PENDAHULUAN
Pengertian
Kata Manajemen
Kata “manajemen” berasal dari kata ‘manus’
dalam bahasa latin artinya ‘tangan’.
Manajemen artinya cara menangani suatu tugas yang diibaratkan seperti cara
melatih seekor kuda untuk siap berpacu atau menangani suatu senjata dengan mengontrol
dan mengenakannya.
1. Jadi
manajemen adalah suatu tindakan dan seni menangani, merencanakan,
mengorganisasi, melaksanakan, mengontrol dan mengarahkan sesuatu tugas dan pekerjaan
untuk bekerja bersama-sama didalam suatu instansi, lembaga Gereja, Yayasan,
Perusahaan dan lain-lain (Drs. Agus B. Lay).
Manajamen menurut
Drs. M. Manullang dalam bukunya “Dasar–dasar Majemen” halaan. 14 dan seterusnya.
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian:
Pertama :Manajemen sebagai suatu proses
Kedua :Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang–orang yang melakukan
aktifitas manajemen.
Ketiga :Manajemen sebagia suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.
2. Menurut
pengertian pertama: manajemn sebagai suatu proses dalam sebuah buku yang berjudul:
Encyclopedie
Of the Social Science dikatakan
bahwa:
a. Manajemen
adalah suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan
dan diawasi.
b. Selanjutnya
“Haimann” mengatakan bahwa,
manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan
mengevaluasi suatu usaha individu untuk mencapai tujuan bersama.
c. Akhirnya
adalah “George R. Terry” mengatakan
bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu juga
mempergunakan kegiatan orang lain.
Dari ketiga definisi tersebut kita dapat menemukan tiga
pokok penting yaitu:
Pertama: Adanya tujuan yang ingin dicapai
Kedua: Tujuan
dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Ketiga: Kegiatan
orang lain harus dibimbing dan diawasi.
3. Pengertian
kedua: Manajemen sebagai suatu kolektifitas orang–orang yang melakukan
aktifitas manajemen dalam suatu lembaga tertentu dalam arti Singular (tunggal)
disebut: Manager yaitu: pejabat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya
aktifitas–aktifitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan
menggunakan bantuan orang lain. Yang sering orang sebut aktifitas-aktifitas itu
dengan istilah proses manajemen, fungsi–fungsi dan unsur–unsur menajemen.
4. Pengertian
ketiga: manajemen adalah suatu seni atau suatu ilmu:
a.
Menajemen dari segi seni berfungsi untuk mencapai
tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau mamfaat.
b.
Manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena–fenomena
(gejala–gejala), kejadian–kejadian, keadaan–keadaan dengan memberikan
penjelasan–penjelasan yang berhubungan dengan ilmu manajemen.
Oleh karena itu
manajemen dapat diartikakan menurut Drs. M. Manulang: “seni dan ilmu
perencanaan/planning, pengorganisasian/organizing, penyusunan, staffing, dan pengawasan/controlling
sumber daya untuk mencapai tujuan, sasaran/goal oriented yang sudah ditetapkan.
Dalam kehidupan
manusia di dunia ini, tentu saja tidak terlepas dari yang namanya “Manajemen”.
Manajemen sangat penting dalam kehidupan setiap manusia. Untuk mencapai suatu
Visi atau untuk menyelesaikan dalam suatu pekerjaan sekecil apapun manusia
pasti menggunakan rumus manajemen. Karena di dalam manajemen memiliki empat hal
penting yaitu sebagai berikut:
1.
Planing (Perencanaan)
2.
Organization (Pengorganisasian)
3.
Evaluation (Evaluasi)
4.
Controlling (Mengontrol/Mengawasi)
Manajemen adalah suatu
tugas yang diembankan oleh Allah kepada manusia dengan inisitif dari Allah sendiri
bagi manusia, supaya manusia itu dapat mempraktekkan semua Firman-Nya, yaitu
mengenai mengatur semua ciptaan-Nya, namun ketika manusia pertama itu berdosa,
maka semuanya menjadi berantakan. Dengan demikian maka, betapa pentingnya untuk
manusia mengikuti kehidupan yang dikehendaki oleh Allah dengan cara manajemen
yang bagus.
Dalam Paper ini,
penulis akan menjelaskan mengenai bagaimana Evaluasi Manajemen Gereja
Pentakosta di Indonesia (GPdI) di Jemaat Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua. Setelah
mengevaluasi, Penulis akan menawarkan solusi-solusi yang ditemukan dalam isi tulisan
oleh Penulis Paper ini kepada pemimpin Gereja setempat.
Kesimpulan Bab I, Manajemen
dalam setiap kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok sangat
dibutuhkan. Tanpa sadar setiap aktivitas manusia selalu menerapkan prinsip manajemen.
Adapun manajemen yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas
atau pekerjaan baik dari yang paling terkecil (sederhana) sampai dengan
pekerjaan yang terbesar setiap manusia membutuhkan perencanaan. Segala sesuatu
yang akan dikerjakan harus direncanakan agar supaya semuanya bisa berjalan
dengan baik dan lancar.
2.
Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik
dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, harus diorganisir dengan baik
supaya pekerjaannya berjalan dengan baik, sesuai denga harapan atau visi.
3.
Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan harus dievaluasi
dengan baik, supaya yang sudah dikerjakan dimana ada kekurangan bisa dibenahi
dengan tujuan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.
4.
Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol
dengan baik, supaya dalam semua rencana pekerjaan bisa berjalan dengan baik,
lancar dan benar sesuai dengan visi dan harapan.
BAB II
LATAR BELAKANG
GEREJA PENTAKOSTA DI INDONESIA (GPDI)
JEMAAT TRINITAS ALLAH, MANSUAM BIAK, PAPUA
Gereja Pentakosta di
Indonesia (GPdI) Trinitas Allah Mansuam Biak, Papua. Dengan gembala Sidang adalah
Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th. Jemaat Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua,
diirintis oleh Bapak Pendeta Yulianus Koibur, S.Th, pada tahun 1981 di Kampung
Mansuam Biak, Papua. Dengan berjalannya waktu masalah demi masalah yang di
hadapi, namun oleh pertolongan Tuhan bisa melewati hari demi hari dan bulan
demi bulan serta tahun demi tahun dengan penuh pergumulan dan air mata dalam
pelayanan perintisannya.
Jemaat Trinitas Allah
Mansuam, Biak Papua, pernah mengalami goncangan besar karena masalah dalam internal
gereja, tepatnya pada tahun 2003. Masalah sesama Gereja Pentakosta di Indonesia
yang ada di wilayah Biak Papua. Dengan demikian Bapak Pendeta Yulianus Koibur,
S.Th., pernah memutuskan untuk pindah dari (GPdI) dan bergabung ke dedominasi
lain, yaitu Gereja Bethany Indonesia (GBI). Bergabung di Gereja Bethany
Indonesia, tidak bertahan lama, dua tahun kemudian masalah internalnya
diselesaikan dengan baik, akhirnya kembali ke dedominasi awalnya yaitu: Gereja
Pentakosta di Indonesia (GPdI), sampai sekarang.
Oleh kemurahan Tuhan
Yesus Kristus, jemaat yang dipimpin atau dilayani oleh Bapak Pendeta Yulianus
Koibur, S.Th, sudah mencapai dua puluh Kepala Keluarga atau setara dengan tujuh
puluh lima jiwa atau jemaat. Tidak termasuk anak-anak Sekolah Minggu. Tuhan
Yesus Kristus tetap berkarya untuk menambahkan jiwa-jiwa baru sekalipun kesannya
lambat dalam pertumbuhan jemaat, namun Bapak Gembala setempat tetap mengimani
janji Tuhan dan tetap menjalankan tugas dan pelayanan sebagai hamba Tuhan, maka
semuanya akan berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan Visi Tuhan Yesus Kristus,
Matius 28:19-20 dan Markus 1615.
Setelah penulis selesai
menulis Paper ini, mengenai jemaat yang dilayani oleh Bapak Pendeta Yulianus
Koibur, S.Th., penulis dan Bapak Gembala beserta semua rekan sepelayanan di
gereja setempat untuk mengevaluasi dan memberikan masukan atau solusi kepada
gembala setempat, sesuai dengan hasil analisa atau tulisan dalam Paper ini.
Penulis Paper berharap ada perubahan dalam pertumbuhan jemaat, menuju ke arah
yang lebih baik lagi sesuai dengan Visi Tuhan Yesus Kristus, setelah membaca
dan mengevaluasi hasil temuan dari Paper ini.
BAB III
EVALUASI
Ada beberapa hal yang
perlu di evaluasi dalam pelayanan terutama jemaat yang dilayani oleh Bapak
Pendeta Yulianus Koibur, S.Th, adalah sebagai berikut:
1.
Ketidakdisiplinan atau ketidaktepatan waktu dari Jemaat
untuk datang beribadah di gereja ataupun
di ibadah persekutuan yang lain yang diadakan oleh gereja setempat.
2.
Kurang minatnya anak-anak Sekolah minggu untuk datang
beribadah di gereja
3.
Tidak begitu banyak kreativitas oleh guru-guru Sekolah
Minggu, maka anak-anak Sekolah minggu bosan untuk datang beribadah kepada Tuhan
di gereja. Karena guru-guru Sekolah Minggu hanya menggunakan satu metode saja.
4.
Belum ada ketua pemuda yang bertanggungjawab untuk
menggerakan anak-anak Kaum Mudah Remaja atau mudah-mudi agar datang beribadah
kepada Tuhan.
5.
Jemaat kurang berminat untuk datang beribadah di gereja
maupun ibadah persekutuan di rumah-rumah atau komsel-komsel, bahkan Ibadah Kaum
Pria, Kaum Wanita yang diadakan oleh gereja setempat.
6.
Jemaat kurang berminat untuk memberitakan Firman Allah
kepada orang-orang yang belum mendengarkan Firman Allah.
7.
Jemaat kurang memelihara hubungan atau persekutuan
antara satu dengan yang lain, di dalam satu jemaat tersebut.
8.
Kurang adanya minat jemaat untuk datang ikut program
persekutuan-persekutuan yang dibuat oleh Gembala setempat.
9.
Jemaat kurang berminat untuk mengambil bagian dalam
melayani Tuhan seperti:
a.
Penerima tamu,
b.
Main musik,
c.
Singers,
d.
Pemimpin pujian dan
e.
Lain-lain.
10. Jemaat
kurang berminat untuk saling menolong satu dengan yang lain.
BAB IV
SOLUSI
1.
Ketidakdisiplinan
atau ketidaktepatan waktu dari Jemaat untuk datang beribadah di gereja ataupun
di dalam persekutuan
-
Seorang gembala setempat untuk terlebih dahuluh membemberikan
teladan dengan cara datang beribadah kepada Tuhan mendahului jemaat, agar
mereka melihat dan meniruh gembalanya.
-
Seorang gembala setempat harus dan mampu untuk memberikan
motivasi atau kata-kata dorongan kepada jemaat agar mereka sadar dan
mendengarkan kata-kata dari gembala dan datang ke gereja dengan tepat waktu.
2.
Kurang minatnya
anak-anak Sekolah minggu untuk datang beribadah di gereja
-
Seorang gembala harus dan mampu memberikan arahan atau
nasehat kepada para guru-guru sekolah minggu agar mereka dapat memahami maksud
dan tujuan daripada Gembala setempat, agar dengan tetap semangat untuk melayani
Tuhan.
-
Gembala setempat harus dan mampu memberikan pelatihan
dasar-dasar menjadi seorang guru sekolah minggu yang bisa memahami kebutuhan
anak-anak didiknya, agar mereka dengan penuh semangat untuk datang beribadah di
gereja untuk mengikuti sekolah minggu dengan baik.
3.
Tidak begitu
banyak kreativitas oleh guru-guru Sekolah Minggu, maka anak-anak Sekolah minggu
bosan untuk datang beribadah kepada Tuhan
-
Seorang gembala harus dan mampu memberikan jalan keluar
dengan cara mendatangkan Guru-guru Sekolah Minggu dari gereja lain atau
dedominasi lain yang terkenal ahli dalam bidangnya, agar anak-anak sekolah
minggu dengan semangat datang beribadah kepada Tuhan. Karena anak-anak sekolah
melihat bahwa, ada sesuatu baru mereka dengan semangat akan datang beribadah
kepada Tuhan.
-
Seorang gembala harus dan mampu memberikan motivasi
atau arahan kepada para guru-guru sekolah minggu agar mereka mampu memberikan
materi-materi sekolah minggu dengan kreativitas yang baik agar anak-anak sekolah
minggu dengan semangat beribadah Tuhan.
4.
Belum ada ketua
pemuda yang bertanggungjawab untuk menggerakan anak-anak mudah-mudi untuk
datang beribadah kepada Tuhan
-
Seorang gembala harus merangkul seluruh jemaatnya. Termasuk
anak-anak sekolah minggu, dalam konteksnya ini adalah anak-anak kaum mudah dan remaja.
Seorang gembala harus mengangkat ketua kaum mudah remaja yang mampu menggerakan
anak-anak mudah remaja yang lainnya untuk datang beribadah kepada Tuhan baik di
gereja maupun di tempat-tempat ibadah lainnya.
-
Seorang gembala harus dan mampu memberikan solusi atau
jalan keluar kepada anak-anak mudah, terutama kepada ketua pemuda agar bisa
memikirkan lebih baik dan lebih matang untuk mendatangkan anak-anak mudah
lainnya untuk datang beribadah kepada Tuhan.
5.
Jemaat kurang
berminat untuk datang beribadah di gereja maupun ibadah persekutuan di
rumah-rumah atau komsel-komsel
-
Seorang gembala seharusnya menggairahkan jemaatnya
untuk datang beribadah kepada Tuhan.
-
Seorang gembala seharusnya mampu merangkul jemaatnya
untuk melihat situasi dan kondisi yang ada dan yang sedang dialami oleh
jemaatnya, agar ia mampu memberikan arahan yang sesuai dengan kebutuhan jemaat.
6.
Jemaat kurang
berminat untuk memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang belum mendengarkan
Firman Allah
-
Gembala sebagai seorang leader atau pemimpin, ia
harusnya melihat seluruh perkembangan jemaat.
-
Gembala harus memberikan arahan, penjelasan dan
motivasi agar betapa pentingnya penginjilan yang harus dilakukan oleh seluruh
anggota jemaat.
-
Gembala memberikan pemahaman yang Alkitabiah agar
mereka memahami bahwa, penginjilan itu bukan hanya tugas seorang Gembala,
Pendeta, Majelis gereja, dan bukan hanya pelayan-pelayan Tuhan pada umumnya.
Namun Penginjilan adalah tugas yang diembankan oleh Tuhan kepada semua orang
percaya. Semua orang percaya adalah orang-orang yang keluar dari kegelapan
(Dosa) kepada terang Kristus, dengan tujuan untuk memberitakan
pekerjaan-pekerjaan Allah yang besar bagi kita semua yang sudah dianugrakan
keselamatan kepada kita 1 Petrus 2:9.
7.
Jemaat kurang
memelihara hubungan atau persekutuan antara satu dengan yang lain
-
Gembala sebagai Leader harus dan mampu memberikan
motivasi maupun dorongan atau nasehat kepada jemaat yang dilayaninya agar
mereka tetap memelihara hubungan yang baik antara satu sama lain.
-
Seorang gembala harus dan mampu menjadi teladan bagi
jemaat yang dilayaninnya. Agar jemaat dapat melihat segala sesuatu yang
dilakukan oleh gembalanya dan dapat meniru segala sesuatu yang baik dan benar,
dalam hal ini, seorang gembala harusnya terlebih dahulu mengunjungi ke
rumah-rumah jemaat, agar mereka melihat gembalanya dan dapat menirunya.
8.
Kurang adanya
minat jemaat untuk datang ikut program persekutuan-persekutuan yang dibuat oleh
Gembala setempat
-
Gembala sebagai seorang Leader memiliki tugas yang
sangat berat, namun semuanya apabilah Alkitabiah, maka Tuhan akan menolong dan
memberikan jalan keluar kepada gembala.
-
Seorang Gembala harus bertanggungjawab atas
program-program yang dibuatnya, agar bisa berjalan dengan baik dan lancar. Dengan
cara menggerakan jemaat yang dipimpimnya agar datang beribadah kepada Tuhan.
9.
Jemaat kurang
berminat untuk mengambil bagian dalam melayani Tuhan seperti: penerima tamu,
main musik, singers, pemimpin pujian dan lain-lain
-
Gembala sebagai seorang Leader, harus memikirkan jemaat
yang dipimpinnya agar dewasa dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus dengan cara
melayani Dia di gereja waktu beribadah.
-
Gembala harus memberikan atau membagikan tugas
pelayanan kepada jemaat yang dilayaninya sesuai dengan bidangnya mereka
masing-masing, agar mereka juga bisa mengambil bagian untuk melayani Tuhan di
gereja maupun ibadah-ibadah di luar gereja, seperti persekutuan dan
komsel-komsel.
10. Jemaat kurang berminat untuk saling
menolong satu dengan yang lain.
-
Seorang Gembala yang adalah Leader dalam gereja atau leader
dalam suatu jemaat yang dipimpinnya, maka betapa pentingnya ia memberikan
nasehat-nasehat atau arahan-arahan yang baik, benar sesuai dengan kehendak
Tuhan.
-
Seorang Gembala yang adalah sebagai Leader dalam
gereja, maka ia harus menjadi teladan buat jemaat yang yang dilayaninya, agar
jemaat itu melihat bahwa gembala mereka tidak hanya pintar berkata-kata tetapi
ia juga pintar untuk melakukan dengan perbuatannya, maka mereka juga bisa
mempraktekkannya.
BAB V
PENUTUP
- KESIMPULAN
Sadar atau tidak, setiap
manusia pasti menggunakan manajemen dalam kehidupannya, baik itu dari aktivitas
yang paling kecil sampai kepada pekerjaan yang besar. Manajemen sangat dibutuhkan
oleh semua manusia baik secara individu maupun kelompok, dengan tujuan suatu
pekerjaan dapat tercapai dengan hasil yang baik atau memuaskan bahkan sampai
tercapai pada Visinya. Adapun manajemen yang biasanya dilakukan oleh setiap
kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
1.
Planing (Perencanaan), dalam melakukan suatu aktivitas
atau pekerjaan baik dari yang paling terkecil (sederhana) hingga sampai dengan
pekerjaan yang paling besar, setiap manusia pasti membutuhkan perencanaan,
sebab perencanaan adalah suatu metode dari Manajemen. Segala sesuatu yang akan
dikerjakan harus direncanakan supaya semuanya pekerjaan tersebut bisa berjalan
dengan baik dan lancar, bahkan sampai tujuannya atau visinya.
2.
Organizing (Pengorganisasian), semua pekerjaan baik
dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar, harus diorganisir dengan baik
supaya pekerjaannya berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan atau visi dari
organisasi tersebut.
3.
Evaluation (Evaluasi), semua pekerjaan yang sudah
dikerjakan atau sudah dijalankan harus dievaluasi dengan baik, supaya pekerjaan
tersebut dimana ada kekurangan bisa dibenahi, dengan tujuan agar supaya bisa
berjalan dengan baik sesuai dengan harapan atau tujuan dari visinya.
4.
Controlling (Kontrrol), semua pekerjaan harus dikontrol
dengan baik, supaya dalam menjalankan suatu pekerjaan atau suatu organisasi
bisa tercapai sesuai dengan harapan. Kalau seorang atasan mampu controlling, dalam
suatu organisasi yang dipimpinnya maka secara otomatis bawahannya akan
menyadari dan mengerjakan tugasnya dengan penuh bertanggungjawab. Dengan
demikian maka, pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan benar sesuai dengan
visi yang diharapkan.
- IMPLIKASI
Dalam
kehidupan setiap manusia dari zaman ke zaman banyak hal yang dapat kita
mempelajari dan menjadi suatu pelajaran yang penting dalam kehidupan kita manusia
saat ini, terutama dalam kehidupan gereja dan manajemen gereja masa kini dan
masa akan datang. Adapun penulis paper telah memaparkan pengoreksian mengenai
pelayanan Bapak Gembala Pendeta Yulianus Koibur, S.Th; dan semua Team Pelayan di
Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Trinitas Allah, Mansuam Biak Papua. Penulis
Paper ini juga telah menawarkan solusi-solusi agar gereja setempat dapat
mengaplikasikan sesuai dengan kebutuhan gereja setempat.
Tuhan
Yesus Kristus aja, ketika Ia pelayanan di bumi Israel, berdoa dan mengucap
syukur kepada Allah yang hidup. Matius 11:25 Pada waktu itu
berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai,
tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Matius
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Apalagi kita manusia berdosa,
sepatutnya kita mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal. Demikian juga
Bapa Pendeta Yulianus Koibur, dan semua rekan sesama hamba Tuhan yang lainnya,
yang sedang pelayanan di Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Trinitas Allah
Mansuam, Biak Papua, agar selalu berdoa dan berharap segala sesuatu hanya
kepada Allah yang hidup dan yang berkuasa atas segala-galanya, beriman bahwa
Tuhan pasti memberikan kemampuan kepada semua pelayan Tuhan agar dapat
menerapkannya.
- SARAN-SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa, dalam penulisan PAPER ini, masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi Gereja. Oleh karena itu
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Tentunya yang
bersifat membangun, agar penulisan Paper selanjutnya dapat diperbaiki dengan
baik supaya dapat menolong para pembaca selanjutnya.
Mempelajari
tentang Mata Kuliah Manajemen dan
Administrasi Gereja, bukanlah hal yang terlalu sulit
untuk dipelajari. Dengan belajar yang serius, bukan sekedar membaca dan
mengetahui bagaimana Manajemen dan Administasi,
namun memahami secara rinci suatu permasalahan yang sedang
terjadi di dalam kehidupan kekristenan atau gereja masa kini. Dalam kehidupan gereja-gereja masa kini yang mengalami permasalahan
manajemen bukan harus dihindari dan
dikucilkan, namun justru harus mencari solusi untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai sesama
manusia yang hidup saling tolong menolong, kita harus dapat menjadi penolong
gereja-gereja yang lain. Kita harus dapat menjadi seseorang yang dapat
memperbaiki sesuatu yang salah dan dapat membantu menanggulangi kesalahan manajemen
dalam kehidupan gereja masa kini.
LAPORAN BACA
Judul Buku : Prinsip-prinsip Pertimbangan Utama dalam
Administrasi dan Manajemen Gereja
Penulis Buku : Pdt. Dr. Yakub B. Susabda
Tujuan
Tujuan
buku ini ialah melengkapi pemimpin-pemimpin gereja dalam mempertanggungjawabkan
pelayanan mereka kepada Tuhan dan sesama, di dalam dan melalui gereja. Buku ini
membahas pokok penting yaitu bagaimana ‘mempertanggungjawabkan’. Misalnya
ada pemimpin gereja yang sudah merasa cukup bertanggung jawab dengan
melaksanakan dan memimpin secara langsung seluruh tugas rohani di gerejanya,
seperti khotbah, memimpin dalam ibadah Pendalaman Alkitab, persekutuan doa, dan
sebagainya. Juga pemimpin bertanggung jawab dalam pengaturan strategi kehidupan
pelayanan gereja.
Oleh
sebab itu ia perlu secara langsung terlibat dengan setiap pelayanan rutin yang
ada dalam gereja yang ia pimpin. Ia adalah pemikir, organisator, dan otak dari
seluruh kehidupan dan pelayanan gerejanya. Dan di tengah segala macam
penafsiran tentang pertanggung jawaban pemimpin gereja, inilah muncul istilah
administrasi gereja. Istilah yang sejak lahirnya sudah sulit untuk ditafsirkan,
apalagi di formulasikan. Terutama karena konteknya salah dan pendekatannya pun
menurut pengamatan penulis buku ini adalah tidak tepat.
Adminstrasi
gereja dianaktirikan di satu gereja, dimanjakan di gereja lain, tetapi yang
lebih parah di hampir semua gereja administrasi gereja sudah dikebirikan dan
hanya dipakai dengan sebutan saja (hanya nama saja). Administrasi gereja adalah
pertanggung jawaban para pemimpin-pemimpin gereja dalam menyediakan wadah yang
tepat dan jelas, di mana inkarnasi firman itu menjadi kenyataan. Dimana gereja
betul-betul menjadi tubuh Kristus, kehadiran Kristus yang hidup dan konkret.
Dengan
kesimpulan ini menjadi sangat jelaslah bahwa Adminstrasi gereja sebenarnya
tidak seperti apa yang di contohkan orang selama ini, sebagai urusan surat-menyurat,
rapat-rapat, ataupun organisasi pada umumnya saja. Karena Administrasi gereja adalah ekspresi dari seluruh tangung jawab
pemimpin gereja dalam hidup pelayanannya. Oleh sebab itu, cara
pelaksanaannya tergantung dari tiap individu pemimpin itu sendiri.
Bergantung mutlak pada bagaimana menafsirkan kebenaran Firman Tuhan; “bagaimana
ia melihat kebutuhan yang ada dalam gerejanya”; “bagaimana ia menyeleksi
hal-hal yang primer dan sekunder, yang mendesak dan dapat di berhentikan”;
“bagaimana strategi dan rencananya untuk mencapai goal yang antara lain
melengkapi gereja dalam memenuhi tugas panggilannya.
Alkitab
memang tidak pernah memberikan resep bagaimana Adminitrasi gereja harus di
lakukan. Alkitab hanya memberikan prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan
utama bagi setiap pemimpin gereja dalam Administrasi gereja. Oleh sebab itu
pelaksanaannya sangat fleksibel, tergantung pada situasi dan kondisi jemaat
setempat. Adminitrasi gereja adalah pertanggungjawaban dari pemimpin-pemimpin
gereja atas seluruh kehidupan pelayanan gereja. Oleh sebab itu Administrasi
gereja selalu bersangkut paut dengan iman dari pribadi-pribadi pemimpin gereja
itu, situasi dan kondisi jemaat itu, misi gereja dan sejarah yang akan di capai
oleh para setiap pemimpin gereja.
1. Bersangkut-paut dengan iman, oleh karena itu Administrasi
gereja tidak sama dengan Administrasi dan organisasi apapun juga. Administrasi
gereja hanya bisa dilaksanakan oleh orang Kristen yang imannya sehat, yang
mempunyai Teologi dan pengetahuan Alkitab yang sehat juga. Oleh karena itu
Administrasi gereja tidak boleh diserahkan pada orang-orang Kristen yang baru,
di mana pengetahuan Alkitab dan Teologinya masih kanak-kanak. Tidak setiap
orang berbakat, Administrasi biasanya diberi tanggung jawab yang besar. Begitu
juga denga organisasi. Hanyalah orang-orang Kristen dewasa, yang beriman sehat
dan yang menduduki posisi kunci dalam jemaat, yang dapat memikul tanggung jawab
Administrasi gereja.
2. Bersangkut-paut dengan situasi dan kondisi jemaat,
oleh karena Adminstrasi gereja selalu fleksibel dan tidak perlu paksaan.
Administrasi gereja hanya lahir dari suatu pergumulan dengan Tuhan. Dia Tuhan
yang hidup dan yang menyatakan firman-Nya sesuai dengan situasi dan kondisi
jemaat-Nya.
3. Bersangkut-paut dengan misi gereja, oleh karena itu
administrasi hanyalah alat supaya gereja bisa melaksanakan misi yang dipercayakan
Allah padanya. Administrasi gereja adalah ekspresi dari kepekaan
pemimpin-pemimpin gereja terhadap kehendak Allah atas gereja-Nya.
Respon
Sebagai
salah satu dari pembaca buku ini, saya merasa bahwa buku ini telah memberikan
inspirasi yang baik untuk diikuti. Artinya saya sangat setuju dengan apa yang
telah di paparkan oleh Bapak Pdt. Dr. Yakub B. Susabda, bahwa seorang pemimpin haruslah peka dan mampu
untuk mempertanggungjawabkan pelayanan, secara lebih khusus Administrasi
gereja, bukan hanya peka, tetapi harus memiliki iman yang sehat, teologi yang
sehat dan dapat dipercaya.
Manfaat Buku
Memberikan pengertian yang benar mengenai penafsiran yang salah tentang
adminstrasi gereja, dan memotivasi para pemimpin untuk lebih bersungguh-sungguh
dalam memimpin jemaat yang telah dipercayakan Tuhan, serta memberikan gambaran
yang jelas kepada para pemimpin juga jemaat bahwa, administarsi gereja bukanlah
hal yang mudah, sebab Administrasi gereja tidaklah sama dengan administrasi
yang biasa dilakukan di sebuah perusahan atau organisasi. Karena administrasi
gereja adalah bagaimana mempertanggungjawabkan dihadapan jemaat dan terlebih di
hadapan Tuhan.
Rekomendasi
Buku ini cocok bagi mahasiswa Teologi yang imannya sehat dan teologinya sehat,
untuk menjadi panduan bagaimana seharusnya mengelola administrasi yang benar
bukan hanya teori tetapi lebih kearah penerapan praktisnya. Buku ini sangat
baik untuk pemimpin gereja yang pemula, agar mengetahui apa sebenarnya yang
harus dilakukan dalam kehidupan gereja. Buku ini juga cocok untuk pemimpin
gereja yang senior agar tidak terbawa arus pemikiran yang salah tentang
administrasi gereja.
No comments:
Post a Comment