MEMBACA DAN MEMBERIKAN REVIEW
SOTERIOLOGI DARI DUA BUKU YANG BERBEDA PENULIS MINIMAL HALAMAN SESUAI DENGAN
FORMAT
BUKU PERTAMA
Judul
Buku : DISELAMATKAN
OLEH ANUGERAH
Ditulis
oleh : Anthony
A. Hoekema;
Penerjemah : Irwan Tjulianto;
Editor : Salomon
Yo;
Penerbit : Momentum,
Tahun
: 2013;
Isi
Buku : 352
halaman;
Ketebalan
buku : 24 cm.
Buku ini adalah tulisan terakhir dari dua seri eksposisi
teologi sistematika yang telah ia buat sebelumnya. Judul buku ini menegaskan
isinya secara keseluruhan, bahwa keselamatan bukanlah hasil upaya manusia
tetapi pemberian Allah yang cuma-cuma. Tentu pandangan ini sangat kental dengan
Teologi Reformed. Akan tetapi, penalarannya yang dinamis, praktis, dan
komprehensif akan sangat membantu siapa pun yang hendak mempelajari doktrin
keselamatan. Kehandalan Hoekema dalam studi-studi dogmatik tentu tidak
diragukan lagi. Oleh sebab itu, buku ini sangat berguna bukan hanya bagi
para pendeta dan pelajar teologi melainkan juga orang awam.
Rangkuman Gagasan Utama
Doktrin soteriologi yang dimaksudkan dalam tulisan ini
terpusat pada studi mengenai bagaimana seharusnya aspek-aspek keselamatan
dipahami dan diterapkan bagi umat Allah. Fokus utama soteriologi ini terdapat
pada pertama-tama peran Allah dan kemudian manusia dalam tanggung jawabnya,
bukan Allah semata atau manusia semata. Soteriologi tidak dapat dipisahkan dari
doktrin-doktrin lain, seperti doktrin Allah, antropologi, Kristologi,
Pneumatologi, dan Eskatologi. Sehubungan dengan hal itu, maka beberapa teolog
berbeda pendapat tentang
ordo
salutis.
Tulisan buku ini memposisikan pandangan bahwa tidak ada
urutan yang secara terpisah mengenai urutan proses keselamatan. Seluruh proses
keselamatan yang terjadi bersifat simultan. Meskipun begitu setiap aspek dalam
proses keselamatan benar-benar memberikan perbedaan dalam karyanya, sehingga
perlu juga untuk dibahas satu persatu. Pertama dan yang terpenting dalam
penerapan keselamatan adalah peran Roh Kudus. Roh Kudus tidak hanya menyatukan
kita dengan Kristus, tetapi juga bekerja dalam proses lahir baru,
pertobatan, iman, pembenaran dan pengadopsian, pengudusan, pemeliharaan, dan
ketekunan kita sebagai orang percaya. Kedua, Roh Kudus adalah jaminan
keselamatan kita. Roh Kudus menjadi penghubung dan penyatu kita dengan Kristus.
Kita menjadi hidup di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita. Kesatuan Kristus
dengan umat pilihan-Nya telah dirancang sejak kekekalan dan didasarkan pada
karya penebusan Kristus. Kesatuan itu berfaedah bagi iman kita sehingga kita
dibenarkan dan dikuduskan dan menuntun kita untuk hidup tekun pada-Nya hingga
mati, bangkit, dan dimuliakan-Nya. Kesatuan ini bersifat individu dan mencakup
pembaruan dan
Recreation
Seluruh ciptaan. Ketiga, Injil memang harus diberitakan kepada semua
orang sebagaimana yang diamanatkan-Nya. Pemberitaan Injil kepada semua manusia
adalah undangan keselamatan secara umum dan universal. Panggilan ini adalah
panggilan yang sungguh-sungguh dikehendaki Allah karena itu pemberitaan Injil
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh pula. Meskipun begitu, tidak semua yang
mendengar Injil akan selamat. Sehubungan dengan itu, paham yang menekankan
bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menerima atau menolak Injil adalah
salah. Panggilan Injil ini menjadi efektif karena kedaulatan anugerah Allah
sendiri sejak kekekalan. Allah yang berkehendak memilih dan menyelamatkan
manusia. Panggilan efektif bertujuan menempatkan umat-Nya terpisah dari
dunia yang jahat untuk tekun bersekutu dengan-Nya.
Keempat, kelahiran baru dari hidup
(Zōē)
Seseorang yang telah secara efektif dipanggil Allah.
Mencakup penanaman benih hidup rohani yang baru oleh Roh Kudus dan
perwujudannya pada pertobatan dan iman. Kejatuhan manusia dalam dosa telah
mengakibatkan kerusakan total pada natur. Oleh sebab itu, proses kelahiran baru
perlu bagi setiap orang yang telah dipanggil Allah. Dalam hal ini, proses
tersebut 100% adalah karya Allah tanpa campur tangan manusia yang berada
dalam kondisi rusak total karena dosa. Karya Allah yang seketika, misteri,
supranatural, dan radikal ini hanya dapat dipahami melalui pengaruh atau akibat
yang dimunculkan. Ini adalah anugerah yang tidak dapat ditolak oleh mereka yang
telah dipilih dan diselamatkan sejak kekekalan. Kelima, seseorang yang telah
dilahirbarukan, menjadi mengenal dosa, menyesal, mengakui kesalahan, lalu
membenci dosa, kembali kepada Allah dengan beriman, dan bersuka cita serta
melayani dengan penuh kasih. Proses ini disebut Konversi. Proses tentang
pentingnya pertobatan dan iman. Pertobatan dan iman saling terkait satu dengan
yang lain. Pertobatan tidak hanya mencakup penyesalan akan dosa atau perubahan
pola pikir tetapi juga keseluruhan pribadi secara utuh. Pertobatan adalah karya
Allah yang juga menuntut tanggung jawab manusia, yang tidak hanya sekali
dilakukan tetapi sepanjang kehidupan meski keselamatan adalah anugerah Allah.
Tidak sampai di situ, pertobatan juga menuntut adanya iman. Iman adalah sarana
atau instrumen keselamatan kita. Iman yang menyelamatkan bukan sekedar percaya
tetapi datang kepada Kristus dan tinggal di dalam-Nya.
Iman itu mencakup pengetahuan yang utuh, tindakan yang teguh
menerima kebenaran-Nya, dan rasa percaya untuk berserah kepada-Nya. Keenam,
dengan beriman kita dibenarkan. Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa pembenaran
merupakan tindakan hukum yang dilakukan Allah untuk menyatakan dan membenarkan
manusia yang tidak benar dan berdosa berdasarkan iman kepada Yesus. Allah
mengimputasikan kebenarannya kepada manusia yang telah beriman kepada Yesus.
Proses ini terjadi satu kali untuk selamanya. Pembenaran mencakup pengampunan
dosa di masa lalu, saat ini, dan yang akan datang. Oleh karena pembenaran yang
telah kita terima, Allah kemudian mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya
sehingga berhak beroleh hidup kekal. Ketujuh, setelah beroleh pembenaran dan
kepastian keselamatan, maka Allah menuntut kita untuk hidup kudus. Pengudusan
adalah karya Roh Kudus tetapi juga melibatkan manusia secara total. Kemampuan
untuk hidup kudus dianugerahkan Allah sehingga kita mampu secara bertanggung
jawab memelihara iman dan kekudusan. Tujuannya adalah agar kita menjadi serupa
dengan Kristus.
Saat kita beriman dan dibenarkan, kita pun dikuduskan Allah
sekali untuk selamanya tetapi pengudusan itu pun berlangsung terus menerus
selama orang percaya hidup di dunia dan bergumul dengan dosa. Oleh karena itu,
anggapan bahwa manusia dapat mencapai hidup yang sempurna pada masa hidupnya
dengan melakukan perbuatan baik adalah tidak benar. Lalu, untuk apakah
orang percaya memelihara kekudusannya? Kedelapan, pemeliharaan kekudusan tampak
dalam ketekunan seseorang memelihara imannya yang sejati. Saat seseorang telah
hidup dalam komunitas orang percaya yang sejati, tentu masih bergumul dengan
dosa. Meskipun begitu, jaminan keselamatan itu tidak akan hilang dari umat
pilihan-Nya itu. Dalam hal ini, orang percaya diberikan kemampuan untuk terus
bertekun dan bertahan hingga kesudahannya. Orang-orang percaya yang sejati ini
hidup dalam rasa syukur akan keselamatannya, senantiasa dipelihara Allah
melalui sarana pengembalaan sehingga tidak terseret atau murtad. Dengan
demikian, ajaran tentang ketekunan orang-orang percaya yang sejati ini adalah
sebuah anugerah dan sebuah tantangan yang harus dijalani selama berada di
dunia.
Evaluasi dan Refleksi Kritis
Hal utama yang sangat menarik dari buku ini adalah penalaran
yang logis dan sistematis mengenai doktrin keselamatan. Hoekema memaparkan
aspek-aspek seputar keselamatan seperti peranan Roh Kudus, penyatuan dengan
Kristus, panggilan Injil, lahir baru, konversi, pertobatan, iman, pembenaran,
pengudusan, dan ketekunan sebagai aspek-aspek yang berlangsung bersamaan
dalam kedaulatan Allah. Dalam hal ini, Ia memilih untuk tidak membedakan urutan
pelaksanaan dari setiap aspek keselamatan itu seperti yang kebanyakan dipaparkan
oleh teolog-teolog lain. Saya sendiri, setuju dengan Hoekema untuk memahami
aspek-aspek dalam proses keselamatan ini secara simultan dan bukan sebagai
tahapan-tahapan yang harus dilalui satu per satu secara terpisah, meski harus
dikaji satu per satu. Hoekema juga tidak sekadar menampilkan sebuah kajian
dogmatis, tetapi juga penafsiran-penafsiran yang teliti guna pengembangan
argumentasi yang fair dan ortodoks konsepsional. Tafsiran-tafsiran itu sangat
membantu penulis dalam membangun argumennya dan pembaca untuk memahami doktrin
soteriologi ini secara detail dan menyeluruh. Selain itu, analogi-analogi atau
ilustrasi-ilustrasi sederhana yang digunakan dalam buku ini juga semakin
memudahkan pembaca memahami konsep-konsep ajaran yang rumit. Menarik, karena berkali-kali
Hoekema membahas paham Pelagian, Semi-Pelagian, dan Arminian sebagai pembanding
terhadap ajaran Reformed. Pada setiap bab pembahasan, paham-paham tersebut
secara konsisten ditelaah untuk menarik kesimpulan yang tegas terhadap posisi
tulisannya ini. Dalam konteks perteologian di Indonesia yang beragam ini, tentu
buku ini sangat membantu setiap orang Kristen memahami dasar kebenaran
alkitabiah mengenai proses dan kepastian keselamatannya.
#BUKU KEDUA
PENULIS: JONAR S.
JUDUL
BUKU: PENGAJARAN MENGENAI KARYA ALLAH DALAM KESELAMATAN
Keselamatan
tidak mungkin dialami oleh manusia apabila tidak jatuh ke dalam dosa. Kemuliaan
Allah dalam diri manusia telah hilang atau rusak dan hukuman yang menanti
adalah maut (Roma 3:23; 6:23). Ada beberapa fakta yang perlu diketahui mengenai
keselamatan:
- Keselamatan adalah rencana Allah
- Keselamatan menghancurkan setan
- Keselamatan memengaruhi pribadi, bahkan juga bangsa
- Keselamatan datang melalui Perantara yang mengambil
rupa sebagai manusia
- Keselamatan terkait dengan penderitaan Penebus
Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Tidak ada nama
lain di bawah kolong langit ini yang olehnya kita diselamatkan. Yesus
satu-satunya Juruselamat manusia yang diturunkan dari surga, bagi seluruh umat
manusia. Yesus satu-satunya Juruselamat yang diutus oleh Tuhan Allah untuk
datang ke dunia. Pengutusan ini tidak pernah dimandatkan kepada siapa pun
selain Yesus. Kematian-Nya di kayu salib menggantikan kita manusia berdosa yang
seharusnya mati karena dosa kita. Oleh karena itu mari kita sebagai umat
tebusan melakukan kehendak Penebus kita sampai akhir hidup sebagai ucapan
syukur kita kepada-Nya.
No comments:
Post a Comment