Tuesday, January 22, 2019

MANAJEMENT GEREJA


BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Kata Manajemen
          Kata “manajemen” berasal dari kata ‘manus’ dalam bahasa latin artinya ‘tangan’. Manajemen artinya cara menangani suatu tugas yang diibaratkan seperti cara melatih seekor kuda untuk siap berpacu atau menangani suatu senjata dengan mengontrol dan mengenakannya.
1.      Jadi manajemen adalah suatu tindakan dan seni menangani, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, mengontrol dan mengarahkan sesuatu tugas dan pekerjaan untuk bekerja bersama-sama didalam suatu instansi, lembaga Gereja, Yayasan, Perusahaan dan lain-lain (Drs. Agus B. Lay).
Manajamen menurut Drs. M. Manullang dalam bukunya “Dasar–dasar Majemen” halaan. 14 dan seterusnya. Istilah manajemen mengandung tiga pengertian:
Pertama           :Manajemen sebagai suatu proses
Kedua              :Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang–orang yang melakukan aktifitas manajemen.
Ketiga              :Manajemen sebagia suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.
2.      Menurut pengertian pertama: manajemn sebagai suatu proses dalam sebuah buku yang berjudul: Encyclopedie Of the Social Science dikatakan bahwa:
a.       Manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
b.      Selanjutnya “Haimann” mengatakan bahwa, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengevaluasi suatu usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
c.       Akhirnya adalah “George R. Terry” mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu juga mempergunakan kegiatan orang lain.
Dari ketiga definisi tersebut kita dapat menemukan tiga pokok penting yaitu:
            Pertama:          Adanya tujuan yang ingin dicapai
            Kedua:             Tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
            Ketiga:             Kegiatan orang lain harus dibimbing dan diawasi.
3.      Pengertian kedua: Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang–orang yang melakukan aktifitas manajemen dalam suatu lembaga tertentu dalam arti Singular (tunggal) disebut: Manager yaitu: pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya aktifitas–aktifitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Yang sering orang sebut aktifitas-aktifitas itu dengan istilah proses manajemen, fungsi–fungsi dan unsur–unsur menajemen.
4.      Pengertian ketiga: manajemen adalah suatu seni atau suatu ilmu:
a.       Menajemen dari segi seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau mamfaat.
b.      Manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena–fenomena (gejala–gejala), kejadian–kejadian, keadaan–keadaan dengan memberikan penjelasan–penjelasan yang berhubungan dengan ilmu manajemen.
Oleh karena itu manajemen dapat diartikakan menurut Drs. M. Manulang: “seni dan ilmu perencanaan/planning, pengorganisasian/organizing, penyusunan, staffing, dan pengawasan/controlling sumber daya untuk mencapai tujuan, sasaran/goal oriented yang sudah ditetapkan.
Dalam kehidupan manusia di dunia ini, tentu saja tidak terlepas dari yang namanya “Manajemen”. Manajemen sangat penting dalam kehidupan setiap manusia. Untuk mencapai suatu Visi atau untuk menyelesaikan dalam suatu pekerjaan sekecil apapun manusia pasti menggunakan rumus manajemen. Karena di dalam manajemen memiliki empat hal penting yaitu sebagai berikut:
1.      Planing (Perencanaan)
2.      Organization (Pengorganisasian)
3.      Evaluation (Evaluasi)
4.      Controlling (Mengontrol/Mengawasi)
Manajemen adalah suatu tugas yang diembankan oleh Allah kepada manusia dengan inisitif dari Allah sendiri bagi manusia, supaya manusia itu dapat mempraktekkan semua Firman-Nya, yaitu mengenai mengatur semua ciptaan-Nya, namun ketika manusia pertama itu berdosa, maka semuanya menjadi berantakan. Dengan demikian maka, betapa pentingnya untuk manusia mengikuti kehidupan yang dikehendaki oleh Allah dengan cara manajemen yang bagus.
Dalam Paper ini, penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana Evaluasi Manajemen Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) di Jemaat Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua. Setelah mengevaluasi, Penulis akan menawarkan solusi-solusi yang ditemukan dalam isi tulisan oleh Penulis Paper ini kepada pemimpin Gereja setempat.

Kesimpulan Bab I, Manajemen dalam setiap kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok sangat dibutuhkan. Tanpa sadar setiap aktivitas manusia selalu menerapkan prinsip manajemen. Adapun manajemen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan baik dari yang paling terkecil (sederhana) sampai dengan pekerjaan yang terbesar setiap manusia membutuhkan perencanaan. Segala sesuatu yang akan dikerjakan harus direncanakan agar supaya semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar.
2.      Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, harus diorganisir dengan baik supaya pekerjaannya berjalan dengan baik, sesuai denga harapan atau visi.
3.      Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan harus dievaluasi dengan baik, supaya yang sudah dikerjakan dimana ada kekurangan bisa dibenahi dengan tujuan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.
4.      Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol dengan baik, supaya dalam semua rencana pekerjaan bisa berjalan dengan baik, lancar dan benar sesuai dengan visi dan harapan.


BAB II
LATAR BELAKANG
GEREJA PENTAKOSTA DI INDONESIA (GPDI)
JEMAAT TRINITAS ALLAH, MANSUAM BIAK, PAPUA

Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Trinitas Allah Mansuam Biak, Papua. Dengan gembala Sidang adalah Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th. Jemaat Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua, diirintis oleh Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th, pada tahun 1981 di Kampung Mansuam Biak, Papua. Dengan berjalannya waktu masalah demi masalah yang di hadapi, namun oleh pertolongan Tuhan bisa melewati hari demi hari dan bulan demi bulan serta tahun demi tahun dengan penuh pergumulan dan air mata dalam pelayanan perintisannya.
Jemaat Trinitas Allah Mansuam, Biak Papua, pernah mengalami goncangan besar karena masalah dalam internal gereja, tepatnya pada tahun 2003. Masalah sesama Gereja Pentakosta di Indonesia yang ada di wilayah Biak Papua. Dengan demikian Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th., pernah memutuskan untuk pindah dari (GPdI) dan bergabung ke dedominasi lain, yaitu Gereja Bethany Indonesia (GBI). Bergabung di Gereja Bethany Indonesia, tidak bertahan lama, dua tahun kemudian masalah internalnya diselesaikan dengan baik, akhirnya kembali ke dedominasi awalnya yaitu: Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI), sampai sekarang.  
Oleh kemurahan Tuhan Yesus Kristus, jemaat yang dipimpin atau dilayani oleh Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th, sudah mencapai dua puluh Kepala Keluarga atau setara dengan tujuh puluh lima jiwa atau jemaat. Tidak termasuk anak-anak Sekolah Minggu. Tuhan Yesus Kristus tetap berkarya untuk menambahkan jiwa-jiwa baru sekalipun kesannya lambat dalam pertumbuhan jemaat, namun Bapak Gembala setempat tetap mengimani janji Tuhan dan tetap menjalankan tugas dan pelayanan sebagai hamba Tuhan, maka semuanya akan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan Visi Tuhan Yesus Kristus, Matius 28:19-20 dan Markus 1615.
Setelah penulis selesai menulis Paper ini, mengenai jemaat yang dilayani oleh Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th., penulis dan Bapak Gembala beserta semua rekan sepelayanan di gereja setempat untuk mengevaluasi dan memberikan masukan atau solusi kepada gembala setempat, sesuai dengan hasil analisa atau tulisan dalam Paper ini. Penulis Paper berharap ada perubahan dalam pertumbuhan jemaat, menuju ke arah yang lebih baik lagi sesuai dengan Visi Tuhan Yesus Kristus, setelah membaca dan mengevaluasi hasil temuan dari Paper ini.


BAB III
EVALUASI

Ada beberapa hal yang perlu di evaluasi dalam pelayanan terutama jemaat yang dilayani oleh Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th, adalah sebagai berikut:
1.      Ketidakdisiplinan atau ketidaktepatan waktu dari Jemaat untuk datang beribadah di gereja ataupun di ibadah persekutuan yang lain yang diadakan oleh gereja setempat.
2.      Kurang minatnya anak-anak Sekolah minggu untuk datang beribadah di gereja
3.      Tidak begitu banyak kreativitas oleh guru-guru Sekolah Minggu, maka anak-anak Sekolah minggu bosan untuk datang beribadah kepada Tuhan di gereja. Karena guru-guru Sekolah Minggu hanya menggunakan satu metode saja.
4.      Belum ada ketua pemuda yang bertanggungjawab untuk menggerakan anak-anak Kaum Mudah Remaja atau mudah-mudi agar datang beribadah kepada Tuhan.
5.      Jemaat kurang berminat untuk datang beribadah di gereja maupun ibadah persekutuan di rumah-rumah atau komsel-komsel, bahkan Ibadah Kaum Pria, Kaum Wanita yang diadakan oleh gereja setempat.
6.      Jemaat kurang berminat untuk memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang belum mendengarkan Firman Allah.
7.      Jemaat kurang memelihara hubungan atau persekutuan antara satu dengan yang lain, di dalam satu jemaat tersebut.
8.      Kurang adanya minat jemaat untuk datang ikut program persekutuan-persekutuan yang dibuat oleh Gembala setempat.
9.      Jemaat kurang berminat untuk mengambil bagian dalam melayani Tuhan seperti:
a.       Penerima tamu,
b.      Main musik,
c.       Singers,
d.      Pemimpin pujian dan
e.        Lain-lain.
10.  Jemaat kurang berminat untuk saling menolong satu dengan yang lain.


BAB IV
SOLUSI

1.      Ketidakdisiplinan atau ketidaktepatan waktu dari Jemaat untuk datang beribadah di gereja ataupun di dalam persekutuan

-                 Seorang gembala setempat untuk terlebih dahuluh membemberikan teladan dengan cara datang beribadah kepada Tuhan mendahului jemaat, agar mereka melihat dan meniruh gembalanya.
-                 Seorang gembala setempat harus dan mampu untuk memberikan motivasi atau kata-kata dorongan kepada jemaat agar mereka sadar dan mendengarkan kata-kata dari gembala dan datang ke gereja dengan tepat waktu.

2.      Kurang minatnya anak-anak Sekolah minggu untuk datang beribadah di gereja

-          Seorang gembala harus dan mampu memberikan arahan atau nasehat kepada para guru-guru sekolah minggu agar mereka dapat memahami maksud dan tujuan daripada Gembala setempat, agar dengan tetap semangat untuk melayani Tuhan.
-          Gembala setempat harus dan mampu memberikan pelatihan dasar-dasar menjadi seorang guru sekolah minggu yang bisa memahami kebutuhan anak-anak didiknya, agar mereka dengan penuh semangat untuk datang beribadah di gereja untuk mengikuti sekolah minggu dengan baik.

3.      Tidak begitu banyak kreativitas oleh guru-guru Sekolah Minggu, maka anak-anak Sekolah minggu bosan untuk datang beribadah kepada Tuhan

-          Seorang gembala harus dan mampu memberikan jalan keluar dengan cara mendatangkan Guru-guru Sekolah Minggu dari gereja lain atau dedominasi lain yang terkenal ahli dalam bidangnya, agar anak-anak sekolah minggu dengan semangat datang beribadah kepada Tuhan. Karena anak-anak sekolah melihat bahwa, ada sesuatu baru mereka dengan semangat akan datang beribadah kepada Tuhan.
-          Seorang gembala harus dan mampu memberikan motivasi atau arahan kepada para guru-guru sekolah minggu agar mereka mampu memberikan materi-materi sekolah minggu dengan kreativitas yang baik agar anak-anak sekolah minggu dengan semangat beribadah Tuhan.

4.      Belum ada ketua pemuda yang bertanggungjawab untuk menggerakan anak-anak mudah-mudi untuk datang beribadah kepada Tuhan

-          Seorang gembala harus merangkul seluruh jemaatnya. Termasuk anak-anak sekolah minggu, dalam konteksnya ini adalah anak-anak kaum mudah dan remaja. Seorang gembala harus mengangkat ketua kaum mudah remaja yang mampu menggerakan anak-anak mudah remaja yang lainnya untuk datang beribadah kepada Tuhan baik di gereja maupun di tempat-tempat ibadah lainnya.
-          Seorang gembala harus dan mampu memberikan solusi atau jalan keluar kepada anak-anak mudah, terutama kepada ketua pemuda agar bisa memikirkan lebih baik dan lebih matang untuk mendatangkan anak-anak mudah lainnya untuk datang beribadah kepada Tuhan.

5.      Jemaat kurang berminat untuk datang beribadah di gereja maupun ibadah persekutuan di rumah-rumah atau komsel-komsel

-          Seorang gembala seharusnya menggairahkan jemaatnya untuk datang beribadah kepada Tuhan.
-          Seorang gembala seharusnya mampu merangkul jemaatnya untuk melihat situasi dan kondisi yang ada dan yang sedang dialami oleh jemaatnya, agar ia mampu memberikan arahan yang sesuai dengan kebutuhan jemaat.




6.      Jemaat kurang berminat untuk memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang belum mendengarkan Firman Allah

-          Gembala sebagai seorang leader atau pemimpin, ia harusnya melihat seluruh perkembangan jemaat.
-          Gembala harus memberikan arahan, penjelasan dan motivasi agar betapa pentingnya penginjilan yang harus dilakukan oleh seluruh anggota jemaat.
-          Gembala memberikan pemahaman yang Alkitabiah agar mereka memahami bahwa, penginjilan itu bukan hanya tugas seorang Gembala, Pendeta, Majelis gereja, dan bukan hanya pelayan-pelayan Tuhan pada umumnya. Namun Penginjilan adalah tugas yang diembankan oleh Tuhan kepada semua orang percaya. Semua orang percaya adalah orang-orang yang keluar dari kegelapan (Dosa) kepada terang Kristus, dengan tujuan untuk memberitakan pekerjaan-pekerjaan Allah yang besar bagi kita semua yang sudah dianugrakan keselamatan kepada kita 1 Petrus 2:9.

7.      Jemaat kurang memelihara hubungan atau persekutuan antara satu dengan yang lain

-          Gembala sebagai Leader harus dan mampu memberikan motivasi maupun dorongan atau nasehat kepada jemaat yang dilayaninya agar mereka tetap memelihara hubungan yang baik antara satu sama lain.
-          Seorang gembala harus dan mampu menjadi teladan bagi jemaat yang dilayaninnya. Agar jemaat dapat melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh gembalanya dan dapat meniru segala sesuatu yang baik dan benar, dalam hal ini, seorang gembala harusnya terlebih dahulu mengunjungi ke rumah-rumah jemaat, agar mereka melihat gembalanya dan dapat menirunya.





8.      Kurang adanya minat jemaat untuk datang ikut program persekutuan-persekutuan yang dibuat oleh Gembala setempat

-          Gembala sebagai seorang Leader memiliki tugas yang sangat berat, namun semuanya apabilah Alkitabiah, maka Tuhan akan menolong dan memberikan jalan keluar kepada gembala.
-          Seorang Gembala harus bertanggungjawab atas program-program yang dibuatnya, agar bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dengan cara menggerakan jemaat yang dipimpimnya agar datang beribadah kepada Tuhan.

9.      Jemaat kurang berminat untuk mengambil bagian dalam melayani Tuhan seperti: penerima tamu, main musik, singers, pemimpin pujian dan lain-lain

-          Gembala sebagai seorang Leader, harus memikirkan jemaat yang dipimpinnya agar dewasa dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus dengan cara melayani Dia di gereja waktu beribadah.
-          Gembala harus memberikan atau membagikan tugas pelayanan kepada jemaat yang dilayaninya sesuai dengan bidangnya mereka masing-masing, agar mereka juga bisa mengambil bagian untuk melayani Tuhan di gereja maupun ibadah-ibadah di luar gereja, seperti persekutuan dan komsel-komsel.

10.  Jemaat kurang berminat untuk saling menolong satu dengan yang lain.

-          Seorang Gembala yang adalah Leader dalam gereja atau leader dalam suatu jemaat yang dipimpinnya, maka betapa pentingnya ia memberikan nasehat-nasehat atau arahan-arahan yang baik, benar sesuai dengan kehendak Tuhan.
-          Seorang Gembala yang adalah sebagai Leader dalam gereja, maka ia harus menjadi teladan buat jemaat yang yang dilayaninya, agar jemaat itu melihat bahwa gembala mereka tidak hanya pintar berkata-kata tetapi ia juga pintar untuk melakukan dengan perbuatannya, maka mereka juga bisa mempraktekkannya.

BAB V
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Sadar atau tidak, setiap manusia pasti menggunakan manajemen dalam kehidupannya, baik itu dari aktivitas yang paling kecil sampai kepada pekerjaan yang besar. Manajemen sangat dibutuhkan oleh semua manusia baik secara individu maupun kelompok, dengan tujuan suatu pekerjaan dapat tercapai dengan hasil yang baik atau memuaskan bahkan sampai tercapai pada Visinya. Adapun manajemen yang biasanya dilakukan oleh setiap kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
1.      Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan baik dari yang paling terkecil (sederhana) hingga sampai dengan pekerjaan yang paling besar, setiap manusia pasti membutuhkan perencanaan, sebab perencanaan adalah suatu metode dari Manajemen. Segala sesuatu yang akan dikerjakan harus direncanakan supaya semuanya pekerjaan tersebut bisa berjalan dengan baik dan lancar, bahkan sampai tujuannya atau visinya.
2.      Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, harus diorganisir dengan baik supaya pekerjaannya berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan atau visi dari organisasi tersebut.
3.      Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan yang sudah dikerjakan atau sudah dijalankan harus dievaluasi dengan baik, supaya pekerjaan tersebut dimana ada kekurangan bisa dibenahi, dengan tujuan agar supaya bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan atau tujuan dari visinya.
4.      Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol dengan baik, supaya dalam menjalankan suatu pekerjaan atau suatu organisasi bisa tercapai sesuai dengan harapan. Kalau seorang atasan mampu controlling, dalam suatu organisasi yang dipimpinnya maka secara otomatis bawahannya akan menyadari dan mengerjakan tugasnya dengan penuh bertanggungjawab. Dengan demikian maka, pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan benar sesuai dengan visi yang diharapkan.


  1. IMPLIKASI

Dalam kehidupan setiap manusia dari zaman ke zaman banyak hal yang dapat kita mempelajari dan menjadi suatu pelajaran yang penting dalam kehidupan kita manusia saat ini, terutama dalam kehidupan gereja dan manajemen gereja masa kini dan masa akan datang. Adapun penulis paper telah memaparkan pengoreksian mengenai pelayanan Bapak Gembala Pendeta Yulianus Koibur, S.Th; dan semua Team Pelayan di Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua. Penulis Paper ini juga telah menawarkan solusi-solusi agar gereja setempat dapat mengaplikasikan sesuai dengan kebutuhan gereja setempat.
Tuhan Yesus Kristus aja, ketika Ia pelayanan di bumi Israel, berdoa dan mengucap syukur kepada Allah yang hidup. Matius 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Matius 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Apalagi kita manusia berdosa, sepatutnya kita mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal. Demikian juga Bapa Pendeta Yulianus Koibur, dan semua rekan sesama hamba Tuhan yang lainnya, yang sedang pelayanan di Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Trinitas Allah Mansuam, Biak Papua, agar selalu berdoa dan berharap segala sesuatu hanya kepada Allah yang hidup dan yang berkuasa atas segala-galanya, beriman bahwa Tuhan pasti memberikan kemampuan kepada semua pelayan Tuhan agar dapat menerapkannya.





  1. SARAN-SARAN

Penulis sangat menyadari bahwa, dalam penulisan PAPER ini, masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi Gereja. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Tentunya yang bersifat membangun, agar penulisan Paper selanjutnya dapat diperbaiki dengan baik supaya dapat menolong para pembaca selanjutnya.
Mempelajari tentang Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi Gereja, bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dipelajari. Dengan belajar yang serius, bukan sekedar membaca dan mengetahui bagaimana Manajemen dan Administasi, namun memahami secara rinci suatu permasalahan yang sedang terjadi di dalam kehidupan kekristenan atau gereja masa kini. Dalam kehidupan gereja-gereja masa kini yang mengalami permasalahan manajemen bukan harus dihindari dan dikucilkan, namun justru harus mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai sesama manusia yang hidup saling tolong menolong, kita harus dapat menjadi penolong gereja-gereja yang lain. Kita harus dapat menjadi seseorang yang dapat memperbaiki sesuatu yang salah dan dapat membantu menanggulangi kesalahan manajemen dalam kehidupan gereja masa kini.


LAPORAN BACA

 

Judul Buku      : Prinsip-prinsip Pertimbangan Utama dalam Administrasi dan Manajemen Gereja
Penulis Buku   : Pdt. Dr. Yakub B. Susabda

Tujuan
Tujuan buku ini ialah melengkapi pemimpin-pemimpin gereja dalam mempertanggungjawabkan pelayanan mereka kepada Tuhan dan sesama, di dalam dan melalui gereja. Buku ini membahas pokok penting yaitu bagaimana ‘mempertanggungjawabkan’.  Misalnya ada pemimpin gereja yang sudah merasa cukup bertanggung jawab dengan melaksanakan dan memimpin secara langsung seluruh tugas rohani di gerejanya, seperti khotbah, memimpin dalam ibadah Pendalaman Alkitab, persekutuan doa, dan sebagainya. Juga pemimpin bertanggung jawab dalam pengaturan strategi kehidupan pelayanan gereja.
Oleh sebab itu ia perlu secara langsung terlibat dengan setiap pelayanan rutin yang ada dalam gereja yang ia pimpin. Ia adalah pemikir, organisator, dan otak dari seluruh kehidupan dan pelayanan gerejanya. Dan di tengah segala macam penafsiran tentang pertanggung jawaban pemimpin gereja, inilah muncul istilah administrasi gereja. Istilah yang sejak lahirnya sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi di formulasikan. Terutama karena konteknya salah dan pendekatannya pun menurut pengamatan penulis buku ini adalah tidak tepat.
Adminstrasi gereja dianaktirikan di satu gereja, dimanjakan di gereja lain, tetapi yang lebih parah di hampir semua gereja administrasi gereja sudah dikebirikan dan hanya dipakai dengan sebutan saja (hanya nama saja). Administrasi gereja adalah pertanggung jawaban para pemimpin-pemimpin gereja dalam menyediakan wadah yang tepat dan jelas, di mana inkarnasi firman itu menjadi kenyataan. Dimana gereja betul-betul menjadi tubuh Kristus, kehadiran Kristus yang hidup dan konkret.
Dengan kesimpulan ini menjadi sangat jelaslah bahwa Adminstrasi gereja sebenarnya tidak seperti apa yang di contohkan orang selama ini, sebagai urusan surat-menyurat, rapat-rapat, ataupun organisasi pada umumnya saja. Karena Administrasi gereja adalah ekspresi dari seluruh tangung jawab pemimpin gereja dalam hidup pelayanannya. Oleh sebab itu, cara  pelaksanaannya tergantung dari tiap individu pemimpin itu sendiri. Bergantung mutlak pada bagaimana menafsirkan kebenaran Firman Tuhan; “bagaimana ia melihat kebutuhan yang ada dalam gerejanya”; “bagaimana ia menyeleksi hal-hal yang primer dan sekunder, yang mendesak dan dapat di berhentikan”; “bagaimana strategi dan rencananya untuk mencapai goal yang antara lain melengkapi gereja dalam memenuhi tugas panggilannya.
Alkitab memang tidak pernah memberikan resep bagaimana Adminitrasi gereja harus di lakukan. Alkitab hanya memberikan prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan utama bagi setiap pemimpin gereja dalam Administrasi gereja. Oleh sebab itu pelaksanaannya sangat fleksibel, tergantung pada situasi dan kondisi jemaat setempat. Adminitrasi gereja adalah pertanggungjawaban dari pemimpin-pemimpin gereja atas seluruh kehidupan pelayanan gereja. Oleh sebab itu Administrasi gereja selalu bersangkut paut dengan iman dari pribadi-pribadi pemimpin gereja itu, situasi dan kondisi jemaat itu, misi gereja dan sejarah yang akan di capai oleh para setiap pemimpin gereja.
1.     Bersangkut-paut dengan iman, oleh karena itu Administrasi gereja tidak sama dengan Administrasi dan organisasi apapun juga. Administrasi gereja hanya bisa dilaksanakan oleh orang Kristen yang imannya sehat, yang mempunyai Teologi dan pengetahuan Alkitab yang sehat juga. Oleh karena itu Administrasi gereja tidak boleh diserahkan pada orang-orang Kristen yang baru, di mana pengetahuan Alkitab dan Teologinya masih kanak-kanak. Tidak setiap orang berbakat, Administrasi biasanya diberi tanggung jawab yang besar. Begitu juga denga organisasi. Hanyalah orang-orang Kristen dewasa, yang beriman sehat dan yang menduduki posisi kunci dalam jemaat, yang dapat memikul tanggung jawab Administrasi gereja.
2.     Bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi jemaat, oleh karena Adminstrasi gereja selalu fleksibel dan tidak perlu paksaan. Administrasi gereja hanya lahir dari suatu pergumulan dengan Tuhan. Dia Tuhan yang hidup dan yang menyatakan firman-Nya sesuai dengan situasi dan kondisi jemaat-Nya.
3.     Bersangkut-paut dengan misi gereja, oleh karena itu administrasi hanyalah alat supaya gereja bisa melaksanakan misi yang dipercayakan Allah padanya. Administrasi gereja adalah ekspresi dari kepekaan pemimpin-pemimpin gereja terhadap kehendak Allah atas gereja-Nya.


Respon
Sebagai salah satu dari pembaca buku ini, saya merasa bahwa buku ini telah memberikan inspirasi yang baik untuk diikuti. Artinya saya sangat setuju dengan apa yang telah di paparkan oleh Bapak Pdt. Dr. Yakub B. Susabda, bahwa seorang pemimpin haruslah peka dan mampu untuk mempertanggungjawabkan pelayanan, secara lebih khusus Administrasi gereja, bukan hanya peka, tetapi harus memiliki iman yang sehat, teologi yang sehat dan dapat dipercaya.

Manfaat Buku
            Memberikan pengertian yang benar mengenai penafsiran yang salah tentang adminstrasi gereja, dan memotivasi para pemimpin untuk lebih bersungguh-sungguh dalam memimpin jemaat yang telah dipercayakan Tuhan, serta memberikan gambaran yang jelas kepada para pemimpin juga jemaat bahwa, administarsi gereja bukanlah hal yang mudah, sebab Administrasi gereja tidaklah sama dengan administrasi yang biasa dilakukan di sebuah perusahan atau organisasi. Karena administrasi gereja adalah bagaimana mempertanggungjawabkan dihadapan jemaat dan terlebih di hadapan Tuhan.

Rekomendasi
            Buku ini cocok bagi mahasiswa Teologi yang imannya sehat dan teologinya sehat, untuk menjadi panduan bagaimana seharusnya mengelola administrasi yang benar bukan hanya teori tetapi lebih kearah penerapan praktisnya. Buku ini sangat baik untuk pemimpin gereja yang pemula, agar mengetahui apa sebenarnya yang harus dilakukan dalam kehidupan gereja. Buku ini juga cocok untuk pemimpin gereja yang senior agar tidak terbawa arus pemikiran yang salah tentang administrasi gereja.


No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...