METODE PENDEKATAN UNTUK
MENYAMPAIKAN MENGENAI KRISTUS
KEPADA ORANG-ORANG PAPUA
YANG MASIH HIDUP DI HUTAN RIMBA
1. KRISTOLOGI (KRISTUS)
1.1.PENJELASAN
Kristologi
adalah cabang ilmu teologi
yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam agama Kristen yang
menyangkut tentang pribadi Tuhan Yesus Kristus. Makna kehadiran Kristus bagi
orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan
setiap persoalan hidup. Tema-tema seperti feminisme,
Teologi pembebasan atau kemerdekaan
adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat
Kristen terus merenungkan makna Kristus itu. Tema-tema itu disebabkan adanya
penindasan oleh perang, “eksklusivisme”, kesenjangan sosial di
masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruhh ciptaan,
termasuk alam.
1.2.Kristologi dalam Ilmu Teologi
Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan
dalam rumpun Teologi Sistematika-Dogmatika.
Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan (wahyu) Allah
kepada manusia melalui kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Kata ‘Kristologi’
berasal dari bahasa Yunani, Χριστός= Kristos = Kristus dan λόγος
=logos = kata-kata atau ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus,
pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam
kehidupan sehari-hari; Yesus Kristus pada masa lampau hingga masa kini, selama
perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan
masalah-masalah di setiap zaman. Kristologi dan ajaran Trinitas
tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, sistematika
dan dogmatika. Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini
adalah mengenai keselamatan atau soteriologi.
Pembicaraan tentang Kristus merupakan ajaran Kristen
yang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
1.3.Kristus sebagai Mesias
Melalui pendekatan Bibliologi dan Hermeneutika Alkitab, ditemui sebutan
bahwa Yesus adalah Mesias. Hal ini diperoleh dari Alkitab, khususnya dalam
Perjanjian Baru (Bahasa Yunani; Kristus) yang pada Perjanjian Lama disebut
Mesias (Bahasa Ibrani).
1.4.Mesias dalam Perjanjian Lama
Mesias
dalam Perjanjian Lama berarti keluarga Daud,
raja yang selalu berjaya digantikan Mesias dalam Perjanjian Baru menjadi raja
yang dibangkitkan dari kematian. Raja kerajaan yang gilang gemilang pada masa
akhir dan menjadi pemimpin religius, bukan pemimpin politik.
Kata
“Kristus”
memiliki arti yang sama dengan Mesias yang artinya adalah “Yang Diurapi”. Di
dalam ajaran Kristen, kelahiran Yesus sudah dinubuatkan semenjak zaman nabi-nabi
dalam Alkitab Perjanjian Lama. Mesias di dalam Perjanjian
Lama dinanti oleh orang Israel untuk memulihkan bangsa Israel dari
berbagai masalah, terutama politik. Jadi hadirnya Mesias adalah sebagai
“solusi” dalam masa krisis; Masa Israel ditawan oleh bangsa-bangsa lain.
1.5.Mesias dalam Perjanjian Baru
Dari berbagai istilah tentang Kristus, orang-orang pada masa
Awal Masehi sudah beragam. Informasi lain, Yesus disebut sebagai Mesias dari Israel,
Mesias
adalah Kristus disebutkan Paulus sebanyak 270 kali dan variasi nama
Yesus Kristus atau Kristus Yesus sebanyak 109 kali. Nama itu menunjuk pada:
Allah, Tuhan atau kata ganti yang menjurus pada Allah.
Dunia dan segala isinya
ada karena, yang lebih berkuasa dari dunia ini yang menciptakan. Gunung-gunung,
bukit-bukit batu, pohon-pohon, sungai-sungai, kolam-kolam dan lain-lain
diciptakan oleh yang lebih besar atau yang lebih berkuasa dari yang sekedar yang
menjaga atau penunggu dan lain sebagainya.
Dia yang Mahakuasa atau
Pencipta adalah Allah. Hanya Dialah yang menciptakan langit dan bumi serta
segala isinya, termasuk manusia. Setelah Allah menciptakan manusia pertama, Allah
mempercayakan kepada dia (Adam) untuk memberi nama kepada segala jenis bintang
sekaligus menjaga semua ciptaan-Nya. Selanjutnya setelah Allah menciptakan
Hawa, Ia menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden dan Allah memberikan kepada
Adam dan Hawa kehendak bebas. Dalam kehendak bebas itu, Adam dan Hawa, dengan
bebas memilih yang dilarang oleh Allah, buah dari pohon pengetahuan yang baik
dan yang jahat. Hasil dari mengambil buah pohon yang dilarang oleh Tuhan itu,
akibatnya adalah dosa karena ketidaktaatan mereka dalam perintah Allah. Sebab
upah dosa adalah kematian kekal, bermula dari manusia pertama Adam dan Hawa.
Ketika manusia tidak ada
pilihan, yang ada adalah hanya kematian yang kekal, maka bukti kasih Allah yang
besar dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus denga cara Allah harus menjadi
sama seperti manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ia rela datang ke
dalam dunia, dan pelayanan-Nya selama kurang lebih tiga setengah tahun, serta
harus menyerahkan diri-Nya untuk dibunuh sampai rela mati di kayu salib, demi
menebus dosa-dosa manusia, Ia menyelamatkan manusia yang tidak dapat
menyelamatkan diri dari kematian kekal, yang disediakan oleh Allah.
1.6.ILUSTRASI
Seorang kepala suku
memiliki hanya seorang anak tunggal laki-laki, dan kepala suku tersebut sangat menyayangi
anaknya yang tunggal itu, demikian juga ia menyanyangi rakyatnya. Di daerah itu
ada berbagai jenis Binatang Buas yang mematikan dan membahayakan warga
setempat, adapun jenis-jenis binatang liar antaranya adalah: Ular Kobra (ular
berbisa), Serigala, Babi Hutan dan lain-lain. Warga setempat berusaha untuk berlindung
atau menyelamatkan diri dari bahaya ancaman itu dengan berbagai cara agar
kehidupan mereka selamat dan aman, namun usaha mereka sia-sia atau gagal bahkan
tidak ada yang dapat berhasil selamatkan diri. Sebagian warga sudah diterkam
oleh Binatang Buas, yang lainnya berusaha untuk mau selamatkan diri dari
ancaman atau bahaya dari Binatang Buas, namun tidak ada seorang pun yang
berhasil.
Kepala suku melihat bahwa
rakyatnya tidak mampu menyelamatkan diri dari bahaya ancaman Binatang-Binatang
Buas yang membahayakan dalam kehidupan masyarakat setempat. Karena warga
setempat tidak mampu dan tidak dapat menyelamatkan diri dari Serigala Hutan
yang mengancam mereka, dan sekaligus ada beberapa warga yang berhasil ditergam
oleh Binatang buas yang ganas itu. Kepala suku menyadari, atas ketidakmampuan
warga untuk selamatkan diri, maka ia segera mengambil keputusan untuk dapat
mencegah bahaya yang mengancam wargannya. Ia menyuruh anaknya yang tunggal itu,
untuk membuat pagar sekelilingnya agar masyarakat setempat dilindungi atau aman
dari bahaya ancaman oleh Binatang-Binatang dari Hutan itu.
Setelah anaknya kepala
suku memagari sekelilingnya, maka warga setempat aman dan tidak mendapatkan
ancaman dari binatang buas lagi. Warga yang tetap tinggal di dalam pagar tersebut,
tetap dilindungi oleh pagar yang dibuat oleh anak Kepala Suku tersebut. Tetapi
warga yang tidak tetap tinggal di dalam pagar, namun keluar dari pagar, mereka langsung
ditergam oleh Binatang-binatang Buas tersebut.
Demikian juga, setelah manusia pertama (Adam
dan Hawa) tidak mentaati perintah Sang Pencipta (Allah), akibatnya adalah
kehilangan kemuliaan Allah, kematian dan penderitaan kekal yang menimpa kepada
mereka dan sampai turun temurun. Namun Allah yang penuh belas kasihan dan
kemurahan itu, dengan inisiatif-Nya menyatakan diri-Nya melalui Tuhan Yesus
Kristus.
Allah mengutus atau
memberikan Tuhan Yesus Kristus kepada manusia, karena manusia pada dasarnya
tidak mampu menyelamatkan diri dengan kekuatannya sendiri. Allah mengutus Tuhan
Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari bahaya
kematian kekal, yang tidak dapat manusia selamatkan diri dari kematian kekal
itu. Allah memberikan anak-Nya kepada manusia demi keselamatan manusia berdosa.
Allah melihat bahwa usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian kekal
itu sia-sia, karena tidak mungkin manusia menyelamatkan diri dengan kekuatan atau
dengan cara sendiri, maka Allah mengutus anak-Nya yang tunggal menggantikan
posisi kita untuk menyelamatkan kita manusia berdosa.
Dialog
antara Saya (Pendeta) dengan warga (Bapak Lilibum Mirin)
Yang
ada di Hutan Rimba Papua
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin): Permisi
Bapa Pendeta, saya mau bertanya ketika saya melakukan kesalahan, seperti mencuri,
mencaci maki orang lain, memukul orang lain, berbohong kepada sesama dan
lain-lain yang bersifat kejahatan sejenisnya, saya takut kepada Penunggu Hutan
atau kepada sesama warga yang dirugikan itu. Sebab konskwensi dari kesalahan
saya pasti akan terima balasan dari Penunggu Hutan maupun sesama masyarakat
yang telah dirugikan itu.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Tepat
sekali pernyataan Bapa, Allah memberikan kepada manusia hati nurani, yang
selalu mengarahkan manusia untuk melakukan sesuatu yang benar. Namun manusia
cenderung untuk melakukan segala sesuatu yang bertentangan, maka hati nurani
akan selalu menuduh kita dengan perbuatan tersebut, atau segala kejahatan.
Semua perbuatan akan ada konsekwensinya, yang harus bapa takuti adalah yang
menciptkan langit, bumi (gunung-gunung sekaligus penunggu gunung atau hutan),
serta segala isinya termasuk kita manusia diciptakan oleh Allah. Hanya Pencipta
(Allah) saja yang mampu membinasakan tubuh sekaligus jiwa kita. Jadi, Bapa
tidak perlu takut kepada Penunggu Hutan dan sesama manusia yang hanya
membahayakan tubuh jasmania bapa, namun takutlah kepada Pencipta Langit, Bumi,
Manusia dan segala isinya (Allah), yang bisa membinasakan kita Tubuh, Jiwa dan
Roh.
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin): Ooh…
Berarti semua perbuatan saya yang bersifat kejahatan konsekwensinya tidak hanya
datang dari Penunggu Hutan dan sesama manusia?, namun ada yang lebih besar dari
itu yaa bapa Pendeta?.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Benar
Pak, kalau semua kejahatan kita pasti ada konsekwensinya, baik dari sesama
manusia maupun dari alam dan sebagainya. Namun yang lebih lagi adalah semua kejahatan
kita ini, akan membawa kepada kematian kekal, yaitu kematian tubuh jasmani, dan
kematian jiwa atau kebinasaan yang kekal.
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin): Kalau
begitu, semua perbuatan kejahatan kita konsekwensinya macam ya pak Pendeta?.
Yang pertama adalah dari sesama manusia serta alam sekitar kita dan yang ke dua
adalah dari Pencipta Alam Semesta dan Pencipta Manusia yaitu Allah.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo):
ya, benar pak, setiap perbuatan yang bersifat kejahatan pasti ada akibatnya. Namun
saat ini yang saya mau tawarkan kepada bapa adalah semua perbuatan yang
bersifat kejahatan yang membawa kita kepada kematian kekal. Hukuman yang datang
dari Sang Pencipta langit, bumi, alam semesta serta manusia yaitu Allah hukuman
itu adalah kematian kekal. Tetapi sifat Allah yang penuh kasih itu, menyatakan
kasih-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Yesus sudah datang ke dalam dunia dua
ribu tahun yang lalu dan Ia telah memperkenalkan diri-Nya, Ia dilahirkan di
bumi Israel (Betlehem) Ia melayani selama kurang lebih tiga setengah tahun dan
Ia harus disiksa, dibunuh, mati di kayu salib, bangkit pada hari ketiga, dan
naik ke surga dan akan datan ke dalam dunia untuk menjemput orang-orang yang percaya
beriman kepada-Nya dan menuruti segala perintah-Nya serta melakukan perintah-Nya.
Melalui Tuhan Yesus Kristus hukuman kekal ditanggung oleh-Nya.
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin): Begitu ya pak
Pendeta, selanjutnya saya ingin bertanya bagaimana caranya supaya saya tidak
menimpah hukuman kekal, pak pendeta?.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Pertanyaan
yang sangat bagus, supaya tidak mendapatkan konsekwensi dosa dari Allah adalah
kematin kekal, maka bapa harus datang kepada Tuhan Yesus Kristus percaya akan
firman-Nya dan beriman kepada-Nya serta mengakui segala kesalahan atau
dosa-dosa bapa di hadapan Tuhan Yesus Kristus dengan cara berdoa memohon
pengampunan kepada Tuhan Yesus Kristus, serta mengambil komitmen dan berjanji
untuk tidak akan mengulangi perbuatan-perbuatan yang bersifat jahat (dosa),
maka percayalah bahwa Tuhan Yesus akan mengampuni dosa-dosa bapa dan akan
memperoleh kehidupan yang kekal bersama orang-orang beriman kepada Tuhan Yesus
Kristus.
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin):
Apakah saya terlambat untuk meninggalkan semua kejahatan, untuk mengakui semua
kesalahan dan datang kepada Tuhan Yesus Kristus ya, pak Pendeta?.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo): Bapak
belum terlambat, ketika bapak masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk hidup di
dunia ini, itu adalah tandanya bahwa, Allah masih mengasihi Bapa. Sekarang
adalah waktunya yang tepat untuk bapa datang kepada Tuhan Yesus Kristus,
percaya (beriman) mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat
dalam kehidupan bapa. Karena hanya Dialah yang mampu menyelamatkan bapa dari
hukuman kematian kekal.
-
Warga (Bapak Lilibum Mirin): Terima
Kasih banyak bapa Pendeta, sudah memberikan kepada saya suatu penjelasan yang
baik. Saya akan mulai belajar untuk datang dan mengenal Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselama dalam kehidupan saya lebih jauh dan lebih dalam lagi.
-
Pendeta (Teris Tirianus Malyo):
Terima Kasih juga, karena bapa mau dan rela untuk bertukar pikiran dengan saya.
Saya harap bapa bisa mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam
kehidupan bapa.
Semoga
Tuhan Yesus Kristus memberkati, dan menuntun bapa ke jalan-Nya, agar bapa
mengenali Dia lebih mendalam lagi.[1]
1.7.Tujuan:
- Supaya
masyarakat setempat bisa menyadari bahwa, usaha manusia untuk mencari
kebenara atau keselamatan adalah sia-sia. Manusia tidak dapat mendapatkan
kebenaran dan keselamatan diluar Tuhan Yesus Kristus.
- Supaya masyarakat setempat bisa membayangkan bahwa, betapa baik
hatinya kepala suku tersebut. Mereka juga bisa menyadari bahwa, betapa besar
kasih Allah kepada manusia berdosa, seperti kepala suku mengasihi
masyarakat setempat. Namun kasih manusia bisa terbatas dari waktu, situasi
dan lain sebagainya, tetapi kasih Allah adalah kasih yang tak terbatas dan
kasih-Nya untuk selama-lamanya.
- Supaya masyarakat setempat bisa membayagkan bahwa, betapa tidak
mampunya manusia menghadapi Binatang-binatang buas yang memtikan itu.
Lebih lagi betapa tidak mampu atau tidak berdayanya manusia menghadapi dosa-dosa
yang begitu banyak yang akan membawa mereka kedalam kematian yang kekal. Hanya
Tuhan Yesus Kristus yang mampu dan sanggup untuk menyelamatkan manusia
berdosa dari kematian kekal itu.
1.8.Aplikasinya:
- Marilah kita sadar dan datang kepada Tuhan Yesus Kristus mengakui
segala kejahatan dosa kita, berkomitmen untuk tidak akan kembali melakukan
segala kejahatan, agar kita diampuni oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab semua
manusi telah berdosa, dan tidak dapat menyelamatkan diri dari kematian
yang kekal, disediakan oleh Allah bagi orang-orang berdosa yang tidak mau
bertobat, mengakui kesalahan dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat.
- Marilah kita datang kepada Allah yang memberiakan Anak-Nya yang
tunggal untuk menggantikan posisi kita yaitu siksaan yang kekal dan
kematian yang kekal, agar kita memperoleh keselamatan yang sudah
disediakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus anak-Nya yang tunggal.
- Marilah kita
menghormati pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib, untuk
menebus dosa-dosa kita. Menghormati Dia dengan cara, datang kepada-Nya,
dan mengakui segala kejahatan dosa kita ke hadapan-Nya, maka Ia akan
mengampuni segala dosa-dosa kita dan kita akan menerima keselamatan
oleh-Nya.
1.9.Program:
- Saya
akan mempelajari Firman Allah lebih dalam lagi, dan setelah saya sudah
memahami maksud Allah, maka saya akan pergi ke daerah Pedalaman atau
polosok Papua untuk mengabarkan Kabar tentang Keselamatan melalui Tuhan
Yesus Kristus.
- Saya
akan berdiskusi dengan partner Pelayanan Misi PUFSO, dan mengevaluasi mengenai
pelayanan yang sedang berlangsung selama enam tahun berjalan ini, dengan
baik dan sungguh-sungguh serta, penuh bertanggung jawab agar Firman Tuhan
dapat tersampaikan dengan baik.
- Saya
dan Team Pelayanan Misi PUFSO, akan merencanakan mengenai pelayanan
kedepan agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan baik dan benar:
- Membahas bagaimana supaya bisa menadapatkan
biaya atau ongkos keberangkatan pulang-pergi pelayanan ke pedalaman
Papua.
- Membahas bagaimana caranya menjangkau lebih
banyak suku di Pedalaman Papua yang belum terjangkau, karena visi dan misi
kami adalah bukan hanya menjangkau satu suku saja, namun lebih banyak
suku lagi yang belum terjangkau itu, bila perlu semua orang-orang Papua
dari Merauke sampai dengan Sorong yang masih hidup di Hutan Rimba,
bekerja sama dengan orang-orang yang dari daerah masing-masing yang masih
belum terjangkau tersebut.
- Membahas bagaimana caranya supaya, setiap daerah
yang akan dijangkau bisa menerima kami sebagai Missionaris yang sedang
membawa Kabar Baik atau Kabar Keselamatan kepad mereka.
METODE PENDEKATAN UNTUK
MENYAMPAIKAN KABAR TENTANG KESELAMATAN KEPADA ORANG-ORANG PAPUA YANG MASIH
HIDUP DI HUTAN RIMBA
- SOTERIOLOGI
2.1.
PENJELASAN
Keselamatan dalam Kitab Perjanjian
Lama
Di dalam Perjanjian
Lama, keadaan manusia yang selamat itu disebut keadaan yang damai
sejahtera (syalom). Keadaan syalom ini mencakup segala sesuatu
yang berupa kebahagiaan manusia seluruhhnya dan seutuhnya baik rohani maupun
jasmani. Dalam arti yang begitu luasnya, syalom merupakan pemberian dari
Allah
atau anugrah Allh, kasih karunia Allah. Khususnya sebagai hasil dari tindakan
Allah, dengan inisiatif-Nya tanpa paksaan dari pihak lain untuk membebaskan
manusia dari bahaya apapun. Tindakan Allah yang
memberikan keselamatan itu dapat terlihat dari teks-teks tertua yang
membicarakan karya Tuhan
atas Israel.
Penyelamatan itu terjadi di dalam peristiwa-peristiwa sejarah umat Allah
seperti keluaran dari perbudakan di Mesir (Keluaran
14:30; 15:2, Hosea
13:4, Mazmur
106:21). Keselamatan yang diperjuangkan oleh manusia diyakini
sebenarnya merupakan kemenangan Tuhan. Pengharapan akan keselamatan dari Allah di dalam Perjanjian
Lama juga dapat dilihat di dalam kitab Yeremia
(Yeremia
3:23; 14:8).
Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, keadaan selamat dan damai
sejahtera disebutkan dalam bahasa Yunani yaitu eirènè. Sama halnya dengan Perjanjian
Lama, keselamatan di dala Perjanjian
Baru juga merupakan anugerah Allah kepada
manusia.
Keselamatan
adalah anugrah Allah dan hanya bersal dari Allah, tidak ada manusia yang bisa memperoleh
keselamatan diluar Tuhan Yesus Kristus dalam cara apapuan:
- Jalan untuk memperoleh kehidupan kekal hanya di
dalam Tuhan Yesus Kristus, tidak ada yang ada di luar Tuhan Tuhan Yesus.
Yohanes 14:6.
- Keselamatan adalah Kasih Allah dan anugrah
Allah melalui Tuhan Yesus Kristus, Yohanes 3:16
- Keselamatan hanya di dalam Nama Tuhan Yesus
Kristus, Kisah Para Rasul 4:12
- Keselamatan adalah Anugrah Allah, Efesus 2:8-10.
2.2.ILUSTRASI
Disuatu
daerah ada sekelompok warga yang tinggal, dan warga itu dipimpin oleh seorang
Kepala Suku. Kepala Suku mempunyai ibu kandung yang sudah lanjut usia. Karena
Kepala Suku itu, sangat sibuk untuk melayani rakyatnya maka jarang pergi ke
rumah ibunya, untuk memberi bahan makan atau kebutuhan lainnya, sekalipun ibu
kandungnya itu sudah lanjut usia.
Seiring
dengan berjalannya waktu, ibu kandungnya itu sudah tua dan ia tidak bisa
melakukan aktivitas apapun. Mencari makan saja sangat sulit bagi ibu tersebut
yang sudah lanjut usia itu, diwaktu yang sangat sulit seperti demikian, terjadilah
kelaparan yang sangat dashyat membuat semua warga ditemat itu kehabisan bahan
makanan. Seorang nenek tua (ibu kandung dari Kepala Suku) setempat mengambil ubi
jalar milik keluarga Kepala Suku tanpa sepengetahuan atau tanpa izin, dan
kepala suku tersebut sangat marah, dan ia mengancam supaya pelakunya akan
disiksa atau diberi hukuman yang berat. Ketika Kepala Suku tersebut melihat
bahwa, yang mengambil ubi jalar dari miliknya adalah ibu kandungnya sendiri,
dan ia melihat bahwa ibu kandungnya yang tidak berdaya karena sudah lanjut
usia. Kepala Suku memandang ibu kandungnya yang tidak berdaya atau tidak mampu
yang akan menmpahkan hukuman cambuk rotan seratus kali itu, maka dengan penuh
belas kasihan terhadap ibu kandungnya itu dan Kepala Suku itu berkata: “Hukuman harus dijalankan sebagai bukti
keadilan, namun hukuman cambuk seratus kali itu saya yang akan menggantikan
posisi ibu, karena ia tidak mampu untuk menanggung hukuman tersebut”.
Akhirnya Kepala Suku yang menggantikan posisi ibunya, untuk dicambuk sebanyak
seratus kali. Karena Kepala Suku tauh bahwa, ibunya memang tidak mampu untuk
menghadapi cambukkan itu.
Demikian
juga kita, seluruh umat manusia pada dasarnya adalah berdosa, maka kita tidak
mampu atau tidak berdaya untuk menyelamatkan diri dari hukuman kematian kekal. Seharusnya
kita yang menerima hukuman kematian kekal, namun kasih Allah yang besar itu menyatakan
diri-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus dan Ia yang menggantikan posisi kita.
Menanggung dosa-dosa kita di atas kayu salib, supaya kita yang sudah mengakui
segala kejahatan atau dosa-dosa kemudian datang kepada Tuhan Yesus Kristus maka
akan diselamatkan oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.
Dialog antara Pendeta
(Teris Tirianus Malyo) dan Warga (Ibu Delvia Deal)
-
Pendeta
(Teris Tirianus Malyo): Selamat
malam ibu Delvia Deal, permisi, maaf saya mau bertanya, apakah ibu pernah
dengar atau pernah diajarkan masa depan mengenai setelah kematian ada kehidupan
kembali untuk memperoleh kehidupan kekal?.
-
Warga
(Ibu Delvia Deal): Bapa Pendeta, maaf saya belum memahami apa yang bapa Pendeta maksud, bagaimana
caranya bisa ada kehidupan kembali untuk
memperoleh kehidupan kekal setelah kematian?. Soalnya kami warga disini tidak
ada pengajaran dari nenek moyang kami mengenai setelah kemtian ada kehidupan kembali
untuk memperoleh kehidupan yang kekal.
-
Pendeta
(Teris Tirianus Malyo): Bagus sekali pertanyaan ibu Delvi, ada kehidupan
kekal setelah bangkit dari kematian yang saya mau tawarkan kepada ibu adalah kehidupan kekal yang diperoleh melalui iman
dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dimana kehidupan kekal atau
keselamatan, diberikan oleh Sang Pencipta atau Allah, kepada manusia berdosa
yang harus mengalami kematian kekal karena perbuatan atau karena dosa-dosanya,
namun oleh Kasih-Nya yang besar Allah memberikan kepada kita Tuhan Yesus
Kristus untuk menebus dosa-dosa kita agar kita memperoleh kehidupan kekal.
Namun ada syaratnya bu Delvi, adapun Syaratnya adalah ibu Delvi, harus mengakui
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta meninggalkan segala
perbuatan yang jahat dan mengambil komitmen untuk berhenti berbuat jahat,
seperti menyembah penunggu Gunung-Gunung atau bukit-bukit, melakukan segala
kekerasan kepada sesama manusia. Datang kepada Tuhan Yesus Kristus, maka Ia
akan mengampuni dosa-dosa ibu Delvi serta Ia akan memberikan pengharapan yaitu
kehidupan kekal setelah bangkit dari kematian.
-
Warga
(Ibu Delvia Deal): Apakah saya
sudah terlambat untuk datang kepada Tuhan Yesus Kristus pak Pendeta?.
-
Pendeta
(Teris Tirianus Malyo): Terima
Kasih ibu Delvi, untuk pertanyaannya yang sangat bagus. Jadi, saya mau jelaskan
kepada ibu bahwa, belum terlambat.
Apabila ibu masih diberikan kesempatan oleh Allah, untuk bernapas dan hidup di
dunia ini, Tuhan menghendaki supaya ibu harus datang kepada-Nya Tuhan tidak
menghendaki supaya ibu Delvi binasa, ibu harus mengakui Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, dan juga mengakui segala kejahatan di hadapan-Nya,
supaya Ia akan mengampuni dosa-dosa ibu dan ibu akan memperoleh kehidupan yang
kekal. Sekalipun ibu sudah meninggal Ia akan membangkitkan ibu ketika Ia datang
ke dalam dunia pada kedatangan-Nya yang ke dua kalinya.
Jadi, intinya adalah sekarang ibu punya pengharapan
untuk ada kehidupan kembali memperoleh hidup yang kekal setelah kematian. Ibu akan
dibangkitkan oleh Tuhan untuk memperoleh kehidupan yang kekal, apabila ibu
datang kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mengakui segala dosa-dosa ibu dihadapan-Nya.
-
Warga
(Ibu Delvia Deal): Jadi, saya baru
sadar serta mengetahuinya kalau saya masih punya kesempatan untuk datang kepada
Tuhan Yesus Kristus. Terima Kasih pak, sekarang saya sudah mengetahui bahwa, aka
nada kehidupan kekal setelah kematian, hanya diperoleh di dalam atau melalui Tuhan
Yesus Kristus.
-
Pendeta
(Teris Tirianus Malyo): Ya, tepat
sekali, ibu akan memperoleh kehidupan yang kekal melalui percaya atau iman
kepada Tuhan Yesus Kristus serta melakukan segala perintah-perintah-Nya. Karena
kehidupan setelah kematian untuk memperoleh kehidupan kekal hanya diperoleh
melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Terima Kasih banyak ibu Delvia, untuk kesempatan
berdiskusi.
Tuhan Yesus memberkati.
-
Warga
(Ibu Delvia Deal): Terima
Kasih buat semua penjelasan dari bapa Pendeta, Tuhan Yesus Kristus Memberkati,
dalam pelayanannya pak Pendeta.[2]
2.3.
TUJUAN
Supaya
masyarakat yang ada di Hutan Rimba Papua bisa merenungkan bahwa, kepala suku sudah
membuat suatu peraturan bahwa, barangsiapa yang mengambil barang milik orang
lain, akan dicambuk dengan tali rotan sebanyak seratus kali. Seiring dengan berjalan
waktu, maka terjadi kelaparan yang sangat dashyat, karena hebatnya kepalaran
yang membuat seorang nenek di kampong terpaksa harus mencuri ubi jalar. Namun
setelah kepala suku melihat bahwa, yang mengambil ubi jalar miliknya adalah
nenek (nenek itu adalah Ibu kandungnya sendiri). Karena untuk menegakakn
peraturan yang sudah di buat itu, maka Kepala Suku mengambil keputusan yang tak
terduka yaitu ia menyatakan bahwa, “untuk
keadilan hukuman cambuk tetap akan dilakukan, namun hukuman cambuknya kepada saya
yang menggantikan posisi ibu saya, karena ia tidak mampu atau tidak berdaya menerima
hukuman seberat ini”.
2.4.APLIKASI
1.
Marilah kita
sadar bahwa, hanya Allah yang mampu untuk menyelamatkan kita dari hukuman
kematian kekal.
2.
Marilah kita
mengakui segala kejahatan dihadapan Tuhan Yesus Kristus dengan penuh penyesalan
agar tidak diulangi lagi.
3.
Marilah kita melakukan
segala perintah Tuhan kita Yesus Kristus dalam kehidupan kita sebagai bukti
iman kita dalam kehidupan sehari-hari.
[1]Dialog Penulis dengan warga di
Hutan Rimba Papua, pada tanggal 15 Maret 2016.
[2]Dialog Penulis dengan warga di
Hutan Rimba Papua, pada tanggal 20 Maret 2016.
No comments:
Post a Comment