I.
KAMPUNG
LONDININ
- DATA RELAWAN:
Nama Relawan : Tirianus Malyo, S.Th.
Nomor HP/WA : 081335335646
Email : terismalyopufso@gmail.com
- DATA GEMBALA:
Nama Lengkap :
Pdt. Lenus Nabyal, Pdt. Tomas Tengket dan Pdt. Enos Kona.
Usia : 61, 59, 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Gembala Jemaat
Alamat lengkap Rumah : Kampung Londinin
Nama Isteri : Lendina Mirin,
Mendina Nabya, Endina Mirin.
Menggembalakan di
Gereja : Gereja Injili di Indonesia (GIdI)
Jemaat Silo Londinin
Jumlah Jemaat :
1752 Jiwa
Alamat Lengkap Gereja : Kampung Londinin, Distrik Eipomek,
Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
Pengajuan Untuk Biaya : Kebutuhan Hidup Rumah Tangga dalam Keluarga
dari Hamba-hamba Tuhan.
Nilai Pengajuan Rp : 20,350.000;
- CERITA LENGKAP PENGALAMAN PELAYANAN
- Suka
Sekitar 8 Tahun saya
pelayanan di Daerah Terabaikan atau terisolir. Memulai pelayanan dari Tahun
2011-2018 atau sampai saat ini. Saya pernah bertanya banyak hal mengenai tantangan
pelayanan di Suku Ketengban, Distrik Eipomek dan Pamek, Kabupaten Pegunungan
Bintang, Provinsi Papua, kepada Para hamba-hamba Tuhan yang pelayanan di Hutan
Rimba Papua. Lebih banyak menceritakan mengenai hal-hal yang Duka, namun ada
beberapa hal yang menjadi kesukaan dalam pelayanan di Hutan Rima Papua. Berikut
ini adalah kesukaan para Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman Papua:
1.
Para jemaat yang dilayani bisa bersatu hati untuk beribadah
kepada Tuhan di hari minggu dan tidak ada kegiatan apapun di hari minggu.
2.
Tidak menggunakan uang untuk membelanjakan makanan dan minuman
3.
Hidup dalam suatu kumpulan atau Kampung yang saling memperhatikan
satu sama lain, alias seluruh jemaat tinggal di satu lokasi atau satu Kampung.
- Duka
Dari selama 8 Tahun
saya pelayanan di Daerah Terabaikan atau terisolir. Banyak keluhan yang sering
diceritakkan oleh hamba-hamba Tuhan yang saya pernah bertanya. Kepada Hamba
Tuhan yang melayani di Suku Ketengban, Distrik Eipomek dan Pamek, Kabupaten
Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Lebih banyak menceritakan mengenai hal-hal
yang Duka, berikut ini adalah yang menjadi halanggan atau tantangan dalam pelayanan
para Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman Papua adalah sebagai berikut:
1.
Tempat tinggalnya yang tidak permanen, dikarenan setiap ada masalah
di kampung tersebut, bisa berpindah-pindah lokasi.
2.
Rumahnya cepat lapuk dan rusak karena alat bangunannya digunakan
dengan semabarang kayu alias alat apa adanya. Atapnya juga menggunakan dedaunan,
maka cepat atau mudah untuk rusak.
3.
Ambil air buat minum dan harus melalui perjalanan dengan
berjalan kaki 2-5 KM.
4.
Mandi biasanya seminggu sekali, dan mandinya juga harus berjalan
kaki ke sungai sekitar 3-5 KM.
5.
Tidak ada alat-alat mandi bagi keluarga hamba Tuhan, seperti:
a.
Sabun mandi
b.
Sabun cuci pakaian
c.
Odol
d.
Sigat gigi
e.
Handuk
f.
Dll.
6.
Pakaian Hamba Tuhan, satu pasang pakaian melekat di tubuh atau
badan setahun atau lebih, kalau rusak dibuatkan sebagai alas tidur. Tidak pernah
cuci karena tidak ada sabun cuci, tidak bisa ganti, karena pakaianya hanya
perhitungan.
7.
Tidak ada alat masak, seperti:
a.
Panji
b.
Kuali
c.
Piring
d.
Sendok
e.
Mangkuk
f.
Pisau dapur
g.
Baskom
h.
Dll.
8.
Tidak ada alat-alat Dapur seperti:
a.
Garam
b.
Vetsin
c.
Minyak Goreng
d.
Dll.
9.
Jarang menyekolahkan anak-anak dari Hamba-Hamba Tuhan di Hutan
Rimba Papua, karena tidak ada TK-SMA/SMK yang ada di Hutan Rimba Papua. Namun,
ada beberapa daerah dan hanya sedikit hamba-hamba Tuhan yang bisa memasukan anaknya
Sekolah, SD-SMA, sebagiann putus sekolah karena orang tuanya sebagai
hamba-hamba Tuhan tidak mampu membiayai anaknya.
10. Hamba Tuhan dan warga
atau Jemaat disana tidak pernah lihat dan tahu segala sesuatu yang ada di kota.
Jadi, masih banyak hal
lain yang tidak bisa saya uraian satu persatu. Harapan saya, ada Hamba-hamba yang terbeban agar ikut saya pelayanan ke
daerah pedalaman atau Hutan Rimba Papua ini. supaya bisa melihat atau menyaksikan
secara pribadi, segala sesuatu yang terjadi di sana dan segala yang dialami
oleh hamba-hamba Tuhan di Pedalaman Papua.
Khusus untuk
persyaratan bagian point “4”: (KTP, KK) Para hamba-hamba Tuhan, belum memiliknya.
Karena memang mereka tidak tahu sama sekali dan kalau mau urus harus ke kota
seperti: SENTANI, JAYAPURA, MERAUKE, WAMENA dll. Sangat jahu, dan harus naik
pesawat kecil seperti: YAJASI, MAF, AMA, ADVENT, MAF CARAVAN, ALDA AIR, ALDA
TRANS, PAPUA AIR dll. Yang memuat penumpang 6-9 penumpang tanpa membawa barang
bawaan karena banyaknya penumpang. Namun, kalau mau membawa barang bawaan
penumpang hanya 2-4 penumpang. Dengan tiket pesawat hanya penumpang saja, membayar
2,000.000; (Dua Juta Rupiah) hanya sekali jalan. Kalau mau membawa barang
bawaan maka, harus membayar perkilogram sekitar 30.000; (Tiga Puluh Ribu Rupiah).
Dari sekian banyak Kampung di Pedalaman Papua, Lapangan untuk mendarat Pesawat
kecil ini hanya satu atau dua saja, dengan Panjang 400-500 Meter. Dari kampung
yang satu ke kampung yang lain, harus jalan kaki, dengan bermalam di tengah
hutan atau pemukiman warga.
Berikut ini adalah nilai
Rincian Penggunaan Dana adalah sebagai berikut:
1.
Beras 200 Kilogram Rp.
3,600.000;
-
Karena, Beras Perkilogram Rp.
18.000;
2.
Supermi 20 kardus Rp.
2,400.000;
-
Karena perkardus Rp.
120.000;
3.
Minyak Goreng 10 Jeriken Rp.
1,000.000;
-
Karena perJeriken yang 5 Literan Rp. 100.000;
4.
Garam 1 Kardus Rp.
300.000;
5.
Vetsin 1 Kardus Rp.
250.000;
6.
Sekop buat berkebun 5 buah Rp.
500.000;
-
Karena 1 Sekop Rp.
100.000;
7.
Linggis buat berkebun 5 buah Rp.
500.000;
-
Karena 1 Linggis Rp.
100.000;
8.
Kampak buat tebang pohon 5 buah Rp.
500.000;
-
Karena 1 Kapak Rp.
100.000;
9.
Parang buat berkebun 5 buha Rp.
750.000;
10. Kebutuhan lain-lain Rp. 200.000;
Total Dana Belanja Rp.
10,000.000; (Sepuluh Juta Rupiah)
Total berat barang belanjaan
adalah 345 Kilogram, Dengan demikian, maka untuk membayar ongkos pesawat ke
Pedalaman Papua adalah
Rp. 10, 350.000; (Sepuluh
Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
Jadi, Dana yang
dibutuhkan untuk membantu satu keluarga Hamba Tuhan di Pedalama Papua, tepatnya
di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua adalah, Rp. 20,350.000;
(Dua
Puluh Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
Catatan: mohon para donator atau utusannya untuk ikut saya ke
tempat ini dan melihat secara empat mata, karena tidak bisa video call, sebab
tidak ada jaringan di Hutan Rimba tersebut. Serta tidak bisa buat dokumen
karena tidak ada daya listrik untuk mengisikan battery HP maupun Kamera dll.
DIBUAT SAMARATAKAN KARENA, WILAYAHNYA SATU ATAU SAMA DAN SEMUA
PERMASALAHANYA SAMA PERSIS DIALAMI OLEH PARA HAMBA-HAMBA TUHAN DI HUTAN RIMBA, PAPUA.
No comments:
Post a Comment