Tuesday, January 22, 2019

KRISTOLOGI (KRISTUS)


METODE PENDEKATAN UNTUK MENYAMPAIKAN MENGENAI KRISTUS
KEPADA ORANG-ORANG PAPUA YANG MASIH HIDUP DI HUTAN RIMBA

1.      KRISTOLOGI (KRISTUS)

1.1.PENJELASAN

Kristologi adalah cabang ilmu teologi yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam agama Kristen yang menyangkut tentang pribadi Tuhan Yesus Kristus. Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup. Tema-tema seperti feminisme, Teologi pembebasan atau kemerdekaan adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu. Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, “eksklusivisme”, kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruhh ciptaan, termasuk alam.

1.2.Kristologi dalam Ilmu Teologi

Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun Teologi Sistematika-Dogmatika. Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan (wahyu) Allah kepada manusia melalui kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Kata ‘Kristologi’ berasal dari bahasa Yunani, Χριστός= Kristos = Kristus dan λόγος =logos = kata-kata atau ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus Kristus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan masalah-masalah di setiap zaman. Kristologi dan ajaran Trinitas tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, sistematika dan dogmatika. Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai keselamatan atau soteriologi. Pembicaraan tentang Kristus merupakan ajaran Kristen yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.


1.3.Kristus sebagai Mesias

Melalui pendekatan Bibliologi dan Hermeneutika Alkitab, ditemui sebutan bahwa Yesus adalah Mesias. Hal ini diperoleh dari Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Baru (Bahasa Yunani; Kristus) yang pada Perjanjian Lama disebut Mesias (Bahasa Ibrani).

1.4.Mesias dalam Perjanjian Lama

Mesias dalam Perjanjian Lama berarti keluarga Daud, raja yang selalu berjaya digantikan Mesias dalam Perjanjian Baru menjadi raja yang dibangkitkan dari kematian. Raja kerajaan yang gilang gemilang pada masa akhir dan menjadi pemimpin religius, bukan pemimpin politik.
Kata “Kristus” memiliki arti yang sama dengan Mesias yang artinya adalah “Yang Diurapi”. Di dalam ajaran Kristen, kelahiran Yesus sudah dinubuatkan semenjak zaman nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama. Mesias di dalam Perjanjian Lama dinanti oleh orang Israel untuk memulihkan bangsa Israel dari berbagai masalah, terutama politik. Jadi hadirnya Mesias adalah sebagai “solusi” dalam masa krisis; Masa Israel ditawan oleh bangsa-bangsa lain.

1.5.Mesias dalam Perjanjian Baru

Dari berbagai istilah tentang Kristus, orang-orang pada masa Awal Masehi sudah beragam. Informasi lain, Yesus disebut sebagai Mesias dari Israel, Mesias adalah Kristus disebutkan Paulus sebanyak 270 kali dan variasi nama Yesus Kristus atau Kristus Yesus sebanyak 109 kali. Nama itu menunjuk pada: Allah, Tuhan atau kata ganti yang menjurus pada Allah.
Dunia dan segala isinya ada karena, yang lebih berkuasa dari dunia ini yang menciptakan. Gunung-gunung, bukit-bukit batu, pohon-pohon, sungai-sungai, kolam-kolam dan lain-lain diciptakan oleh yang lebih besar atau yang lebih berkuasa dari yang sekedar yang menjaga atau penunggu dan lain sebagainya.
Dia yang Mahakuasa atau Pencipta adalah Allah. Hanya Dialah yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, termasuk manusia. Setelah Allah menciptakan manusia pertama, Allah mempercayakan kepada dia (Adam) untuk memberi nama kepada segala jenis bintang sekaligus menjaga semua ciptaan-Nya. Selanjutnya setelah Allah menciptakan Hawa, Ia menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden dan Allah memberikan kepada Adam dan Hawa kehendak bebas. Dalam kehendak bebas itu, Adam dan Hawa, dengan bebas memilih yang dilarang oleh Allah, buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Hasil dari mengambil buah pohon yang dilarang oleh Tuhan itu, akibatnya adalah dosa karena ketidaktaatan mereka dalam perintah Allah. Sebab upah dosa adalah kematian kekal, bermula dari manusia pertama Adam dan Hawa.
Ketika manusia tidak ada pilihan, yang ada adalah hanya kematian yang kekal, maka bukti kasih Allah yang besar dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus denga cara Allah harus menjadi sama seperti manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ia rela datang ke dalam dunia, dan pelayanan-Nya selama kurang lebih tiga setengah tahun, serta harus menyerahkan diri-Nya untuk dibunuh sampai rela mati di kayu salib, demi menebus dosa-dosa manusia, Ia menyelamatkan manusia yang tidak dapat menyelamatkan diri dari kematian kekal, yang disediakan oleh Allah.

1.6.ILUSTRASI

Seorang kepala suku memiliki hanya seorang anak tunggal laki-laki, dan kepala suku tersebut sangat menyayangi anaknya yang tunggal itu, demikian juga ia menyanyangi rakyatnya. Di daerah itu ada berbagai jenis Binatang Buas yang mematikan dan membahayakan warga setempat, adapun jenis-jenis binatang liar antaranya adalah: Ular Kobra (ular berbisa), Serigala, Babi Hutan dan lain-lain. Warga setempat berusaha untuk berlindung atau menyelamatkan diri dari bahaya ancaman itu dengan berbagai cara agar kehidupan mereka selamat dan aman, namun usaha mereka sia-sia atau gagal bahkan tidak ada yang dapat berhasil selamatkan diri. Sebagian warga sudah diterkam oleh Binatang Buas, yang lainnya berusaha untuk mau selamatkan diri dari ancaman atau bahaya dari Binatang Buas, namun tidak ada seorang pun yang berhasil.
Kepala suku melihat bahwa rakyatnya tidak mampu menyelamatkan diri dari bahaya ancaman Binatang-Binatang Buas yang membahayakan dalam kehidupan masyarakat setempat. Karena warga setempat tidak mampu dan tidak dapat menyelamatkan diri dari Serigala Hutan yang mengancam mereka, dan sekaligus ada beberapa warga yang berhasil ditergam oleh Binatang buas yang ganas itu. Kepala suku menyadari, atas ketidakmampuan warga untuk selamatkan diri, maka ia segera mengambil keputusan untuk dapat mencegah bahaya yang mengancam wargannya. Ia menyuruh anaknya yang tunggal itu, untuk membuat pagar sekelilingnya agar masyarakat setempat dilindungi atau aman dari bahaya ancaman oleh Binatang-Binatang dari Hutan itu.
Setelah anaknya kepala suku memagari sekelilingnya, maka warga setempat aman dan tidak mendapatkan ancaman dari binatang buas lagi. Warga yang tetap tinggal di dalam pagar tersebut, tetap dilindungi oleh pagar yang dibuat oleh anak Kepala Suku tersebut. Tetapi warga yang tidak tetap tinggal di dalam pagar, namun keluar dari pagar, mereka langsung ditergam oleh Binatang-binatang Buas tersebut.
 Demikian juga, setelah manusia pertama (Adam dan Hawa) tidak mentaati perintah Sang Pencipta (Allah), akibatnya adalah kehilangan kemuliaan Allah, kematian dan penderitaan kekal yang menimpa kepada mereka dan sampai turun temurun. Namun Allah yang penuh belas kasihan dan kemurahan itu, dengan inisiatif-Nya menyatakan diri-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus.
Allah mengutus atau memberikan Tuhan Yesus Kristus kepada manusia, karena manusia pada dasarnya tidak mampu menyelamatkan diri dengan kekuatannya sendiri. Allah mengutus Tuhan Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari bahaya kematian kekal, yang tidak dapat manusia selamatkan diri dari kematian kekal itu. Allah memberikan anak-Nya kepada manusia demi keselamatan manusia berdosa. Allah melihat bahwa usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian kekal itu sia-sia, karena tidak mungkin manusia menyelamatkan diri dengan kekuatan atau dengan cara sendiri, maka Allah mengutus anak-Nya yang tunggal menggantikan posisi kita untuk menyelamatkan kita manusia berdosa.


Dialog antara Saya (Pendeta) dengan warga (Bapak Lilibum Mirin)
Yang ada di Hutan Rimba Papua

-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Permisi Bapa Pendeta, saya mau bertanya ketika saya melakukan kesalahan, seperti mencuri, mencaci maki orang lain, memukul orang lain, berbohong kepada sesama dan lain-lain yang bersifat kejahatan sejenisnya, saya takut kepada Penunggu Hutan atau kepada sesama warga yang dirugikan itu. Sebab konskwensi dari kesalahan saya pasti akan terima balasan dari Penunggu Hutan maupun sesama masyarakat yang telah dirugikan itu.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Tepat sekali pernyataan Bapa, Allah memberikan kepada manusia hati nurani, yang selalu mengarahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang benar. Namun manusia cenderung untuk melakukan segala sesuatu yang bertentangan, maka hati nurani akan selalu menuduh kita dengan perbuatan tersebut, atau segala kejahatan. Semua perbuatan akan ada konsekwensinya, yang harus bapa takuti adalah yang menciptkan langit, bumi (gunung-gunung sekaligus penunggu gunung atau hutan), serta segala isinya termasuk kita manusia diciptakan oleh Allah. Hanya Pencipta (Allah) saja yang mampu membinasakan tubuh sekaligus jiwa kita. Jadi, Bapa tidak perlu takut kepada Penunggu Hutan dan sesama manusia yang hanya membahayakan tubuh jasmania bapa, namun takutlah kepada Pencipta Langit, Bumi, Manusia dan segala isinya (Allah), yang bisa membinasakan kita Tubuh, Jiwa dan Roh.
-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Ooh… Berarti semua perbuatan saya yang bersifat kejahatan konsekwensinya tidak hanya datang dari Penunggu Hutan dan sesama manusia?, namun ada yang lebih besar dari itu yaa bapa Pendeta?.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Benar Pak, kalau semua kejahatan kita pasti ada konsekwensinya, baik dari sesama manusia maupun dari alam dan sebagainya. Namun yang lebih lagi adalah semua kejahatan kita ini, akan membawa kepada kematian kekal, yaitu kematian tubuh jasmani, dan kematian jiwa atau kebinasaan yang kekal.
-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Kalau begitu, semua perbuatan kejahatan kita konsekwensinya macam ya pak Pendeta?. Yang pertama adalah dari sesama manusia serta alam sekitar kita dan yang ke dua adalah dari Pencipta Alam Semesta dan Pencipta Manusia yaitu Allah.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): ya, benar pak, setiap perbuatan yang bersifat kejahatan pasti ada akibatnya. Namun saat ini yang saya mau tawarkan kepada bapa adalah semua perbuatan yang bersifat kejahatan yang membawa kita kepada kematian kekal. Hukuman yang datang dari Sang Pencipta langit, bumi, alam semesta serta manusia yaitu Allah hukuman itu adalah kematian kekal. Tetapi sifat Allah yang penuh kasih itu, menyatakan kasih-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Yesus sudah datang ke dalam dunia dua ribu tahun yang lalu dan Ia telah memperkenalkan diri-Nya, Ia dilahirkan di bumi Israel (Betlehem) Ia melayani selama kurang lebih tiga setengah tahun dan Ia harus disiksa, dibunuh, mati di kayu salib, bangkit pada hari ketiga, dan naik ke surga dan akan datan ke dalam dunia untuk menjemput orang-orang yang percaya beriman kepada-Nya dan menuruti segala perintah-Nya serta melakukan perintah-Nya. Melalui Tuhan Yesus Kristus hukuman kekal ditanggung oleh-Nya.
-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Begitu ya pak Pendeta, selanjutnya saya ingin bertanya bagaimana caranya supaya saya tidak menimpah hukuman kekal, pak pendeta?.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Pertanyaan yang sangat bagus, supaya tidak mendapatkan konsekwensi dosa dari Allah adalah kematin kekal, maka bapa harus datang kepada Tuhan Yesus Kristus percaya akan firman-Nya dan beriman kepada-Nya serta mengakui segala kesalahan atau dosa-dosa bapa di hadapan Tuhan Yesus Kristus dengan cara berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan Yesus Kristus, serta mengambil komitmen dan berjanji untuk tidak akan mengulangi perbuatan-perbuatan yang bersifat jahat (dosa), maka percayalah bahwa Tuhan Yesus akan mengampuni dosa-dosa bapa dan akan memperoleh kehidupan yang kekal bersama orang-orang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.
-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Apakah saya terlambat untuk meninggalkan semua kejahatan, untuk mengakui semua kesalahan dan datang kepada Tuhan Yesus Kristus ya, pak Pendeta?.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Bapak belum terlambat, ketika bapak masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk hidup di dunia ini, itu adalah tandanya bahwa, Allah masih mengasihi Bapa. Sekarang adalah waktunya yang tepat untuk bapa datang kepada Tuhan Yesus Kristus, percaya (beriman) mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan bapa. Karena hanya Dialah yang mampu menyelamatkan bapa dari hukuman kematian kekal.
-          Warga (Bapak Lilibum Mirin): Terima Kasih banyak bapa Pendeta, sudah memberikan kepada saya suatu penjelasan yang baik. Saya akan mulai belajar untuk datang dan mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselama dalam kehidupan saya lebih jauh dan lebih dalam lagi.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Terima Kasih juga, karena bapa mau dan rela untuk bertukar pikiran dengan saya. Saya harap bapa bisa mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan bapa.
Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati, dan menuntun bapa ke jalan-Nya, agar bapa mengenali Dia lebih mendalam lagi.[1]

1.7.Tujuan:

  1. Supaya masyarakat setempat bisa menyadari bahwa, usaha manusia untuk mencari kebenara atau keselamatan adalah sia-sia. Manusia tidak dapat mendapatkan kebenaran dan keselamatan diluar Tuhan Yesus Kristus.
  2. Supaya masyarakat setempat bisa membayangkan bahwa, betapa baik hatinya kepala suku tersebut. Mereka juga bisa menyadari bahwa, betapa besar kasih Allah kepada manusia berdosa, seperti kepala suku mengasihi masyarakat setempat. Namun kasih manusia bisa terbatas dari waktu, situasi dan lain sebagainya, tetapi kasih Allah adalah kasih yang tak terbatas dan kasih-Nya untuk selama-lamanya.
  3. Supaya masyarakat setempat bisa membayagkan bahwa, betapa tidak mampunya manusia menghadapi Binatang-binatang buas yang memtikan itu. Lebih lagi betapa tidak mampu atau tidak berdayanya manusia menghadapi dosa-dosa yang begitu banyak yang akan membawa mereka kedalam kematian yang kekal. Hanya Tuhan Yesus Kristus yang mampu dan sanggup untuk menyelamatkan manusia berdosa dari kematian kekal itu.


1.8.Aplikasinya:

  1. Marilah kita sadar dan datang kepada Tuhan Yesus Kristus mengakui segala kejahatan dosa kita, berkomitmen untuk tidak akan kembali melakukan segala kejahatan, agar kita diampuni oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab semua manusi telah berdosa, dan tidak dapat menyelamatkan diri dari kematian yang kekal, disediakan oleh Allah bagi orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat, mengakui kesalahan dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
  2. Marilah kita datang kepada Allah yang memberiakan Anak-Nya yang tunggal untuk menggantikan posisi kita yaitu siksaan yang kekal dan kematian yang kekal, agar kita memperoleh keselamatan yang sudah disediakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus anak-Nya yang tunggal.
  3. Marilah kita menghormati pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib, untuk menebus dosa-dosa kita. Menghormati Dia dengan cara, datang kepada-Nya, dan mengakui segala kejahatan dosa kita ke hadapan-Nya, maka Ia akan mengampuni segala dosa-dosa kita dan kita akan menerima keselamatan oleh-Nya.

1.9.Program:

  1. Saya akan mempelajari Firman Allah lebih dalam lagi, dan setelah saya sudah memahami maksud Allah, maka saya akan pergi ke daerah Pedalaman atau polosok Papua untuk mengabarkan Kabar tentang Keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus.
  2. Saya akan berdiskusi dengan partner Pelayanan Misi PUFSO, dan mengevaluasi mengenai pelayanan yang sedang berlangsung selama enam tahun berjalan ini, dengan baik dan sungguh-sungguh serta, penuh bertanggung jawab agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan baik.
  3. Saya dan Team Pelayanan Misi PUFSO, akan merencanakan mengenai pelayanan kedepan agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan baik dan benar:
    • Membahas bagaimana supaya bisa menadapatkan biaya atau ongkos keberangkatan pulang-pergi pelayanan ke pedalaman Papua.
    • Membahas bagaimana caranya menjangkau lebih banyak suku di Pedalaman Papua yang belum terjangkau, karena visi dan misi kami adalah bukan hanya menjangkau satu suku saja, namun lebih banyak suku lagi yang belum terjangkau itu, bila perlu semua orang-orang Papua dari Merauke sampai dengan Sorong yang masih hidup di Hutan Rimba, bekerja sama dengan orang-orang yang dari daerah masing-masing yang masih belum terjangkau tersebut.
    • Membahas bagaimana caranya supaya, setiap daerah yang akan dijangkau bisa menerima kami sebagai Missionaris yang sedang membawa Kabar Baik atau Kabar Keselamatan kepad mereka.


METODE PENDEKATAN UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR TENTANG KESELAMATAN KEPADA ORANG-ORANG PAPUA YANG MASIH HIDUP DI HUTAN RIMBA

  1. SOTERIOLOGI

2.1.       PENJELASAN

Keselamatan dalam Kitab Perjanjian Lama
Di dalam Perjanjian Lama, keadaan manusia yang selamat itu disebut keadaan yang damai sejahtera (syalom). Keadaan syalom ini mencakup segala sesuatu yang berupa kebahagiaan manusia seluruhhnya dan seutuhnya baik rohani maupun jasmani. Dalam arti yang begitu luasnya, syalom merupakan pemberian dari Allah atau anugrah Allh, kasih karunia Allah. Khususnya sebagai hasil dari tindakan Allah, dengan inisiatif-Nya tanpa paksaan dari pihak lain untuk membebaskan manusia dari bahaya apapun. Tindakan Allah yang memberikan keselamatan itu dapat terlihat dari teks-teks tertua yang membicarakan karya Tuhan atas Israel. Penyelamatan itu terjadi di dalam peristiwa-peristiwa sejarah umat Allah seperti keluaran dari perbudakan di Mesir (Keluaran 14:30; 15:2, Hosea 13:4, Mazmur 106:21). Keselamatan yang diperjuangkan oleh manusia diyakini sebenarnya merupakan kemenangan Tuhan. Pengharapan akan keselamatan dari Allah di dalam Perjanjian Lama juga dapat dilihat di dalam kitab Yeremia (Yeremia 3:23; 14:8).

Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, keadaan selamat dan damai sejahtera disebutkan dalam bahasa Yunani yaitu eirènè. Sama halnya dengan Perjanjian Lama, keselamatan di dala Perjanjian Baru juga merupakan anugerah Allah kepada manusia.

Keselamatan adalah anugrah Allah dan hanya bersal dari Allah, tidak ada manusia yang bisa memperoleh keselamatan diluar Tuhan Yesus Kristus dalam cara apapuan:
  1. Jalan untuk memperoleh kehidupan kekal hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang ada di luar Tuhan Tuhan Yesus. Yohanes 14:6.
  2. Keselamatan adalah Kasih Allah dan anugrah Allah melalui Tuhan Yesus Kristus, Yohanes 3:16
  3. Keselamatan hanya di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Kisah Para Rasul 4:12
  4. Keselamatan adalah Anugrah Allah, Efesus 2:8-10.

2.2.ILUSTRASI

Disuatu daerah ada sekelompok warga yang tinggal, dan warga itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku. Kepala Suku mempunyai ibu kandung yang sudah lanjut usia. Karena Kepala Suku itu, sangat sibuk untuk melayani rakyatnya maka jarang pergi ke rumah ibunya, untuk memberi bahan makan atau kebutuhan lainnya, sekalipun ibu kandungnya itu sudah lanjut usia.
Seiring dengan berjalannya waktu, ibu kandungnya itu sudah tua dan ia tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Mencari makan saja sangat sulit bagi ibu tersebut yang sudah lanjut usia itu, diwaktu yang sangat sulit seperti demikian, terjadilah kelaparan yang sangat dashyat membuat semua warga ditemat itu kehabisan bahan makanan. Seorang nenek tua (ibu kandung dari Kepala Suku) setempat mengambil ubi jalar milik keluarga Kepala Suku tanpa sepengetahuan atau tanpa izin, dan kepala suku tersebut sangat marah, dan ia mengancam supaya pelakunya akan disiksa atau diberi hukuman yang berat. Ketika Kepala Suku tersebut melihat bahwa, yang mengambil ubi jalar dari miliknya adalah ibu kandungnya sendiri, dan ia melihat bahwa ibu kandungnya yang tidak berdaya karena sudah lanjut usia. Kepala Suku memandang ibu kandungnya yang tidak berdaya atau tidak mampu yang akan menmpahkan hukuman cambuk rotan seratus kali itu, maka dengan penuh belas kasihan terhadap ibu kandungnya itu dan Kepala Suku itu berkata: “Hukuman harus dijalankan sebagai bukti keadilan, namun hukuman cambuk seratus kali itu saya yang akan menggantikan posisi ibu, karena ia tidak mampu untuk menanggung hukuman tersebut”. Akhirnya Kepala Suku yang menggantikan posisi ibunya, untuk dicambuk sebanyak seratus kali. Karena Kepala Suku tauh bahwa, ibunya memang tidak mampu untuk menghadapi cambukkan itu.
Demikian juga kita, seluruh umat manusia pada dasarnya adalah berdosa, maka kita tidak mampu atau tidak berdaya untuk menyelamatkan diri dari hukuman kematian kekal. Seharusnya kita yang menerima hukuman kematian kekal, namun kasih Allah yang besar itu menyatakan diri-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus dan Ia yang menggantikan posisi kita. Menanggung dosa-dosa kita di atas kayu salib, supaya kita yang sudah mengakui segala kejahatan atau dosa-dosa kemudian datang kepada Tuhan Yesus Kristus maka akan diselamatkan oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dialog antara Pendeta (Teris Tirianus Malyo) dan Warga (Ibu Delvia Deal)

-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Selamat malam ibu Delvia Deal, permisi, maaf saya mau bertanya, apakah ibu pernah dengar atau pernah diajarkan masa depan mengenai setelah kematian ada kehidupan kembali untuk memperoleh kehidupan kekal?.
-          Warga (Ibu Delvia Deal): Bapa Pendeta, maaf saya belum memahami apa yang bapa Pendeta maksud, bagaimana caranya bisa ada  kehidupan kembali untuk memperoleh kehidupan kekal setelah kematian?. Soalnya kami warga disini tidak ada pengajaran dari nenek moyang kami mengenai setelah kemtian ada kehidupan kembali untuk memperoleh kehidupan yang kekal.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Bagus sekali pertanyaan ibu Delvi, ada kehidupan kekal setelah bangkit dari kematian yang saya mau tawarkan kepada ibu adalah kehidupan kekal yang diperoleh melalui iman dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dimana kehidupan kekal atau keselamatan, diberikan oleh Sang Pencipta atau Allah, kepada manusia berdosa yang harus mengalami kematian kekal karena perbuatan atau karena dosa-dosanya, namun oleh Kasih-Nya yang besar Allah memberikan kepada kita Tuhan Yesus Kristus untuk menebus dosa-dosa kita agar kita memperoleh kehidupan kekal. Namun ada syaratnya bu Delvi, adapun Syaratnya adalah ibu Delvi, harus mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta meninggalkan segala perbuatan yang jahat dan mengambil komitmen untuk berhenti berbuat jahat, seperti menyembah penunggu Gunung-Gunung atau bukit-bukit, melakukan segala kekerasan kepada sesama manusia. Datang kepada Tuhan Yesus Kristus, maka Ia akan mengampuni dosa-dosa ibu Delvi serta Ia akan memberikan pengharapan yaitu kehidupan kekal setelah bangkit dari kematian.
-          Warga (Ibu Delvia Deal): Apakah saya sudah terlambat untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus pak Pendeta?.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Terima Kasih ibu Delvi, untuk pertanyaannya yang sangat bagus. Jadi, saya mau jelaskan kepada ibu bahwa, belum terlambat. Apabila ibu masih diberikan kesempatan oleh Allah, untuk bernapas dan hidup di dunia ini, Tuhan menghendaki supaya ibu harus datang kepada-Nya Tuhan tidak menghendaki supaya ibu Delvi binasa, ibu harus mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan juga mengakui segala kejahatan di hadapan-Nya, supaya Ia akan mengampuni dosa-dosa ibu dan ibu akan memperoleh kehidupan yang kekal. Sekalipun ibu sudah meninggal Ia akan membangkitkan ibu ketika Ia datang ke dalam dunia pada kedatangan-Nya yang ke dua kalinya.
Jadi, intinya adalah sekarang ibu punya pengharapan untuk ada kehidupan kembali memperoleh hidup yang kekal setelah kematian. Ibu akan dibangkitkan oleh Tuhan untuk memperoleh kehidupan yang kekal, apabila ibu datang kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mengakui segala dosa-dosa ibu dihadapan-Nya.
-          Warga (Ibu Delvia Deal): Jadi, saya baru sadar serta mengetahuinya kalau saya masih punya kesempatan untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus. Terima Kasih pak, sekarang saya sudah mengetahui bahwa, aka nada kehidupan kekal setelah kematian, hanya diperoleh di dalam atau melalui Tuhan Yesus Kristus.
-          Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Ya, tepat sekali, ibu akan memperoleh kehidupan yang kekal melalui percaya atau iman kepada Tuhan Yesus Kristus serta melakukan segala perintah-perintah-Nya. Karena kehidupan setelah kematian untuk memperoleh kehidupan kekal hanya diperoleh melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Terima Kasih banyak ibu Delvia, untuk kesempatan berdiskusi.
Tuhan Yesus memberkati.
-          Warga (Ibu Delvia Deal): Terima Kasih buat semua penjelasan dari bapa Pendeta, Tuhan Yesus Kristus Memberkati, dalam pelayanannya pak Pendeta.[2]

2.3.        TUJUAN

Supaya masyarakat yang ada di Hutan Rimba Papua bisa merenungkan bahwa, kepala suku sudah membuat suatu peraturan bahwa, barangsiapa yang mengambil barang milik orang lain, akan dicambuk dengan tali rotan sebanyak seratus kali. Seiring dengan berjalan waktu, maka terjadi kelaparan yang sangat dashyat, karena hebatnya kepalaran yang membuat seorang nenek di kampong terpaksa harus mencuri ubi jalar. Namun setelah kepala suku melihat bahwa, yang mengambil ubi jalar miliknya adalah nenek (nenek itu adalah Ibu kandungnya sendiri). Karena untuk menegakakn peraturan yang sudah di buat itu, maka Kepala Suku mengambil keputusan yang tak terduka yaitu ia menyatakan bahwa, “untuk keadilan hukuman cambuk tetap akan dilakukan, namun hukuman cambuknya kepada saya yang menggantikan posisi ibu saya, karena ia tidak mampu atau tidak berdaya menerima hukuman seberat ini”.

2.4.APLIKASI

1.      Marilah kita sadar bahwa, hanya Allah yang mampu untuk menyelamatkan kita dari hukuman kematian kekal.
2.      Marilah kita mengakui segala kejahatan dihadapan Tuhan Yesus Kristus dengan penuh penyesalan agar tidak diulangi lagi.
3.      Marilah kita melakukan segala perintah Tuhan kita Yesus Kristus dalam kehidupan kita sebagai bukti iman kita dalam kehidupan sehari-hari.




[1]Dialog Penulis dengan warga di Hutan Rimba Papua, pada tanggal 15 Maret 2016.
[2]Dialog Penulis dengan warga di Hutan Rimba Papua, pada tanggal 20 Maret 2016.

No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...