Sunday, February 10, 2019

DEFINISI PERJANJIAN


Pengertian Penginjilan

Ditinjau dari definisi mengenai kata Penginjilan, perlu diadakan penyelidikan terhadap beberapa topik utama di sekitar penginjilan sehingga dapat membuka wawasan berpikir tentang kepentingan dari tugas tersebut. Harapan Peneliti dengan adanya pemahaman yang baru atau lebih mengenai Penginjilan agar akan memotivasi gereja dalam mencari solusi untuk mengefektifkan penginjilan di lingkungan yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya.
  James Strong dan Horst Balz, menjelaskan bahwa: “Dalam Alkitab, baik dalam kitab-kitab Perjanjian Baru maupun dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, kata “penginjilan” tidak ditemukan secara hurufiah. Pada hakikatnya kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “evanggeliso” artinya: “mengumumkan, memberitakan, atau membawa kabar baik[1], dan “memproklamasikan Injil atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus[2]”..
Menurut Yakob Tomatala, kata “evanggeliso” merupakan: “satu istilah yang dipakai dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan itu sendiri. Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso” untuk menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus[3]”.
Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), memaparkan bahwa:

“Kata evanggelisosinonim dengan kata “κερισσω” dibaca kerysso.” Kata ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan itu disebut “Kerux”) yang menyampaikan pengumuman dari raja. Kata ini dalam bahasa Yunani memiliki arti mengumumkan sebagai seorang tentara, atau memproklamasikan kabar baik. Pengumuman tersebut pada hakikatnya sangat penting, sehingga tidak dapat dibantah atau ditunda.
Kitab Perjanjian Lama menggunakan kata yang paralel dengan “kerysso” yaitu “qầrầ, yang artinya “berseru.” Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “keryssodipakai lebih dari 30 kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman resmi raja-raja, maupun dalam arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes 61:1; Yoel 1:14; Zak 9:9) Sedangkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata kerysso dipakai sebanyak 60 kali. Dalam kitab-kitab Perjanjian Baru digunakan kata lain yang berhubungan dengan penginjilan seperti kata “διδασχω” dibaca “didasko” artinya mengajar, atau mengajarkan. Tuhan Yesus sering menggunakan penginjilan dengan cara ini, contoh penggunaannya dicatat dalam Matius 10: 7-15; 4: 23; 7: 28; 9:35; Markus 1:21; 6:6; Lukas 10: 4-12. Kata kedua yaitu: “μαρτυρεω” dibaca “martureo” artinya bersaksi, atau menyampaikan kesaksian berdasarkan apa yang dialami. Penginjilan dengan cara ini juga dipakai oleh para rasul (Kis 2: 40)[4]”.

Penginjilan (Evangelisme) menurut J.D Douglas dkk., dijelaskan dalam Ensiklikopedi Alkitab Masa Kini Jili 1 A-L, adalah sebagai berikut:
Mengacu pada praktik menyampaikan informasi mengenai kepercayaannya kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau keyakinannya itu.  cara atau jalan yang ditempuh sebagai alat untuk mencapai tujuan, menyampaikan informasi mengenai kepercayaannya kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau keyakinannya itu. Istilah ini sering digunakan dalam hubungannya dengan kekristenan[5].

Penginjilan adalah Perintah Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang percaya untuk memberitakan Kabar Baik-Nya, sebagai bukti kasih-Nya kepada manusia, maka sebagai orang beriman harus memberitakan Kabar Baik atau Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang-orang yang belum pernah mendengarkan Firman Tuhan. Penginjilan adalah tugas dari setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan secara pribadi. Bukti iman orang Kristen salah staunya adalah menyampaikan Firman Tuhan (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan), kepada orang lain yang belum pernah mendengarkannya. Orang-orang yang tinggal di Hutan Rimba, khususnya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Perlu diperdengarkan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan, karena mereka selama ini belum pernah mendengarkan Firman Tuhan.
Adapun pernyataan dari D.W. Ellis, dan Oemar Hamalik, mengenai definisi Metode Penginjilan adalah sebagai berikut:
“Metode penginjilan adalah: “cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan[6]. Dalam hal ini cara penginjilan atau usah pemberitaan Injil terhadap orang lain, dimana seorang yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus pula. Suatu metode Penginjilan diperlukan agar usaha penginjilan dapat berjalan dengan lancar. Unsur kepribadian yang dimiliki oleh semua manusia antara lain adalah akal atau kecerdasan, perasaan, dan kemauan. Karena itu penginjil harus berusaha mengkomunikasikan Injil kepada akal seseorang, sehingga perasaannya digerakkan, dan kemauannya diserahkan kepada Yesus Kristus. Manusia tak mungkin mengemban tugas ini dengan kepandaiannya sendiri[7]”.

Jadi, Peneliti menyimpulkan bahwa, “Metode Penginjilan” adalah suatu cara yang dengan teratur digunakan oleh para Pemberita Injil untuk melaksanakan suatu Misi Pekabaran Injil. Lebih tepatnya adalah menyampaikan informasi tentang Injil Kristus yang adalah Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang lain yang tidak memegang keyakinan itu. Demikian juga kepada orang-orang yang sudah percaya, Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Digunakan “Metode Penginjilan agar Misi Pemberitaan Injil tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; karena cara pemberitaan Injil Kristus yang bersistem akan memudahkan pelaksanaan suatu Misi guna mencapai tujuan yang ditentukan atau disepakati bersama. Peneliti akan menyempurnakan metode yang selama ini digunakan oleh Non PUFST dan PUFST untuk memberitakan Firman Tuhan sesuai dengan situasi dan kondisi di pedalaman atau Hutan Rimba Papua, agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan baik supaya mereka dapat menerima dengan mudah.
Peneliti memahami bahwa, perjalanan misi Tuhan Yesus Kristus ketika di bumi ini, berdasarkan informasi dari Kitab Injil maupun Kitab Sejarah adalah, penginjilan yang lebih menekankan pada praktik kehidupan berbelas kasih itu sendiri, lebih dari sekadar penyampaian informasi (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan). Penginjilan menekankan pada kehidupan alamiah yang melibatkan tiap manusia untuk memiliki hati yang tergerak akan belas kasih pada sesama manusia, siapapun, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun keadaanya.



[1]James Strong,  Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible (Iowa: Riverside BOOK and Bible House Iowa Falls) 33.
[2]Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2), (Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed. , 2000) 69
[3]Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (jilid 1) (Malang: Gandum Mas, 1988), 24.
[4]Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), ed. S.v. “Berita, Pemberitaan.” By R.H. Mounce. (Jakarta: Team Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000) 18, 183.
[5]J.D Douglas dkk., Ensiklikopedi Alkitab Masa Kini Jili 1 A-L (Jakarta: YKBK, 2002) 435.
[6]D.W. Ellis, Pedoman Penginjilan, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993) 127.
[7]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) 3.

No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...