Tuesday, January 22, 2019

MANAJEMENT GEREJA, KISAH KEHIDUPAN BENYAMIN DAN YEHUDA.



BAB I
PENDAHULUAN

PENGERTIAN KATA MANAJEMEN

          Kata “manajemen” berasal dari kata ‘manus’ dalam bahasa latin artinya ‘tangan’. Manajemen artinya cara menangani suatu tugas yang diibaratkan seperti cara melatih seekor kuda untuk siap berpacu atau menangani suatu senjata dengan mengkontrol dan mengenakannya.
1.      Jadi manajemen adalah suatu tindakan dan seni menangani, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, mengkontrol dan mengarahkan sesuatu tugas dan pekerjaan untuk bekerja bersama  - sama didalam suatu instansi, lembaga Gereja, Yayasan, Perusahaan (Drs. Agus B. Lay).

ARTI
·        Manajamen menurut Drs. M.Manullang dala bukunya “Dasar – dasar Majemen” hal. 14 dst.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian :
Pertama           : Manajemen sebagai suatu proses
Kedua              :Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang–orang yang melakukan aktifitas manajemen.
Ketiga              :Manajemen sebagia suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.

2.      Menurut pengertian pertama : manajemn sebagai suatu proses dalam sebuah judul buku : Encyclopedie Of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

·         Selanjutnya Haimann mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang laindan mengealuasi suatu usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
·         Akhirnya George R. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu juga mempergunakan kegiatan orang lain.
Dari ketiga definisi tersebut kita dapat menemukan tiga pokok penting yaitu :
Pertama           : adanya tujuan yang ingin dicapai
Kedua              : tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Ketiga              : kegiatan orang lain harus dibimbing dan diawasi.

3.      Pengertian kedua : Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang – orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu lembaga tertentu dalam arti Singular (tunggal) disebut : Manager yaitu : pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya aktifitas – aktifitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Yang sering orang sebut aktifitas – aktifitas itu dengan istilah proses manajemen, fungsi – fungsi dan unsur – unsur menajemen.

4.      Pengertian ketiga : manajemen adalah suatu seni atau suatu ilmu:
·         Menajemen dari segi seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau mamfaat.
·         Manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena – fenomena (gejala – gejala), kejadian – kejadian, keadaan – keadaan dengan memberikan penjelasan – penjelasan yang berhubungan dengan ilmu manajemen.
Oleh karena itu manajemen dapat diartikakn menurut Drs. M. Manulang : “seni dan ilmu perencanaan/planning, pengorganisasian/organizing, penyusunan, staffing, dan pengawasan/controlling sumber daya untuk mencapai tujuan, sasaran/goal oriented yang sudah ditetapkan.”

Dalam kehidupan manusia di dunia ini, tentu saja tidak terlepas dari yang namanya “MANAJEMEN”. Manajemen sangat penting dalam kehidupan setiap manusia. Untuk mencapai suatu Visi atau untuk menyelesaikan dalam suatu pekerjaan sekecil apapun manusia pasti menggunakan rumus manajemen. Karena di dalam manajemen memiliki empat hal pentung yaitu sebagai berikut:
1.      Planing (Perencanaan)
2.      Organization (Pengorganisasian)
3.      Evaluation (Evaluasi)
4.      Controlling (Mengkontrol/Mengawasi)
Manajemen adalah suatu tugas yang diembankan oleh Allah kepada manusia dengan inisitif dari Allah bagi manusia supaya manusia itu dapat mempraktekkan semua Firman-Nya, yaitu mengenai mengatur semua pekerjaan yang Allah memberikan kepada manusia maka umat manusia yang tidak memiliki Manajemen ketika manusia pertama itu berdosa, maka sebelumnya Allah sudah mengatur begitu rupa untuk kehidupan manusia namun, manusia berdosa, maka semuanya menjadi berantakan. Maka betapa pentingnya untuk mengikuti kehidupan yang dikehendaki oleh Allah dengan cara manajemen yang bagus.
Dalam Makalah ini, penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana Manajemen Yusuf Dalam Kepemimpinan Sebagai Orang Nomor II Di Mesir: Jangka Pendek, Jangka Menengah, Jangka Panjang. Selanjutnya adalah: Seluk Beluk Perjalanan Dari Masa Kecil Yusuf, Sampai Dengan Menjadi Pemimpin Sebagai Orang Nomor II Di Tanah Mesir: Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Anjaman.
Kesimpulan Bab I, Manajement dalam setiap kehidupan mansia, baik secara individu maupun kelompok sangat dibutuhkan. Tanpa sadar setiap aktivitas manusia selalu menerapkan manajemen. Adapun manajemen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan baik dari yang paling kecil (sederhana) sampai dengan pekerjaan yang besar setiap manusia membutuhkan perencaan. Apa-apa yang akan dikerjakan harus direncakan supaya semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar.
2.      Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik dari yang terkecil sampai dengan yang besar, harus diorganisir dengan baik supaya pekerjaannya berjalan dengan baik.
3.      Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan harus dievaluasi dengan baik, supaya yang ada kekurangan bisa dibenahi dan berjalan dengan baik.
4.      Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol dengan baik, supaya dalam semua rencana pekerjaan bisa berjalan dengan baik, lancar dan benar.
BAB II
YEHUDA DAN BENYAMIN

  1. LATAR BELAKANG YEHUDA

I.                   Etimologi dari nama Yehuda
Nama יְהוּדָה - YEHUDAH tampaknya terkait dengan verba יָדָה - YADAH, yang berarti 'bersyukur kepada atau memuji' dan kata הוֹד - HOD, artinya: kemegahan/ keagungan.
  1. Arti nama Yehuda: Pujian
  2. Ayah: Yakub - Kejadian 29:35; 35:23
  3. Ibu: Lea- Kejadian 29:35; 35:23
  4. Istri : Syua - Kejadian 38 ; 3-5, 27-30 (berhubungan dengan Tamar)
  5. Anak laki-laki : Er, Onan, Sela, Peres dan Zerah - Kejadian 38:3-5, 27-30
  6. Saudara laki-laki : Saudara kandung : Ruben, Simeon, Lewi, Isakhar dan Zebulon - Kejadian 35:23
  7. Saudara perempuan : Dina - Kejadian 30:21
  8. Keturunan : Kristus - Kejadian 49:10, Ibrani 7:14
  9. Disebut pertama : Kejadian 29:35
  10. Namanya disebut : 43 kali
  11. Kitab yang menyebut : 8 buku : Kejadian, Keluaran, Bilangan, Rut, 1 Tawarikh,
  12. Nehemia, Matius dan Lukas
  13. Tempat kelahiran : Haran - Kejadian 29:4, 35
  14. Terakhir disebut : Lukas 3:33
  15. Fakta penting : Ia putra Yakub yang ke-empat dan menurut garis keturunannya lahir Yesus Kristus (Kejadian 49:10, Ibrani 7:14)





II.                Yehuda, adalah Putra Yakub

Putra Yakub yang ke-4 dari Lea (Kejadian 29:35) disebut "Yehuda" ( יְהוּדָה - YEHUDAH); arti nama itu diterangkan di sana sebagai 'bersyukur', akar katanya dari יָדָה - YADAH, yang artinya 'dia bersyukur atau dia memuji', Yehuda sudah sejak dini memimpin kakak-adiknya, seperti terungkap dalam cerita Yusuf (Kejadian 37:26-27; 43:3-10; 44: 16-34; 46:28). Kejadian pasal 38, walaupun hanya sekilas menerangkan permulaan suku Yehuda, tapi jelas menunjukkan pertentangan sifat Yehuda yang jatuh dalam dosa seksualitas dengan sifat Yusuf yang menang dari godaaan seksualitas, diungkap dalam Kejadian pasal 39.
Kejadian 49:8-12 menjanjikan otoritas kerajaan kepada Yehuda, kepemimpinan, kemenangan, dan stabilitas suku itu. Dan, janji mengenai 'dia yang berhak atasnya' pada akhir sekali mengungkapkan mengenai kerajaan/ otoritas, hal ini digenapi dengan hadirnya sosok Daud, Salomo dan seterusnya yang pada akhirnya akan menurunkan Sang Mesias. Silsilah keturunan Yehuda terdapat dalam 1 Tawarikh pasal 2-4.
  1. Image

Nama Yehuda digunakan untuk suku Israel yang tinggal di Palestina Selatan, dan kemudian juga dipakai sebagai nama daerah itu dan Daud diurapi sebagai Raja Yehuda (2 Samuel 2:4), namun setelah merebut Yerusalem, ia juga menjadi raja wilayah Utara (Israel), dan dengan demikian, keduabelas suku Israel dipersatukan hingga kematian Salomo. Setelah perpisahan atau perpecahan (922 sM), terjadi perang saudara antara Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) dan Kerajaan Israel (Israel Utara). Namun, posisi geografis Yehuda memberi keuntungan untuk bertahan, dan ketika Israel serta negara-negara lainnya dilibas oleh Asyur, Yehuda tetap bertahan, bahkan ketika Sanherib menyerbu Yerusalem pada 701 sM. Sejarah keagamaan negara ini silih-berganti antara kolusi dengan penduduk non-Israel, dengan jalan melegalkan penyembahan barhala ala Kanaan, seperti pada masa pemerintahan Hizkia (727-698 sM; 2 Raja 18:2) dan Yosia (639-609 sM; 2 Raja 22:3-20). Yosia terbunuh di Megido ketika berupaya mencegah pasukan Mesir yang bermaksud membantu Asyur yang merana akibat serangan Babel yang sedang menanjak (2 Raja 23:29). Setelah Babel mengalahkan Mesir di Karkhemis pada 605 sM, Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) menjadi wilayah kekuasaannya, namun Raja Yoyakim memberontak, dan Yerusalem jatuh ke tangan Babel pada bulan Maret 597 sM, diikuti pembuangan penduduk yang terkemuka ke Babilon (Babel). Lebih serius lagi, pemberontakan Zedekia berikutnya menyebabkan Nebukadnezar menyerang Yerusalem selama dua tahun dan menghancurkan kota itu pada 586 sM, diikuti dengan pembuangan sebagian besar penduduknya (2 Raja 25:11), meskipun Nabi Yeremia, yang lebih senang menyerah kepada Babel, ditangkap oleh sekelompok nasionalis dan bersama mereka dilarikan ke Mesir. Sebagai kerajaan mandiri, Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) berakhir hingga kaum Makabe berhasil menyingkirkan kuk Seleukid. Kemudian lahirlah Kerajaan Hasmonean Yehuda yang mandiri, dari 164 sM hingga kemenangan Pompey pada 63 sM.
Dari nama Yehuda, dikenal nama Yudea, yaitu bentuk Latin dan Yunani untuk "Yehuda". Kadang-kadang Yudea diartikan seluruh Palestina, sebagai wilayah Herodes Agung (37-34 sM). Pada zaman PB, Arkhelaus, anak Herodes, memerintah sebagai kepala wilayah Yudea (4 sM-6 M), yang tidak meliputi Galilea dan Perea. Namun, setelah Arkhelaus, Nama daerah Yudea menjadi bagian Kerajaan Romawi, provinsi Siria, yang diperintah oleh seorang gubernur atau prokurator Romawi, yang berkedudukan di Antiokia. Kadang-kadang PB menggunakan "Yudea" dalam arti politis yang lebih luas (mis. Matius 19:1) yang mencakup Perea, daerah sebelah timur Yordan, berbatasan dengan Samaria, dan bukan menjadi bagian "Yudea" yang diperintah Romawi. (Perea, Galilea, dan Samaria, diperintah oleh Herodes Antipas.)


III. Suku Yehuda

  1. Dari masa Keluaran sampai raja Saul
Tidak ada peranan khusus suku Yehuda dalam peristiwa Keluaran dan pengembaraan di padang gurun, namun perlu diperhatikan bahwa suku ini berada di barisan paling depan (Bilangan 2:9). Dalam kedua cacah jiwa yang dilakukan pada masa ini (Bilangan :27; 26:22) tidak ada perubahan yang berarti.
Akhan, dari suku Yehuda, adalah penyebab kekalahan Israel menghadapi bangsa Ai (Yosua 7). Boleh jadi inilah alasan menimpakan tugas khusus kepada Yehuda untuk melakukan serangan tersendiri terhadap bangsa-bangsa Kanaan (Hakim 1: 1-2). Memang tidakada keterangan yang diberikan, tapi jelas bahwa bagian milik pusaka Yehuda tidak ditentukan dengan undi di Silo (Yosua 18:1-10) sebelum negeri itu ditaklukkan (Hakim 1 :3). Milik pusaka Yehuda dibatasi di utara oleh milik pusaka suku Dan dan Benyamin, di sebelah timur oleh Laut Mati, di sebelah barat oleh Laut Tengah, di sebelah selatan oleh keempat desa Gibeon (Yosua 9: 17) dan meluas sejauh lahan yang dapat ditanami (bandingkan Yosua 15).
Mula-mula Yehuda menaklukkan bagian terbesar dataran pantai, yang tidak lama kemudian diduduki oleh orang Filistin (Hakim 1:18), tapi mereka segera menarik diri dari pertempuran (Hakim 1:19; 3:3; Yosua 11:22; 13:2-3). Karena daerah yang terbaik itulah yang ditentukan menjadi milik pusaka Yehuda tapi kemudian dengan ikhlas diberikannya kepada Simeon (Yosua 19: I, 9), maka sangat mungkin bahwa Yehuda mengharapkan daerah Simeon itu menjadi penyangah antara Yehuda dan dataran pantai yang belum ditaklukkan.
Penaklukan daerah selatan yang dicatat dalam Hakim 1: 1-17 ditafsirkan sangat luas seolah-olah mengandung pengertian, bahwa Yehuda (dan suku-suku lain) memasuki tanah Kanaan dari selatan sebelum penyerbuan Yosua (bandingkan H.H Rowley, From Joseph to Joshua, 1950, hlm 4 dst, 101 dst, 110 dst, dengan kepustakaannya), tapi seluruh perkembangan 'arkeologi modern kelihatannya tidak mendukung teori ini, yang memang tidak dapat diterima berdasarkan alasan-alasan lain, yang bersifat umum.
Kegagalan mempertahankan Yerusalem (Hakim 1:8,21), ditambah adanya empat desa Gibeon yang setengah merdeka (Yosua 9; 2 Samuel 21: 1-2), menciptakan kendala psikologi antara Yehuda dan suku-suku yang bermukim di pusat. Walaupun tidak ada rintangan untuk melintasi negeri ini (bandingkan Hakim 19:10-13), Yehuda makin lebih mengarahkan pandangannya ke selatan ke Hebron, daripada ke tempat kudus yang di Silo. Dan kendati hakim pertama berasal dari suku Yehuda, yaitu Otniel (Hakim 3 :9-11), dan Yehuda turut dalam gerakan menentang Benyamin (Hakim 20: 18), agaknya ia tidak diharapkan turut dalam gerakan melawan Yabin dan Sisera (Hakim 5). Akibatnya, tatkala Yehuda harus membayar upeti kepada Filistin (Hakim 15: II), nampaknya mereka tidak mengharapkan reaksi dari suku-suku lain, dan suku-suku lain itu pun agaknya tidak memusingkannya.
Fakta keterpisahan ini agaknya diterima secara umum, sebab pada zaman Saul kontingen Yehuda dihitung terpisah (I Samuel 11:8; 15:4; 17:52; 18:16).

  1. MANAJEMEN KEHIDUPAN YEHUDA
A.    JANGKA PENDEK
Yehuda menumpang Pada Seorang Adulan yang namanya Hira.
Dalam kehidupan Yehuda, beberapa saat Yusuf di jual ke Tanah Mesir, ketika ia melihat bahwa, ayahnya Yakub, sangat sedih begitu mendengar anak-anaknya membawah kabar bahwa Yusuf telah diterkam oleh binatang buas. Yehuda keluar meninggalkan sanak Saudaranya dan tinggal dengan seorang Adulan yang namanya Hira. Kemudian Yehuda menikah dengan seorang anak perempuan yang namanya Syua.

B.     JANGKA MENENGAH
Setelah Yehuda Dialhirkan oleh Isterinya tiga anak Laki-laki kemudian Anak pertama Er Yehuda menyiapkan seorang isteri bagi anaknya.
Setelah anak pertamanya Yehuda meninggal karena jahat dimata Tuhan, maka Allah membunuh dia, ketika itu Yehuda menyuruh anaknya Onan untuk menikahi dengan isterinya kakanya Er. Namun ia juga jahat dimata Tuhan maka Tuhan membunuhya lagi.  



C.    JANGKA PANJANG
Yehuda mempunyai program jangka panjang buat anaknya yang sulung mengenai pernikahan yaitu, mengenai menantunya bernama Tamar untuk tinggal bersama orang tuanya.
Yehuda sebagai seorang Ayah yang baik, ia mempunyai planning atau program jangka panjang untuk rumah tangga anaknya yang paling bungs atau anak nomor tiga. Kedua anaknya yang pertama dan kedua

  1. SELUK BELUK KEHIDUPAN YEHUDA
A.    KEKUATAN
Yehuda sejak dini memimpin kaka-kakanya. Yehuda sudah sejak dini memimpin kakak-adiknya, seperti terungkap dalam cerita Yusuf (Kejadian 37:26-27; 43:3-10; 44: 16-34; 46:28). 49:8 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
49:9 Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?

B.     KELEMAHAN
Kejadian pasal 38, walaupun hanya sekilas menerangkan permulaan suku Yehuda, tapi jelas menunjukkan pertentangan sifat Yehuda yang jatuh dalam dosa seksualitas dengan sifat Yusuf yang menang dari godaaan seksualitas, diungkap dalam Kejadian pasal 39.

C.    KESEMPATAN
Kejadian 49:8-12 menjanjikan otoritas kerajaan kepada Yehuda, kepemimpinan, kemenangan, dan stabilitas suku itu. Dan, janji mengenai 'dia yang berhak atasnya' pada akhir sekali mengungkapkan mengenai kerajaan/otoritas, hal ini digenapi dengan hadirnya sosok Daud, Salomo dan seterusnya yang pada akhirnya akan menurunkan Sang Mesias. Silsilah keturunan Yehuda terdapat dalam 1 Tawarikh pasal 2-4.


D.    ANJAMAN
Sekalipun Yehuda adalah anaknya Yakub yang selalu mengajarkan tentang kasih Allah kepada anaknya, namun sebagai manusi berdosa, ia tetap untuk melangkar hukumnya Tuhan Allah. Anjamannya adalah ia menuduh diri sendiri saat ia merasah bersalah. Karena ia menyuruh membunuh atau membakar Tamar yang sedang dia hamili. Tentu saja ini adalah anjaman pribadi dalam hidupnya. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa, hatinya pribadi sangan menganjam dia.


LATA BELAKANG BENYAMIN

Benyamin Putra Bungsu Yakub.

Kejadian 35:18 Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas -- sebab ia mati kemudian -- diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.
KJV, And it came to pass, as her soul was in departing, (for she died) that she called his name Benoni: but his father called him Benjamin.
Hebrew, וַיְהִי בְּצֵאת נַפְשָׁהּ כִּי מֵתָה וַתִּקְרָא שְׁמֹו בֶּן־אֹונִי וְאָבִיו קָרָא־לֹו בִנְיָמִין׃ Translit interlinear, VAYEHI {dan terjadi} BETSET {dalam perjalanan} NAF'SHAH {nafasnya} KI {sebab} METAH {dia mati} VATIQ'RA {dan dia memanggil} SHEMO {namanya} BEN-'ONI {ben-oni} VE'AVIV {tetapi ayahnya} QARA-LO {memanggilnya} VIN'YAMIN {benyamin}
Benyamin, Putra bungsu dari Yakub Ia disebut: בִּנְיָמִין - BIN'YAMIN (artinya: 'putra tangan kanan') oleh ayahnya, meskipun Rahel, ibunya, yang meninggal sewaktu melahirkan dia, menyebut dia: בֵּן-אוֹנִי - BEN'ONI ('putra kesusahanku', Kejadian 35:18, 24, 42 dab). Setelah Yusuf hilang, Benyamin mendapat tempat utama dalam cinta kasih ayahnya sebagai putra yang masih hidup dari Rahel; hal ini adalah penting dalam penyerahan saudara-saudaranya kepada saudara mereka, Yusuf (Kejadian 42:4, 38; 44).
  1. Arti nama : Anak dari tangan kananku
  2. Ayah : Yakub - Kejadian 46:19
  3. Ibu : Rahel - Kejadian 35:16-19, 46:19
  4. Anak laki-laki : Bela, Bekher, Asybel, Yera, Naaman, Ehi, Rosy, Muppim, Huppim dan And - Kejadian 46; 21
  5. Saudara laki-laki : Saudara kandung Yusuf - Kejadian 35:24
  6. Saudara perempuan : Saudara tiri Dina - Kejadian 30:21
  7. Keturunan : Saul dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (1 Samuel 9:1-2, Filipi 3:5)
  8. Disebut pertama : Kejadian 35:18
  9. Namanya disebut : 21 kali
  10. Kitab yang menyebut : 4 buku : Kejadian, Keluaran, Ulangan, 1 Tawarikh
  11. Tempat kematian : Dekat Betlehem - Kejadian 35:16-19
  12. Terakhir disebut : 1 Tawarikh 7:6
  13. Fakta penting : Ia anak bungsu dari Yakub, Rahel, ibunya mati setelah melahirkannya. Ia saudara kandung dari Yusuf (Kejadian 42:13)

MANAJEMEN, KEHIDUPAN BENYAMIN

  1. JANGKA PENDEK
Suku keturunan Benyamin, Ibrani בִּנְיָמִין - BIN'YAMIN, dari kata בֵּן - BEN & יָמִין - YAMIN (1 Samuel 22:7; Hakim 19:16; bnd 1 Sam 9:1, 'isy yemini; 9:4, 'erets yemini). Namanya yang mirip binu (atau maru) yamina mungkin berarti 'putra-putra orang-orang pengembara di Selatan' yang terdapat pada abad 18 sM dalam naskah-naskah Mari, dan beberapa ahli (mis Alt, Parrot) mengira ini asal-usul dari suku dalam Alkitab itu.

  1. JANGKA MENENGAH
"Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam" -- demikian bunyi berkat Yakub (Kejadian 49:27). Suku ini sangat terkenal oleh keberanian dan ketrampilannya dalam perang, dan istimewa terkenal dalam hal keterampilan membandul dengan tangan kiri (Hak 3:15 dab; 20:16; bnd 1 Taw 8:40).Ehud, yang melepaskan Israel dari bangsa Moab, adalah keturunan Benyamin; demikian juga Saul, raja Israel pertama (1 Sam 9:1), ratu Ester (Est 2:5) dan rasul Paulus (Rm 11:1). Letak wilayah Benyamin tepat pada jalur perluasan orang Filistin, justru peran utama kepemimpinan suku ini dalam sejarah Israel adalah di bawah kepemimpinan Saul. Pada waktu itu umumnya suku Benyamin setia kepada Saul, kendati beberapa menyeberang kepada Daud dalam pembuangannya (1 Taw 12:2-7, 29). Memang lama sesudahnya kesumat ini masih di pendam (2 Sam 16:5; 20:1). Kesetiaan baru ini kepada suku jelas dalam tantangannya terhadap tuntutan bangsa akan keadilan dalam peristiwa gundik seorang Lewi (Hak 20:21), lama sebelum ada kerajaan (20:26 dab).


  1. JANGKA PANJANG
Suku ini tinggal di suatu daerah jalur lintas antara Gunung Efraim dan bukit-bukit Yudea. Perbatasan dengan Yudea ditandai dengan tegas (Yosua 18:15 dab, bnd 15:5 dab) dan melintas ke selatan Yerusalem, tapi kota ini tetap dalam kekuasaan orang Yebus sampai dikalahkan oleh Daud.
Perbatasan utara seperti terbaca dalam Yosua 18:11 dab tidak begitu terang meskipun sesuai dengan perbatasan selatan dari Efraim (16:1-3). Batas itu melalui sebelah selatan Betel (bnd Hakim 1:22; 1 Raja 12:29), namun pada waktu-waktu tertentu yang termasuk daerah Benyamin bukan hanya Betelpembuangan (Nehemia 11:35). Tidak terang apakah orang Het, Kiryat-Yearim, 2 km di selatan Khephirah, diduduki lebih dulu atau lebih kemudian, Noth (Yosua, hlm 89) menganggap penyamaan dengan Ba'alah dari Yehuda sebagai keterangan yang keliru, tapi itu diulangi (Yos 15:9,60; 18:14; bnd Hak 18:12; 1 Taw 2:52; 13:6).
Setelah Yerusalem dijadikan ibukota, Benyamin ditarik kepada Yehuda (Kerajaan Yehuda, 1 Tawarikh 8:28), dan setelah perpecahan Rehabeam tetap mempertahankan kesetiaannya (1 Raja 12:21; 2 Tawarikh 11; perhatikan 1 Raja 11:32, 'oleh karena Yerusalem'). Di kota itu ada dua 'pintu gerbang Benyamin', satu di Bait Suci (Yeremia 20:2) yang lain mungkin sama dengan 'pintu gerbang domba-domba' di tembok utara kota (Yeremia 37:13; Za 14:10). Meskipun beberapa kali timbul perang (1 Raja 15:16 dab; 2 Raja 14:11 dab). Benyamin tetap merupakan wilayah Kerajaan Yehuda (bnd 2 Raja 23:8, 'Geba'). Sesudah kembali dari Pembuangan, tiada lagi perbedaan Benyamin dan Yehuda kecuali dalam hal silsilah perseorangan (bnd Nehemia 7 dgn 12:7 dab). Setelah perpecahan Israel dan Yehuda menjadi dua kerajaan.

SELUK BELUK PERJALANAN DALAM KEHIDUPAN BENYAMIN

  1. KEKUATAN
Benyamin adalah seperti serigala yang menerkam, demikian bunyi berkat Yakub (Kejadian 49:27). Ayahnya Yakub sudah memberkati Benyamin dengan kata-kata berkat, untuk meneguhkan dia bahwa, ada kekuatan yang Allah berikan melalui sumpah janji ayahnya kepadannya.

  1. KELEMAHAN
Kelemahan yang ada dalam Benyamin tidak secara ekplisit dipaparkan dalam Alkitab, maka sangat sukar untuk mencari kelemahannya Benyamin dalam Alkitab.

  1. KESEMPATAN

Kejadian 43:16 Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."
Allah memberikan kesempatan yang bagus kepada Benyamin untuk duduk bersama-sama dengan petinggi-petinggi di Mesir dan kakaknya bernama Yusuf pun sebagai petinggi di Mesir, makan bersama mereka.
Kejadian 43:34 Lalu disajikan kepada mereka hidangan dari meja Yusuf, tetapi yang diterima Benyamin adalah lima kali lebih banyak dari pada setiap orang yang lain. Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia.

  1. ANCAMAN
Kejadian 35:16-21, Suatu ancaman bagi Benyamin adalah, ketikan Benyamin sedang bersalin, sebelum ia dilahirkan oleh ibunya Rahel sangat menderita kesakitan. Akhirnya ia berhasil dilahirkan olehnya Rahel, namun ibunya yang meninggal. Ini adalah ancaman yang sangat besar, kalau Benyamin juga meninggal sama-sama dengan ibunya, maka tidak ada cerita lagi mengenai Benyamin.
Ancaman selanjutnya Benyamin adalah, Yusuf kakaknya, yang menjadi orang nomor dua di Mesir, menyuruh saudara untuk mengantarnya ke Mesir, akhirnya Yakub menjadi sangat sedih anaknya diajak ke Mesir.



BAB III
LATAR BELAKANG DANIEL
Kitab Daniel adalah salah satu kitab Alkitab yang memuat suatu "laporan aktivitas-aktivitas dan penglihatan-penglihatan Daniel, seorang Yahudi terhormat dalam pembuangan di Babel. Dalam Alkitab Ibrani, kitab ini terdapat dalam Ketuvim (tulisan-tulisan); sedangkan dalam Alkitab Kristen dikelompokkan dalam Nabi-nabi Besar. Dengan demikian Kitab Daniel dipandang sebagai teks kanonik baik dalam keyakinan Yahudi maupun Kristen.
Kitab ini terbagi menjadi dua bagian, serangkaian kisah istana dalam bab/pasal 1–6 yang dilanjutkan dengan empat penglihatan apokaliptik dalam pasal 7–12. Apokrifa atau bagian deuterokanon mengandung tiga cerita tambahan: Lagu Pujian Ketiga Pemuda, Susana, serta Dewa Bel dan Naga Babel.
Kitab ini menurut tradisi dianggap berasal dari Daniel sendiri, sementara konsensus keilmuan modern menganggap kitab ini pseudonim, kisah-kisah di bagian pertama legendaris asalnya, dan penglihatan-penglihatan di bagian kedua dihasilkan oleh para penulis anonim pada zaman kaum Makabe (abad ke-2 SM). Namun berdasarkan penganggalan fragmen-fragmen paling awal Kitab Daniel di antara Naskah Laut Mati, para akademisi modern lainnya menyimpulkan bahwa Kitab Daniel dianggap sebagai suatu teks Ibrani kanonik sebelum zaman kaum Makabe. Pesan yang terkandung adalah bahwa sama seperti Allah Israel menyelamatkan Daniel dan teman-temannya dari para musuh mereka, demikian pula Ia akan menyelamatkan seluruh Israel dari penindasan yang mereka alami saat ini.
Pengaruh kitab ini bergema melewati masa-masa setelahnya, dari komunitas Naskah Laut Mati serta para penulis Injil dan Wahyu, sampai berbagai gerakan dari abad ke-2 hingga Reformasi Protestan dan gerakan-gerakan milenialis modern —yang mendapat pengaruh besar darinya.
Waktu penulisan
Menurut tradisi, Kitab Daniel diyakini ditulis oleh orang yang bernama sama (yaitu Daniel) pada masa dan tak lama sesudah pembuangan di Babel pada abad ke-6 SM. Sementara kebanyakan sarjana Kristen konservatif dan Yahudi Ortodoks masih menegaskan tanggal ini sebagai waktu yang realistik, di kalangan sarjana liberal terdapat konsensus bahwa arkeologi dan analisis tekstual menunjukkan waktu penulisan yang jauh di kemudian hari.
Pembagian ini terutama disebabkan oleh teologi: Para sarjana Alkitab yang konservatif menerima klaim Alkitab bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan dan kemudian menggambarkan apa yang mereka lihat di dalam bahasa lisan atau tulisan. Para sarjana Alkitab yang liberal, yang berasal dari aliran Kritik Tinggi Jerman, menolak pendapat bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan, bahwa pada kenyataannya Daniel tidak mempunyai penglihatan seperti itu. Hal ini membangkitkan lebih banyak persoalan daripada memecahkannya. Banyak dari metafora yang digunakan dalam penglihatan-penglihatan Daniel cukup hidup, menunjuk kepada individu-individu dan kerajaan-kerajaan tertentu. Spesifisitas dari penglihatan-penglihatan ini merupakan garis pemisah di antara kedua kubu. Jadi, para ahli liberal harus mengatasi masalah spesifisitas Daniel, menetapkan waktu penulisan Kitab Daniel jauh belakangan (lihat di bawah) dan menghubungkan kitab ini kepada seorang penulis yang tidak dikenal yang menampilkan Daniel sebagai si pengarang kitab ini yang memakai namanya.
Penetapan waktu penulisan Kitab Daniel yang belakangan ini terbagi pada dua kubu: yang pertama mengatakan bahwa kitab ini secara keseluruhan ditulis oleh satu orang pengarang pada masa dicemarkannya Bait Suci Yerusalem (168-165 SM) di bawah penguasa Seleukus Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-164 SM), yang lainnya menganggapnya sebagai kumpulan cerita yang berasal dari waktu yang berbeda-beda di sepanjang periode Helenis (dengan sebagian bahannya kemungkinan berasal dari periode Persia yang terakhir), dengan penglihatan-penglihatan dalam pasal 7-12 ditambahkan di kemudian hari pada masa pencemaran Bait Suci oleh Antiokhus. John Collins berpendapat bahwa menurut analisis tekstual bagian "kisah-kisah istana" dari Daniel ini tidak mungkin ditulis pada abad ke-2 SM. Dalam entrinya untuk Kitab Daniel pada 1992 dalam Anchor Bible Dictionary, ia menyatakan "jelas bahwa cerita-cerita istana dalam pasal 1-6 'tidak ditulis pada masa Makabe'. Bahkan tidak mungkin kita mengisolir satu ayat pun yang menunjukkan penyisipan oleh seorang redaktur dari masa tersebut."
Flavius Yosefus, penulis sejarah untuk raja-raja Romawi sekitar abad pertama Masehi, mencatat bahwa Aleksander Agung menerima salinan Kitab Daniel dari imam Yahudi ketika ia merebut Yerusalem pada musim gugur tahun 332 SM.(Antiquitates Iudaicae, XI, pasal viii, alinea 3-5) Imam Besar "Yaddua" menunjukkan bahwa Kitab Daniel sudah menubuatkan bahwa tentara Yunani (Aleksander Agung) akan mengalahkan tentara Persia hampir 200 tahun sebelumnya. Aleksander sangat terkesan, ia melarang tentaranya untuk merusak Yerusalem, bahkan turut mempersembahkan korban kepada Tuhan sesuai aturan imam-imam.
Sebaliknya, ada pandangan-pandangan ilmiah modern menganggap kitab ini ditulis jauh di kemudian hari, pada pertengahan abad ke-2 SM. Menurut pandangan ini, si pengarang membuat seolah-olah buku itu ditulis sekitar 400 tahun sebelumnya untuk membangun kredibilitas dengan mencantumkan “ramalan-ramalan” yang tepat tentang sejumlah peristiwa historis yang terjadi dari abad ke-5 hingga abad ke-2 SM. Sebuah pandangan ketiga berpendapat bahwa meskipun bagian-bagian tertentu Kitab ini ditulis pada abad ke-2 SM, yang lainnya mungkin ditulis oleh para penulis lain pada waktu yang lebih awal. Pandangan-pandangan ini sekarang mulai ditinggalkan sejak penemuan Naskah-naskah Laut Mati, dan orang kembali ke pandangan tradisional bahwa Daniel menulis kitab ini pada abad ke-6 SM.
Tahap-Tahap Terjadinya Kitab Daniel
Sejumlah peneliti di Eropa mengemukakan teori, bahwa kitab Daniel pada awalnya bukanlah merupakan kitab yang utuh seperti halnya yang diterima sekarang ini. Penulisan kitab ini melalui tahapan yang sangat panjang dan berlapis-lapis. Hal ini dapat dilihat dari problem-problem sastra yang terdapat dalam kitab ini.
A. Cerita-cerita tentang Daniel dan teman-temannya di Babel (Daniel 1-6): Para peneliti di Eropa dan AS hampir sepakat, bahwa cerita-cerita (yang sangat fragmentaris) ini merupakan bagian tertua kitab Daniel. Bagian ini berisi tentang legenda-legenda tentang Daniel dan teman-temannya di pembuangan Babel. Kemungkinan cerita-cerita ini berkembang dan beredar secara lisan di dalam keluarga-keluarga (bahasa Ibrani: bet-av) Yahudi yang berada dalam pembuangan ke Babel pada zaman Persia (sekitar abad ke-4 SM). Hal ini dapat dibuktikan dengan kata-kata Persia yang dapat dijumpai dalam Daniel 1-6, misalnya "pat-bag" yang berarti "makanan raja". Keenam legenda ini diduga semula ditulis dalam bahasa Aram (termasuk juga Daniel 1)
B. "Kitab Daniel Aramaik" (Daniel 1-7): Pada zaman para diadok Yunani (sekitar abad ke-3 SM) diduga terjadi penambahan ke dalam cerita-cerita ini dengan penglihatan Daniel 7. Pengeditan ini menghasilkan "kitab Daniel Aramik" (dalam bahasa Aram) yang mempunyai struktur chiastis:
0 Daniel 1: Pendahuluan
1 Daniel 2: Empat metal dalam mimpi Nebukadnezar
2 Daniel 3: Motif Martir (pahlawan syahid) dalam cerita tentang "Tiga orang saleh di Perapian"
3 Daniel 4: Kesombongan Nebukadnezar dan hukumannya
3' Daniel 5: Kesombongan Belsyazar dan hukumannya
2' Daniel 6: Motif Martir dalam cerita "Daniel di Gua Singa"
1' Daniel 7: Empat binatang dalam penglihatan Daniel
Struktur chiastis yang sangat paralel ini membuktikan, bahwa bagian ini merupakan bagian yang utuh.
  1. Kitab Daniel (bentuk akhir): Pada masa sulit, ketika Antiokhos IV Epiphanes menguasai Siro-Fenisia, ketika terjadi pelecehan agama dan penganiayaan orang-orang Yahudi yang taat, terjadi lagi pengembangan kitab Daniel Aramik (Daniel 1-7) dengan penambahan 3 penglihatan Daniel 8-12. Penyuntingan ini tadinya dianggap ditulis antara tahun 167 SM sampai 165 SM, tetapi penemuan naskah Laut Mati yang memuat bagian-bagian ini meyakinkan para sarjana, bahwa penulisannya paling sedikit 5 dekade lebih awal dari terjadinya peristiwa.[9] Pada tahap ini diduga Daniel 1 yang semula ditulis dalam bahasa Aram diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, sehingga terlihat, bahwa Daniel 1; Daniel 8-12 merupakan bingkai bahasa Ibrani dan kitab ini adalah kitab berbahasa Ibrani (motif ini dapat dijumpai juga dalam kitab Ezra), dan hal ini merupakan bentuk "penyelamatan" kitab ini, karena bahasa Ibrani merupakan "bahasa suci"

  1. MANAJEMEN, KEPEMIMPINAN DANIEL
  1. JANGKA PENDEK
Dalam kehidupan Daniel, sungguh sangat terkesan bagi para pembaca Alkita, khususnya dalam hal ini Kitab Daniel. Semenjak Daniel dan kawan-kawannya dibawah ke pembuangan Babel. Daniel mempunyai pendirian untuk tidak mau mengikuti titah atau perintah raja. Ini adalah keputusan yang tepat, sekalian ini hanya beberapa saat saja ada di sana dan belum lama namun, Daniel sebagai orang yang takut akan Tuhan Allah ia tidak mau diombang ambingkan oleh dunia ini.
Langkah pertama Daniel adalah menolak santapan raja, tentu saja ini adalah keputusan sekaligus, kehidupan dalam manajemen jangka pendek Daniel dan kawan-kawan.

  1. JANGKA MENENGAH
Daniel dan teman-temannya, sangat dikasihi oleh Allah maupun raja, dan Allah memberikan hikmat yang lebih dari orang-orang Kasdim maka, Raja Nebukadnezar memanggil mereka untuk bekerja di istanah raja. Dalam Daniel 1:20, di katakana bahwa: “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.” Tuhan memberikan hikmat yang luar biasa, maka raja memanggil mereka Daniel untul bekerja di kerajaan.



  1. JANGKA PANJANG
Semua masalah kejadia, apapun yang di hadapi di dalam kerajaan sepenuhnya, ditangani oleh Daniel. Contohnya seperti mimpi Nebukardnezar diartikan langsung oleh Daniel. Daniel dimasukan dalam perapian yang menyala-nyala, namun Tuhan selalu berkarya dan melindungi dalam persoalan apapun. Ini adalah rencana jangka panjang Allah bagi Daniel dan juga sahabat-sahabatnya.
Allah memakai Daniel dengan cara-Nya, sampai dengan jangka panjang yaitu masa-masa yang akan datang dikemudian hari.

  1. SELUK BELUK PERJALANAN DARI MASA KECIL YUSUF
SAMPAI DENGAN MENJADI PEMIMPIN
SEBAGAI ORANG NOMOR II DI TANAH MESIR

  1. KEKUATAN
Kekuatan Daniel adalah selalu mengandalkan Tuhan, bedoa dan selalu datang mengahadap kepada Tuhan untuk mendapatkan kasih Allah. Daniel adalah seorang pemuda dari Yahudi yang selalu berdoa dan mengandalkan Tuhan. Ia tidak mengikuti titah raja Babel, dan ia juga mengandalkan Tuhan dengan cara, berdoa berpuasa kepada Allah. Ia juga selalu mengandalkan Tuhan dengan menolak peraturan raja yang begitu banyak:
1.       Yang pertama adalah santapan atau makan yang diatur oleh raja Nebukadnezar untk akan dimakan semua orang yang ada di istanah raja.
2.      Yang kedua adalah menolak untuk menyembah kepada patung yang didirikan oleh raja Nebukadnezar.

  1. KELEMAHAN
Kelemahan dari Daniel tidak secara eksplisit dijelaskan dalam Alkitab khususnya dalam Kitab Daniel. Yang diceritakan secara eksplisit tuntas dan jelas adalah menjelaskan hanya mengenai kebaikan dan kecerdasan dan pekerjaan Daniel yang dikerjakan ketika ia dibuang ke pembuangan Babel.


  1. KESEMPATAN
Ada kesempatan untuk menemui raja Nebukadnezar untuk mengartikan mimpi dari raja Babel yaitu Nebukadnezar. Kesempatan yang bagus adalah raja Nebukadnezar mengakuai Tuhan Allah yang Maha Kuasa dan mengakui kepintaran Daniel. Daniel 2:46 Lalu sujudlah raja Nebukadnezar serta menyembah Daniel; juga dititahkannya mempersembahkan korban dan bau-bauan kepadanya. 2:47 Berkatalah raja kepada Daniel: "Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu." 2:48 Lalu raja memuliakan Daniel: dianugerahinyalah dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel. 2:49 Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.
Daniel mendapatkan kesempatan untuk menjadi orang yang bekuasa di tanah Babel dengan perintah dan penghargaan dari raja Babel.
  
BAB IV
LATAR BELAKANG MATIUS

LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL DAN EKONOMI DUNIA PERJANJIAN BARU


a. LATAR BELAKANG POLITIK
1. Masa Peralihan: Masa Sesudah PL dan Sebelum Perjanjian Baru
Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatan-nya diam Allah bekerja dibalik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru. Dari catatan kitab-kitab Makabe dan tulisan-tulisan Yosefus, kita mengetahui fakta-fakta berikut ini:

Bangsa Yahudi/Ibrani:
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

Bangsa Yunani:
 Bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat.

Bangsa Romawi:
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB.
b. Masa Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Merrill C. Tenney dalam bukunya Survei Perjanjian Baru telah memberikan uraian terperinci tentang hal ini. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265 SM.

Berikut ini adalah kaisar-kaisar Romawi yang memerintah pada masa Perjanjian Baru:
  1. Agustus (27 sM - 14 M). Ketika Tuhan Yesus lahir, pemerintahan sedang dipegang oleh Kaisar Agustus. Dialah yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina.
  2. Tiberius (14-37 M). Ia memerintah semasa Tuhan Yesus dewasa - mati.
  3. Caligula (37-41 M). Kaisar yang menganggap dirinya dewa untuk disembah. Banyak orang Kristen mula-mula yang mati karena melawan perintah untuk menyembah kepada kaisar.
  4. Nero (54-68 M). Kaisar yang kejam dan semena-mena menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati syahid pada masa pemerintahannya.
  5. Vespasian (69-79 M). Pada masa pemerintahannya kota Yerusalem dihancurkan, termasuk bangunan Bait Allah.
  6. Domitianus (81-96 M). Melakukan penindasan yang sangat kejam terhadap orang-orang Kristen. Memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.
Palestina menjadi salah satu negara jajahan Kerajaan Romawi diperkirakan sejak tahun 63 sM. Kisah dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37sM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri.
Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini biasanya mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. Kebebasan agama pun juga diberikan kepada mereka (religio licita). Penarikan pajak juga diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.
  1. LATAR BELAKANG SOSIAL
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.

  1. LATAR BELAKANG EKONOMI
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil import negara lain.

  1. Mata uang
Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

  1. Arus perjalanan
Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.
  1. Arus perdagangan
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.

III.             LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
1. LATAR BELAKANG DUNIA PB
Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan cerita-cerita mitos Yunani.
a. Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu pengobatan umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur adalah yang paling maju pesat. Banyak dibangun jembatan, saluran air, gedung-gedung kesenian dan patung-patung. Ilmu perbintangan banyak dinikmati masyarakat.
b. Hiburan
Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik untuk menghibur kaum jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa). Sedangkan hiburan untuk kaum ningrat (kaya) adalah pertarungan berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena pertunjukkan.
c. Bahasa
Bahasa yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi (Ibrani), masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan untuk tujuan yang berbeda.
d. Sistem Pendidikan
Sistem Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat Yahudi ataupun non-Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan terhadap generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya dan agama nenek moyang. Ketika ada di tanah Pembuangan pendidikan dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.

2. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
A. Agama Primitif
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda. Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen.
Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka. Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.

B. Yudaisme
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama Yahudi.

Latar Belakang
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.
Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi akhirnya badan ini diganti dengan dewan sanhedrin.

2. Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem
Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru.
Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme.

3. Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge
Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Di setiap kota besar dimana ada kelompok orang Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.
Pemimpin sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari antara penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu perkara dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut hazzan. Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda yang ada di sinagoge. Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat, sebuah podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat.

4. Bentuk ibadah
Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sebagai berikut:
  1. Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4,5). Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut berakot ("Diberkatilah....").
  2. Pembacaan doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam hati).
  3. Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi).
  4. Kemudian diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru saja dibacakan.
  5. Kebaktian diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam. Bentuk/tata cara ibadah sinagoge ini juga diikuti oleh gereja abad pertama.

    5. Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme.
    Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:

a. Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh.

b. Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem. Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat.
c. Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi.

d. Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.

e. Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

6. Hari-hari Raya Yahudi
Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari Raya tersebut antara lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Pentakosta, Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan berdasarkan aturan dalam Hukum Muda. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan Hari Raya Meniup Serunai, Hari Raya Purin.


  1. MANAJEMEN, KEPEMIMPINAN MATIUS

  1. JANGKA PENDEK
Dalam kepemimpinan Matius jangka pendeknya adalah menjadi seorang pemungut cukai di Israel. Dalam kehidupan sebagai seorang pemungut cukai tentu saja ia adalah seorang yang berada, karena hasil dari pekerjaannya sebagai pemungut cukai.

  1. JANGKA MENENGAH
Selanjutnya dalam kehidupan Matius jangka pendeknya adalah menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus, selama pelayanan kurang lebih tiga setengah tahun, di bumi Israel. Matius dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus ketika ia sedang bekerja yaitu sebagai tukang pemungut cukai. Selama tiga setengah tahun, Matius banyak belajar langsung dengan Tuhan Yesus Kristus. Dimanapun Tuhan Yesus pergi, Matius dan teman-temannya selalu mengikutinya. Apapun yang Tuhan Yesus lakukan Matius selalu mempehatikan dan melihatnya. Tuhan Yesus mengarjakan kepada Matius dan murid-murid yang lain dengan berbagai metode. Tuhan Yesus mengajarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Alalah dan manusia.

  1. JANGKA PANJANG
Matius dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus dan menjadi murid Tuhan Yesus dan begitu banyak hal yang dipelajari oleh Matius kepada Tuhan Yesus Kristus. Matius dimuridkan oleh Tuhan Yesus untuk memuridkan orang lian. Ini terbukti ketika Tuhan Yesus sebelum naik ke surga, Ia berpesan kepada ke sebelas rasul, supaya dapat memberitahkan Kabar tentang Keselamatan kepada orang banyak. Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Matius 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

  1. SELUK BELUK PERJALANAN DALAM KEPEMIPINAN MATIUS

  1. KEKUATAN
Ia mampu menuliskan Alkitab dengan menggunakan namannya sendiri. Selanjutnya dalam penulisan Kitab Matius sesuai dengan konteks budaya, politik, ekonomi saat itu. Penulisan dalam Kitab Matius menggunakan konteks setempat dan budaya setempat. Dalam Kitab Matius, menampilkan Tuhan Yesus sebagai Mesias Raja yang diurapi. Matius sangat memahami kebudayaan saat itu.
Orang-orang Yahudi (Israel) sedang menanti kedatangan sang raja yaitu Mesias yang dijanjikan oleh Tuhan Allah kepada nenek moyang mereka. Yang akan membebaskan mereka dari penjajahan oleh Bangsa lain seperti Bangsa Romawi saat itu.

  1. KELEMAHAN
Kelemahan dalam kehidupan rasul Matius tidak disebutkan dalam kitab karangannya maupun kitab-kitab dalam Perjanjian Baru yang lainnya. Latar Belakang daripada Rasul Matius, sebelum Tuhan Yesus memanggil menjadi murid-Nya, ia adalah pemungut cukai tentu saja, dalam kehidupan sebagai seorang yang sukai memaksa orang lain. Bahkan bisa melakukan korupsi dan lain sebagainya.
Selanjutnya adalah rasul Matius tidak menceritakan secara eksplisit mengenai pelayanannya dia (Matius), sesudah Tuhan Yesus naik ke surga. Matius yang menuliskan mengenai pesan Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke surga, yaitu mengenai pergilah ke seluruh dunia dan memuridkan semua manusia menjadi murid-Ku. Namun, Matius sendiri tidak pergi ke luar dari Israel. Inilah letak kelemahan Rasul Matius, ia tidak pergi keluar untuk memberitkan Kabar tentang Keselamatan.

  1. KESEMPATAN

Kesempatan bagus yang telah dimiliki oleh Rasul Matius adalah ia dipanggil oleh Tuhan Yesus Kristus, memjadi murid-Nya dan banyak hal yang ia belajar dari Guru Besar Agung yaitu Tuhan Yesus Krristus itu sendiri. Matius belajar kepada Tuhan Yesus Krristus kurang lebih tiga setengah tahun di bumi Israel, ini adalah kesempatan yang sangat baik buat rasul Matius.


  
BAB V
LATAR BELAKANG TUHAN YESUS

  1. Tuhan Yesus Kristus lahir kira-kira tahun 4 sM (Sebelum Masehi).
  2. Tuhan Yesus Kristus disalibkan (meninggal) tahun 33 M (Masehi)
  3. Kota asal Tuhan Yesus Kristus Nazaret, Galilea
  4. Orang tua (jasmani) Tuhan Yesus Kristus, ayah Yusuf dan Ibu Maria,

Yesus (bahasa Yunani: Ἰησοῦς Iesous; kr. 4 SM sampai 30–33 M), juga disebut sebagai Yesus dari Nazaret atau Yesus Kristus, adalah tokoh sentral Kekristenan. Menurut ajaran sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang sebagai Putra Allah (Anak Allah). Umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias (atau Kristus, Yang Diurapi) yang dinantikan.
Hampir semua akademisi antikuitas modern setuju bahwa Yesus ada secara historis, dan para sejarawan menganggap bahwa Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) adalah sumber-sumber terbaik untuk meneliti historisitas Yesus. Kebanyakan akademisi sepakat bahwa Yesus adalah orang Galilea, rabi Yahudi yang mewartakan pesannya secara lisan, dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dan disalibkan sesuai perintah Prefek Romawi Pontius Pilatus. Menurut pandangan aliran-aliran utama saat ini, Yesus adalah seorang pewarta apokaliptik dan pendiri suatu gerakan pembaruan di dalam Yudaisme, kendati beberapa akademisi terkemuka berpendapat bahwa Yesus bukanlah apokaliptik. Setelah kematian Yesus, para pengikutnya percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian, dan komunitas yang mereka bentuk kemudian menjadi Gereja Kristen. Era kalender yang paling umum, disingkat "M" (Masehi) dalam bahasa Indonesia atau disingkat "AD" dari bahasa Latin "Anno Domini" ("dalam tahun Tuhan kita"), didasarkan pada kelahiran Yesus. Kelahiran Yesus dirayakan setiap tahun pada tanggal 25 Desember (atau beragam tanggal pada bulan Januari di dalam beberapa gereja timur) sebagai suatu hari raya yang dikenal sebagai Natal.
Umat Kristen percaya bahwa Yesus memiliki suatu "signifikansi yang unik" di dunia. Doktrin-doktrin Kristen mencakup keyakinan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan dari seorang perawan bernama Maria, melakukan berbagai mukjizat, mendirikan Gereja, mati karena penyaliban sebagai kurban untuk penebusan, bangkit dari kematian dan naik ke Surga, serta akan datang kembali ke bumi. Sebagian besar umat Kristen percaya bahwa Yesus memungkinkan manusia untuk didamaikan dengan Allah. Pengakuan Iman Nicea menegaskan bahwa Yesus akan menghakimi orang mati baik sebelum atau setelah kebangkitan tubuh mereka, suatu peristiwa yang juga dikaitkan dengan Kedatangan Kedua Yesus di dalam eskatologi Kristen; walaupun beberapa kalangan meyakini peranan Yesus sebagai juru selamat memiliki kepentingan yang lebih sosial atau eksistensial daripada akhirat, dan beberapa teolog terkenal telah mengemukakan bahwa Yesus akan membawa suatu rekonsiliasi universal. Sebagian terbesar dari kalangan Kristen menyembah Yesus sebagai penjelmaan dari Allah Putra, pribadi kedua dalam satu Trinitas Ilahi. Beberapa kelompok Kristen menolak Trinitarianisme, baik sebagian ataupun seluruhnya, karena mereka menganggapnya tidak selaras dengan kitab suci.
Dalam Islam, Yesus (umumnya ditransliterasikan sebagai Isa) dipandang sebagai Al-Masih (Mesias) dan salah satu nabi Allah yang penting. Menurut umat Muslim, Yesus merupakan seorang pembawa kitab suci dan dilahirkan dari seorang perawan, namun bukan Putra Allah. Bagi sebagian besar kalangan Muslim, Yesus tidak disalibkan tetapi secara jasmani diangkat ke Surga oleh Allah.
Yudaisme menolak keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan, dengan alasan bahwa kematian Yesus di kayu salib menandakan bahwa ia ditolak oleh Allah dan kebangkitannya adalah suatu legenda Kristen.

Laporan Injil kanonik
Keempat Injil kanonik (Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes) adalah satu-satunya sumber yang substansial terkait kehidupan dan pesan Yesus. Bagian-bagian lainnya dalam Perjanjian Baru, seperti surat-surat Paulus, kemungkinan ditulis beberapa dekade sebelum Injil dan menyertakan berbagai referensi terkait peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, misalnya Perjamuan Terakhir dalam 1 Korintus 11:23–26. Kisah Para Rasul 10:37–38 dan 19:4 menyebutkan pelayanan awal Yesus yang didahului oleh Yohanes Pembaptis.[60][61] Kisah Para Rasul 1:1–11 lebih banyak menceritakan perihal Kenaikan Yesus (juga disebutkan dalam 1 Timotius 3:16) daripada Injil kanonik.
Beberapa kelompok Gnostik dan Kristen awal memiliki deskripsi tersendiri mengenai kehidupan dan ajaran Yesus yang tidak termasuk dalam Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan ini meliputi Injil Tomas, Injil Petrus, dan Apokrifon Yakobus, di antara banyak tulisan apokrif lainnya. Kebanyakan akademisi memandangnya sebagai laporan-laporan yang kurang dapat diandalkan dan dituliskan jauh di kemudian hari dibandingkan dengan Injil kanonik.

Injil-Injil kanonik
Injil kanonik terdiri atas empat laporan, masing-masing ditulis oleh seorang penulis yang berbeda. Sampai abad ke-18, Injil Matius secara aklamasi diyakini sebagai Injil yang pertama kali ditulis. Menurut prioritas Markus yang muncul pada abad ke-19, yang pertama dituliskan adalah Injil Markus (ditulis tahun 60–75 M), diikuti oleh Injil Matius (65–85 M), Injil Lukas (65–95 M), dan Injil Yohanes (75–100 M). Di antara keempat laporan tersebut terdapat berbagai perbedaan konten dan urutan peristiwa.
Sesuai tradisi, penulisan Injil telah dikaitkan dengan empat penginjil yang memiliki hubungan dekat dengan Yesus: Injil Markus ditulis oleh Yohanes Markus, seorang kolega Petrus; Injil Matius ditulis oleh salah seorang murid Yesus; Injil Lukas ditulis oleh salah seorang rekan Paulus, orang yang disebutkan di dalam beberapa surat; dan Injil Yohanes ditulis oleh murid Yesus lainnya, yang kenyataannya merupakan bagian dari suatu kelompok dalam para murid, bersama dengan Petrus dan Yakobus saudara Yohanes.
Tiga dari keempat laporan tersebut, yaitu Injil Matius, Injil Markus, dan Injil Lukas, dikenal sebagai Injil Sinoptik, dinamakan demikian dari kata Yunani σύν (syn "bersama") dan ὄψις (opsis "pandangan"). Ketiganya memiliki keserupaan dalam konten, penataan naratif, struktur paragraf dan bahasa. Sejumlah akademisi berpendapat bahwa sulit untuk menemukan hubungan literer langsung antara Injil-Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Alur beberapa peristiwa (seperti pembaptisan Yesus, transfigurasi, penyaliban, dan interaksi dengan) diceritakan dalam semua Injil Sinoptik, namun insiden seperti transfigurasi tidak tampak dalam Injil Yohanes, yang juga berbeda dalam hal-hal lainnya —misalnya.
Yesus dalam Injil Sinoptik
Yesus dalam Injil Yohanes
Dimulai dari pembaptisan Yesus atau kelahiran dari seorang perawan.
Dimulai dari kisah penciptaan, tidak ada cerita kelahiran.
Dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
Diandaikan ada pembaptisan namun tidak disebutkan.
Mengajar dengan perumpamaan dan aforisme.
Mengajar dengan jalinan percakapan yang panjang
Mengajar secara khusus mengenai Kerajaan Allah, sedikit tentang diri sendiri.
Mengajar secara khusus dan ekstensif tentang diri sendiri.
Berbicara bagi orang miskin dan tertindas.
Berbicara sedikit tentang orang miskin atau tertindas.
Mengusir setan.
Tidak mengusir setan.
Pelayanan publik berlangsung selama minimal satu tahun.
Pelayanan publik berlangsung selama tiga tahun.
Pembersihan Bait Allah terjadi saat akhir masa pelayanan.
Pembersihan Bait Allah terjadi saat awal masa pelayanan.
Yesus mengantar ke dalam suatu perjanjian baru melalui Perjamuan Terakhir.
Yesus membasuh kaki para murid.
Kebanyakan akademisi sependapat bahwa, mengikuti apa yang dikenal sebagai "hipotesis Markus", para penulis Injil Matius dan Injil Lukas menggunakan Injil Markus sebagai salah satu sumber rujukan untuk penulisan injil mereka. Injil Matius dan Injil Lukas juga memuat beberapa konten yang tidak ditemukan dalam Injil Markus. Untuk menjelaskan hal ini, banyak akademisi yang meyakini bahwa selain Injil Markus kedua penulis tersebut juga menggunakan sumber lain.
Menurut suatu konsensus keilmuan umum, Injil Sinoptik, bukan Injil Yohanes, merupakan sumber utama informasi sejarah mengenai Yesus. Namun demikian tidak semua yang terkandung dalam Injil Perjanjian Baru dipandang dapat diandalkan secara historis. Elemen-elemen yang keaslian historisnya diperdebatkan misalnya Kelahiran, Pembantaian Kanak-Kanak Suci, Kebangkitan, Kenaikan, beberapa mukjizat Yesus, dan pengadilan Mahkamah Agama. Pandangan-pandangan mengenai Injil berkisar dari keberadaannya sebagai deskripsi-deskripsi tanpa salah tentang kehidupan Yesus hingga ketersediaannya akan informasi historis yang sedikit tentang kehidupan Yesus selain yang mendasar.
Injil Sinoptik menekankan aspek-aspek berbeda mengenai Yesus. Dalam Injil Markus, Yesus adalah Putra Allah dengan mukjizat-mukjizat yang memperlihatkan adanya Kerajaan Allah. Yesus ditampilkan sebagai seorang pembuat mukjizat yang tak kenal lelah, pelayan Allah sekaligus manusia. Injil yang singkat ini mencatat beberapa perkataan atau ajaran Yesus. Injil Matius menekankan bahwa Yesus merupakan pemenuhan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama, dan adalah Tuhan dari Gereja. Ia adalah Mesias yang meraja, disebut berulang kali sebagai "raja" dan "Putra Daud." Ciri penting dari Injil ini adalah kelima diskursus, kumpulan ajaran-ajaran terkait tema tertentu, termasuk Khotbah di Bukit. Injil Lukas menyajikan Yesus sebagai juru selamat insani-ilahiah yang menunjukkan kasih sayang kepada yang membutuhkannya. Ia diperlihatkan sebagai teman orang-orang berdosa dan yang terkucilkan, datang untuk mencari dan menyelamatkan mereka. Injil ini memuat perumpamaan-perumpamaan favorit Yesus seperti Orang Samaria yang Baik Hati dan Anak yang Hilang.
Injil Sinoptik dan Injil Yohanes memiliki kesesuaian dalam hal garis besar utama kehidupan Yesus. Yohanes Pembaptis mendahului Yesus, dikatakan bahwa pelayanan mereka sempat bersinggungan, dan Yohanes memberikan kesaksian perihal identitas Yesus. Yesus memberikan pengajaran dan melakukan berbagai mukjizat, paling tidak sebagian terjadi di Galilea. Ia kemudian mengunjungi Yerusalem di mana para pemimpin di sana menyalibkan Yesus, dan kemudian dimakamkan. Setelah itu makam Yesus ditemukan kosong pada hari Minggu, dan Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para pengikut-Nya.
Prolog Injil Yohanes mengidentifikasi Yesus sebagi penjelmaan dari Firman ilahi (Logos). Sebagai Firman, Yesus hadir dalam kekekalan bersama dengan Allah, beraktivitas dalam seluruh ciptaan, serta sumber kodrat rohani dan moral manusia. Dengan prolog ini, penginjil tersebut menetapkan bahwa Yesus tidak hanya lebih besar daripada para nabi insani masa lampau tetapi lebih besar daripada semua nabi yang pernah ada. Dijelaskan bahwa Yesus tidak hanya berbicara tentang Firman Allah, tetapi Yesus adalah Firman Allah. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengungkapkan peran ilahi-Nya secara terbuka. Di sini Ia menyatakan diri sebagai Roti Hidup, Terang Dunia, Pokok Anggur Yang Benar, dan pernyataan lainnya.
Secara umum, para penulis Perjanjian Baru kurang berminat dalam memberikan penyajian suatu kronologi yang mutlak tentang Yesus atau dalam menyelaraskan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus dengan sejarah sekuler pada zaman itu. Sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 21:25, Injil tidak mengklaim ketersediaan suatu daftar lengkap perihal peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus. Laporan-laporan tersebut utamanya ditulis sebagai dokumen teologis dalam konteks Kekristenan awal, garis waktunya hanya merupakan salah satu pertimbangan sekunder. Salah satu perwujudan Injil sebagai dokumen teologis daripada sekadar kronik sejarah yaitu bahwa sekitar sepertiga isi laporan-laporan tersebut mengisahkan tujuh hari atau minggu terakhir kehidupan Yesus di Yerusalem, yang disebut sebagai Kisah Sengsara Kendati Injil tidak menyediakan detail yang memadai untuk memenuhi tuntutan para sejarawan modern terkait berbagai kepastian penanggalan, namun dimungkinkan untuk memanfaatkannya sebagai gambaran umum kisah kehidupan Yesus.


Kepustakaan:
Naskah Mari: M Noth, JSS 1, 1956, hlm 322-333; J Gibson, JSS 7 1962, hlm 57 dst; Ilmu bumi; Z Kallai, IEJ 6, 1956, hlm 180-187; GTT, hlm 164 dst, 170 dst. Umum: J Bright, History of Israelz,1972; H Gronbaek, VT 15, 1965, hlm 421-436; K-D. Schunck, ZAW Suppl 86, 1963, lih juga JBL 83, 1964, hlm 207; M Noth, History of Israeli, 1960. JPUL/RS
Sumber:
Joel B. Green, Memahami Injil-injil dan Kisah Para Rasul, Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta, 2005, Halaman : 19 – 25
Sumber :
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, Halaman : 191 - 196


No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...