“TUGAS REFLEKSI”
KETERBATASAN-KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN DITINJAU DARI SUDUT PANDANG
FILSAFAT ILMU
OLEH:
Nama :Tirianus
Malyo
Nim :
031. S2. 06. 16
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : MIKA SULISTIONO, M. Div., Th.D.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TABERNAKEL INDONESIA (STTIA)
SURABAYA,
AGUSTUS
2017
PENDAHULUAN
Alkitab dengan tegas dijelaskan bahwa, ilmu
filsafat pada akhirnya adalah kosong. Segala sesuatu yang ada dunia ini adalah
bersifat terbatas karena tidak ada yang kekal atau abadi.
Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam Filsafat
Ilmu adalah sebagai berikut:
1.
Semua pertanyaan-pertanyaan mengenai segala sesuatu,
untuk akan mencari jawaban yang hakiki demi mencari kebenaran, sampai pada
akhirnya tidak ada pertanyaan lagi dan sekaligus tidak ada jawaban lagi. Salah
satu Keterbatasan Ilmu Pengetahuan adalah, untuk mencari suatu kebenaran dengan
cara bertanya dan menjawab dan bertanya dan menjawab terus sampai pada akhirnya
tidak ada pertanyaan dan sekaligus tidak ada jawaban. Dengan demikian jelaslah
bahwa, Ilmu Pengetahuan dalam hal ini Filsafat ada batasnya.
2.
Semua ilmu pengetahuan di dunia ini, berkembang
berdasarkan Filsafat Ilmu, karena sesuai dengan definisi Filsafat Ilmu bahwa, “Upaya proses metode cara dan dambaan untuk
terus mencari dan menemukan kebenaran yang hakiki”. Jadi, dengan definisi ini
jelas bahwa, semua ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah Filsafat Ilmu. Dan
dalam Filsafat Ilmu, mencari kebenaran dan setelah menemukan kebenaran hakiki
maka berhentilah pencarian kebenaran tersebut, dengan demikian bisa dikatakan
bahwa Ilmu Pengetahuan adalah terbatas.
3.
Sadar atau tidak sadar, Ilmu Teologi juga telah
menggunakan Filsafat Ilmu untuk menggali kebenaran dalam Firman Tuhan. Yang dimaksud
dalam mencari kebenaran adalah bagaimana cara menggali Firman Allah dengan
menggunakan lima (W) satu (H): “(Who, Where, When, What, Why dan How)”. Jadi,
Ilmu Pengetahuan hanya sebatas mencari kebenaran dengan menggunakan cara
bertanya dan dijawab.
DAMPAKNYA
DALAM DUNIA ILMU TEOLOGI
Sebenarnya
semua ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini adalah berasal dari Sang Maha Kuasa
atau Sang Pencipta (Allah). Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia
ini dengan sempurna. Manusia hanya menggali, mempelajari dan memahami bahkan
untuk mencari kebenaran yang hakiki, manusia berangkapan bahwa, ada sesuatu atau
ada hal-hal yang diciptakan oleh manusia, namun Alkitab dengan jelas dan
gamplang menyatakan dalam Pengkhotbah 1:9-10 bahwa, “Apa
yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah
matahari, 1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum
kita ada”. Semua
ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini baik yang dipelajari oleh manusia maupun
yang belum dipelajari oleh manusia adalah berasal dari Yang Maha Kuasa (Allah),
tidak ada sesuatu yang baru di dalam dunia ini, semuanya adalah sudah lama ada
yang diciptakan oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Allah menciptakan segala sesuatu dan Ia membatasi segala
sesuatu dengan ruang dan waktu. Jadi, tentunya semua ilmu pengetahuan yang
ada di dalam dunia ini pasti terbatas. Allah
yang tak terbatas menciptakan ruang dan waktu yang terbatas dengan tujuan dan
maksud Allah tersendiri yang tidak bisa terselami oleh manusia, seperti yang
dikatakan dalam ayat-ayat Alkitab berikut ini: Ulangan 29:29 “Hal-hal
yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan
ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita
melakukan segala perkataan hukum Taurat ini”. Pengkhotbah
3:11
“Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”.
Seharusnya semua manusia di dunia ini, memuliakan Tuhan yang
adalah Pencipta Langit dan Bumi serta segala isinya. Semua aktivitas di dunia
ini adalah untuk kemuliaan Tuhan. Namun kenyataannya banyak aktivitas yang
dilakukan oleh manusia, ternyata tidak memuliakan Allah dalam
aktivitasnya. Karena ilmu sejati orang
Kristen adalah harus hidup dengan penuh Roh Kudus untuk memuliakan Tuhan Yang
Maha Kuasa. Tidak ada kekuasaan lain yang menandingi kuasa Allah, karena segala
sesuatu dibawa kekuasaan-Nya, sebab Allah adalah Pencipta Langit, Bumi dan
Segala isinya.
Dampaknya dalam dunia keilmuan Teologi adalah, manusia mendewakkan
intelektual, kalau meninggalkan Tuhan dan mendewakan ilmu pengetahuan,
sangatlah berbahaya. Karena hanya Allah Yang Esa saja memiliki kebenaran yang
hakiki. Allah yang tidak dikenal menjadi dikenal oleh karena Ia menyatakan
diri-Nya, supaya manusia dapat mengetahui bahwa ada Allah Sang Pencipta Pengetahuan.
Ilmu pengetahuan itu adalah ciptaan Tuhan, manusia hanya mengembangkan dan mempelajari,
jadi tidak ada yang baru di dunia ini. Pengkhotbah 1:9-10 “Apa
yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak
ada sesuatu yang baru di bawah matahari, 1:10 Adakah sesuatu yang dapat
dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita
ada”.
Dampaknya dalam dunia keilmuan Teologi, manusia cenderung sombong atas
segala sesuatu yang dicapainya. Manusia tidak mengingat Tuhan yang adalah Maha
Kuasa yang memberikan hikmat. Manusia hanya sebatas mempelajari dan mendalami segala
sesuatu yang sudah diciptakan oleh Tuhan. Saya sebagai pelajar atau Mahasiswa Teologi,
membaca dari buku-buku Filsafat Ilmu sangat menyayangkan atas pemikiran-pemikiran
dan gagasan-gagasan oleh para Filsuf, yang tidak mengingat Tuhan yang adalah
pemberi Hikmat kepada seluruh manusia sekaligus yang empunya hikmat.
Dampaknya dalam dunia keilmuan Teologi, Para Filsuf sangat terlena untuk
mempelajari, dalamnya, luasnya, kayanya segala ciptaan Tuhan. Mereka lupa akan Pencipta
segala sesuatu yang ada di dunia ini, Dia adalah Allah Yang Maha Kuasa. Seharusnya
para Filsuf-fisuf mempelajari dan mendalami karya Allah yang luas untuk memuji
dan memuliakan nama-Nya. Para Filsuf-Filsuf tidak mengakui bahwa segala sesuatu
yang ada di dalam dunia ini adalah hasil karya Allah. Mereka mencari banyak
cara dan banyak alasan untuk mau menjelaskan terjadinya langit dan bumi dan
segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Keterbatasan-keterbatasan Ilmu
Pengetahuan adalah belum ada temuan baru yang membenarkan bahwa, langit dan
bumi dan segala isinya adalah bukan Ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekalipun
banyak sekali dalil-dalil yang mencoba untuk membantah cara kerja Allah dan
sejarah Penciptaan yang sudah di jelaskan di dalam Alkitab, namun belum ada yang
akurat. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang sangat pesat melakukan segala
sesuatu serba mudah dan efektif bahkan efesien,
maka dampaknya adalah manusia sangat percaya diri dan melupakan Tuhan yang
adalah Pencipta manusia sekaligus pemberi hikmat kepada seluruh umat manusia di
dunia ini. Hikmat yang Tuhan berikan itu, dipergunakan manusia untuk melakukan
segala sesuatu.
No comments:
Post a Comment