Tuesday, January 22, 2019

TEOLOGI KONTEMPORER



TUGAS BACAAN BUKU

KERANGKA PIKIR PENULIS DALAM MEMAHAMI BERBAGAI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS,
DAN
DITINJAU MENURUT KACA MATA ALKITAB-IMAN KRISTEN

Description: C:\Documents and Settings\umum\My Documents\Margianto K\logo sttia.JPG






OLEH:

Nama                          : Tirianus Malyo
Nim                             : 031. S2.  06. 16
Mata Kuliah              : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu      : MIKA SULISTIONO, M. Div., Th.D.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA (STTIA)
SURABAYA
AGUSTUS
2017

1.      MEMAHAMI BERBAGAI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS

a.      Manusia, Anugrah Alam
          Ilmu pengetahuan dan Sains menyatakan bahwa, kelahiran manusia adalah Anugerah Alam dan Anugerah Yang Maha Esa, yang disebut Foresigth yang adalah a Gift of Nature and a Gift of God. Bumi dan langit serta manusia terbentuk dari ledakan bing bang jutaan bahkan miliaran tahun yang lalu. 

b.      Masa Panen Dalam Kehidupan
          Dibagian ini dijelaskan bahwa, manusia pada awalnya adalah “kera”, namun oleh evolusi yang memakan waktu jutaan tahun, dan cara hidup dengan berburu atau  kehidupan tradisional yang berangsur-angsur menjadi modern. Dari kehidupan manusia yang pindah-pindah menjadi menetap di satu tempat.

c.       Kemampuan Arsitek Manusia Dan Alam
          Dalam buku ini dijelaskan bahwa, manusia dan alam berkuasa bersama-sama. Alam dianggap arsitek terhadap lingkungan, demikian juga manusia. Penulis buku ini menyatakan bahwa, terdapat perbedaan antara relasi alam dengan manusia dalam membangun lingkungan. Manusia tidak sehebat dan tidak seberkuasa dengan alam.

d.      Pythagoras, Harmoni Dalam Ketidakteraturan
          Salah satu  ajaran Pythagoras mengemukakan bahwa, alam semesta diatur oleh angka. Keteraturan angka-angka ini, yang sering tergambar dalam matematika, membentuk harmoni di alam semesta ini teraktualisasi sebagai keteraturan di dalam ketidakteraturan dan kesatuan di dalam keragaman, dari kenyataan yang sudah ada di alam semesta. Mereka merasa bahwa, semua keteraturan di alam ini, bersifat musikal; menurut mereka, gerakan langit (maksudnya mungkin benda-benda langit) adalah musik semesta.

e.       Dorongan Ingin Berkuasa
          Kondisi saat ini menyebabkan, kekuasaan dapat berubah menjadi ketamakan. Seyogianya setiap perkembangan ilmu pengetahuan memuat nuansa moral, keadilan, keberartian, kelogisan berpikir bahkan juga unsur spritualnya. Power adalah juga energi yang diperoleh melalui intraktif aktif berpikir manusia dengan pencipta-Nya dalam menerungkan dan menguak gejala alam. Jadi, bukan semata-mata kekuasaan, sebab kekuasaan yang salah penggunaannya dapat berubah menjadi ketamakan dan membawa kehancuran peradaban.

f.        Generasi Lepas Generasi

a.      Pandangan Umum Pewaris Ciri dan Sifat dan Keturunan

          Kenyataan sehari-hari tidaklah sederhana, karena tampaknya tidak ada satu makhluk hidup pun yang hanya memiliki satu ciri genetik (sifat) saja yang akan diwariskan ke generasi berikutnya walaupun makhluk itu adalah bakteri (bersel satu). Jadi, yang terjadi adalah pewarisan berbagai macam ciri dan sifat genetik; dan karena terdapat lebih dari satu ciri (sifat) yang diwariskan maka intraksi antara berbagai ciri dan sifat itu tidak terhindarkan, dengan berbagai akibatnya pada unsur-unsur genetik dan aktualisasinya pada ciri dan sifat serta perilaku individu organisme ke generasi berikutnya.
b.      Inseminasi Buatan (Artificial Insemination)
          Inseminasi buatan adalah proses reproduksi seksual yang tidak alamiah, yaitu tidak melalui persetubuhan. Inseminasi buatan banyak membantu pasangan yang susah memperoleh anak melalui cara biasa. Masalah ini dapat diatasi oleh inseminasi buatan.

g.      Kerja Alam Semesta Yang Menakjubkan
          Dari manakah asal alam semesta dengan semua benda langit di dalamnya itu? Pendapat astronom paling mutakhir yang paling dapat diterima pada dewasa ini mengemukakan bahwa alam semesta dengan segenap isinya dimulai, bersama ruang dan waktu yang kita kenal, + 12 Miliar tahun yang lalu dengan suatu ledakan yang maha dashyat yang disebut Big Bang. Sebagai upaya untuk menjelaskan terjadinya alam semesta ini  teori Big Bang mulai sebagai spekulasi pada tahun 1922, yang baru dikukuhkan oleh para astronomer (ahli perbintangan) pada tahun 1960-an. Teori ini mengemukakan, bahwa sebelum terjadi Big Bang, alam raya ini berbentuk bola api kecil dengan kepadatan dan temperatur yang luar biasa tingginya.
          Setelah ledakan besar itu, dengan sangat, sangat dan sangat cepat sekali, bola itu membesar, dan pada waktu “0” (mulai ruang dan waktu, kira-kira 12 Miliar tahun yang lalu), terjadi ledakan besar “Gaung” nya terus berlangsung sampai saat ini.
          Ledakan itu melontarkan materi-materi maha raksasa (menurut ukuran kita) yang merupakan calon-calon galaksi yang berputar, yang pada gilirannya melontarkan calon-calon bintang. Bintang-bintang ini yang mula-mula berbentuk semacam kabut yang berisi macam-macam gas yang makin lama makin padat dengan temperatur jutaan derajat Celsius juga berputar, melontarkan bermacam benda langit, sebagian dari antaranya kemudian berkembang menjadi planet-planet dengan bulannya masing-masing. Terbentuklah beratus miliar sistem tata surya. Kekuatan ledahkan awal + 12 miliar tahun yang lalu itu begitu besarnya sehingga sampai sekarangpun (abad ke - 21) masih ada materi yang bergerak menjauhi pusat ledakan dengan kecepatan + 1000 mil perjam.

h.      Pengembangan Ilmu Dan Ketidaksempurnaannya
          Tujuan pengembangan ilmu fisika adalah memberikan gambaran yang eksak tentang dunia nyata. Yang dicari adalah metode untuk mengamati benda yang terkecil di duni; suatu garis detail atau titik yang terkecil. Dalam hati dan akal manusia terdapat keinginan untuk mengetahui. Apabila pengetahuan ini dikumpulkan secara teratur dan sistematik dan kita lakukan tersebut dengan kesadaran akan pengetahuan tersebut, sehingga apa yang sebelumnya tersirat dalam pikiran menjadi tersurat, yang itu yang disebut refleksi. Meskipun pengetahuan adalah berkat refleksi yang semula bersifat spontan dan langsung, kehilangan spontanitas dan kelangsungannya, namun dengan mengatur pengetahuan tersebut secara sistematik, maka terbentuklah ilmu pengetahuan. Ciri pengetahuan yang bersifat sistematis dan holistik (sistemik) agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, adalah ciri dari ilmu pengetahuan.
          Dengan demikian ilmu dan pegetahuan ilmiah (atau ilmu pengetahuan), merupakan pengetahuan yang memiliki dasar pembenaran, yang bersifat sistematik dan sistemik serta bersifat intersubjektif. Istilah “intersubjektif” lebih ekplisit menunjukan, bahwa pengetahuan yang telah diperoleh seorang subjek harus mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain supaya pengetahuan itu lebih terjamin keabsahan atau kebenarannya.
          Istilah ilmiah merupakan kualifikasi positif yang jawabannya mempunyai dasar  yang kokoh dan dapat dipercaya yang hasil cara-cara kerja bersifat sistematik, kritik dan berdasarkan keahlian. Ilmu pengetahuan selalu tunduk pada otoktritik yang tujuannya mencakup penjelasan yang selalu terkait dengan kemengapaannya, sebelum dijelaskan apa dan bagaimanannya.
          Pencapaian ilmiah suatu pengetahuan tertentu selalu memerlukan riset yang oleh masyarakat ilmiah tertentu dinyatakan sebagai fundasi bagi praktik ilmiah selanjutnya. Apa yang dicapai harus bersifat baru, belum pernah ada sebelumnya. Selain itu pencapaian tersebut bersifat terbuka hingga praktik selanjutnya oleh kelompok sebidang dalam praktik ilmiah menjadi satuan fundamental bagi yang mempelajari perkembangan ilmu tersebut.

i.        Ilmu, Filsafat, dan Filsafat Ilmu
          Pada zaman Yunani Kuno Ilmu dengan Filsafat sukar dipisahkan. Sedikit demi sedikit, dengan makin berkembangnya penalaran dan metode ilmiah, dengan makin kuatnya dan makin dihargainya pembuktian empirik, dan seiring dengan itu, makin meluasnya penggunaan instrumen penelitian, satu per satu cabang-cabang ilmu mulai melepaskan diri dari filsafat.
          Suatu pengetahuan termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan dan cara memperolehnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Bila syarat-syaratnya itu belum dipenuhi, maka suatu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan lain yang bukan ilmu, walaupun juga tidak usah termasuk filsafat. Dasar pembenaran mengharuskan seluruh cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang setinggi mungkin pada pengetahuan yang dihasilkannya. 
j.        Pengembangan Ilmu Pendidikan Melalui Inter, Multi, dan Transdisiplin Ilmu
          Perguruan tinggi adalah tempat ilmu pengetahuan menganalisis realitas kehidupan dalam ikhtiar untuk memahami misteri alam, terutama di masa lalu. Cara kerja ilmu adalah dengan menelaah kehidupan melalui pemecahan realitas menjadi bagian-bagian yang semakin kecil. Demikian pula umpamanya dalam ilmu pendidikan, serasi dengan perkembangan psikologi, tadinya melihat perilaku manusia semata-mata dari reaksi refleks yang kemudian menjadi refleks terkontrol, kemudian menjadi organisasi mental yang luas kini memahami perilaku manusia secara holistik. Berbagai temuan terlihat terjadi dalam pengembangan ilmu disertai hak dan tanggung jawab serta kewenangan para akademisi untuk melakukan studi dengan kebebasan akademik. Dunia barat cenderung diwarnai berfikir, analistis, logis, linear, teratur, sebaliknya dunia timur lebih cenderung literal dan holistik.

k.             Masa Belajar Yang Panjang
          Manusia lahir sebagai individu yang unik, yang sampai dengan hari ini tiada duanya. Namun sebagai seorang individu ia sekaligus adalah makhluk sosial, karena perkembangan sosialnya menceritakan perjuangannya untuk menjadi individu dengan haknya sendiri, yaitu sebagai seseorang yang menyatakan dirinya sebagai makhluk mandiri. Pada kala ini di seluruh penjuru dunia sedang diadakan berbagai usaha agar otak-otak yang jenius dan superior di Negara masing-masing diberi pelatihan khusus yang memungkinkan tumbuhnya orang-orang besar yang mampu menciptakan karya-karya besar, sehingga  dapat memberi kontribusi yang luar biasa buat bangsa dan Negara serta seluruh umat manusia.
          Penanjakan kehidupan manusia tidak pernah berhenti. Penanjakan menunjukan bahwa, anak jadi seorang dewasa, bakat menjadi kemampuan dan penanjakan bersumber dari imaginasi manusia. Semua itu kelihatan dalam berbagai peradaban. Tetapi juga ada peradaban yang tidak memberi cukup peluang pada orang mudah untuk tumbuh kembang dengan membatasi kebebasan berkembangnya imaginasi (kreativitas) seseorang.
          Jadi, yang disebut masyarakat ilmiah harus merupakan masyarakat yang ditandai oleh democracy of intellect. Karena landasan biologi untuk mempelajari semua ini merupakan jalan yang panjang. Kepemimpinan Inelektual mengacu kepada konsep yang menjelaskan bahwa intelegensi rasional manusia pemimpin adalah lebih dari satu refleks belaka suatu kepemimpinan yang mampu mengejawatankan bahwa setiap kemampuan intelektual unggul adalah penjaga dari integritasnya. Meskipun pengembangan ilmu dan teknologi yang terkait dengan masalah ekonomi dan tidak bisa dilihat terlepas dari masalah pendidikan, amatlah naif memperkirakan bahwa perkembangan serta berbagai masalah iptek yang terkait dengan krisis ekonomi di seluruh dunia dan terutama di Indonesia hanya kondisi pendidikan saja. Karena di Indonesia pendidikan tidak begitu banyak yang diminati, alasannya cukup banyak dan maca-macam. Ada yang malas sekolah atau pendidikan dengan menyatakan bahwa, orang yang tidak berpendidikan juga sukses, ada juga yang tidak mau bersekolah dengan alasan tidak mampu atau orang tua tidak bisa membiayainya. Ada juga anak-anak yang mau sekolah tetapi tidak ada biaya pendidikan.




KERANGKA BERPIKIR PENULIS,
MEMAHAMI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS

          Penulis buku ini lebih condong mejelaskan bagaimana caranya langit dan bumi ini ada. Ia berkeinginan untuk menjelaskan langit dan bumi itu terjadi karena ada sebab akibat yang biasa disebut Big Bang. Penulis Buku ini memberikan bukti-bukti bahwa, langit dan bumi serta segala isinya  ada, karena suatu ledakan dari Big Bang dan kerja alam.

2.      PEMIKIRAN-PEMIKIRAN DITINJAU DARI KACA MATA: ALKITAB DAN IMAN KRISTEN

   Buku ini, kalau dilihat dari iman Kristen bahwa, isinya ditemukan banyak kejangkalan-kejangkalan yang sangat mendasar untuk bisa disangkal.
Penjelasan-penjelasan dalam buku ini, lebih banyak menjelaskan mengenai, teori-teori yang mendukung dan menyatakan dalam hal ciptaan langit, bumi dan manusia adalah membutuhkan jutaan tahun, untuk membentuk bumi dan manusia. Tentu saja hal ini, sangat bertentangan dengan pemikiran dan iman Kristen dari dalam Alkitab yang adalah Firman Allah yang tanpa salah sesuai dengan naskah aslinya, menyatakan bahwa, (Pada Mulannya Allah Menciptakan Langit Dan Bumi, Kejadian 1:1-2:1-1-25). Alkitab menjelaskan dengan sempurna bahwa, langit dan bumi serta segala isinya diciptakan oleh Allah dengan lengkap dan sempurna.
Kalau para filsuf meneliti semua ciptaan Allah, baik itu langit dan bumi serta segala isinya mempelajari cara kerjanya Allah Yang Maha Kuasa, demi untuk memuliakan-Nya, saya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para Filsuf. Namun setelah saya membaca buku ini, saya menemukan lebih banyak penjelasan teori-teori mengenai bagaimana caranya langit dan bumi dan segala isinya itu oleh ledakan yang besar atau Big bang.
Saya sangat menyayangkan teori-teori oleh para Filsuf-Filsuf yang menyatakan bahwa, Langit dan Bumi serta segala isinya adalah terbentuk ketika ada ledakan yang besar yang namanya Big Bang. Ini tentu saja suatu pernyataan yang sangat bertentangan dengan dasar-dasar pemikiran iman Kristen. Karena pada dasarnya pemikiran dan iman Kristen yang bedasarkan Alkitab (Firman Allah) adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Alkitab secara ekspilisit dijelaskan bahwa, Langit dan Bumi serta segala isinya diciptakan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Iman orang-orang Percaya atau sudut pandang iman Kristen bertahun-tahun bahwa, Langit dan Bumi serta segala isinya serta manusia adalah Allah yang menciptakannya. Buku yang berjudul: “Fanorama Filsafat Ilmu” lebih banyak fokus ke Antroposentrisnya, karena penjelasan didalam buku ini adalah, lebih fokus ke akal dan pengetahuan manusia mengenai bumi serta karyanya. Dikatakan bahwa, langit dan bumi serta segala isinya terbentuk oleh karena ada ledakan yang namanya Big Bang.
Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuannya masing-masing. Allah mengatur langit bumi dan segala isinya dengan sempurna, namun karena manusia berdosa atau tidak mentaati larangan Tuhan, maka mencari pembenaran sendiri. Sudah dengan jelas Alkitab menjelaskan bahwa, langit dan bumi serta segala isinya diciptakan oleh Tuhan. Namun manusia mencari pembenaran sendiri dengan mengatakan bahwa, langit dan bumi serta segala isinya ini terjadi oleh karena ledakan Big Bang, ini sesuatu yang sangat menyayangkan.

Kesimpulan
Setelah saya membaca buku ini, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan sebagai pengetahuan umum, untuk memahami pandangan dan konsep para filsuf saat ini mengenai terjadinya langit, bumi, manusia, serta segala isinya. Tuhan memberikan hikmat kepada manusia, untuk membedahkan mana yang baik dan buruk, bahkan untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar. Selanjutnya Tuhan memberikan hikmat kepada manusia adalah untuk menggali kebenaran yang hakiki. Namun faktanya sangat menyayangkan, khusus buku ini membahas mengenai pandangan para Filsuf-Filsuf bahwa, langit, bumi, manusia serta segala isinya, baik yang benda hidup maupun benda mati ada dan terjadi, adalah ketika suatu ledakan yang sangat amat dashyat yang disebut Big Bang.
Tentu saja ini adalah suatu pemahaman yang sangat amat bertentangan dengan iman dan Teologi serta pengajaran Kristen saat ini bahwa, langit, bumi, manusia, benda hidup dan benda mati serta segala isinya adalah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi, saya sebagai orang pengikut Kristus (Kristen), tidak sepaham atau tidak setujuh dengan pandangan dari para Filsuf-Filsuf yang dijelaskan dalam buku ini. Karena Alkitab dengan jelas dikatakan dalam Kitab Kejadian pasal 1 dan 2 serta kitab-kitab lain bahwa, yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya adalah hanya Tuhan Allah, yang kita kenal melalui Tuhan Yesus Kristus. Jadi, hanya Allahlah Pencipta langit dan bumi serta segala isinya, bukan oleh karena terjadinya ledakan besar yang disebut: Big Bang.


No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...