PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: SENIN, 23 APRIL 2018
1.
PERUMUSAN
Tujuan dari penafsiran yang baik adalah
untuk menangkap arti yang jelas dari text. Penafsiran yang bagus harus diuji
yaitu apakah tafsiran tersebut pas dengan konteks. Orang Kristen biasanya
cenderung berpikir bahwa, setelah membaca Alkitab, sama dengan apa yang Roh
Kudus atau penulis Alkitab maksudkan. Bagaimanapun juga, sering memasukan
kedalam text tersebut sesuatu seperti misalnya pengalaman, budaya, dan
pengertian sendiri.
Dalam Penterjemahan Alkitab sendiri pun
dibutuhkan penafsiran sehingga bisa diterjemahkan kedalam bahasa masing-masing.
Alkitab, versi apapun yang pakai, adalah hasil dari banyak pekerjaan
sarjana-sarjana Alkitab. Para penterjemah harus memilih arti dari sebuah kata,
dan arti tersebut akan mempengaruhi pengertian. Jadi secara tidak langsung,
sudah terlibat dalam penafsiran.
Pemahaman dan penerjemahan itu juga
sarat dengan pemahaman budaya setempat. Istilah suatu kata dalam bahasa lain,
bisa saja berbeda dengan istilah dalam bahasa yang lainnya. Misalnya kata
Yunani "sarx" (harfiah "daging"), lebih sering
diterjemahkan dengan "ragawi, manusia, sesuatu yg bersifat fana"
ketimbang makna harfiahnya: "daging." Oleh sebab itu, bagaimanapun
Alkitab ditulis akan berhubungan erat dengan penafsiran. Entah penafsiran dari para
pembaca Alkitab. Atau para ahli teologia yang sudah ada.
Perbedaan tafsir memang kadang juga
menimbulkan perpecahan. Pemisahan suatu kelompok "protestan" dari
Katolik, juga bermula dari perbedaan tafsir. Adanya perpisahan kaum Reformasi
dengan Anabaptis juga karena perbedaan tafsir, dan tentu ini akan panjang jika
dibicarakan. Contohnya adalah ketika berhadapan dengan isu modern, seperti
penggunaaan alat kontrasepsi, tidak ada 1 pendapat yg sama. Banyak jawaban
berbeda beda meskipun sumbernya sama, Alkitab.
Mempelajari, meneliti dan
menafsirkan Alkitab, adalah bukan suatu pekerjaan yang muda. Karena apabila
seorang Panfsir menempatkan serta memaknai suatu kata atau maksud yang ada di
dalam Alkitab, akibatnya akan sangat fatal. Hasil penafsiran tersebut akan
diajarkan kepada jemaat dan orang awa, maka membahayakan pemahaman iman
Kristen. Dengan pertimbangan yang demikian, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat menafsirkan semua makna yang ada dalam Alkitab adalah sebagai
berikut:
1.
Melihat Konteks dari keberadaan ayat tersebut
2.
Melihat Alinea tersebut secara hati-hati
3.
Melihat satu Perikop di Pasal tersebut
4.
Melihat
satu Pasal dari Kitab tersebut
5.
Melihat
satu Kitab secara utuh,
6.
Melihat
Keseluruhan Kitab, secara utuh.
Di sisi lain, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang Teolog atau Penafsir Alkitab adalah sebagai
berikut:
1.
Seorang
Teolog atau Penafsir harus ahli/pasih (kuasai) Alkitab dengan baik dan benar.
2.
Mempelajari
Alkitab harus dengan penuh kehati-hatian.
3.
Menfasirkan
Alkitab harus melihat asal-usul Kitabnya.
4.
Memahami
atau meafsirkan Simbol:
a.
Sesuai
dengan budaya setempat pada masa atau saat itu.
b.
Symbol
bisa dikatekorikan kiasan.
c.
Menafsirkan
symbol sesuai dengan konteksnya.
d.
Symbol
berlaku untuk saat itu.
e.
Symbol
sesuai dengan buadaya setempat.
f.
Symbol
bisa berubah-ubah.
Berikut ini adalah ada beberapa manfaat mempelajari atau menafsirkan
Alkitab:
1.
Membawa pada
jalan Keselamatan (2 Timotius 3:15; Matius 4:4).
Alkitab memberitahukan kepada kita dari
mana manusia berasal dan bagaimana manusia akan berakhir. Adalah Alkitab
yang memberitahukan kepada kita bahwa semua manusia sudah berdosa dan telah
berada di bawah hukuman kekal (Roma 3:23); dan karena Allah adalah kudus, Ia
harus menghukum semua manusia yang berdosa (Roma 6:23). Adalah Alkitab yang
juga memberitahu kita bahwa karena kasih-Nya yang besar Allah menjadi manusia
guna menggantikan semua manusia untuk dihukum (Yoh. 3:16; 2 Kor. 5:21; 1
Pet.2:24). Dan, adalah Alkitab yang memberitahukan bahwa jalan keselamatan
sudah disediakan melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, dan setiap orang
yang percaya kepada-Nya pasti diselamatkan (Yohanes 14:6; KPR 4:12; Roma 10:9-10).
2.
Menjadikan
kita orang Kristen yang kuat.
Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi
seorang yang lemah, baik secara fisik ataupun secara rohani. Orang-orang muda
yang dikatakan dalam 1 Yohanes 2:14 bukan lagi “anak-anak”, tetapi mereka kuat,
sebab Firman Tuhan diam di dalam mereka dan mereka mengalahkan yang jahat. Itu
berarti mereka telah dipenuhi dengan Firman Tuhan sampai mereka menjadi cukup
kuat dalam iman, sehingga mereka tidak terus menerus dikalahkan oleh dosa dan
pencobaan. Hanya ada satu jalan untuk menjadi kuat secara rohani, yaitu dengan
membaca, mempelajari, merenungkan, menghafal dan mengamalkan Firman Tuhan.
Yesus Kristus adalah contoh ketika Ia
dicobai oleh iblis, Ia menggunakan Firman Allah sebagai senjata untuk
mengalahkan iblis. Dan, Hawa adalah contoh buruk dari orang yang tidak banyak
memahami Firman Tuhan, akibatnya ia mengurangi dan menambahi apa yang Firman
Tuhan, dan iblis memanfaatkan kelemahan itu untuk menjatuhkan Hawa.
Kita harus membaca Alkitab setiap hari.
Ini adalah salah satu hak istimewa kita. Kehidupan rohani kita memerlukan
makanan. Makanan jenis apa? Makanan rohani. Alkitab merupakan gisi rohani yang
harus dimakan. Alkitab disebut air susu, roti, makanan keras dan madu (1 Pet
2:2, Ibr 5:13-14).
3.
Menyakinkan
kita akan keselamatan yang sudah kita terima.
Hal yang pertama yang diperlukan oleh
seorang Kristen baru ialah keyakinan yang pasti bahwa ia telah diselamatkan.
Keselamatan adalah sesuatu yang sangat indah, suatu anugerah dari Tuhan yang
diberikan Cuma-cuma kepada setiap orang yg percaya, sehingga tampaknya terlalu
indah untuk dianggap benar. Oleh karena itu salah satu kesukaran utama yang
dialami oleh petobat baru, ialah mereka ragu-ragu akan keselamatannya.
Satu-satunya sumber keyakinan ialah
Alkitab. Itulah alasannya mengapa Alkitab ditulis, agar kita memiliki keyakinan
yang kokoh akan keselamatan kekal yang Tuhan sudah anugerahkan kepada kita
ketika kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bacalah 1 Yohanes
5:13, Roma 5:9-10, 8:1. Orang Kristen harus menanamkan janji-janji dan jaminan
Tuhan itu dalam pikiran mereka.
Orang Kristen yang mempunyai keyakinan
yang pasti bahwa ia adalah anak Allah dan bahwa Allah adalah Bapa sorgawinya,
mempunyai dasar untuk memiliki kehidupan emosional yang sehat. Bila Anda ingin
menikmati kepastian akan keselamatan yang sudah Anda terima ketika Anda
bertobat dan percaya, maka mulailah mempelajari Firman Tuhan secara teratur.
Alkitab adalah satu-satunya tempat dimana Anda akan menemukan keyakinan itu.
4.
Memberikan keyakinan
dan kuasa dalam doa.
Karena Anda seorang Kristen, Anda dapat
berbicara kepada Bapa sorgawi Anda mengenai segala hal yang ada di dalam hati
Anda. Tetapi bagaimana Anda tahu bahwa Ia mendengarkan? Kita tahu karena Ia
mengatakan demikian dalam FirmanNya: I Yohanes 5:14 mengajarkan bahwa kita
dapat berdoa dengan “percaya” bahwa Ia mendengar doa kita. Dalam Yohanes 15:7
Tuhan berjanji, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di
dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”.
Itu berarti bahwa melalui pemahaman Alkitab doa-doa kita lebih berkuasa dan
efektif, sebab pada waktu kita mempelajari FirmanNya kita mengenal kehendakNya
dan akibatnya kita akan belajar bagaimana caranya berdoa dengan benar.
5.
Memberitahu
kita bagaimana menyucikan diri dari dosa.
Bagaimana kita tahu dosa-dosa kita
diampuni? Alkitab mengatakan, “jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan” (1 Yoh 1:9). Firman Tuhan mempunyai daya
menyucikan atau menguduskan orang percaya (Yohanes 17:17; Yohanes 15:3).
Sebagai seorang Kristen baru, Anda perlu
mengetahui apa yang disebut dosa dan yang bukan dosa. Tuhan tidak membiarkan
Anda untuk mempertimbangkannya sendiri. Tuhan berkata “Dengan apakah seorang
muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaga sesuai dengan firman
Tuhan (Maz 119:9).
Dengan mempelajari Alkitab anda akan
menyucikan diri dari dosa dan diperingatkan akan dosa. Kebenaran Alkitab
adalah antivirus dan obat penawar untuk dosa. Jika kita ingin menjauh dari
dosa, mendekatlah pada Alkitab.
6.
Memberikan
Sukacita.
Salah satu berkat dari kehidupan Kristen
ialah sukacita. Tetapi seringkali sukacita tertahan oleh persoalan-persoalan
hidup. Tuhan Yesus berkata, “semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya
sukacitaku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yohanes 15:11).
Seandainya Anda membaca berita-berita di surat kabar atau lewat internet atau
melihat pada persoalan-persoalan yang mengelilingi Anda, sukacita Anda bisa
berubah menjadi ketakutan, kekuatiran atau kadang-kadang depresi. Hanya Firman
Tuhan yang menimbulkan sukacita dalam hati Anda, bagaimanapun keadaan di
sekitar Anda.
Mazmur 19:8-9 berkata, Taurat itu
sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada
orang yang tidak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.
7.
Menimbulkan
damai sejahtera.
Salah satu bukti rohani dari kehidupan
Kristen ialah damai dalam kekuatiran dan kecemasan. Karena Anda telah menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, Anda mempunyai hak untuk
mengharap bahwa Anda berbeda, dan teman-teman Anda dibenarkan dalam
mengharap untuk melihat perbedaan itu. Bila Roh Kudus datang dan tinggal dalam
kehidupan seseorang, orang itu akan berbeda. Perbedaan itu terutama terlihat
pada emosi-emosi orang itu yang ditandai oleh damai sejahtera walaupun
menghadapi kesukaran-kesukaran.
Namun jika Firman Tuhan tidak “diam dengan
segala kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16) maka Firman Tuhan itu tidak
akan memberikan “damai sejahtera” dalam kehidupan Anda. Yesus Kristus berkata,
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu memperoleh damai sejahtera
dalam Aku. Dalam dunia, kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu,
Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).
Tidak lama setelah Yesus mengatakan ini,
Yesus dan murid-murid-Nya menghadapi penganiayaan yang berat. Akan tetapi damai
sejahtera menyertai mereka dalam segala kesukaran.
8.
Membimbing
kita dalam membuat keputusan-keputusan dalam kehidupan kita.
Hidup kita penuh dengan
keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan yang kurang penting, maupun keputusan
yang penting. Bila prinsip-prinsip Allah dikenal dengan baik oleh seorang
Kristen, hal ini mempermudah dia untuk membuat keputusan. Itulah apa yang
dimaksud oleh Firman Allah yang berbunyi” FirmanMu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku” (Maz 119:105).
Prinsip-prinsip Allah dipakai sebagai
petunjuk dalam membuat keputusan-keputusan. Jadikanlah Alkitab sebagai standart
hidup, kompas yang memberikan petunjuk arah, nasihat untuk membuat
keputusan-keputusan yang baik, dan patokan untuk menilai segala sesuatu, maka
hidup anda akan bahagia dan berhasil.
9.
Menyebabkan Anda
dapat menyatakan iman Anda.
Kebanyakan orang yang Anda temui tidak
mengetahui kebenaran Alkitab. Banyak diantaranya yang mempunyai
pertanyaan-pertanyaan atau keragu-raguan dan memerlukan seseorang yang
benar-benar mengetahui Alkitab untuk membimbing mereka.
Memberitahukan kebenaran Alkitab kepada
siapa pun di Zaman ini merupakan pelayanan yang sangat penting. Itu sebabnya,
sebagai orang percaya, Anda harus memperlengkapi diri sebaik mungkin untuk
membimbing orang yang tersesat pada kebenaran.
Allah telah memberikan tantangan kepada
kita, “ … siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan
jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang
pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah-lembut dan hormat.”
Satu-satunya jalan agar Anda dapat
menjawab mereka yang bertanya, yang mencemohkan atau yang dengan tulus
mencari kebenaran ialah ”selalu siap untuk menjawab” mereka dengan membaca dan
mempelajari Firman Allah setiap hari.
10. Menjamin keberhasilan Anda.
Setiap orang ingin berhasil. Dan kabar
baiknya adalah: Tuhan menginginkan Anda berhasil, bahkan bersedia membantu
membawa Anda pada keberhasilan sejati. Itu bukan berarti soal popularitas,
kekayaan atau kemasyuran. Anda bisa memilikinya tanpa keberhasilan. Ini soal
menjadi seseorang yang dikehendaki Tuhan dalam melakukan tujuan-tujuan Tuhan di
dunia ini.
Yosua 1:8 berkata, Janganlah
sengkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan sengkau akan
beruntung. Dengan merenungkan Firman Tuhan tiap-tiap hari seseorang dapat
mencapai keberhasilan yang diinginkannya. Hal ini benar-benar terjadi dalam
hidup Yosua.
Bandingkan lagi dengan Mazmur 1:1-3, “Berbahagialah
orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang
kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan
malam. Ia seperti pohon yang ditanan di tepih aliran air, yang menghasilkan
buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil.?
2.
REFLEKSI
Dalam menggali isi Alkitab, yang harus dilakukan oleh seorang
penafsir adalah menggunakan Hermeneutika yang jelas dan yang tepat supaya dalam
penafsiran Alkitab bisa menghasilkan hasil Analisa yang tepat. Dengan demikian
maka, seorang penafsir memperhatikan beberapa hal penting didalam Alkitab,
adalah sebagai berikut:
1.
Melihat Konteks dari keberadaan ayat tersebut
2.
Melihat Alinea tersebut secara hati-hati
3.
Melihat satu Perikop di Pasal tersebut
4.
Melihat
satu Pasal dari Kitab tersebut
5.
Melihat
satu Kitab secara utuh,
6.
Melihat
Keseluruhan Kitab, secara utuh.
Dengan memperhatikan keenam point
diatas, tentu akan menjadikan hasil penafsirannya akan lebih tepat untuk dapat
digunakan dalam pelayanan, baik mengkhotbahkan kepada jemaat, maupun
mengajarkan kepada mahasiwa atau berkonseling dalam keluarga Kristen dan lain
sebagainya.
Dengan menggunakan penafsiran yang penuh
kehati-hatian, maka bisa memahami bahkan bisa membedakan antara Simbolisme dan Tipologi, sesuai dengan konteks
penulisan Kitab tersebut. Seorang penafsir harus pasih dalam belajar seluruh Alkitab,
maupun berteologi. Mempelajari Alkitab harus sesuai dengan tujuan penulisan, di
konteks Kitab tersebut.
Para Teolog maupun kekristenan masa
kini, kurang berminat untuk mempelajari Simbolisme dan Tipologi secara
mendalam, tentu sangat berbahaya karena bisa saja mengkhotbahkan atau
mengajarkan dengan keliru karena kurang menelaah atau memahami konteks, budaya,
ekonomi, dalam penulisan Kitab tersebut. Maka betapa pentingnya mempelajari
Alkitab yang menceritakan mengenai simbolisme dan tipologi.
TIPOLOGI
|
SIMBOLISME
|
Gambaran
di PL dipakai untuk menggambarkan Sesuatu yang akan datang di PB, masa
kini Gereja. Gambaran di PL sebagai peramalan atau prediksi awal bagi
penggenapan di PB atau Gereja masa kini. Gambaran akan Sesuatu yang
pada waktunya akan digenapkan.
Meramalkan
/memprediksi dengan memkai institusi, kegiatan, oknum. Salah satu Tipologi
adalah:
-
Memang semua sejarah Keselamatan sebagai Sesuatu yang berlanjut
di dalamnya ada benda, orang, kelembagaan serta peristiwa aktivitas.
-
Sesuatu
yang dinubuatkan dalam PL dihubungkan dengan sesuatu yang ada di PB.
-
Sesuatu di
PL memberi bayangkan bagi Sesuatu di PB dan di masa kini yaitu
Gereja-Nya.
-
Berusaha mengenali hubungan Teologis antara Sesuatu di PL dan Sesuatu
di PB tersebut.
|
Hanya
mengajarkan kebenaran yang nyata, “tanpa meramalkan atau memperidiksi” segala
sesuatu yang sungguh-sungguh atau benar-benar terjadi sebagai fakta kebenaran
tersebut. Adapun yang dengan Simbol adalah:
-
Obyek-obyek actual yang ada, baik Simbol maupun Ide yang mewakili Simbol
yang berasal dari dunia dan realitas pada symbol itu dinyatakan.
-
Menunjukan kebenaran-kebenaran relgius.
-
Maknannya bisa memiliki penjelasan, bisa juga tidak sehingga perlu
ditafsirkan atas dasar budaya pada masa symbol itu dinyatakan: Latar Belakang
Masyarakat Pemakainya, penggunaannya dalam budaya -budaya terkait, struktur
symbol, sifat, ciri, karakter, hirarki. Bahasa dan Bahasa yang digunakan saat
itu.
-
Gambaran yang melambangan Sesuatu yang ada pada masanya.
-
Gambaran yang tidak memiliki potensi peramal/prediksi
-
Gambaran akan Sesuatu yang tidak memiliki kaitan penting dengan
waktu.
|
PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: SELASA, 24 APRIL 2018
1. PERUMUSAN
Ada orang – orang mempelajari teologi
Kristen sebagai suatu yang berakhir pada pembelajaran itu sendiri; belajar demi
belajar tanpa terlihat adanya relasi pembelajaran itu dengan kehidupannya
sehari-hari dan tanpa menimbulkan efek positif dalam hubungannya dengan Allah
dan sesama manusia. Sebaliknya, yang terlihat adalah kesombongan dari sang
pembelajar karena mengetahui begitu banyak tentang teologi Kristen dan
munculnya perpecahan dan sakit hati ketika pengetahuan yang banyak itu
dijadikan senjata untuk menyerang pemikiran maupun orang lain yang berbeda
pandangan dengan dirinya atau yang lebih kurang berpengetahuan dibandingkan
dirinya.
Sebenarnya, tidak ada orang Kristen yang sama
sekali dapat lepas dari sebuah teologi. Karena teologi adalah tata bahasa dari
iman Kristen dan melalui tata bahasa itulah iman Kristen diungkapkan,
didiskusikan, diajarkan serta dijadikan lensa yang dipakai oleh orang yang
percaya untuk menafsirkan kehidupan. Karena itu, disadari atau tidak, setiap
orang Kristen sesungguhnya membawa teologi dalam kehidupan sehari – hari.
Misalnya, ketika orang Kristen berdoa, dibalik tindakannya ada konsep-konsep
teologis yang mendasar, seperti siapakah Allah yang kepada-Nya seseorang
berdoa, apakah yang patut dan tidak patut dalam berdoa, apa hubungannya doa
dengan kehidupan dunia sehari-hari dan banyak lagi pertanyaan yang sebetulnya membawa
konsep teologis tanpa disadari.
Karena itu, kita perlu menyadari teologi
apa yang kita bawa dan kembangkan secara pribadi, apakah teologi yag baik dan
sehat berdasarkan Firman Tuhan, komprehensif dalam mencakup seluruh pengajaran
Alkitab, dan sesuai dengan pengakuan iman gereja sepanjang sejarah. Ada banyak
defenisi teologi sistematika sebagai studi tentang apapun yang diajarkan
Alkitab tentang suatu topik.
Berdasarkan batasan yang diatas, ia
memberikan beberapa alasan mengapa setiap orang percaya perlu belajar teologi
dengan sungguh-sungguh dan sistematis:
Pertama,
belajar teologi adalah bagian dari upaya memenuhi Amanat Agung Kristus di dalam
Matius 28-19-20. Di dalam amanat-Nya, Yesus tidak hanya mendorong orang untuk
menginjili dan membaptis, tetapi juga mengajar semua yang diajarkan oleh Yesus.
Karena pada dasarnya seluruh Alkitab berbicara tentang Yesus, berarti yang
diminta Yesus sebenarnya mengajarkan seluruh kebenaran Alkitab kepada setiap
orang percaya, tentunya termasuk kepada diri sendiri. Pengajaran tentu akan
lebih efektif jika semua yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik telah
disusun rapi, teratur dan komprehensif. Dengan demikian ketika kita mengetahui
suatu topik, misalnya tentang keselamatan, orang percaya tidak perlu sendiri-sendiri
membaca seluruh Alkitab dari awal hingga akhir untuk menemukan pengajarannya.
Mereka dapat dengan mudah belajar apa yang Alkitab ajarkan tentang topik
keselamatan dalam waktu yang singkat dan komprehensif.
Kedua,
belajar teologi akan meluruskan pikiran-pikiran kita yang keliru tentang
pokok-pokok iman Kristen. Pemahaman kita akan pokok-pokok iman Kristen terbatas
bukan hanya keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami pernyataan Allah
di Alkitab, tetapi juga karena kecenderungan hati kita yang ingin berontak
terhadap pengajaran Alkita yang sulit kita terima atau yang dapat merugikan
kita. Sebagai contoh, sebagaian orang mengajarkan bahwa orang Kristen harus
selalu disembuhkan dari penyakitnya kalau saja ia cukup beriman. Ketika kita
sakit parah, kita akan lebih sulit menerima bahwa kesembuhan bukan selalu
menjadi jalan Tuhan dan ini ditunjukkan dengan banyak bagian di Alkitab, antara
lain studi tentang kehidupan Rasul Paulus. Belajar teologi secara sistematis
dan menyeluruh dapat mengurangi paham-paham yang tidak benar tersebut.
Ketiga, belajar
teologi akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Keputusan – keputusan masa depan bisa menyangkut bagaiman kita menyikapi
berbagai pengajaran yang ada dari dalam kekristenan maupun pengajaran-pengajaran
baru yang akan muncul. Misalnya, studi yang teliti tentang Alkitab akan
menunjukkan bahwa Alkitab sungguh dapat dipercaya dalam semua pengajarannya dan
Alkitab sendiri memandang dirinya demikian. Ketika ada pengajaran yang mengatakan
bahwa sebagian isi Alkitab adalah mitos, kita akan lebih mudah menanggapinya
ketika kita belajar sistematis tentang doktrin Alkitab. Teologi juga akan
membantu kita untuk mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Misalnya, kita akan lebih mudah untuk memahami bagaimana kita harus memakai
uang yang diperoleh dari pekerjaan jika kita mampu memahami apa yang diajarkan
Alkitab secara menyeluruh tentang hakikat uang, Sang Pemberi uang, apa yang
Allah tuntut tentang keadilan sosial dan sebagainya. Tanpa pemahaman teologi
yang baik, kita akan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan
tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi kehidupan sehari –
hari.
Keempat,
belajar teologi akan membantu kita bertumbuh sebagai orang Kristen. Jikalau
Allah demikian mengasihi kita sehingga memberikan Anak-Nya untuk menebus kita,
tentu kita ingin mengasihi Dia dengan sungguh – sungguh. Sebagai analogi dapat
dibayangkan relasi yang ada antara dua kekasih. Karena mereka saling mengasihi,
keduanya pasti akan berusaha mengerti seperti apakah diri pasangannya, apa yang
disukai pasangannya, bagaimana berkomunikasi dengan tepat dan baik dengan
pasangannya dan lainnya. Pemahaman yang semakin tepat tentang pasangannya
seharusnya membawa seseorang untuk lebih mampu dan lebih erat dalam berelasi
dengan pasangannya tersebut. Hal serupa seharusnya ada pada relasi antara orang
percaya dengan Allah. Semakin seseorang mengenal siapa Allah yang disembahnya,
apa saja yang telah dilakukan-Nya, seharusnya semakin mendalam relasi orang
percaya dengan Allah yang pada akhirnya akan membaca pujian dan syukur kepada
Dia. Semua hal yang diperlukan bagi kita adalah mempelajarinya secara
sistematis melalui berbagai kelas pembinaan, persekutuan, KTB atau kelompok PA
dan seminar pembinaan yang difasilitasi oleh gereja.
Dalam dunia berteologi, sebagai seorang
Teolog ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.
Harus
ahli atau pasih dalam Alkitab.
b.
Jangan
terlalu cepat menyalahkan (menyatakan sesat) kepada hasil penafsiran orang
lain, namun lebih baik, menggali atau mempelajari bahkan mengadakan
perbandingan penafsiran secara teliti.
c.
Salah
satu langkah yang tepat untuk menafsirkan Alkitab adalah melihat sesuai dengan
konteks ayatnya.
d.
Seperti
halnya, untuk menafsirkan symbol salah satu cara yang paling tepat adalah
ditafsirkan sesuai budaya dan masa, untuk menjelaskan symbol-simbol dan
tipologi itu ditulis.
e.
Seorang
Teolog harus memahami Tipologi dan simbolisme yang ada di dalam Alkitab, sesuai
dengan Latar Belakang.
f.
Yang
mengandung symbol dan Tipe didalam Alkitab adalah cara jalan keselamatan Allah.
g.
Untuk
memahami setiap kutipan dari Perjanjian Lama yang dituliskan dalam Kitab
Perjanjian Baru, harus melihat, memahami dan mempelajari dari Latar Belakang di
dalam Perjanjian Lama.
h.
Seorang
Penafsir, harus membuang asumsi-asumsi atau presuposisi sebelumnya, agar bisa
menafsirkan Alkitab sesuai dengan konteks Alkitab tersebut.
Lebih jauh lagi ada beberapa langkah dalam mempelajari Alkitab adalah
sebagai berikut:
1.
Berdoalah
memohon Roh Kudus memimpin Anda dalam mempelajari Alkitab. Alkitab adalah buku Roh Kudus. Jangan
pernah mempelajari Alkitab tanpa meminta Roh Kudus memimpin Anda (Yakobus 1:5).
2.
Tentukan
topik/tema apa yang akan kita pelajari. Banyak hal penting yang harus dipelajari dalam Alkitab. Orang Kristen
pemula sebaiknya/seharusnya mempelajari dasar-dasar doktrin kekristenan.
Misalnya: Allah/Tuhan, Dosa, Keselamatan, pertumbuhan, kedewasaan,
keuangan, keluarga, , kejujuran, Gereja, dan Akhir Zaman.
3.
Bacalah
kitab itu seluruhnya dengan cermat. Lakukan hal ini berkali-kali untuk menangkap ruang lingkup umum kitab
tersebut dalam ingatan.
4.
Pahamilah
Alkitab itu secara Literal/Hurufiah. Bacalah dan pelajarilah Alkitab seperti apa firman itu ditulis. Tetapi jangan
lupa, Alkitab sesekali menggunakan bahasa alegoris, hiperbola dan metefora.
5.
Tafsirkan
Alkitab dengan ayat-ayat Alkitab lainnya. Tidak ada ayat Alkitab yang kontradiksi/saling bertentangan. Ayat-ayat
Alkitab saling melengkapi (progresif).
6.
Pahamilah
suatu ayat firman Tuhan menurut konteksnya. Konteks adalah penafsir, guru yang lebih baik
daripada komentator atau pembimbing manapun.
7.
Pahamilah
Alkitab menurut latar belakangnya. Latarbelakang tersebut ialah, tujuan ia menulis, data sejarah, data
geografis dan data budaya yang menyangkut ayat tersebut.
2. REFLEKSI
No.
|
Melkisedek
(Kej. 14:18)
|
No.
|
Yesus (Ibr.
6:20)
|
|
Tupus
|
|
Antitupos
|
1.
|
-
Ayat di PL Kej. 14:18-20
-
Dalam Hal:
·
Raja salem, Kej. 14:18a
·
Imam Allah yang mahatinggi
-
Diberikan/ “Hadir” sebagai imam karena memberkati Abraham, (Kej.
14:19).
-
Berguna: untuk menyatakan pujian bahwa Allah yang mahatinggi
menyerahkan musuh kepada Abraham (Kej. 14:20a)
Kesimpulan: (Tipe) pelayanan keimamatan
|
1.
|
-
Ayat di PB: (Ibr. 7:1-3, 21, 24-25).
-
Dalam Hal:
·
Raja Damai Sejahtra (Ibr. 7:2c)
·
Imam TUHAN untuk selamanya (Ibr. 7:21, 24).
-
Diberikan/ “Hadir” sebagai Imam karena memrantai
-
Berguna: Menyelamatkan dengan Sempurna (Ibr. 7:25).
-
Kesimpulan: (Antitipe) Yesus
sebagai Imam Besar.
|
NO.
|
Darah Habel
|
No.
|
Darah Yesus Kristus
|
1.
|
Ayat
di PL: Kej. 4:10
|
1.
|
Ibrani
12:24
|
2.
|
Dalam
Hal: Berteriak dari dalam Tanah.
|
2.
|
Dalam hal: Berbicara lebih kuat
|
3.
|
Diberikan Karena: hati kain panas, muka muram dan kain berbuat dosa
|
3.
|
Diberikan
Karena: Hati orang yang menolak Yesus.
|
4.
|
Kegunaan:
Orang atau pribadi yang diindahkan Allah.
|
4.
|
Pribadi
yang berkuasa dan dimuliakan
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Darah Habel.
|
5.
|
Anti
Tipe: Darah Pemercikan Yesus.
|
NO.
|
Manna
|
No.
|
Roti dari Surga
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 16: 4; Maz. 78:24.
|
1.
|
Yoh. 6:31
|
2.
|
Dalam
Hal: Makanan
|
2.
|
Dalam hal: Makanan
|
3.
|
Diberikan Karena: Bangsa Israel Lapar
|
3.
|
Diberikan
Karena: Lapar
|
4.
|
Kegunaan:
Supaya Bangsa Israel Hidup
|
4.
|
Diberikan
supaya hidup kekal.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Makanan untuk Kebutuhan Tubuh Jasmania.
|
5.
|
Anti
Tipe: Makanan Untuk Kehidupan Rohani.
|
NO.
|
Domba Betina
|
No.
|
Anak Domba Allah
|
1.
|
Ayat
di PL: Im. 4:32
|
1.
|
1 Petrus
1:18-19.
|
2.
|
Dalam
Hal: Tidak bercacat
|
2.
|
Dalam hal: Tidak Bernoda dan Tidak Bercacat.
|
3.
|
Diberikan Karena: dikurbankan karena dosa.
|
3.
|
Diberikan
Karena: Cara Hidup Manusia yang sia-sia.
|
4.
|
Kegunaan:
Kurban Penebus Dosa
|
4.
|
Untuk
Penebusan Dosa.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: untuk menutup Dosa tidak menebus
|
5.
|
Anti
Tipe: Untuk Menebus dosa secara tuntas sekali untuk selamanya.
|
NO.
|
Anak Domba Paskah
|
No.
|
Yesus Anak Domba Paskah
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 12:1-11.
|
1.
|
1 Kor. 5:7.
|
2.
|
Dalam
Hal: Penyelamat Fisik.
|
2.
|
Dalam hal: Penyelamatan Rohani
|
3.
|
Diberikan Karena: ancaman maut/ada hukuman mati.
|
3.
|
Diberikan
Karena: Ada roh terancam binasa
|
4.
|
Kegunaan:
Supaya Hidup
|
4.
|
Supaya Selamat
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: selamat dari kematian sementara.
|
5.
|
Anti
Tipe: Keselamatan jiwa, untuk kehidupan kekal.
|
PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: RABU, 25 APRIL 2018
1.
PERUMUSAN:
a.
Analisa Teks
Seorang penafsir
harus terlebih dahulu yakin bahwa teks yang ada padanya adalah yang paling
dekat dengan naskah asli, karena penyalinan naskah-naskah PL dan PB dilakukan
dengan sikap yang sangat teliti. Di bagian ini dijelaskan tentang sejarah
singkat pembentukan PL dan PB sebagai kanon, pembaca juga dibawa untuk mengenal
salinan-salinan dan terjemahan-terjemahan kuno yang penting, juga dijelaskan
mengenai codex yang merupakan bentuk penjilidan buku yang mirip dengan buku
modern. Menurut pembaca apa yang disampaikan penulis dalam buku ini sangat
jelas bahwa sebelum penafsir mencari arti yang dimaksud dalam Alkitab, maka dia
harus lebih dahulu yakin bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah, terlebih
setelah mempelajari bagaimana proses kanonisasi Alkitab, yaitu berdasarkan
pengujian yang ketat, sungguh-sungguh, lama dan universal.
b.
Analisa Isi Kitab/Introduksi
Dalam bukunya ini,
Hasan Sutanto menyatakan bahwa seorang baru akan dapat menafsir dengan tepat
jika sudah mempersiapkan diri membaca Alkitab dengan teratur dan terencana.
Setelah membaca Alkitab dengan cepat beberapa kali, kemudian disusul dengan
pembacaan yang agak pelan disertai dengan observasi yang lebih cermat. Menurut
pembaca, hal ini sangat tepat karena untuk dapat menafsir dengan baik, penafsir
harus benar-benar mengenal isi kitab yang hendak ditafsirkannya. Dalam
menganalisa ini hal yang perlu diperhatikan adalah latar belakang penulisan
kitab, tanggal penulisan kitab yang biasanya ditentukan juga oleh gaya bahasa
dan ajaran utama suatu kitab, dan pembaca kitab (harus memperhatikan tempat
tinggal pembaca dan data-data tentang diri pembaca) karena hal ini akan sangat
menentukan dalam penafsiran maksud penulis dalam menulis kitabnya.
c.
Analisa Sejarah dan Latar Belakang
Dengan mengetahui
sejarah dan latar belakang situasi zaman itu diharapkan penafsir modern dapat
mengerti maksud sesungguhnya dari penulis Alkitab. Menurut pembaca hal ini
sangat penting agar penafsir tidak membawa masuk maksudnya ke dalam Alkitab
karena bisa saja suatu kebiasaan pada zaman itu berbeda maknanya dengan zaman sekarang.
Demikian juga dalam menyelidiki latar belakang harus memperhatikan unsur
geografis, unsur waktu, unsur agama, unsur politik dan ekonomi, unsur
kebudayaan dan kebiasaan. Dengan menyelidiki hal-hal tersebut kita akan dapat
memahami tujuan dan maksud penulis dalam penulisan kitabnya.
d.
Analisa Sastra
Dalam arti luas
analisa ini mencakup sejarah, pengarang,sumber, bentuk, konteks dan lain-lain.
Sedang alam arti sempit analisa ini berfokus pada tujuan, struktur, bentuk
penulisan, nada/modus suatu kitab/bagian yang ingin ditafsir. Pembaca setuju
dengan penulis, karena dengan analisa sastra yang cermat, maka seorang penafsir
dapat mengenal isi kitab dengan menyeluruh dan teratur serta menentukan bagian
yang ingin ditafsir dalam kitab itu dan memakai cara penafsiran yang tepat atas
gaya penulisan tertentu. Analisa sastra memperhatikan juga gaya sastra sebuah
kitab atau sebagian kitab tersebut.
e.
Analisa Konteks
Konteks yang
dimaksud untuk menunjukkan hubungan yang menyatukan bagian Alkitab yang ingin
ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab dan biasanya dibagi dalam: analisa
kontes dalam pengertian sempit/dekat yang menunjuk ayat atau ayat-ayat
yang berkisar sebelum dan sesudah ayat-ayat yang ingin ditafsir dan analisa
konteks dalam pengertian luas/jauh yang dapat dilihat dalam konteks
dalam kitab-kitab lain, konteks dalam kitab-kitab yang ditulis oleh pengarang
yang sama dan konteks dalam kitab itu sendiri. Pembaca sangat setuju dengan ide
penulis, karena analisa konteks ini sangat menolong dalam mencari maksud dari
ayat yang hendak ditafsir. Karena seringkali ayat yang hendak ditafsir tidak
dapat berdiri sendiri, tatapi berhubungan dengan ayat sebelum dan sesudahnya
atau bahkan dengan kitab lain.
f.
Analisa Kata (Semantik, Lexicologi)
Tanpa menguasai arti
suatu kata, penafsir tidak mengerti maksud dari suatu kalimat, apalagi
menafsirnya. Untuk penyelidikan kata mencakup 3 bidang, yaitu: Fonologi (ilmu
suara kata), Morfologi (ilmu bentuk kata) dan Semantik (ilmu arti kata) yang
berfokus pada penyelidikan arti kata. Harus diperhatikan bahwa dalam Alkitab
sering terdapat kata-kata yang sama, tetapi mengandung pengertian yang
berlainan dan arti suatu kata terus berkembang, sehingga tidak tepat jika
penafsir menjelaskan suatu kata dengan konotasi modern. Penafsir juga harus
terbuka akan adanya ungkapan khusus. Pada prinsipnya menurut pembaca apa yang
disajikan oleh penulis sangat tepat karena hal ini merupakan hal yang paling
esensi dalam suatu penafsiran. Karena itu penafsir harus hati-hati dalam
melakukan penyelidikan analisa kata ini.
g.
Analisa Tata Bahasa
Analisa ini penting
karena suatu kalimat, biasanya ditulis menurut hukum tata bahasa dan struktur
tertentu. Sebenarnya analisa tata bahasa berhubungan sangat erat
dengan analisa kata. Sebab suatu kata Ibrani atau Yunani dapat diterjemahkan
menjadi suatu kalimat, yang jelas bersangkut paut dengan hukum tata bahasa.
Berdasarkan apa yang disampaikan penulis, menurut pembaca sebenarnya analisa
tata bahasa ini sangat berhubungan erat dengan analisa-analisa yang sebelumnya.
Karena untuk menghasilkan penafsiran yang baik memang dibutuhkan analisa yang
menyeluruh dari kitab yang hendak ditafsirkan.
h.
Integrasi
Setelah
penyelidikan terhadap pelbagai aspek dan bagian Alkitab yang hendak ditafsir
telah dilakukan, tiba saatnya penafsir mengintegrasikan semua data itu menjadi
suatu tafsiran yang utuh, indah,jelas dan mudah dimengerti. Usaha
mengintegrasikan data-data analisa menjadi suatu tafsiran yang baik adalah
suatu usaha yang lebih bersifat seni dari pada ilmiah. Itu sebabnya di bagian
awal penulis telah menyatakan bahwa Hermeneutik bukan sekedar ilmu, tetapi juga
mengandung unsur seni karena ini sangat dibutuhkan ketika penafsir
mengintegrasikan hasil analisa yang telah dilakukan dalam mencari arti yang
dimaksud penulis.
Karena dalam
Alkitab terdapat bermacam-macam gaya sastra dan cara komunikasi, maka penulis
merasa perlu untuk mengajak pembaca untuk memperhatikan cara-cara dan
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan gaya sastra dan cara komunikasi
tertentu, sehingga diharapkan penafsir modern bukan saja terhindar dari bahaya
salah menafsir, bahkan maju satu langkah dapat menafsir dengan jelas dan tepat.
Pembaca setuju dengan pendapat ini karena memang kalau kita selidiki, maka
beberapa penulis Alkitab menggunakan gaya bahasa yang khas seperti Mazmur,
Amsal, Ayub yang berbentuk syair dan lain-lain. Dalam bab ini dibahas mengenai:
a.
Bahasa Kiasan yang Pendek
Yaitu
suatu cara komunikasi (lisan atau tertulis) yang menyampaikan suatu
berita dengan cara memperbandingkan, atau mengasosiasikan dengan hal lain.
Bahasa kiasan adalah suatu alat komunikasi yang dapat memberi penjelasan,
gambaran yang lebih hidup, jelas dan mudah diingat. Di sini dijelaskan pula
beberapa jenis bahasa kiasan pendek dan juga beberapa pegangan untuk penafsiran
bahasa kiasan pendek.
b.
Perumpamaan
Perumpamaan di
Alkitab adalah cerita-cerita yang dipakai untuk menjelaskan suatu ajaran moral
atau kebenaran rohani, karena cerita ini memiliki beberapa persamaan dengan
ajaran atau kebenaran tersebut. Yang perlu diperhatikan di sini adalah sumber
perumpamaan, tujuan perumpamaan, struktur perumpamaan, isi dan teologi dalam
perumpamaan-perumpamaan PB. Pembaca setuju bahwa sebagai seorang penafsir perlu
memperhatikan metode penafsiran perumpamaan, karena permpamaan banyak dipakai
dalam PB. Bahkan menurut perkiraan, sepertiga dari pengajaran Yesus disampaikan
dalam bentuk perumpamaan.
c.
Allegori
Allegori adalah
suatu cerita yang mencoba mengadakan beberapa perbandingan. Allegori adalah
perumpamaan yang jauh lebih rumit dan lain dengan perumpamaan, allegori tidak
begitu memperhatikan nasehat moral, tetapi kebenaran yang bersifat teoritis.
Dijelaskan juga oleh penulis beberapa prinsip penafsiran allegoris. Menurut
pembaca hal ini sangat penting karena ternyata pemakaian allegori
dalam Alkitab sudah berbeda dengan metode penafsiran allegori sekarang ini,
sehingga penafsir sering mengabaikan maksud dari penulis Alkitab dan memaksakan
maksud dirinya sendiri ke dalam bagian Alkitab yang hendak ditafsir, hingga
artinya bergeser dari arti yang dimaksud penulis.
d.
Simbol
Simbol di sini
adalah suatu hal yang dipakai untuk menyampaikan suatu pengertian yang melebihi
pengertian umum/biasa dari hal yang dipakai tersebut. Dalam Alkitab terdapat
cukup banyak simbol, yang dapat dibagi menurut jenisnya, yaitu benda,
peraturan/upacara, tindakan yang bermakna simbolik, angka, warna, nama,
penglihatan, dan mujizat. Penulis juga memberikan beberapa prinsip/metode dalam
menyelidiki simbol ini. Pembaca setuju dengan maksud penulis, karena dalam
Alkitab terdapat banyak simbol yang digunakan dan masing-masing memiliki pesan
khusus yang harus ditafsirkan secara benar. Itu sebabnya kita perlu belajar
prinsip penafsirannya.
e.
Tipe (Tipologi)
Tipologi adalah
suatu korespondensi dalam satu, atau beberapa aspek tokoh, peristiwa, benda dan
lain-lain di PL dengan tokoh, peristiwa, benda dan lain-lain yang lebih dekat
atau sezaman dengan penulis PB. Atau suatu bayangan dari suatu kebenaran yang
terdapat dalam PL, sedang perwujudannya terdapat dalam PB. Prinsip yang
diberikan penulis dalam menyelidiki tipologi menurut pembaca akan sangat
membantu di dalam penafsiran karena tipologi ini berbeda dengan allegori, namun
kebanyakan penafsir menyamakannya sehingga artinya menjadi bias. Dari prinsip
yang disampaikan penulis yang perlu diperhatikan adalah penjelasan bahwa
tipologi jelas berorientasi ke sejarah, sedang allegori mencoba mencari makna
yang tersembunyi di belakang pengertian harfiah.
f.
Syair
Syair yang dimaksud
di sini terbatas hanya syair PL karena luasnya bahasan dalam Alkitab sangat
luas. Hal-hal yang dibahas oleh penulis antara lain: sifat syair PL,
fungsi/jenis syair PL, beberapa ciri khas dari syair PL, beberapa hal tentang
kitab Mazmur, dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penafsiran syair
Alkitab. Menurut pembaca kita perlu mempelajari prinsip/metode penafsiran
bentuk syair, karena sepertiga bagian dari PL saja ditulis dalam bentuk syair.
Pembaca setuju dengan penulis bahwa dalam penafsiran syair Alkitab kita harus
memperhatikan konteks, latar belakang dan tujuan utama penulisan syair supaya
tidak salah dalam memahami arti yang dimaksud penulis kitab tersebut.
g.
Nubuat
Di bagian ini,
penulis memberi penjelasan tentang fungsi nabi, beberapa aspek isi berita
nubuat, beberapa ciri nubuat secara umum, beberapa persoalan dalam penafsiran
nubuat dan beberapa pegangan dalam penafsiran nubuat. Menurut pembaca, memang
perlu mempelajari prinsip penafsiran nubuat bukan saja karena jumlah ayat-ayat
yang bersifat nubuat sangat banyak, tetapi juga karena ayat-ayat demikian sulit
ditafsir dan sering menimbulkan perdebatan yang sengit.
h.
Apokaliptik
Dalam pengertian
umum, istilah ini menunjuk sekelompok literatur beserta konsep-konsep dasarnya,
yang bertumbuh subur di daerah Alkitab, yang banyak terdapat di sekitar abad
ke-2 sM sampai abad pertama. Dalam bagian ini penulis membahas mengenai
ciri-ciri literatur apokaliptik umum, sebab timbulnya dan asal-usul literatur
apokaliptik umum, perbedaan antara literatur apokaliptik umum dan Alkitabiah,
dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penafsiran Apokaliptik. Menurut
pembaca, setiap penafsir perlu mempelajari metode penafsiran apokaliptik,
karena hal ini menubuatkan hal-hal yang akan datang, hampir mirip dengan
nubuat. Apokaliptik sangat menonjol dalam hal eskatologi.
i.
Surat
Penulis mengutip
pendapat dari Adolf Deismann, yang pada awal abad ke-20 menyelidiki surat-surat
kuno yang ditulis dalam papirus dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu Surat Umum
dan Surat Pribadi. Surat ini banyak kita jumpai dalam PB, dalam PL hanya
terdapat beberapa surat saja. Pembaca setuju dengan penulis bahwa kita perlu
mempelajari metode penafsiran surat, karena dalam PB saja terdapat 23 surat.
Pembaca juga setuju bahwa untuk mengerti suatu surat, kita perlu membaca keseluruhannya
dengan cermat dan mengerti latar belakangnya sehingga dapat mengerti maksud si
penulis surat tersebut.
j.
Kutipan-kutipan PL dalam PB
Hubungan antara PL
dan PB begitu erat dan tak terpisahkan, ini didasarkan atas kesaksian
penulis-penulis PB dan bahkan Tuhan Yesus sendiri. Dalam bagian ini penulis
memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal kutipan PL dalam PB,
yaitu: batas suatu kutipan, naskah/terjemahan Alkitab yang dipakai oleh
penulis-penulis PB, cara penafsiran yang dipakai oleh penulis-penulis PB dan
fungsi kutipan PL adalah konteks PB. Pembaca setuju dengan pendapat penulis,
karena dalam PB terdapat cukup banyak kutipan dari PL dan cara penafsiran
penulis PB cukup kaya. Pelbagai penafsiran/penjelasan ini menolong kita lebih
mengerti Firman Allah baik di PL maupun di PB. Sebab penulis-penulis PB adalah
hamba-hamba Tuhan yang diberi ilham oleh Allah untuk melihat makna yang lebih
lengkap, pengertian yang lebih dalam, dan penggenapan yang lebih jelas yang
belum diketahui oleh penulis PL.
Membaca Alkitab, lebih penting adalah
harus melihat Latar Belakang Penulisan Kitab Tersebut. Dari beberapa hal yang
perlu diperhatian sebelum menafsirkan Alkitab adalah sebagai berikut:
a.
Latar
belakang dari yang menulis (Penulis)
b.
Latar
Belakang Budaya saat penulisan Alkitab
c.
Latar
Belakang Sosial saat penulisan Kitab tersebut
d.
Latar
Belakang Bahasa saat penulisan Kitab tersebut
e.
Latar
Belakang Ekonomi saat penulisan Kitab tersebut
2.
REFLEKSI:
A.
Membasuh Tangan:
-
Kel. 30:19 untuk ritual
-
Im. 15:11, tanda pentahiran
-
Ul. 21:6, tanda tdk bersalah
-
Maz. 26:6, tanda tidak
bersalah
-
Mat. 15:2, kebersihan adat
istiadat
-
Mat. 27:24, tanda tidak
bersalah
Kesimpulan:
Tanda/symbol dari Yesus dengan darah-Nya, menyucikan dosa-dosa kita, sekali
untuk selama-lamanya.
B.
ROTI
-
Kejadian 14:18 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-
Kejadian 18:5 Memberi makan
untuk menguatkan tubuh.
-
Kejadian 21:14 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-
Kejadian 25:34 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-
Kejadian 28:20 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-
Yohanes 6:33 Yesus adalah Roti yang turun dari Surga
untuk memberi Hidup
-
Yohanes 6:35 Yesus adalah Roti yang Menghidupkan
Rohani.
-
Yohanes 6:41 Yesus adalah Roti
yang Turun dari Surga.
-
Yohanes 6:48 Yesus adalah roti hidup.
-
Yohanes 6:50 Yesus adalah Roti yang turun dari sorga,
yang menhidupkan manusia.
-
Yohanes 6:51 Yesus adalah roti hidup, siapapun yang
makan akan akan hidup selama-lamanya.
-
Yohanes 6:58 Barangsiapa makan roti ini, ia akan
hidup selama-lamanya."
Kesimpulannya
adalah: Symbol, Roti menggambarkan pribadi TUHAN Yesus yang adalah pemberi
kehidupan kekal.
c.
Tanah Liat
-
Kejadian 11:3 => Bahan
bangunan
-
Ayub 10:9 => bahan membuat
manusia
-
Ayub 33:6 => Bahan membuat
manusia
-
Yesaya 41:25 =>bahan
membuat periuk
-
Yeremia 18:4 => bahan yang
rapuh
-
Daniel 2:42 => bahan yang
rapuh
-
Roma 9:21 => bahan yng tarik berhak atas dirinya
Artinya: Simbol dari manusia yang tidak berharga dan fana
d.
Minyak
-
Kejadian 28:18 => untuk
ritual
-
Keluaran 27:20 (zaitun tumbuk
murni) => untuk lampu kemah
-
Keluaran 29:27 (zaitun tumbuk
murni) => untuk urapan
-
Keluaran 29:2 => untuk
mengolah makanan
-
Yakobus 5:14 => untuk
mengolesi
-
Ibrani 1:9 => tanda
kesukaan
Artinya: Minyak yang memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda
tidak bisa di generalkan.
e.
Membasuh Tangan
-
Keluaran 30:19 => secara
fisik untuk ritual supaya bersih dan tidak bersalah
-
Imamat 15:11=> pentahiran
-
Ulangan 21:6 => tanda tidak
bersalah
-
Mazmur 26:6 => tanda tidak
bersalah
-
Matius 15:2 => tanda
kebersihan adat-istiadat supaya bersih
-
Matius 27:24 => tanda tidak
bersalah
Artinya: membasuh tangan merupakan suatu tanda kebanggaan dari
suatu kelayakan dan kebersihan.
TIPOLOGI TABERNAKEL:
NO.
|
Mazbah Kurban Bakaran
|
No.
|
Yesus
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 27:1-8
|
1.
|
Ibrani
13:10-21
|
2.
|
Dalam Hal: hal benda yang digunakan untuk
ritual penebusan dosa.
|
2.
|
Dalam hal: hal pribadi-Nya menderita di
luar pintu gerbang untuk menguduskan.
|
3.
|
Diberikan Karena: YHWH yang memerintahkan untuk ritual.
|
3.
|
Diberikan
Karena: Allah yang menghendaki.
|
4.
|
Kegunaan:
Kurban yang dibakar
|
4.
|
Supaya
Menguduskan
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Tipenya Mezbah kurban bakaran yang menceritakan peristiwa bukan hanya bendanya saja mezbah tetapi
juga termasuk peristiwa mezbah kurban bakaran kurban+darah.
|
5.
|
Anti
Tipe: Tuhan Yesus mengurbankan diri-Nya di atas Kayu Salib sebagai Penebusan
bagi umat Manusia di atas muka bumi ini.
|
NO.
|
Ukupan
|
No.
|
Doa Orang Kudus
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 30:7
|
1.
|
Wahyu
8:1-4; Mazmur 142:2
|
2.
|
Dalam Hal: Campuran Untuk dibakar
|
2.
|
Dalam hal: Persembahan di hadapan Allah.
|
3.
|
Diberikan Karena: Perintah YHWH.
|
3.
|
Diberikan Karena: sebagai bukti iman kepada Allah.
|
4.
|
Kegunaan: Untuk dibakar
|
4.
|
Mempersembahkan
Kemenyan Bersama doa orang kudus.
|
5.
|
Kesimpulan Tipe: Ukupan
|
5.
|
Anti
Tipe: Doa orang Kudus
|
PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: KAMIS, 26 APRIL 2018
1.
PERUMUSAN
Kemampuan untuk menggali kekayaan rohani dalam Alkitab tidak semata-mata
ditentukan oleh keahlian dan kepintaran penafsir. Tetapi lebih daripada itu
kekudusan hidup dan kedekatan penafsir dengan Tuhan sangat menentukan dalam
pekerjaan menafsir Alkitab. Orang yang memiliki kehidupan rohani kepadanya akan
disingkapkan pemahaman-pemahaman yang benar seputar firman Allah
Sebelum belajar Alkitab atau menafsirkan
ayat Alkitab, terlebih dahulu yang harus dilakukan oleh para Teolog atau
Penafsir Alkitab adalah sebagai berikut:
a.
Mempunyai Alkitab.
Mungkin saja syarat ini adalah syarat yang
amat sederhana tetapi menempati posisi pertama dan yang utama.
b.
Alkitab yang harus kita miliki tentunya
adalah Alkitab dalam bahasa yang kita mengerti, misalnya Alkitab terjemahan
bahasa Indonesia. Disamping itu penting juga kita memiliki Alkitab dalam bahasa
lain misalnya Alkitab bahasa daerah, bahasa Inggris. Tujuannya untuk
menjadi pembanding sehingga semakin memperkaya kita. Bahkan jika memungkinkan
kita bisa memiliki Alkitab dalam bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani) sehingga
pekerjaan menafsir yang kita lakukan makin baik.
c. Berdoa dan minta Roh Kudus memberi pengertian.
Seperti dikatakan dalam Yohanes 16:13 berbunyi, “Tetapi apabila Ia datang,
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang.”
d. Tekun
membaca Alkitab.
Menjadi seorang penafsir adalah adanya
kesedian untuk tekun membaca Alkitab. Mustahil kita bisa menggali dan menemukan
kekayaan rohani yang tersimpan di dalam Alkitab bila kita tidak pernah
menyediakan waktu untuk membaca Alkitab. Seorang penafsir yang baik adalah
orang yang setiap hari, rutin dan berulang-ulang membaca Alkitab.
Dari ketekunan membaca Alkitab, Roh Kudus akan memimpin kita untuk menemukan
rahasia-rahasia rohani yang terkandung dalam huruf-huruf Alkitab.
e.
Percaya bahwa Alkitab firman Allah
Ada banyak penafsir Alkitab yang memegang
Alkitab, membacanya dan mencoba mencari sesuatu di dalamnya; tetapi di saat
yang sama ia tidak mempercayai Alkitab itu sebagai firman Allah. Sikap seperti
ini pasti tidak akan menghasilkan apa-apa yang bisa membangun kehidupan
rohaninya atau orang lain. Karena itu sebelum kita menafsir Alkitab, hendaknya
kita memastikan bahwa kita mengakui Alkitab sebagai firman Allah yang telah
diwayhukan kepada para nabi dan rasul-Nya. Dengan mempercayai Alkitab sebagai
firman Allah akan melahirkan sikap hormat kepada Alkitab.
f.
Memilki kehidupan rohani yang baik
g.
Sebelum menafsirkan Alkitab, setiap orang harus mengerti lebih
dulu beberapa kebenaran mengenai Alkitab. Dengan mengerti akan kebenaran-kebenaran
ini maka setiap orang akan dapat menjadi seorang penafsir Alkitab yang baik,
kompeten, benar dan tidak sesat di dalam menafsir. Beberapa kebenaran yang
mutlak harus kita pahami, mengerti dan imani adalah sebagai berikut:
h.
Alkitab adalah firman Tuhan.
Alkitab
merupakan firman Tuhan. Hal ini harus dimengerti dan menjadi sikap iman kita.
Mengapa? Sebab ada beberapa pandangan sesat yang tidak sesuai dengan iman
Kristen bertalian dengan hal ini. Pandangan-pandangan itu diantaranya menyebut:
Ø Alkitab bukan firman
Tuhan
Ø Alkitab berisi firman
Tuhan
Ø Alkitab mengandung
firman Tuhan
i.
Alkitab adalah kitab yang diwahyukan oleh Allah.
Alkitab
ditulis sejak jaman Musa sampai masa rasul-rasul Kristus. Masa penulisannya
sangatlah panjang, kira-kira 1500 tahun. Para penulisnya merupakan orang-orang
yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Mereka menulis atas
inspirasi dan ilham dari Roh Kudus (Keluaran 34:27; Yeremia 30:1-2; Habakuk
2:2; I Korintus 14:37; Wahyu 1:11; II Timotius 3:16).
j.
Alkitab 100% benar. Ia tidak salah dalam hal sejarah, fakta,
angka, ajaran, etika, teologi dan sebagainya. Sebagai ilham Allah, kata-kata
seperti, “Allah berfirman, maka firman Tuhan datang kepadaku, bunyinya…” dan
sejenisnya tercatat ada lebih dari 3800 kali.
k.
Alkitab terdiri dari 66 buku.
Alkitab
hanya terdiri dari 66 buku, yang terdiri dari 39 kitab-kitab Perjanjian Lama
dan 27 kitab-kitab Perjanjian Baru. Alkitab disebut sebagai kitab kanonikal.
l.
Pahami
ayat Alkitab tersebut apa adanya sesuai dengan konteks
m.
Harus
selidiki terlebih dahulu secara seksama
n.
Bedakan
Simbol dan Tipe dalam Alkitb
o.
Setiap
kata dalam Alkitab harus dilihat dengan semua sudut pandang.
p.
Tidak memisahkan
ayat Kitab Suci dari ayat-ayat sekitarnya dan menganggap bahwa arti dari ayat
itu tidak tergantung pada ayat-ayat di sekitarnya.
2.
REFLEKSI
NO.
|
Korban Penghapus Dosa
|
No.
|
Tubuh Yesus Kristus
|
1.
|
Ayat
di PL: Im. 16:27-34
|
1.
|
Ibr.10:1-10
|
2.
|
Dalam
Hal: Pentahiran
|
2.
|
Dalam
hal: Penghapusan dosa, korban binatang di PL TUHAN tidak berkenan karena tidak
sempurna
|
3.
|
Diberikan
Karena: Dosa di hadapan TUHAN
|
3.
|
Diberikan
Karena: Dosa
|
4.
|
Kegunaan:
pendamaian 1x setahun
|
4.
|
Menyucikan
sekali untuk selamanya
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Kurban-kurban Binanatng.
|
5.
|
Anti
Tipe: Persembahan Tubuh Yesus Kristus
|
NO.
|
Harun – Imam Besar
|
No.
|
Yesus, Imam Besar Agung
|
1.
|
Ayat
di PL: Im. 16:31-34, 1Taw. 24:19
|
1.
|
Ayat
di PB: Ibr.4:14, 9:15-19 dan pasal 7
|
2.
|
Dalam
Hal: Ketetapan Untuk Selamanya
|
2.
|
Dalam
hal: Peraturan Imam Melkisedek (7:15-17)
|
3.
|
Diberikan
Karena: Dosa-Dosa bagi Imam, bangsa Israel
|
3.
|
Diberikan
Karena: ada Dosa manusia (Pasal 9:25-28)
|
4.
|
Kegunaan:
untuk mengadakan pendamaian bagi imam dan bangsa Israel
|
4.
|
Kegunaan:
Untuk mendamaikan seluruh Bangsa. (Pasal 2:17)
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Harun Imam Besar Bangsa Israel.
|
5.
|
Anti
Tipe: Yesus Pengantara Allah dan Manusia segala Bangsa.
|
NO.
|
Tabir
|
No.
|
Tubuh Yesus
|
1.
|
Ayat
di PL: kel. 26:32-1-34
|
1.
|
PB:
Luk. 23:45-46, Ibr. 10:19-20.
|
2.
|
Dalam
Hal: Kain Penudung
|
2.
|
Dalam
hal: TubuhNya Yesus
|
3.
|
Diberikan
Karena: Perintah TUHAN
|
3.
|
Diberikan
Karena: Penyyerahan nyawa-Nya kepada Bapa
|
4.
|
Kegunaan:
Pemisah TempatKudus dan Tempat Maha Kudus
|
4.
|
Kegunaan:
Tabir Bait Suci terbela dua.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Pemisah jalan masuk ke ruang Maha Kudus.
|
5.
|
Anti
Tipe: Yesus Pembuka jalan yang baru.
|
NO.
|
Keimamatan (Kain Lenan
Halus)
|
No.
|
Perbuatan benar orang Kudus
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 28:5-7
|
1.
|
PB:
Luk. 19:8.
|
2.
|
Dalam
Hal: berpakaian
|
2.
|
Dalam
hal: Pakaian Pengantin wanita (Gereja TUHAN)
|
3.
|
Diberikan
Karena: TUHAN Jabatan Imam
|
3.
|
Diberikan
Karena: Kehendak TUHAN.
|
4.
|
Kegunaan:
Penutup Tubuh.
|
4.
|
Kegunaan:
Tabir Bait Suci terbela dua.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Pemisah jalan masuk ke ruang Maha Kudus.
|
5.
|
Anti
Tipe: Yesus Pembuka jalan yang baru.
|
PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: JUMAT, 27 APRIL 2018
1.
PERUMUSAN
Setiap Pelajar atau Penafsir bahkan
Teolog, diharapkan supaya dalam mempelajari Alkitab, harus memiliki kerinduan
hati untuk menafsirkan Alkitab dengan baik dan tepat melalui beberapa langkah
berikut ini:
a.
Dalam
menggali Alkitab penuh bertanggung jawab, dengan harus pasih dalam seluruh
Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
b.
Dalam
menggali Alkitab, para Penafsir harus memahami seluruh konteks dalam penulisan
Alkitab tersebut.
c.
Memahami
budaya, pada saat Alkitab itu dituliskan
d.
Latar
Belakang masyarakat pemakainnya
e.
Penggunaannya
dalam budaya-budaya terkait
f.
Struktur
Simbol-Karakter, sifat, ciri, Hirarki
g.
Bahasa
dan latar belakang Bahasa yang digunakan
Memperhatikan
Kesatuan Alkitab.
h.
Wahyu
Progresif (Progresive Revelation), Siapapun yang gagal melihat Progresivitas
(perkembangan) Wahyu Tuhan dalam Alkitab Akan Gagal Menafsirkan Topik Utama
Alkitab (doktrin Keselamatan). Ia juga akan gagal melihat Perkembangan Tata
Ibadah dari Ibadah Simbolik ke Ibadah hakekat (Dalam Roh dan Kebenaran), Akibat
selanjutnya ialah, Akan tersisa bentuk-bentuk Ibadah Simbolik dan Ritual dalam
Gerejanya.
i.
Pahami
Plan A dan Plan B,
Sifat Tuhan
tidak pernah berubah, namun Program Tuhan bisa berubah. Setelah menciptakan
Alam Semesat Tuhan melihat Semuanya Baik dan beristirahat. Tetapi karena
manusia Jatuh ke dalam Dosa, Maka Tuhan bekerja Lagi (Yoh 5:17) Untuk
Menyelamatkan Manusia.
j.
Memahami
Berbagai Disiplin Ilmu Teologi,
Hasil Penafsiran
yang Tep[at dan Benar Pasti Tidak Saling bertenatangan. Tiap-tiap topic Doktrin
harus berkesinambungan. Kalau Doktrin Keselamatan kita menyimpulkan bahwa kita
diselamatkan Hanya Dengan bertobat dan Percaya, maka Tidak perlu ditambah
dengan Baptisan, Perjamuan, dan lain sebagainya.
k.
Menafsir
secara Literal, Grammatikal, dan Historikal,
a.
Literal
artinya sesuai dengan arti kata paling dasarnya.
b.
Grammatikal
artinya sesuai dengan grammar atau tata-bahasa
c.
Historikal
artinya memperhatikan konteks sejarah/ Historis pada masa penulisan.
l.
Memperhatikan
Konteks, Perhatikan Konteks Jarak/Lokasi, Topik, Waktu
m.
Kualitatif
Sebuah Ayat,
n.
Memperhatikan
Gaya Bahasa,
o.
Memperhatikan
Adat-istiadat,
p.
Lambang
dan Perumpamaan
Segala sesuatu yang dinyatakan oleh
Allah untuk menegur umat-Nya atau mengajarkan kepada umat-Nya, Allah
menggunakan symbol atau Tipologi sesuai dengan masa atau konteks pembicaraan-Nya
yang tepat. Para nabi-nabi Allah atau penulis Alkitab menggunakan symbol untuk
menggambarkan sesuatu yang TUHAN mau mengajarkan kepada umat-Nya, sesuai dengan
budaya dan konteks yang ada. Symbol atau kiasan adalah menggambarkan sesuatu
yang ada, sesuai dengan konteksnya agar, para umat-Nya dapat memahami dengan
tepat sesuai dengan masa mereka.
Semua symbol atau kiasan yang dinyatakan
oleh TUHAN kepada umat-Nya, ditinjau sesuai dengan masannya. Disisi lain TUHAN
menyatakan dengan menggunakan symbol atau kiasan adalah supaya manusia memahami
maksud TUHAN sesuai dengan konteksnya mereka.
2.
REFLEKSI
Kel. 1
Simbolisme Keimamatan
NO.
|
Ragi
|
1.
|
Ayat
di PL: Kej. 19:3 dll
|
2.
|
Kejelasan
Arti sesuai Bahasa asli:
·
Arti harafiah: Campuran bahan untuk mempermentasi atau mengembangkan
kue.
·
Arti MetaPhora: kerusakan moral yang ditunjukan melalui
kecenderungannya mempengaruhi yang lain. (Browning: 2556)
|
3.
|
Kejelasan
arti sesuaikonteks: sebagai campuran
bahan makanan jika dibutuhkan. (ayat symbol Mat. 6:11) ragi org farisi dan
saduki tdk boleh adda.
|
4.
|
Kesepadanana
arti kiasan: sesuatu yang memiliki pengaruh merusak yamg menyebabkan
pembususkan. (Browning: 2556)
|
5.
|
Keselarasan
/kekontrasan fungsi:
- bisa
pakai ragi
- bisa tanpa ragi = harus sesuai ketentuan
|
6.
|
Kemajuan/Progres
arti:
-
secara harafiah = makanan
-
secara kiasan = Ajaran
|
Kel. 3
Simbolisme Tabernakel
NO.
|
Emas
|
1.
|
Ayat PL: Kej. 2:11-12, 13:2, Kel. 11:2, 20:23, 25:3,
28:22, Ayub 22:22-25, Maz. 19:9-11, Ratapan 4:1-2 Yosua 6:19 Ezra, 27:22.
|
2.
|
Kejelasan
Arti: Tempat Penghasil Emas
-
symbol kejayaan
-
bahan untk Tabernakel
-
bahan untuk berhala
-
bahan untuk pakaian Imam
-
Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-
Simbolkehidupan yang murni/teruji
-
Symbol anak-anak Sion yang berharga
-
Firman Allah lebih berharga
-
Jarahan perang
-
Sebagai ukuran berat dan nilai
-
Kemewahan atau keberhargaan
|
3.
|
Kesepadanan
arti:
-
berdasarkan budaya, pada masa itu
-
emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-
sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
|
4.
|
Keterkaitan
arti antara ayat:
-
sesuatu yang paling sangat berharga
-
kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-
allah lebih berharga daripada emas
|
5.
|
Kesimpulan:
-
bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-
sebagai bahan atau material
-
merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal
yang lebih tinggi atau mulia.
|
Kel. 1
Simbolisme Tabernakel
NO.
|
Merpati
|
1.
|
Ayat PL: Kej. 8:8
|
2.
|
Kejelasan
Arti: Burung Tekukur
-
symbol kejayaan
-
bahan untk Tabernakel
-
bahan untuk berhala
-
bahan untuk pakaian Imam
-
Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-
Simbolkehidupan yang murni/teruji
-
Symbol anak-anak Sion yang berharga
-
Firman Allah lebih berharga
-
Jarahan perang
-
Sebagai ukuran berat dan nilai
-
Kemewahan atau keberhargaan
|
3.
|
Kesepadanan
arti:
-
berdasarkan budaya, pada masa itu
-
emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-
sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
|
4.
|
Keterkaitan
arti antara ayat:
-
sesuatu yang paling sangat berharga
-
kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-
allah lebih berharga daripada emas
|
5.
|
Kesimpulan:
-
bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-
sebagai bahan atau material
-
merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal
yang lebih tinggi atau mulia.
|
Simbol-simbol
Dalam Alkitab
|
Merpati
|
Merpati
|
Prinsip
Penafsiran
|
Ayat
PL
|
Ayat
PB
|
Ayat-ayat
|
Kej 8:8, Ima 5:7
|
Luk 2:24; Mat 3:16; Mat 10:16
|
Kejelasan arti sesuai Bahasa aslinya
|
(Hayownaah) yang artinya dove: burung merpati yang hidup di desa.
Menurut kamus KBBI disebut burung terkukur, dalam kepercayaan dan
kebudayaan melambangkan perdamaian dan kesetiaan. Burung merpati juga dapat
dilatih untuk penyampai surat.
|
Dari kata dasar Yunani peristera/ (peristera) artinya a pigeon:
merpati yang hidup dikota.
|
Kejelasan Arti sesuai konteks
|
lok (Kid 2:14), cantik (Kid 1:15), merdu suaranya (Kid 2:14), Pengganti
kurban: (Im 12:6; 14:22), Suara dukacita: (Yes 38:14; Ratapan (Yes. 59:11; Nah
2:7)
|
Lambang ketulusan (Mat 10:16), lambang Roh Kudus (Mat 3:16) Dalam Mrk.
13:11; Luk.1 :6; Kis. 13:2 Roh Kudus sebagai penyampai berita.
|
Kesepadanan Arti kiasan
|
Keindahan, orang yang meratap.
|
Sifat yang tulus, Roh Kudus.
|
Keterkaitan Arti Antar ayat simbol
|
|
|
Keselarasan kekontrasan
|
Keindahan (elok dan cantik) dengan ratapan/dukacita.
|
|
Kemajuan/progress arti
|
Harafiah : burung terkukur (binatang)
Kiasan:
Keindahan, kesedihan/ratapan, sifat orang yang tulus, lemah lembut, dukacita.
|
|
Kesimpulan
|
Merpati adalah symbol:
Ketulusan hati manusia, Roh Kudus, penyampai surat, penyampai berita,
orang yang meratap, orang yang dukacita
Dalam hal keimamatan: Pengganti
Kurban pengahpus dosa, mentahirkan anak laki-laki dan perempuan (Im.
5:7; 12:6; Luk. 2:24
|
|
Simbol-simbol Dalam Alkitab
Obyek Simbolis
|
Ciri-ciri Bersama
|
Yang disimbolkan
|
Tanah liat
(Ayub 33:6 ; Yes. 29:16; Rm. 9:21)
|
|
Manusia (Yes. 64:8; Ayub 33:6; Ayub
10:9)
|
Simbol-simbol
Dalam Alkitab
Obyek
Simbolis
|
Ciri-ciri
Bersama
|
Yang
disimbolkan
|
Burung
Rajawali
|
|
Orang
menantikan TUHAN (Yes. 40:31)
|
No comments:
Post a Comment