TUGAS BACAAN BUKU
KERANGKA PIKIR PENULIS DALAM MEMAHAMI BERBAGAI PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN SAINS,
DAN
DITINJAU MENURUT KACA MATA ALKITAB-IMAN KRISTEN
OLEH:
Nama :
Tirianus Malyo
Nim :
031. S2. 06. 16
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : MIKA SULISTIONO, M. Div., Th.D.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA (STTIA)
SURABAYA
AGUSTUS
2017
1.
MEMAHAMI BERBAGAI PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN SAINS
a.
Manusia, Anugrah Alam
Ilmu
pengetahuan dan Sains menyatakan bahwa, kelahiran manusia adalah Anugerah Alam
dan Anugerah Yang Maha Esa, yang disebut Foresigth
yang adalah a Gift of Nature and a Gift of God. Bumi dan langit serta
manusia terbentuk dari ledakan bing bang jutaan bahkan miliaran tahun yang lalu.
b.
Masa Panen Dalam Kehidupan
Dibagian ini
dijelaskan bahwa, manusia pada awalnya adalah “kera”, namun oleh evolusi yang memakan waktu jutaan tahun, dan
cara hidup dengan berburu atau kehidupan
tradisional yang berangsur-angsur menjadi modern. Dari kehidupan manusia yang pindah-pindah
menjadi menetap di satu tempat.
c.
Kemampuan Arsitek Manusia Dan Alam
Dalam buku
ini dijelaskan bahwa, manusia dan alam berkuasa bersama-sama. Alam dianggap
arsitek terhadap lingkungan, demikian juga manusia. Penulis buku ini menyatakan
bahwa, terdapat perbedaan antara relasi alam dengan manusia dalam membangun
lingkungan. Manusia tidak sehebat dan tidak seberkuasa dengan alam.
d.
Pythagoras, Harmoni Dalam
Ketidakteraturan
Salah
satu ajaran Pythagoras mengemukakan
bahwa, alam semesta diatur oleh angka. Keteraturan angka-angka ini, yang sering
tergambar dalam matematika, membentuk harmoni di alam semesta ini
teraktualisasi sebagai keteraturan di dalam ketidakteraturan dan kesatuan di
dalam keragaman, dari kenyataan yang sudah ada di alam semesta. Mereka merasa
bahwa, semua keteraturan di alam ini, bersifat musikal; menurut mereka, gerakan
langit (maksudnya mungkin benda-benda langit) adalah musik semesta.
e.
Dorongan Ingin Berkuasa
Kondisi saat
ini menyebabkan, kekuasaan dapat berubah menjadi ketamakan. Seyogianya setiap
perkembangan ilmu pengetahuan memuat nuansa moral, keadilan, keberartian,
kelogisan berpikir bahkan juga unsur spritualnya. Power adalah juga energi yang
diperoleh melalui intraktif aktif berpikir manusia dengan pencipta-Nya dalam
menerungkan dan menguak gejala alam. Jadi, bukan semata-mata kekuasaan, sebab
kekuasaan yang salah penggunaannya dapat berubah menjadi ketamakan dan membawa
kehancuran peradaban.
f.
Generasi Lepas Generasi
a.
Pandangan Umum Pewaris Ciri dan
Sifat dan Keturunan
Kenyataan sehari-hari
tidaklah sederhana, karena tampaknya tidak ada satu makhluk hidup pun yang
hanya memiliki satu ciri genetik (sifat) saja yang akan diwariskan ke generasi
berikutnya walaupun makhluk itu adalah bakteri (bersel satu). Jadi, yang terjadi
adalah pewarisan berbagai macam ciri dan sifat genetik; dan karena terdapat
lebih dari satu ciri (sifat) yang diwariskan maka intraksi antara berbagai ciri
dan sifat itu tidak terhindarkan, dengan berbagai akibatnya pada unsur-unsur
genetik dan aktualisasinya pada ciri dan sifat serta perilaku individu organisme
ke generasi berikutnya.
b.
Inseminasi Buatan (Artificial Insemination)
Inseminasi
buatan adalah proses reproduksi seksual yang tidak alamiah, yaitu tidak melalui
persetubuhan. Inseminasi buatan banyak membantu pasangan yang susah memperoleh
anak melalui cara biasa. Masalah ini dapat diatasi oleh inseminasi buatan.
g.
Kerja Alam Semesta Yang Menakjubkan
Dari manakah
asal alam semesta dengan semua benda langit di dalamnya itu? Pendapat astronom
paling mutakhir yang paling dapat diterima pada dewasa ini mengemukakan bahwa
alam semesta dengan segenap isinya dimulai, bersama ruang dan waktu yang kita
kenal, + 12 Miliar tahun yang lalu dengan suatu ledakan yang maha
dashyat yang disebut Big Bang. Sebagai upaya untuk menjelaskan terjadinya alam semesta ini teori Big Bang mulai sebagai spekulasi pada tahun 1922, yang baru dikukuhkan oleh
para astronomer (ahli perbintangan) pada tahun 1960-an. Teori ini mengemukakan,
bahwa sebelum terjadi Big Bang, alam raya ini berbentuk
bola api kecil dengan kepadatan dan temperatur yang luar biasa tingginya.
Setelah ledakan
besar itu, dengan sangat, sangat dan sangat cepat sekali, bola itu membesar,
dan pada waktu “0” (mulai ruang dan
waktu, kira-kira 12 Miliar tahun yang lalu), terjadi ledakan besar “Gaung” nya
terus berlangsung sampai saat ini.
Ledakan itu
melontarkan materi-materi maha raksasa (menurut ukuran kita) yang merupakan
calon-calon galaksi yang berputar, yang pada gilirannya melontarkan calon-calon
bintang. Bintang-bintang ini yang mula-mula berbentuk semacam kabut yang berisi
macam-macam gas yang makin lama makin padat dengan temperatur jutaan derajat
Celsius juga berputar, melontarkan bermacam benda langit, sebagian dari
antaranya kemudian berkembang menjadi planet-planet dengan bulannya
masing-masing. Terbentuklah beratus miliar sistem tata surya. Kekuatan ledahkan
awal + 12 miliar tahun yang lalu itu begitu besarnya sehingga sampai
sekarangpun (abad ke - 21) masih ada materi yang bergerak menjauhi pusat
ledakan dengan kecepatan + 1000 mil perjam.
h.
Pengembangan Ilmu Dan
Ketidaksempurnaannya
Tujuan
pengembangan ilmu fisika adalah memberikan gambaran yang eksak tentang dunia
nyata. Yang dicari adalah metode untuk mengamati benda yang terkecil di duni;
suatu garis detail atau titik yang terkecil. Dalam hati dan akal manusia
terdapat keinginan untuk mengetahui. Apabila pengetahuan ini dikumpulkan secara
teratur dan sistematik dan kita lakukan tersebut dengan kesadaran akan
pengetahuan tersebut, sehingga apa yang sebelumnya tersirat dalam pikiran
menjadi tersurat, yang itu yang disebut refleksi. Meskipun pengetahuan adalah
berkat refleksi yang semula bersifat spontan dan langsung, kehilangan
spontanitas dan kelangsungannya, namun dengan mengatur pengetahuan tersebut
secara sistematik, maka terbentuklah ilmu pengetahuan. Ciri pengetahuan yang
bersifat sistematis dan holistik (sistemik) agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, adalah ciri dari ilmu pengetahuan.
Dengan
demikian ilmu dan pegetahuan ilmiah (atau ilmu pengetahuan), merupakan
pengetahuan yang memiliki dasar pembenaran, yang bersifat sistematik dan
sistemik serta bersifat intersubjektif. Istilah “intersubjektif” lebih ekplisit
menunjukan, bahwa pengetahuan yang telah diperoleh seorang subjek harus
mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain supaya pengetahuan itu lebih
terjamin keabsahan atau kebenarannya.
Istilah
ilmiah merupakan kualifikasi positif yang jawabannya mempunyai dasar yang kokoh dan dapat dipercaya yang hasil
cara-cara kerja bersifat sistematik, kritik dan berdasarkan keahlian. Ilmu
pengetahuan selalu tunduk pada otoktritik yang tujuannya mencakup penjelasan
yang selalu terkait dengan kemengapaannya, sebelum dijelaskan apa dan
bagaimanannya.
Pencapaian
ilmiah suatu pengetahuan tertentu selalu memerlukan riset yang oleh masyarakat
ilmiah tertentu dinyatakan sebagai fundasi bagi praktik ilmiah selanjutnya. Apa
yang dicapai harus bersifat baru, belum pernah ada sebelumnya. Selain itu
pencapaian tersebut bersifat terbuka hingga praktik selanjutnya oleh kelompok
sebidang dalam praktik ilmiah menjadi satuan fundamental bagi yang mempelajari
perkembangan ilmu tersebut.
i.
Ilmu, Filsafat, dan Filsafat Ilmu
Pada zaman
Yunani Kuno Ilmu dengan Filsafat sukar dipisahkan. Sedikit demi sedikit, dengan
makin berkembangnya penalaran dan metode ilmiah, dengan makin kuatnya dan makin
dihargainya pembuktian empirik, dan seiring dengan itu, makin meluasnya
penggunaan instrumen penelitian, satu per satu cabang-cabang ilmu mulai
melepaskan diri dari filsafat.
Suatu
pengetahuan termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan dan cara
memperolehnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Bila syarat-syaratnya itu belum
dipenuhi, maka suatu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan lain
yang bukan ilmu, walaupun juga tidak usah termasuk filsafat. Dasar pembenaran
mengharuskan seluruh cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat
kepastian yang setinggi mungkin pada pengetahuan yang dihasilkannya.
j.
Pengembangan Ilmu Pendidikan Melalui
Inter, Multi, dan Transdisiplin Ilmu
Perguruan
tinggi adalah tempat ilmu pengetahuan menganalisis realitas kehidupan dalam
ikhtiar untuk memahami misteri alam, terutama di masa lalu. Cara kerja ilmu
adalah dengan menelaah kehidupan melalui pemecahan realitas menjadi
bagian-bagian yang semakin kecil. Demikian pula umpamanya dalam ilmu
pendidikan, serasi dengan perkembangan psikologi, tadinya melihat perilaku
manusia semata-mata dari reaksi refleks yang kemudian menjadi refleks terkontrol,
kemudian menjadi organisasi mental yang luas kini memahami perilaku manusia
secara holistik. Berbagai temuan terlihat terjadi dalam pengembangan ilmu
disertai hak dan tanggung jawab serta kewenangan para akademisi untuk melakukan
studi dengan kebebasan akademik. Dunia barat cenderung diwarnai berfikir, analistis,
logis, linear, teratur, sebaliknya dunia timur lebih cenderung literal dan
holistik.
k.
Masa Belajar Yang Panjang
Manusia lahir
sebagai individu yang unik, yang sampai dengan hari ini tiada duanya. Namun
sebagai seorang individu ia sekaligus adalah makhluk sosial, karena
perkembangan sosialnya menceritakan perjuangannya untuk menjadi individu dengan
haknya sendiri, yaitu sebagai seseorang yang menyatakan dirinya sebagai makhluk
mandiri. Pada kala ini di seluruh penjuru dunia sedang diadakan berbagai usaha
agar otak-otak yang jenius dan superior di Negara masing-masing diberi
pelatihan khusus yang memungkinkan tumbuhnya orang-orang besar yang mampu
menciptakan karya-karya besar, sehingga dapat
memberi kontribusi yang luar biasa buat bangsa dan Negara serta seluruh umat
manusia.
Penanjakan
kehidupan manusia tidak pernah berhenti. Penanjakan menunjukan bahwa, anak jadi
seorang dewasa, bakat menjadi kemampuan dan penanjakan bersumber dari imaginasi
manusia. Semua itu kelihatan dalam berbagai peradaban. Tetapi juga ada
peradaban yang tidak memberi cukup peluang pada orang mudah untuk tumbuh
kembang dengan membatasi kebebasan berkembangnya imaginasi (kreativitas)
seseorang.
Jadi, yang
disebut masyarakat ilmiah harus merupakan masyarakat yang ditandai oleh democracy of intellect. Karena landasan
biologi untuk mempelajari semua ini merupakan jalan yang panjang. Kepemimpinan
Inelektual mengacu kepada konsep yang menjelaskan bahwa intelegensi rasional
manusia pemimpin adalah lebih dari satu refleks belaka suatu kepemimpinan yang
mampu mengejawatankan bahwa setiap kemampuan intelektual unggul adalah penjaga
dari integritasnya. Meskipun pengembangan ilmu dan teknologi yang terkait
dengan masalah ekonomi dan tidak bisa dilihat terlepas dari masalah pendidikan,
amatlah naif memperkirakan bahwa perkembangan serta berbagai masalah iptek yang
terkait dengan krisis ekonomi di seluruh dunia dan terutama di Indonesia hanya
kondisi pendidikan saja. Karena di Indonesia pendidikan tidak begitu banyak
yang diminati, alasannya cukup banyak dan maca-macam. Ada yang malas sekolah
atau pendidikan dengan menyatakan bahwa, orang yang tidak berpendidikan juga
sukses, ada juga yang tidak mau bersekolah dengan alasan tidak mampu atau orang
tua tidak bisa membiayainya. Ada juga anak-anak yang mau sekolah tetapi tidak
ada biaya pendidikan.
KERANGKA
BERPIKIR PENULIS,
MEMAHAMI
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS
Penulis buku
ini lebih condong mejelaskan bagaimana caranya langit dan bumi ini ada. Ia berkeinginan
untuk menjelaskan langit dan bumi itu terjadi karena ada sebab akibat yang
biasa disebut Big Bang. Penulis Buku ini memberikan bukti-bukti bahwa, langit
dan bumi serta segala isinya ada, karena
suatu ledakan dari Big Bang dan kerja alam.
2.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN DITINJAU DARI
KACA MATA: ALKITAB DAN IMAN KRISTEN
Buku
ini, kalau dilihat dari iman Kristen bahwa, isinya ditemukan banyak
kejangkalan-kejangkalan yang sangat mendasar untuk bisa disangkal.
Penjelasan-penjelasan dalam buku
ini, lebih banyak menjelaskan mengenai, teori-teori yang mendukung dan
menyatakan dalam hal ciptaan langit, bumi dan manusia adalah membutuhkan jutaan
tahun, untuk membentuk bumi dan manusia. Tentu saja hal ini, sangat
bertentangan dengan pemikiran dan iman Kristen dari dalam Alkitab yang adalah
Firman Allah yang tanpa salah sesuai dengan naskah aslinya, menyatakan bahwa, (Pada Mulannya Allah Menciptakan Langit Dan
Bumi, Kejadian 1:1-2:1-1-25). Alkitab menjelaskan dengan sempurna bahwa,
langit dan bumi serta segala isinya diciptakan oleh Allah dengan lengkap dan
sempurna.
Kalau para filsuf meneliti semua
ciptaan Allah, baik itu langit dan bumi serta segala isinya mempelajari cara
kerjanya Allah Yang Maha Kuasa, demi untuk memuliakan-Nya, saya memberikan
apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para Filsuf. Namun setelah saya membaca
buku ini, saya menemukan lebih banyak penjelasan teori-teori mengenai bagaimana
caranya langit dan bumi dan segala isinya itu oleh ledakan yang besar atau Big
bang.
Saya sangat menyayangkan teori-teori
oleh para Filsuf-Filsuf yang menyatakan bahwa, Langit dan Bumi serta segala
isinya adalah terbentuk ketika ada ledakan yang besar yang namanya Big
Bang. Ini tentu saja suatu
pernyataan yang sangat bertentangan dengan dasar-dasar pemikiran iman Kristen.
Karena pada dasarnya pemikiran dan iman Kristen yang bedasarkan Alkitab (Firman
Allah) adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang ada di langit
maupun yang ada di bumi adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Alkitab secara
ekspilisit dijelaskan bahwa, Langit dan Bumi serta segala isinya diciptakan
oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Iman orang-orang Percaya atau sudut
pandang iman Kristen bertahun-tahun bahwa, Langit dan Bumi serta segala isinya
serta manusia adalah Allah yang menciptakannya. Buku yang berjudul:
“Fanorama Filsafat Ilmu” lebih
banyak fokus ke Antroposentrisnya, karena penjelasan didalam buku ini adalah,
lebih fokus ke akal dan pengetahuan manusia mengenai bumi serta karyanya. Dikatakan
bahwa, langit dan bumi serta segala isinya terbentuk oleh karena ada ledakan
yang namanya Big Bang.
Allah menciptakan segala sesuatu
dengan tujuannya masing-masing. Allah mengatur langit bumi dan segala isinya
dengan sempurna, namun karena manusia berdosa atau tidak mentaati larangan Tuhan,
maka mencari pembenaran sendiri. Sudah dengan jelas Alkitab menjelaskan bahwa,
langit dan bumi serta segala isinya diciptakan oleh Tuhan. Namun manusia
mencari pembenaran sendiri dengan mengatakan bahwa, langit dan bumi serta
segala isinya ini terjadi oleh karena ledakan Big Bang,
ini sesuatu yang sangat menyayangkan.
Kesimpulan
Setelah
saya membaca buku ini, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan sebagai
pengetahuan umum, untuk memahami pandangan dan konsep para filsuf saat ini
mengenai terjadinya langit, bumi, manusia, serta segala isinya. Tuhan
memberikan hikmat kepada manusia, untuk membedahkan mana yang baik dan buruk,
bahkan untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Selanjutnya Tuhan
memberikan hikmat kepada manusia adalah untuk menggali kebenaran yang hakiki.
Namun faktanya sangat menyayangkan, khusus buku ini membahas mengenai pandangan
para Filsuf-Filsuf bahwa, langit, bumi, manusia serta segala isinya, baik yang benda hidup maupun benda
mati ada dan terjadi, adalah ketika suatu ledakan yang sangat amat dashyat yang
disebut Big Bang.
Tentu
saja ini adalah suatu pemahaman yang sangat amat bertentangan dengan iman dan
Teologi serta pengajaran Kristen saat ini bahwa, langit, bumi, manusia, benda
hidup dan benda mati serta segala isinya adalah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Jadi, saya sebagai orang pengikut Kristus (Kristen), tidak sepaham atau
tidak setujuh dengan pandangan dari para Filsuf-Filsuf yang dijelaskan dalam
buku ini. Karena Alkitab dengan jelas dikatakan dalam Kitab Kejadian pasal 1
dan 2 serta kitab-kitab lain bahwa, yang menciptakan langit dan bumi serta
segala isinya adalah hanya Tuhan Allah, yang kita kenal melalui Tuhan Yesus
Kristus. Jadi, hanya Allahlah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya,
bukan oleh karena terjadinya ledakan besar yang disebut: Big Bang.
No comments:
Post a Comment