Pengertian
Penginjilan
Ditinjau dari definisi
mengenai kata Penginjilan, perlu diadakan penyelidikan terhadap
beberapa topik utama di sekitar penginjilan sehingga dapat membuka wawasan
berpikir tentang kepentingan dari tugas tersebut. Harapan Peneliti dengan adanya pemahaman yang baru
atau lebih mengenai Penginjilan agar akan memotivasi gereja dalam mencari
solusi untuk mengefektifkan penginjilan di lingkungan yang telah dipercayakan
Tuhan kepadanya.
James Strong
dan Horst Balz, menjelaskan bahwa: “Dalam Alkitab, baik dalam kitab-kitab
Perjanjian Baru maupun dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, kata “penginjilan”
tidak ditemukan secara hurufiah. Pada hakikatnya kata ini berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “evanggeliso” artinya: “mengumumkan,
memberitakan, atau membawa kabar baik[1],
dan “memproklamasikan Injil atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus[2]”..
Menurut Yakob Tomatala,
kata “evanggeliso” merupakan: “satu istilah yang dipakai
dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada
pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan
itu sendiri. Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso”
untuk menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus[3]”.
Ensiklopedia
AlkitabMasa Kini (Jilid 1), memaparkan bahwa:
“Kata “evanggeliso”
sinonim dengan kata “κερισσω” dibaca “kerysso.” Kata
ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan
itu disebut “Kerux”) yang menyampaikan pengumuman dari raja. Kata
ini dalam bahasa Yunani memiliki arti mengumumkan sebagai seorang tentara, atau
memproklamasikan kabar baik. Pengumuman tersebut pada hakikatnya sangat
penting, sehingga tidak dapat dibantah atau ditunda.
Kitab Perjanjian
Lama menggunakan kata yang paralel dengan “kerysso” yaitu “qầrầ,
yang artinya “berseru.” Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “kerysso”
dipakai lebih dari 30 kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman
resmi raja-raja, maupun dalam arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes
61:1; Yoel 1:14; Zak 9:9) Sedangkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata “kerysso”
dipakai sebanyak 60 kali. Dalam kitab-kitab Perjanjian Baru digunakan kata lain
yang berhubungan dengan penginjilan seperti kata “διδασχω” dibaca
“didasko” artinya mengajar, atau mengajarkan. Tuhan Yesus sering
menggunakan penginjilan dengan cara ini, contoh penggunaannya dicatat dalam
Matius 10: 7-15; 4: 23; 7: 28; 9:35; Markus 1:21; 6:6; Lukas 10: 4-12. Kata
kedua yaitu: “μαρτυρεω” dibaca “martureo” artinya
bersaksi, atau menyampaikan kesaksian berdasarkan apa yang dialami. Penginjilan
dengan cara ini juga dipakai oleh para rasul (Kis 2: 40)[4]”.
“Penginjilan
(Evangelisme) menurut J.D Douglas dkk., dijelaskan dalam Ensiklikopedi
Alkitab Masa Kini Jili 1 A-L, adalah sebagai berikut:
“Mengacu pada praktik menyampaikan informasi mengenai
kepercayaannya kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau
keyakinannya itu. cara atau jalan yang ditempuh sebagai alat
untuk mencapai tujuan, menyampaikan informasi mengenai kepercayaannya
kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau keyakinannya itu.
Istilah ini sering digunakan dalam hubungannya dengan kekristenan[5]”.
Penginjilan
adalah Perintah Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang percaya untuk
memberitakan Kabar Baik-Nya, sebagai bukti kasih-Nya kepada manusia, maka
sebagai orang beriman harus memberitakan Kabar Baik atau Kabar tentang
Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang-orang yang belum
pernah mendengarkan Firman Tuhan. Penginjilan adalah tugas dari setiap orang
yang percaya kepada Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan
secara pribadi. Bukti iman orang Kristen salah staunya adalah menyampaikan
Firman Tuhan (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan),
kepada orang lain yang belum pernah mendengarkannya. Orang-orang yang tinggal
di Hutan Rimba, khususnya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang,
Provinsi Papua. Perlu diperdengarkan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar
tentang Keselamatan, karena mereka selama ini belum pernah mendengarkan Firman
Tuhan.
Adapun pernyataan dari D.W. Ellis, dan Oemar Hamalik,
mengenai definisi Metode Penginjilan
adalah sebagai berikut:
“Metode
penginjilan adalah: “cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan[6].
Dalam hal ini cara penginjilan atau usah pemberitaan Injil terhadap orang lain,
dimana seorang yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus
kepada orang lain dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru
menerima Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus pula. Suatu metode
Penginjilan diperlukan agar usaha penginjilan dapat berjalan dengan lancar.
Unsur kepribadian yang dimiliki oleh semua manusia antara lain adalah akal atau
kecerdasan, perasaan, dan kemauan. Karena itu penginjil harus berusaha
mengkomunikasikan Injil kepada akal seseorang, sehingga perasaannya digerakkan,
dan kemauannya diserahkan kepada Yesus Kristus. Manusia tak mungkin mengemban
tugas ini dengan kepandaiannya sendiri[7]”.
Jadi, Peneliti
menyimpulkan bahwa, “Metode Penginjilan”
adalah suatu cara yang dengan teratur digunakan oleh para Pemberita Injil untuk
melaksanakan suatu Misi Pekabaran Injil. Lebih tepatnya adalah menyampaikan
informasi tentang Injil Kristus yang adalah Kabar tentang Pengampunan Dosa dan
Kabar tentang Keselamatan kepada orang lain yang tidak memegang keyakinan itu.
Demikian juga kepada orang-orang yang sudah percaya, Tuhan Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Digunakan “Metode Penginjilan” agar Misi Pemberitaan Injil tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki; karena cara pemberitaan Injil Kristus yang bersistem akan
memudahkan pelaksanaan suatu Misi guna mencapai tujuan yang ditentukan atau
disepakati bersama. Peneliti akan menyempurnakan metode yang selama ini
digunakan oleh Non PUFST dan PUFST untuk memberitakan Firman Tuhan sesuai
dengan situasi dan kondisi di pedalaman atau Hutan Rimba Papua, agar Firman
Tuhan dapat tersampaikan dengan baik supaya mereka dapat menerima dengan mudah.
Peneliti memahami bahwa,
perjalanan misi Tuhan Yesus Kristus ketika di bumi ini, berdasarkan informasi
dari Kitab Injil maupun Kitab Sejarah adalah, penginjilan yang lebih menekankan
pada praktik kehidupan berbelas kasih itu sendiri, lebih dari sekadar penyampaian
informasi (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan).
Penginjilan menekankan pada kehidupan alamiah yang melibatkan tiap manusia
untuk memiliki hati yang tergerak akan belas kasih pada sesama manusia,
siapapun, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun keadaanya.
[1]James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible
(Iowa: Riverside BOOK and Bible House Iowa Falls) 33.
[2]Horst Balz &
Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2),
(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint
ed. , 2000) 69
[4]Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), ed. S.v.
“Berita, Pemberitaan.” By R.H. Mounce. (Jakarta: Team Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000) 18, 183.
No comments:
Post a Comment