Tuesday, January 22, 2019

DISELAMATKAN OLEH ANUGERAH


MEMBACA DAN MEMBERIKAN REVIEW SOTERIOLOGI DARI DUA BUKU YANG BERBEDA PENULIS MINIMAL HALAMAN SESUAI DENGAN FORMAT

BUKU PERTAMA

Judul Buku                              : DISELAMATKAN OLEH ANUGERAH
Ditulis oleh                             : Anthony A. Hoekema;
Penerjemah                              : Irwan Tjulianto;
Editor                                      : Salomon Yo;

Cetakan                                   : Kelima; Surabaya;
Penerbit                                   : Momentum,
Tahun                                      : 2013;
Isi Buku                                  : 352 halaman;
Ketebalan buku                       : 24 cm.

Buku ini adalah tulisan terakhir dari dua seri eksposisi teologi sistematika yang telah ia  buat sebelumnya. Judul buku ini menegaskan isinya secara keseluruhan, bahwa keselamatan  bukanlah hasil upaya manusia tetapi pemberian Allah yang cuma-cuma. Tentu pandangan ini sangat kental dengan Teologi Reformed. Akan tetapi, penalarannya yang dinamis, praktis, dan komprehensif akan sangat membantu siapa pun yang hendak mempelajari doktrin keselamatan. Kehandalan Hoekema dalam studi-studi dogmatik tentu tidak diragukan lagi. Oleh sebab itu,  buku ini sangat berguna bukan hanya bagi para pendeta dan pelajar teologi melainkan juga orang awam.
Rangkuman Gagasan Utama
Doktrin soteriologi yang dimaksudkan dalam tulisan ini terpusat pada studi mengenai  bagaimana seharusnya aspek-aspek keselamatan dipahami dan diterapkan bagi umat Allah. Fokus utama soteriologi ini terdapat pada pertama-tama peran Allah dan kemudian manusia dalam tanggung jawabnya, bukan Allah semata atau manusia semata. Soteriologi tidak dapat dipisahkan dari doktrin-doktrin lain, seperti doktrin Allah, antropologi, Kristologi, Pneumatologi, dan Eskatologi. Sehubungan dengan hal itu, maka beberapa teolog berbeda pendapat tentang
ordo salutis.
Tulisan buku ini memposisikan pandangan bahwa tidak ada urutan yang secara terpisah mengenai urutan proses keselamatan. Seluruh proses keselamatan yang terjadi bersifat simultan. Meskipun begitu setiap aspek dalam proses keselamatan benar-benar memberikan perbedaan dalam karyanya, sehingga perlu juga untuk dibahas satu persatu. Pertama dan yang terpenting dalam penerapan keselamatan adalah peran Roh Kudus. Roh Kudus tidak hanya menyatukan kita dengan Kristus, tetapi juga bekerja dalam proses lahir  baru, pertobatan, iman, pembenaran dan pengadopsian, pengudusan, pemeliharaan, dan ketekunan kita sebagai orang percaya. Kedua, Roh Kudus adalah jaminan keselamatan kita. Roh Kudus menjadi penghubung dan penyatu kita dengan Kristus. Kita menjadi hidup di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita. Kesatuan Kristus dengan umat pilihan-Nya telah dirancang sejak kekekalan dan didasarkan pada karya penebusan Kristus. Kesatuan itu berfaedah bagi iman kita sehingga kita dibenarkan dan dikuduskan dan menuntun kita untuk hidup tekun pada-Nya hingga mati, bangkit, dan dimuliakan-Nya. Kesatuan ini bersifat individu dan mencakup pembaruan dan
Recreation
Seluruh ciptaan. Ketiga, Injil memang harus diberitakan kepada semua orang sebagaimana yang diamanatkan-Nya. Pemberitaan Injil kepada semua manusia adalah undangan keselamatan secara umum dan universal. Panggilan ini adalah panggilan yang sungguh-sungguh dikehendaki Allah karena itu pemberitaan Injil harus dilakukan dengan sungguh-sungguh pula. Meskipun begitu, tidak semua yang mendengar Injil akan selamat. Sehubungan dengan itu, paham yang menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menerima atau menolak Injil adalah salah. Panggilan Injil ini menjadi efektif karena kedaulatan anugerah Allah sendiri sejak kekekalan. Allah yang berkehendak memilih dan menyelamatkan manusia. Panggilan efektif  bertujuan menempatkan umat-Nya terpisah dari dunia yang jahat untuk tekun bersekutu dengan-Nya.
Keempat, kelahiran baru dari hidup (Zōē)
Seseorang yang telah secara efektif dipanggil Allah. Mencakup penanaman benih hidup rohani yang baru oleh Roh Kudus dan perwujudannya pada pertobatan dan iman. Kejatuhan manusia dalam dosa telah mengakibatkan kerusakan total pada natur. Oleh sebab itu, proses kelahiran baru perlu bagi setiap orang yang telah dipanggil Allah. Dalam hal ini, proses tersebut 100% adalah karya Allah tanpa campur tangan manusia yang  berada dalam kondisi rusak total karena dosa. Karya Allah yang seketika, misteri, supranatural, dan radikal ini hanya dapat dipahami melalui pengaruh atau akibat yang dimunculkan. Ini adalah anugerah yang tidak dapat ditolak oleh mereka yang telah dipilih dan diselamatkan sejak kekekalan. Kelima, seseorang yang telah dilahirbarukan, menjadi mengenal dosa, menyesal, mengakui kesalahan, lalu membenci dosa, kembali kepada Allah dengan beriman, dan bersuka cita serta melayani dengan penuh kasih. Proses ini disebut Konversi. Proses tentang pentingnya pertobatan dan iman. Pertobatan dan iman saling terkait satu dengan yang lain. Pertobatan tidak hanya mencakup penyesalan akan dosa atau perubahan pola pikir tetapi juga keseluruhan pribadi secara utuh. Pertobatan adalah karya Allah yang juga menuntut tanggung jawab manusia, yang tidak hanya sekali dilakukan tetapi sepanjang kehidupan meski keselamatan adalah anugerah Allah. Tidak sampai di situ, pertobatan juga menuntut adanya iman. Iman adalah sarana atau instrumen keselamatan kita. Iman yang menyelamatkan bukan sekedar percaya tetapi datang kepada Kristus dan tinggal di dalam-Nya.
Iman itu mencakup pengetahuan yang utuh, tindakan yang teguh menerima kebenaran-Nya, dan rasa percaya untuk berserah kepada-Nya. Keenam, dengan beriman kita dibenarkan. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa pembenaran merupakan tindakan hukum yang dilakukan Allah untuk menyatakan dan membenarkan manusia yang tidak benar dan berdosa berdasarkan iman kepada Yesus. Allah mengimputasikan kebenarannya kepada manusia yang telah beriman kepada Yesus. Proses ini terjadi satu kali untuk selamanya. Pembenaran mencakup pengampunan dosa di masa lalu, saat ini, dan yang akan datang. Oleh karena pembenaran yang telah kita terima, Allah kemudian mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya sehingga berhak beroleh hidup kekal. Ketujuh, setelah beroleh pembenaran dan kepastian keselamatan, maka Allah menuntut kita untuk hidup kudus. Pengudusan adalah karya Roh Kudus tetapi juga melibatkan manusia secara total. Kemampuan untuk hidup kudus dianugerahkan Allah sehingga kita mampu secara bertanggung jawab memelihara iman dan kekudusan. Tujuannya adalah agar kita menjadi serupa dengan Kristus.
Saat kita beriman dan dibenarkan, kita pun dikuduskan Allah sekali untuk selamanya tetapi pengudusan itu pun berlangsung terus menerus selama orang percaya hidup di dunia dan bergumul dengan dosa. Oleh karena itu, anggapan bahwa manusia dapat mencapai hidup yang sempurna pada masa hidupnya dengan melakukan perbuatan baik adalah tidak benar. Lalu, untuk apakah orang percaya memelihara kekudusannya? Kedelapan, pemeliharaan kekudusan tampak dalam ketekunan seseorang memelihara imannya yang sejati. Saat seseorang telah hidup dalam komunitas orang percaya yang sejati, tentu masih bergumul dengan dosa. Meskipun begitu, jaminan keselamatan itu tidak akan hilang dari umat pilihan-Nya itu. Dalam hal ini, orang percaya diberikan kemampuan untuk terus bertekun dan bertahan hingga kesudahannya. Orang-orang percaya yang sejati ini hidup dalam rasa syukur akan keselamatannya, senantiasa dipelihara Allah melalui sarana pengembalaan sehingga tidak terseret atau murtad. Dengan demikian, ajaran tentang ketekunan orang-orang percaya yang sejati ini adalah sebuah anugerah dan sebuah tantangan yang harus dijalani selama berada di dunia.
Evaluasi dan Refleksi Kritis
Hal utama yang sangat menarik dari buku ini adalah penalaran yang logis dan sistematis mengenai doktrin keselamatan. Hoekema memaparkan aspek-aspek seputar keselamatan seperti peranan Roh Kudus, penyatuan dengan Kristus, panggilan Injil, lahir baru, konversi, pertobatan, iman, pembenaran, pengudusan, dan ketekunan sebagai aspek-aspek yang berlangsung  bersamaan dalam kedaulatan Allah. Dalam hal ini, Ia memilih untuk tidak membedakan urutan pelaksanaan dari setiap aspek keselamatan itu seperti yang kebanyakan dipaparkan oleh teolog-teolog lain. Saya sendiri, setuju dengan Hoekema untuk memahami aspek-aspek dalam proses keselamatan ini secara simultan dan bukan sebagai tahapan-tahapan yang harus dilalui satu per satu secara terpisah, meski harus dikaji satu per satu. Hoekema juga tidak sekadar menampilkan sebuah kajian dogmatis, tetapi juga penafsiran-penafsiran yang teliti guna pengembangan argumentasi yang fair dan ortodoks konsepsional. Tafsiran-tafsiran itu sangat membantu penulis dalam membangun argumennya dan pembaca untuk memahami doktrin soteriologi ini secara detail dan menyeluruh. Selain itu, analogi-analogi atau ilustrasi-ilustrasi sederhana yang digunakan dalam buku ini juga semakin memudahkan pembaca memahami konsep-konsep ajaran yang rumit. Menarik, karena berkali-kali Hoekema membahas paham Pelagian, Semi-Pelagian, dan Arminian sebagai pembanding terhadap ajaran Reformed. Pada setiap bab pembahasan, paham-paham tersebut secara konsisten ditelaah untuk menarik kesimpulan yang tegas terhadap posisi tulisannya ini. Dalam konteks perteologian di Indonesia yang beragam ini, tentu buku ini sangat membantu setiap orang Kristen memahami dasar kebenaran alkitabiah mengenai proses dan kepastian keselamatannya.



#BUKU KEDUA

PENULIS:  JONAR S.
JUDUL BUKU: PENGAJARAN MENGENAI KARYA ALLAH DALAM KESELAMATAN

Keselamatan tidak mungkin dialami oleh manusia apabila tidak jatuh ke dalam dosa. Kemuliaan Allah dalam diri manusia telah hilang atau rusak dan hukuman yang menanti adalah maut (Roma 3:23; 6:23). Ada beberapa fakta yang perlu diketahui mengenai keselamatan:
  1. Keselamatan adalah rencana Allah
  2. Keselamatan menghancurkan setan
  3. Keselamatan memengaruhi pribadi, bahkan juga bangsa
  4. Keselamatan datang melalui Perantara yang mengambil rupa sebagai manusia
  5. Keselamatan terkait dengan penderitaan Penebus

Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Tidak ada nama lain di bawah kolong langit ini yang olehnya kita diselamatkan. Yesus satu-satunya Juruselamat manusia yang diturunkan dari surga, bagi seluruh umat manusia. Yesus satu-satunya Juruselamat yang diutus oleh Tuhan Allah untuk datang ke dunia. Pengutusan ini tidak pernah dimandatkan kepada siapa pun selain Yesus. Kematian-Nya di kayu salib menggantikan kita manusia berdosa yang seharusnya mati karena dosa kita. Oleh karena itu mari kita sebagai umat tebusan melakukan kehendak Penebus kita sampai akhir hidup sebagai ucapan syukur kita kepada-Nya.


No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...