-oang Hutan Rimba di Papua mengambil Air bersih dan isi di sebuah
potongan Bambu, buat minum. Jaraknya kurang lebih 500 meter sampai 1 Kilo
Meter.
- Dalam
kehidupan orang-orang Hutan Rimba di Papua untuk pergi ke Toilet, jaraknya
50 sampai 100 meter, dari Rumah ke WC umum yang tanpa atap dan tembok.
- Dalam
kehidupan orang-orang di Hutan Rimba Papua, 90 % sudah perpakaian, namun satu
pasang baju dan jelana untuk enam bulan sampai satu tahun, tidak mencuci,
tidak ganti dan tidak mandi.
Dari definisi Masalah di
atas ini, dapat dinyatakan seperti halnya oleh Stevanus Painusa bahwa,
pengembangan pelayanan yang harus tepat guna. Dalam mengembangkan suatu
strategi pelayanan bagi jemaat gereja seyogyannya mengembangkan suatu sistem
pelayanan yang tepat guna berdasarkan tujuan pelayanan yang utama dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada secara maksimal agar dapat mencapai
hasil yang optimal[3].
Pembatasan Masalah Penelitian
Penelitian
dalam suatu masalah sangat penting untuk ada pembatasan masalah, karena dalam
penelitian suatu masalah bisa saja terlalu luas terhadap masalah yang sedang
diteliti, maka peneliti perlu untuk membatasi terhadap masalah yang sedang
diteliti. Selanjutnya seperti yang juga dinyatakan oleh: Harianto bahwa, “dalam
mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan pembatasan masalah
penelitian[4]”. Selanjutnya menurut Jong
Jek Siang, menyatakan bahwa: “Kadang-kadang masalah yang ada terlalu luas untuk
dibahas secara keseluruhan sehingga peneliti hanya membahas dan meneliti sebagian
saja. Hal ini diperkenankan karena mengingat keterbatasan waktu dan tenaga yang
dimiliki oleh peneliti[5]”.
Selanjutnya
adalah seperti yang nyatakan dalam buku Jurnal dari “Sekolah Seminari Alkitab
Asia Tenggara” bahw: mengasihi manusia berarti melakukan keadilan terhadap
manusia yang jauh lebih berharga melebihi hewan atau tumbuh-tumbuhan. Jadi jelas
bahwa mencari kerajaan Allah diletakan di dalam konteks tindakan keadilan dan
kasih Allah kepada manusia. Mengartikan bahwa, kerajaan Allah dan kebenaran-Nya
sebagai pemerintahan Allah di dalam hati seseorang[6].
Sesuai dengan kutipan di
atas, maka mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti
memberikan batasan-batasan dalam penelitian terkait dengan poin Pertama yaitu: ‘Dalama kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba sebagian belum mendengar
dan menerima Firman Tuhan Yesus Kristus, atau Kabar tentang Keselamatan.
Para Pemimpin jemaat gereja-gereja di kota-kota besar kurang peduli terhadap
kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba yang terlupakan oleh waktu dan
dilupakan oleh orang-orang Kristen di Indonesia maupun luar negeri.
Jadi,
berdasarkan batasan masalah yang ada, maka pokok pembahasan dalam penelitian
ini adalah bagaimana menerapkan: ‘Dalama kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba Papua sebagian belum mendengar
dan menerima Firman Tuhan Yesus Kristus, atau Kabar tentang Keselamatan.
Rumusan Masalah Penelitian
Di bagian
ini peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai usaha untuk memperjelas
atau mempertajam rumusan masalah penelitian. Seperti yang dinyatakan oleh
Sukamto bahwa, rumusan masalah penelitian adalah, “usaha untuk menyatakan
secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab
atau dicarikan jalan pemecahannya[7]”. Sedangkan menurut
Sugiono, rumusan masalah adalah “suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawaban,
melalui pengumpulan data[8]”. Selanjutnya Imam Suyitno
menyatakan bahwa, rumusan masalah adalah “menggunakan bentuk rumusan
pertanyaan, yang akan diselesaikan oleh peneliti nantinya[9]”.
Berdasarkan batasan masalah penelitian yang sudah
dijelaskan diatas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu:
Pertama,
apakah yang dimaksud dengan orang-orang di Hutan Rimba Papua?
Kedua,
seperti apakah aktivitas dalam kehidupan sehari-hari mereka?
Ketiga,
bagaiman caranya Firman Tuhan atau Kabar tentang Keselamatan dapat
tersampaikan dalam kondisi kehidupan mereka?
Tujuan
Penelitian
Di bagian ini peneliti akan memaparkan mengenai tujuan peneliti
mengangkat judul penelitian ini. Senada juga dinyatakan oleh Sukamto
bahwa: “Tujuan penelitian merupakan
pernyataan apa yang hendak kita capai, dengan hasil penelitian[10]”.
Sedangkan menurut Imam Suyitno, tujuan penelitian adalah “rumusan yang berisi tentang pernyataan[11]”.
Peneliti memberikan tujuan penelitian sebagai berikut:
Pertama, untuk
mengetahui orang-orang Papua yang hidup di Hutan Rimba.
Kedua, untuk
mengetahui aktivitas sehari-hari mereka dan sesuatu yang mereka miliki dalam
menunjang kehidupan mereka.
Ketiga, untuk
menjelaskan metode yang efektif untuk dapat menyampaikan Firman Kristus kepada
orang-orang Papua yang hidup di Hutan Rimba.
Manfaat Penelitian
Di bagian ini
peneliti memaparkan mengenai manfaat dari hasil penelitian: seperti yang
dinyatakan oleh: Bagong Suyanto dan Sutinah, bahwa tujuan penelitian adalah:
“Ingin memahami dunia yang kompleks ini, baik demi ingin memuaskan rasa ingin
tahu maupun untuk mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi ataupun yang
mengontrol peristiwa yang terjadi[12]”.
Secara Teoritis
Pertama, untuk
mempelajari lebih mendalam dan mengenal orang-orang Papua yang hidup
di Hutan Rimba.
Kedua, sebagai bahan masukan bagi pengembangan kurikulum di Sekolah
Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (STTIA) Surabaya Jawa Timur Indonesia, bagi
pengembangan studi (Misi) atau teologi praktika.
Ketiga, memanfaatkan hasil penelitian ini untuk melaksanakan penelitian
lebih lanjut terkait dengan kehidupan orang-orang Papua di Hutan Rimba.
Secara Praktis
Pertama, untuk mengtahui kehidupan orangg-orang Papua di Hutan Rimba,
sekalikus mempelajari aktivitas dalam kehidupan untuk suatu saat bisa pergi dan
menyampaikan Kabar tentang Keselamatan kepada orang-orang yang hidup di Hutan
Rimba Papua.
Kedua, secara khusus peneliti akan mempersembahkan hasil penelitian ini
kepada, Team Pelayanan dari Papuan Union Forest Service Organizatin
(PUFSO) sebagai bahan pegangan dalam metode pelayana kepada orang-orang
yang hidup di Hutan Rimba Papua.
Definisi Istilah
Sistematika Laporan
Penulisan
Di bagian ini, peneliti akan
mensistematiskan seluruh bab supaya memudahkan para pembaca untuk dapat
memahaminnya. Hal yang senada juga dinyatakan oleh: Fo, arota bahwa,
“sebagaimana diketahui bahwa, sistematika laporan penulisan adalah, kegiatan
bagi mahasiswa yang dalam menyelesaikan studi. Selanjutnya harus mensistematiskan
penulisanya dari bab pertama sampai dengan bab terakhir, untuk memudahkan para
pembaca supaya dapat memahami dengan jelas[13]”.
Bab satu, adalah pendahuluan, latar
belakang masalah penelitian, identifikasi masalah penelitian, pembatasan masalah
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi istilah dan sistematika laporan penulisan.
Bab dua
adalah, landasan teori, mengenai pemahaman hidup berjemaat, pengertian hidup
berjemaat, dasar hidup berjemaat, tujuan hidup berjemaat, pola hidup brjemaat
dan kesimpulan landasan teori.
Bab tiga
adalah, metode dan prosedur penelitian, metode dan alasan menggunakan metode,
tempat penelitian, instrumen penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data dan keabsahan data.
Bab empat
adalah, laporan dan hasil penelitian, eksposisi kitab Kisah Para Rasul 2:41-47. Laporan, langkah-langkah pokok
eksepositoris, analisis pengamatan, analisis historis, analisis teologikal,
diagram kitab Kisah Para Rasul 2:41-47, konteks dekat, konteks jauh,
kesimpulan, hasil penelitian.
Bab lima adalah penutup yang berisi kesimpulan,
implikasi dan saran-saran.
[1]Harianto, Metode Kuantitatif dan Kualitatif Pengantar Penelitian Biblika Teologi
dan Filsafat Agama (Surabaya: STT Bethany Surabaya, 2013) 73.
[2]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012) 48.
[3]Awiyono, dkk. Pengantin Kristus Jurnal Bilika-Komprehensip-Profesional (Surabaya:
Devisi Literatur STTIA, 2016) 51.
[4]Harianto, Metode Kuantitatif dan Kualitatif Pengantar Penelitian Biblika Teologi
dan Filsafat Agama, 81.
[5]Jong Jek Siang, Giat Jitu Sukses Menyusun Skripsi (Yogyakarta:
ANDI Offset, 2003) 51.
[6]Daniel Lucas Lukito, DKK. VERITAS Junal Teologi Pelayanan Volume 14
nomor 2 (Malang: Gandum Mas, 2013) 226.
[7]Sukamto, Pendekatan Kuantitatif Untuk Penelitian Keagamaan (Bandung: Pionir
Jaya, 2006) 37.
[8]Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 35.
[9]Imam Suyitno, Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan Teori Perlatihan dan Contoh
(Bandung: Refika Aritama, 2011) 45.
[10]Sukamto, Pendekatan Kuantitatif Untuk Penelitian Keagamaan, 43.
[11]Imam Suyitno, Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan Teori
Perlatihan dan Contoh, 45.
[12]Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternative
Pendekatan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006) 33.
[13]Fo’arota Telaumbanua, Pengolahan Data Penelitian Perbandingan dan
Hubungan (Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKI, 2006) 133.
No comments:
Post a Comment