Tuesday, January 22, 2019

SIMBOLISME PL


       
PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: SENIN, 23 APRIL 2018

1.      PERUMUSAN

Tujuan dari penafsiran yang baik adalah untuk menangkap arti yang jelas dari text. Penafsiran yang bagus harus diuji yaitu apakah tafsiran tersebut pas dengan konteks. Orang Kristen biasanya cenderung berpikir bahwa, setelah membaca Alkitab, sama dengan apa yang Roh Kudus atau penulis Alkitab maksudkan. Bagaimanapun juga, sering memasukan kedalam text tersebut sesuatu seperti misalnya pengalaman, budaya, dan pengertian sendiri.
Dalam Penterjemahan Alkitab sendiri pun dibutuhkan penafsiran sehingga bisa diterjemahkan kedalam bahasa masing-masing. Alkitab, versi apapun yang pakai, adalah hasil dari banyak pekerjaan sarjana-sarjana Alkitab. Para penterjemah harus memilih arti dari sebuah kata, dan arti tersebut akan mempengaruhi pengertian. Jadi secara tidak langsung, sudah terlibat dalam penafsiran.
Pemahaman dan penerjemahan itu juga sarat dengan pemahaman budaya setempat. Istilah suatu kata dalam bahasa lain, bisa saja berbeda dengan istilah dalam bahasa yang lainnya. Misalnya kata Yunani "sarx" (harfiah "daging"), lebih sering diterjemahkan dengan "ragawi, manusia, sesuatu yg bersifat fana" ketimbang makna harfiahnya: "daging." Oleh sebab itu, bagaimanapun Alkitab ditulis akan berhubungan erat dengan penafsiran. Entah penafsiran dari para pembaca Alkitab. Atau para ahli teologia yang sudah ada.
Perbedaan tafsir memang kadang juga menimbulkan perpecahan. Pemisahan suatu kelompok "protestan" dari Katolik, juga bermula dari perbedaan tafsir. Adanya perpisahan kaum Reformasi dengan Anabaptis juga karena perbedaan tafsir, dan tentu ini akan panjang jika dibicarakan. Contohnya adalah ketika berhadapan dengan isu modern, seperti penggunaaan alat kontrasepsi, tidak ada 1 pendapat yg sama. Banyak jawaban berbeda beda meskipun sumbernya sama, Alkitab.




         Mempelajari, meneliti dan menafsirkan Alkitab, adalah bukan suatu pekerjaan yang muda. Karena apabila seorang Panfsir menempatkan serta memaknai suatu kata atau maksud yang ada di dalam Alkitab, akibatnya akan sangat fatal. Hasil penafsiran tersebut akan diajarkan kepada jemaat dan orang awa, maka membahayakan pemahaman iman Kristen. Dengan pertimbangan yang demikian, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menafsirkan semua makna yang ada dalam Alkitab adalah sebagai berikut:
1.      Melihat Konteks dari keberadaan ayat tersebut
2.      Melihat Alinea tersebut secara hati-hati
3.       Melihat satu Perikop di Pasal tersebut
4.      Melihat satu Pasal dari Kitab tersebut
5.      Melihat satu Kitab secara utuh,
6.      Melihat Keseluruhan Kitab, secara utuh.
Di sisi lain, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Teolog atau Penafsir Alkitab adalah sebagai berikut:
1.      Seorang Teolog atau Penafsir harus ahli/pasih (kuasai) Alkitab dengan baik dan benar.
2.      Mempelajari Alkitab harus dengan penuh kehati-hatian.
3.      Menfasirkan Alkitab harus melihat asal-usul Kitabnya.
4.      Memahami atau meafsirkan Simbol:
a.       Sesuai dengan budaya setempat pada masa atau saat itu.
b.      Symbol bisa dikatekorikan kiasan.
c.       Menafsirkan symbol sesuai dengan konteksnya.
d.      Symbol berlaku untuk saat itu.
e.       Symbol sesuai dengan buadaya setempat.
f.        Symbol bisa berubah-ubah.







Berikut ini adalah ada beberapa manfaat mempelajari atau menafsirkan Alkitab:

1.      Membawa pada jalan Keselamatan (2 Timotius 3:15; Matius 4:4).

Alkitab memberitahukan kepada kita dari mana manusia berasal dan bagaimana manusia akan berakhir. Adalah Alkitab yang memberitahukan kepada kita bahwa semua manusia sudah berdosa dan telah berada di bawah hukuman kekal (Roma 3:23); dan karena Allah adalah kudus, Ia harus menghukum semua manusia yang berdosa (Roma 6:23). Adalah Alkitab yang juga memberitahu kita bahwa karena kasih-Nya yang besar Allah menjadi manusia guna menggantikan semua manusia untuk dihukum (Yoh. 3:16; 2 Kor. 5:21; 1 Pet.2:24). Dan, adalah Alkitab yang memberitahukan bahwa jalan keselamatan sudah disediakan melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya pasti diselamatkan (Yohanes 14:6; KPR 4:12; Roma 10:9-10).

2.      Menjadikan kita orang Kristen yang kuat.

Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi seorang yang lemah, baik secara fisik ataupun secara rohani. Orang-orang muda yang dikatakan dalam 1 Yohanes 2:14 bukan lagi “anak-anak”, tetapi mereka kuat, sebab Firman Tuhan diam di dalam mereka dan mereka mengalahkan yang jahat. Itu berarti mereka telah dipenuhi dengan Firman Tuhan sampai mereka menjadi cukup kuat dalam iman, sehingga mereka tidak terus menerus dikalahkan oleh dosa dan pencobaan. Hanya ada satu jalan untuk menjadi kuat secara rohani, yaitu dengan membaca, mempelajari, merenungkan, menghafal dan mengamalkan Firman Tuhan.
Yesus Kristus adalah contoh ketika Ia dicobai oleh iblis, Ia menggunakan Firman Allah sebagai senjata untuk mengalahkan iblis. Dan, Hawa adalah contoh buruk dari orang yang tidak banyak memahami Firman Tuhan, akibatnya ia mengurangi dan menambahi apa yang Firman Tuhan, dan iblis memanfaatkan kelemahan itu untuk menjatuhkan Hawa.
Kita harus membaca Alkitab setiap hari. Ini adalah salah satu hak istimewa kita. Kehidupan rohani kita memerlukan makanan. Makanan jenis apa? Makanan rohani. Alkitab merupakan gisi rohani yang harus dimakan. Alkitab disebut air susu, roti, makanan keras dan madu (1 Pet 2:2, Ibr 5:13-14).

3.      Menyakinkan kita akan keselamatan yang sudah kita terima.

Hal yang pertama yang diperlukan oleh seorang Kristen baru ialah keyakinan yang pasti bahwa ia telah diselamatkan. Keselamatan adalah sesuatu yang sangat indah, suatu anugerah dari Tuhan yang diberikan Cuma-cuma kepada setiap orang yg percaya, sehingga tampaknya terlalu indah untuk dianggap benar. Oleh karena itu salah satu kesukaran utama yang dialami oleh petobat baru, ialah mereka ragu-ragu akan keselamatannya.
Satu-satunya sumber keyakinan ialah Alkitab. Itulah alasannya mengapa Alkitab ditulis, agar kita memiliki keyakinan yang kokoh akan keselamatan kekal yang Tuhan sudah anugerahkan kepada kita ketika kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Bacalah 1 Yohanes 5:13, Roma 5:9-10, 8:1. Orang Kristen harus menanamkan janji-janji dan jaminan Tuhan itu dalam pikiran mereka.
Orang Kristen yang mempunyai keyakinan yang pasti bahwa ia adalah anak Allah dan bahwa Allah adalah Bapa sorgawinya, mempunyai dasar untuk memiliki kehidupan emosional yang sehat. Bila Anda ingin menikmati kepastian akan keselamatan yang sudah Anda terima ketika Anda bertobat dan percaya, maka mulailah mempelajari Firman Tuhan secara teratur. Alkitab adalah satu-satunya tempat dimana Anda akan menemukan keyakinan itu.

4.      Memberikan keyakinan dan kuasa dalam doa.

Karena Anda seorang Kristen, Anda dapat berbicara kepada Bapa sorgawi Anda mengenai segala hal yang ada di dalam hati Anda. Tetapi bagaimana Anda tahu bahwa Ia mendengarkan? Kita tahu karena Ia mengatakan demikian dalam FirmanNya: I Yohanes 5:14 mengajarkan bahwa kita dapat berdoa dengan “percaya” bahwa Ia mendengar doa kita. Dalam Yohanes 15:7 Tuhan berjanji, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”. Itu berarti bahwa melalui pemahaman Alkitab doa-doa kita lebih berkuasa dan efektif, sebab pada waktu kita mempelajari FirmanNya kita mengenal kehendakNya dan akibatnya kita akan belajar bagaimana caranya berdoa dengan benar.

5.      Memberitahu kita bagaimana menyucikan diri dari dosa.

Bagaimana kita tahu dosa-dosa kita diampuni? Alkitab mengatakan, “jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yoh 1:9). Firman Tuhan mempunyai daya menyucikan atau menguduskan orang percaya (Yohanes 17:17; Yohanes 15:3).
Sebagai seorang Kristen baru, Anda perlu mengetahui apa yang disebut dosa dan yang bukan dosa. Tuhan tidak membiarkan Anda untuk mempertimbangkannya sendiri. Tuhan berkata “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaga sesuai dengan firman Tuhan (Maz 119:9).
Dengan mempelajari Alkitab anda akan menyucikan diri dari dosa dan diperingatkan akan dosa. Kebenaran Alkitab adalah antivirus dan obat penawar untuk dosa. Jika kita ingin menjauh dari dosa, mendekatlah pada Alkitab.

6.      Memberikan Sukacita.

Salah satu berkat dari kehidupan Kristen ialah sukacita. Tetapi seringkali sukacita tertahan oleh persoalan-persoalan hidup. Tuhan Yesus berkata, “semuanya itu Kukatakan  kepadamu, supaya sukacitaku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yohanes 15:11). Seandainya Anda membaca berita-berita di surat kabar atau lewat internet atau melihat pada persoalan-persoalan yang mengelilingi Anda, sukacita Anda bisa berubah menjadi ketakutan, kekuatiran atau kadang-kadang depresi. Hanya Firman Tuhan yang menimbulkan sukacita dalam hati Anda, bagaimanapun keadaan di sekitar Anda.
Mazmur 19:8-9 berkata, Taurat itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tidak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.


7.      Menimbulkan damai sejahtera.

Salah satu bukti rohani dari kehidupan Kristen ialah damai dalam kekuatiran dan kecemasan. Karena Anda telah menerima Kristus sebagai Tuhan  dan  Juruselamat, Anda mempunyai hak untuk mengharap bahwa Anda berbeda, dan teman-teman Anda dibenarkan dalam  mengharap untuk melihat perbedaan itu. Bila Roh Kudus datang dan tinggal dalam kehidupan seseorang, orang itu akan berbeda. Perbedaan itu terutama terlihat pada emosi-emosi orang itu yang ditandai oleh damai sejahtera walaupun menghadapi kesukaran-kesukaran.
Namun jika Firman Tuhan tidak “diam dengan segala kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16) maka Firman Tuhan itu tidak akan memberikan “damai sejahtera” dalam kehidupan Anda. Yesus Kristus berkata, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu memperoleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia, kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33).
Tidak lama setelah Yesus mengatakan ini, Yesus dan murid-murid-Nya menghadapi penganiayaan yang berat. Akan tetapi damai sejahtera menyertai mereka dalam segala kesukaran.

8.      Membimbing kita dalam membuat keputusan-keputusan dalam  kehidupan kita.

Hidup kita penuh dengan keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan yang kurang penting, maupun keputusan yang penting. Bila prinsip-prinsip Allah dikenal dengan baik oleh seorang Kristen, hal ini mempermudah dia untuk membuat keputusan. Itulah apa yang dimaksud oleh Firman Allah yang berbunyi” FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Maz 119:105).
Prinsip-prinsip Allah dipakai sebagai petunjuk dalam membuat keputusan-keputusan. Jadikanlah Alkitab sebagai standart hidup, kompas yang memberikan petunjuk arah, nasihat untuk membuat keputusan-keputusan yang baik, dan patokan untuk menilai segala sesuatu, maka hidup anda akan bahagia dan berhasil.



9.      Menyebabkan Anda dapat menyatakan iman Anda.

Kebanyakan orang yang Anda temui tidak mengetahui kebenaran Alkitab. Banyak diantaranya yang mempunyai pertanyaan-pertanyaan atau keragu-raguan dan memerlukan seseorang yang benar-benar mengetahui Alkitab untuk membimbing mereka.
Memberitahukan kebenaran Alkitab kepada siapa pun di Zaman ini merupakan pelayanan yang sangat penting. Itu sebabnya, sebagai orang percaya, Anda harus memperlengkapi diri sebaik mungkin untuk membimbing orang yang tersesat pada kebenaran.
Allah telah memberikan tantangan kepada kita, “ … siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah-lembut dan hormat.”
Satu-satunya jalan agar Anda dapat menjawab mereka yang bertanya, yang  mencemohkan atau yang dengan tulus mencari kebenaran ialah ”selalu siap untuk menjawab” mereka dengan membaca dan mempelajari Firman Allah setiap hari.

10.  Menjamin keberhasilan Anda.

Setiap orang ingin berhasil. Dan kabar baiknya adalah: Tuhan menginginkan Anda berhasil, bahkan bersedia membantu membawa Anda pada keberhasilan sejati. Itu bukan berarti soal popularitas, kekayaan atau kemasyuran. Anda bisa memilikinya tanpa keberhasilan. Ini soal menjadi seseorang yang dikehendaki Tuhan dalam melakukan tujuan-tujuan Tuhan di dunia ini.
Yosua 1:8 berkata, Janganlah sengkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan sengkau akan beruntung. Dengan merenungkan Firman Tuhan tiap-tiap hari seseorang dapat mencapai keberhasilan yang diinginkannya. Hal ini benar-benar terjadi dalam hidup Yosua.
Bandingkan lagi dengan Mazmur 1:1-3, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanan di tepih aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.?


2.      REFLEKSI

Dalam menggali isi Alkitab, yang harus dilakukan oleh seorang penafsir adalah menggunakan Hermeneutika yang jelas dan yang tepat supaya dalam penafsiran Alkitab bisa menghasilkan hasil Analisa yang tepat. Dengan demikian maka, seorang penafsir memperhatikan beberapa hal penting didalam Alkitab, adalah sebagai berikut:
1.      Melihat Konteks dari keberadaan ayat tersebut
2.      Melihat Alinea tersebut secara hati-hati
3.       Melihat satu Perikop di Pasal tersebut
4.      Melihat satu Pasal dari Kitab tersebut
5.      Melihat satu Kitab secara utuh,
6.      Melihat Keseluruhan Kitab, secara utuh.

Dengan memperhatikan keenam point diatas, tentu akan menjadikan hasil penafsirannya akan lebih tepat untuk dapat digunakan dalam pelayanan, baik mengkhotbahkan kepada jemaat, maupun mengajarkan kepada mahasiwa atau berkonseling dalam keluarga Kristen dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan penafsiran yang penuh kehati-hatian, maka bisa memahami bahkan bisa membedakan antara Simbolisme dan Tipologi, sesuai dengan konteks penulisan Kitab tersebut. Seorang penafsir harus pasih dalam belajar seluruh Alkitab, maupun berteologi. Mempelajari Alkitab harus sesuai dengan tujuan penulisan, di konteks Kitab tersebut.
Para Teolog maupun kekristenan masa kini, kurang berminat untuk mempelajari Simbolisme dan Tipologi secara mendalam, tentu sangat berbahaya karena bisa saja mengkhotbahkan atau mengajarkan dengan keliru karena kurang menelaah atau memahami konteks, budaya, ekonomi, dalam penulisan Kitab tersebut. Maka betapa pentingnya mempelajari Alkitab yang menceritakan mengenai simbolisme dan tipologi.
TIPOLOGI
SIMBOLISME
Gambaran di PL dipakai untuk menggambarkan Sesuatu yang akan datang di PB, masa kini Gereja. Gambaran di PL sebagai peramalan atau prediksi awal bagi penggenapan di PB atau Gereja masa kini. Gambaran akan Sesuatu yang pada waktunya akan digenapkan.
Meramalkan /memprediksi dengan memkai institusi, kegiatan, oknum. Salah satu Tipologi adalah:
-          Memang semua sejarah Keselamatan sebagai Sesuatu yang berlanjut di dalamnya ada benda, orang, kelembagaan serta peristiwa aktivitas.
-          Sesuatu yang dinubuatkan dalam PL dihubungkan dengan sesuatu yang ada di PB.
-          Sesuatu di PL memberi bayangkan bagi Sesuatu di PB dan di masa kini yaitu Gereja-Nya.
-          Berusaha mengenali hubungan Teologis antara Sesuatu di PL dan Sesuatu di PB tersebut.
Hanya mengajarkan kebenaran yang nyata, “tanpa meramalkan atau memperidiksi” segala sesuatu yang sungguh-sungguh atau benar-benar terjadi sebagai fakta kebenaran tersebut. Adapun yang dengan Simbol adalah:
-          Obyek-obyek actual yang ada, baik Simbol maupun Ide yang mewakili Simbol yang berasal dari dunia dan realitas pada symbol itu dinyatakan.
-          Menunjukan kebenaran-kebenaran relgius.
-          Maknannya bisa memiliki penjelasan, bisa juga tidak sehingga perlu ditafsirkan atas dasar budaya pada masa symbol itu dinyatakan: Latar Belakang Masyarakat Pemakainya, penggunaannya dalam budaya -budaya terkait, struktur symbol, sifat, ciri, karakter, hirarki. Bahasa dan Bahasa yang digunakan saat itu.
-          Gambaran yang melambangan Sesuatu yang ada pada masanya.
-          Gambaran yang tidak memiliki potensi peramal/prediksi
-          Gambaran akan Sesuatu yang tidak memiliki kaitan penting dengan waktu.





PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: SELASA, 24 APRIL 2018

1. PERUMUSAN

Ada orang – orang mempelajari teologi Kristen sebagai suatu yang berakhir pada pembelajaran itu sendiri; belajar demi belajar tanpa terlihat adanya relasi pembelajaran itu dengan kehidupannya sehari-hari dan tanpa menimbulkan efek positif dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia. Sebaliknya, yang terlihat adalah kesombongan dari sang pembelajar karena mengetahui begitu banyak tentang teologi Kristen dan munculnya perpecahan dan sakit hati ketika pengetahuan yang banyak itu dijadikan senjata untuk menyerang pemikiran maupun orang lain yang berbeda pandangan dengan dirinya atau yang lebih kurang berpengetahuan dibandingkan dirinya.
       Sebenarnya, tidak ada orang Kristen yang sama sekali dapat lepas dari sebuah teologi. Karena teologi adalah tata bahasa dari iman Kristen dan melalui tata bahasa itulah iman Kristen diungkapkan, didiskusikan, diajarkan serta dijadikan lensa yang dipakai oleh orang yang percaya untuk menafsirkan kehidupan. Karena itu, disadari atau tidak, setiap orang Kristen sesungguhnya membawa teologi dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya, ketika orang Kristen berdoa, dibalik tindakannya ada konsep-konsep teologis yang mendasar, seperti siapakah Allah yang kepada-Nya seseorang berdoa, apakah yang patut dan tidak patut dalam berdoa, apa hubungannya doa dengan kehidupan dunia sehari-hari dan banyak lagi pertanyaan yang sebetulnya membawa konsep teologis tanpa disadari.
Karena itu, kita perlu menyadari teologi apa yang kita bawa dan kembangkan secara pribadi, apakah teologi yag baik dan sehat berdasarkan Firman Tuhan, komprehensif dalam mencakup seluruh pengajaran Alkitab, dan sesuai dengan pengakuan iman gereja sepanjang sejarah. Ada banyak defenisi teologi sistematika sebagai studi tentang apapun yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik.

Berdasarkan batasan yang diatas, ia memberikan beberapa alasan mengapa setiap orang percaya perlu belajar teologi dengan sungguh-sungguh dan sistematis:

Pertama, belajar teologi adalah bagian dari upaya memenuhi Amanat Agung Kristus di dalam Matius 28-19-20. Di dalam amanat-Nya, Yesus tidak hanya mendorong orang untuk menginjili dan membaptis, tetapi juga mengajar semua yang diajarkan oleh Yesus. Karena pada dasarnya seluruh Alkitab berbicara tentang Yesus, berarti yang diminta Yesus sebenarnya mengajarkan seluruh kebenaran Alkitab kepada setiap orang percaya, tentunya termasuk kepada diri sendiri. Pengajaran tentu akan lebih efektif jika semua yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik telah disusun rapi, teratur dan komprehensif. Dengan demikian ketika kita mengetahui suatu topik, misalnya tentang keselamatan, orang percaya tidak perlu sendiri-sendiri membaca seluruh Alkitab dari awal hingga akhir untuk menemukan pengajarannya. Mereka dapat dengan mudah belajar apa yang Alkitab ajarkan tentang topik keselamatan dalam waktu yang singkat dan komprehensif.

Kedua, belajar teologi akan meluruskan pikiran-pikiran kita yang keliru tentang pokok-pokok iman Kristen. Pemahaman kita akan pokok-pokok iman Kristen terbatas bukan hanya keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami pernyataan Allah di Alkitab, tetapi juga karena kecenderungan hati kita yang ingin berontak terhadap pengajaran Alkita yang sulit kita terima atau yang dapat merugikan kita. Sebagai contoh, sebagaian orang mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu disembuhkan dari penyakitnya kalau saja ia cukup beriman. Ketika kita sakit parah, kita akan lebih sulit menerima bahwa kesembuhan bukan selalu menjadi jalan Tuhan dan ini ditunjukkan dengan banyak bagian di Alkitab, antara lain studi tentang kehidupan Rasul Paulus. Belajar teologi secara sistematis dan menyeluruh dapat mengurangi paham-paham yang tidak benar tersebut.

Ketiga, belajar teologi akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Keputusan – keputusan masa depan bisa menyangkut bagaiman kita menyikapi berbagai pengajaran yang ada dari dalam kekristenan maupun pengajaran-pengajaran baru yang akan muncul. Misalnya, studi yang teliti tentang Alkitab akan menunjukkan bahwa Alkitab sungguh dapat dipercaya dalam semua pengajarannya dan Alkitab sendiri memandang dirinya demikian. Ketika ada pengajaran yang mengatakan bahwa sebagian isi Alkitab adalah mitos, kita akan lebih mudah menanggapinya ketika kita belajar sistematis tentang doktrin Alkitab. Teologi juga akan membantu kita untuk mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehari-hari. Misalnya, kita akan lebih mudah untuk memahami bagaimana kita harus memakai uang yang diperoleh dari pekerjaan jika kita mampu memahami apa yang diajarkan Alkitab secara menyeluruh tentang hakikat uang, Sang Pemberi uang, apa yang Allah tuntut tentang keadilan sosial dan sebagainya. Tanpa pemahaman teologi yang baik, kita akan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi kehidupan sehari – hari.

Keempat, belajar teologi akan membantu kita bertumbuh sebagai orang Kristen. Jikalau Allah demikian mengasihi kita sehingga memberikan Anak-Nya untuk menebus kita, tentu kita ingin mengasihi Dia dengan sungguh – sungguh. Sebagai analogi dapat dibayangkan relasi yang ada antara dua kekasih. Karena mereka saling mengasihi, keduanya pasti akan berusaha mengerti seperti apakah diri pasangannya, apa yang disukai pasangannya, bagaimana berkomunikasi dengan tepat dan baik dengan pasangannya dan lainnya. Pemahaman yang semakin tepat tentang pasangannya seharusnya membawa seseorang untuk lebih mampu dan lebih erat dalam berelasi dengan pasangannya tersebut. Hal serupa seharusnya ada pada relasi antara orang percaya dengan Allah. Semakin seseorang mengenal siapa Allah yang disembahnya, apa saja yang telah dilakukan-Nya, seharusnya semakin mendalam relasi orang percaya dengan Allah yang pada akhirnya akan membaca pujian dan syukur kepada Dia. Semua hal yang diperlukan bagi kita adalah mempelajarinya secara sistematis melalui berbagai kelas pembinaan, persekutuan, KTB atau kelompok PA dan seminar pembinaan yang difasilitasi oleh gereja.






Dalam dunia berteologi, sebagai seorang Teolog ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.       Harus ahli atau pasih dalam Alkitab.
b.      Jangan terlalu cepat menyalahkan (menyatakan sesat) kepada hasil penafsiran orang lain, namun lebih baik, menggali atau mempelajari bahkan mengadakan perbandingan penafsiran secara teliti.
c.       Salah satu langkah yang tepat untuk menafsirkan Alkitab adalah melihat sesuai dengan konteks ayatnya.
d.      Seperti halnya, untuk menafsirkan symbol salah satu cara yang paling tepat adalah ditafsirkan sesuai budaya dan masa, untuk menjelaskan symbol-simbol dan tipologi itu ditulis.
e.       Seorang Teolog harus memahami Tipologi dan simbolisme yang ada di dalam Alkitab, sesuai dengan Latar Belakang.
f.        Yang mengandung symbol dan Tipe didalam Alkitab adalah cara jalan keselamatan Allah.
g.      Untuk memahami setiap kutipan dari Perjanjian Lama yang dituliskan dalam Kitab Perjanjian Baru, harus melihat, memahami dan mempelajari dari Latar Belakang di dalam Perjanjian Lama.
h.      Seorang Penafsir, harus membuang asumsi-asumsi atau presuposisi sebelumnya, agar bisa menafsirkan Alkitab sesuai dengan konteks Alkitab tersebut.

Lebih jauh lagi ada beberapa langkah dalam mempelajari Alkitab adalah sebagai berikut:
1.      Berdoalah memohon Roh Kudus memimpin Anda dalam mempelajari Alkitab. Alkitab adalah buku Roh Kudus. Jangan pernah mempelajari Alkitab tanpa meminta Roh Kudus memimpin Anda (Yakobus 1:5).
2.      Tentukan topik/tema apa yang akan kita pelajari. Banyak hal penting yang harus dipelajari dalam Alkitab. Orang Kristen pemula sebaiknya/seharusnya mempelajari dasar-dasar doktrin kekristenan. Misalnya: Allah/Tuhan, Dosa, Keselamatan, pertumbuhan, kedewasaan, keuangan, keluarga, , kejujuran, Gereja, dan Akhir Zaman.
3.      Bacalah kitab itu seluruhnya dengan cermat. Lakukan hal ini berkali-kali untuk menangkap ruang lingkup umum kitab tersebut dalam ingatan.
4.      Pahamilah Alkitab itu secara Literal/Hurufiah. Bacalah dan pelajarilah Alkitab seperti apa firman itu ditulis. Tetapi jangan lupa, Alkitab sesekali menggunakan bahasa alegoris, hiperbola dan metefora.
5.      Tafsirkan Alkitab dengan ayat-ayat Alkitab lainnya. Tidak ada ayat Alkitab yang kontradiksi/saling bertentangan. Ayat-ayat Alkitab saling melengkapi (progresif).
6.      Pahamilah suatu ayat firman Tuhan menurut konteksnya. Konteks adalah penafsir, guru yang lebih baik daripada komentator atau pembimbing manapun.
7.      Pahamilah Alkitab menurut latar belakangnya. Latarbelakang tersebut ialah, tujuan ia menulis, data sejarah, data geografis dan data budaya yang menyangkut ayat tersebut.


2. REFLEKSI

No.
Melkisedek (Kej. 14:18)
No.
Yesus (Ibr. 6:20)

Tupus

Antitupos
1.
-    Ayat di PL Kej. 14:18-20
-    Dalam Hal:
·         Raja salem, Kej. 14:18a
·         Imam Allah yang mahatinggi
-   Diberikan/ “Hadir” sebagai imam karena memberkati Abraham, (Kej. 14:19).
-   Berguna: untuk menyatakan pujian bahwa Allah yang mahatinggi menyerahkan musuh kepada Abraham (Kej. 14:20a)
Kesimpulan: (Tipe) pelayanan keimamatan
1.
-    Ayat di PB: (Ibr. 7:1-3, 21, 24-25).
-    Dalam Hal:
·      Raja Damai Sejahtra (Ibr. 7:2c)
·      Imam TUHAN untuk selamanya (Ibr. 7:21, 24).
-     Diberikan/ “Hadir” sebagai Imam karena memrantai
-     Berguna: Menyelamatkan dengan Sempurna (Ibr. 7:25).
-     Kesimpulan: (Antitipe) Yesus sebagai Imam Besar.

NO.
Darah Habel
No.
Darah Yesus Kristus
1.
Ayat di PL: Kej. 4:10
1.
Ibrani 12:24
2.
Dalam Hal: Berteriak dari dalam Tanah.
2.
Dalam hal: Berbicara lebih kuat
3.
Diberikan Karena: hati kain panas, muka muram dan kain berbuat dosa
3.
Diberikan Karena: Hati orang yang menolak Yesus.
4.
Kegunaan: Orang atau pribadi yang diindahkan Allah.
4.
Pribadi yang berkuasa dan dimuliakan
5.
Kesimpulan Tipe: Darah Habel.
5.
Anti Tipe: Darah Pemercikan Yesus.

NO.
Manna
No.
Roti dari Surga
1.
Ayat di PL: Kel. 16: 4; Maz. 78:24.
1.
Yoh. 6:31
2.
Dalam Hal: Makanan
2.
Dalam hal: Makanan
3.
Diberikan Karena: Bangsa Israel Lapar
3.
Diberikan Karena: Lapar
4.
Kegunaan: Supaya Bangsa Israel Hidup
4.
Diberikan supaya hidup kekal.
5.
Kesimpulan Tipe: Makanan untuk Kebutuhan Tubuh Jasmania.
5.
Anti Tipe: Makanan Untuk Kehidupan Rohani.

NO.
Domba Betina
No.
Anak Domba Allah
1.
Ayat di PL: Im. 4:32
1.
1 Petrus 1:18-19.
2.
Dalam Hal: Tidak bercacat
2.
Dalam hal: Tidak Bernoda dan Tidak Bercacat.
3.
Diberikan Karena: dikurbankan karena dosa.
3.
Diberikan Karena: Cara Hidup Manusia yang sia-sia.
4.
Kegunaan: Kurban Penebus Dosa
4.
Untuk Penebusan Dosa.
5.
Kesimpulan Tipe: untuk menutup Dosa tidak menebus
5.
Anti Tipe: Untuk Menebus dosa secara tuntas sekali untuk selamanya.


NO.
Anak Domba Paskah
No.
Yesus Anak Domba Paskah
1.
Ayat di PL: Kel. 12:1-11.
1.
1 Kor. 5:7.
2.
Dalam Hal: Penyelamat Fisik.
2.
Dalam hal: Penyelamatan Rohani
3.
Diberikan Karena: ancaman maut/ada hukuman mati.
3.
Diberikan Karena: Ada roh terancam binasa
4.
Kegunaan: Supaya Hidup
4.
Supaya Selamat
5.
Kesimpulan Tipe: selamat dari kematian sementara.
5.
Anti Tipe: Keselamatan jiwa, untuk kehidupan kekal.
























PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: RABU, 25 APRIL 2018

1.      PERUMUSAN:

a.      Analisa Teks

Seorang penafsir harus terlebih dahulu yakin bahwa teks yang ada padanya adalah yang paling dekat dengan naskah asli, karena penyalinan naskah-naskah PL dan PB dilakukan dengan sikap yang sangat teliti. Di bagian ini dijelaskan tentang sejarah singkat pembentukan PL dan PB sebagai kanon, pembaca juga dibawa untuk mengenal salinan-salinan dan terjemahan-terjemahan kuno yang penting, juga dijelaskan mengenai codex yang merupakan bentuk penjilidan buku yang mirip dengan buku modern. Menurut pembaca apa yang disampaikan penulis dalam buku ini sangat jelas bahwa sebelum penafsir mencari arti yang dimaksud dalam Alkitab, maka dia harus lebih dahulu yakin bahwa Alkitab itu adalah Firman Allah, terlebih setelah mempelajari bagaimana proses kanonisasi Alkitab, yaitu berdasarkan pengujian yang ketat, sungguh-sungguh, lama dan universal.

b.      Analisa Isi Kitab/Introduksi

Dalam bukunya ini, Hasan Sutanto menyatakan bahwa seorang baru akan dapat menafsir dengan tepat jika sudah mempersiapkan diri membaca Alkitab dengan teratur dan terencana. Setelah membaca Alkitab dengan cepat beberapa kali, kemudian disusul dengan pembacaan yang agak pelan disertai dengan observasi yang lebih cermat. Menurut pembaca, hal ini sangat tepat karena untuk dapat menafsir dengan baik, penafsir harus benar-benar mengenal isi kitab yang hendak ditafsirkannya. Dalam menganalisa ini hal yang perlu diperhatikan adalah latar belakang penulisan kitab, tanggal penulisan kitab yang biasanya ditentukan juga oleh gaya bahasa dan ajaran utama suatu kitab, dan pembaca kitab (harus memperhatikan tempat tinggal pembaca dan data-data tentang diri pembaca) karena hal ini akan sangat menentukan dalam penafsiran maksud penulis dalam menulis kitabnya.


c.       Analisa Sejarah dan Latar Belakang

Dengan mengetahui sejarah dan latar belakang situasi zaman itu diharapkan penafsir modern dapat mengerti maksud sesungguhnya dari penulis Alkitab. Menurut pembaca hal ini sangat penting agar penafsir tidak membawa masuk maksudnya ke dalam Alkitab karena bisa saja suatu kebiasaan pada zaman itu berbeda maknanya dengan zaman sekarang. Demikian juga dalam menyelidiki latar belakang harus memperhatikan unsur geografis, unsur waktu, unsur agama, unsur politik dan ekonomi, unsur kebudayaan dan kebiasaan. Dengan menyelidiki hal-hal tersebut kita akan dapat memahami tujuan dan maksud penulis dalam penulisan kitabnya.

d.      Analisa Sastra

Dalam arti luas analisa ini mencakup sejarah, pengarang,sumber, bentuk, konteks dan lain-lain. Sedang alam arti sempit analisa ini berfokus pada tujuan, struktur, bentuk penulisan, nada/modus suatu kitab/bagian yang ingin ditafsir. Pembaca setuju dengan penulis, karena dengan analisa sastra yang cermat, maka seorang penafsir dapat mengenal isi kitab dengan menyeluruh dan teratur serta menentukan bagian yang ingin ditafsir dalam kitab itu dan memakai cara penafsiran yang tepat atas gaya penulisan tertentu. Analisa sastra memperhatikan juga gaya sastra sebuah kitab atau sebagian kitab tersebut.

e.       Analisa Konteks

Konteks yang dimaksud untuk menunjukkan hubungan yang menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab dan biasanya dibagi dalam: analisa kontes dalam pengertian sempit/dekat yang menunjuk ayat atau ayat-ayat yang berkisar sebelum dan sesudah ayat-ayat yang ingin ditafsir dan analisa konteks dalam pengertian luas/jauh yang dapat dilihat dalam konteks dalam kitab-kitab lain, konteks dalam kitab-kitab yang ditulis oleh pengarang yang sama dan konteks dalam kitab itu sendiri. Pembaca sangat setuju dengan ide penulis, karena analisa konteks ini sangat menolong dalam mencari maksud dari ayat yang hendak ditafsir. Karena seringkali ayat yang hendak ditafsir tidak dapat berdiri sendiri, tatapi berhubungan dengan ayat sebelum dan sesudahnya atau bahkan dengan kitab lain.

f.        Analisa Kata (Semantik, Lexicologi)

Tanpa menguasai arti suatu kata, penafsir tidak mengerti maksud dari suatu kalimat, apalagi menafsirnya. Untuk penyelidikan kata mencakup 3 bidang, yaitu: Fonologi (ilmu suara kata), Morfologi (ilmu bentuk kata) dan Semantik (ilmu arti kata) yang berfokus pada penyelidikan arti kata. Harus diperhatikan bahwa dalam Alkitab sering terdapat kata-kata yang sama, tetapi mengandung pengertian yang berlainan dan arti suatu kata terus berkembang, sehingga tidak tepat jika penafsir menjelaskan suatu kata dengan konotasi modern. Penafsir juga harus terbuka akan adanya ungkapan khusus. Pada prinsipnya menurut pembaca apa yang disajikan oleh penulis sangat tepat karena hal ini merupakan hal yang paling esensi dalam suatu penafsiran. Karena itu penafsir harus hati-hati dalam melakukan penyelidikan analisa kata ini.

g.      Analisa Tata Bahasa

Analisa ini penting karena suatu kalimat, biasanya ditulis menurut hukum tata bahasa dan struktur tertentu. Sebenarnya analisa tata bahasa berhubungan sangat  erat dengan analisa kata. Sebab suatu kata Ibrani atau Yunani dapat diterjemahkan menjadi suatu kalimat, yang jelas bersangkut paut dengan hukum tata bahasa. Berdasarkan apa yang disampaikan penulis, menurut pembaca sebenarnya analisa tata bahasa ini sangat berhubungan erat dengan analisa-analisa yang sebelumnya. Karena untuk menghasilkan penafsiran yang baik memang dibutuhkan analisa yang menyeluruh dari kitab yang hendak ditafsirkan.

h.      Integrasi

Setelah penyelidikan terhadap pelbagai aspek dan bagian Alkitab yang hendak ditafsir telah dilakukan, tiba saatnya penafsir mengintegrasikan semua data itu menjadi suatu tafsiran yang utuh, indah,jelas dan mudah dimengerti. Usaha mengintegrasikan data-data analisa menjadi suatu tafsiran yang baik adalah suatu usaha yang lebih bersifat seni dari pada ilmiah. Itu sebabnya di bagian awal penulis telah menyatakan bahwa Hermeneutik bukan sekedar ilmu, tetapi juga mengandung unsur seni karena ini sangat dibutuhkan ketika penafsir mengintegrasikan hasil analisa yang telah dilakukan dalam mencari arti yang dimaksud penulis.

Karena dalam Alkitab terdapat bermacam-macam gaya sastra dan cara komunikasi, maka penulis merasa perlu untuk mengajak pembaca untuk memperhatikan cara-cara dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan gaya sastra dan cara komunikasi tertentu, sehingga diharapkan penafsir modern bukan saja terhindar dari bahaya salah menafsir, bahkan maju satu langkah dapat menafsir dengan jelas dan tepat. Pembaca setuju dengan pendapat ini karena memang kalau kita selidiki, maka beberapa penulis Alkitab menggunakan gaya bahasa yang khas seperti Mazmur, Amsal, Ayub yang berbentuk syair dan lain-lain. Dalam bab ini dibahas mengenai:

a.      Bahasa Kiasan yang Pendek

Yaitu suatu  cara komunikasi (lisan atau tertulis) yang menyampaikan suatu berita dengan cara memperbandingkan, atau mengasosiasikan dengan hal lain. Bahasa kiasan adalah suatu alat komunikasi yang dapat memberi penjelasan, gambaran yang lebih hidup, jelas dan mudah diingat. Di sini dijelaskan pula beberapa jenis bahasa kiasan pendek dan juga beberapa pegangan untuk penafsiran bahasa kiasan pendek.

b.      Perumpamaan

Perumpamaan di Alkitab adalah cerita-cerita yang dipakai untuk menjelaskan suatu ajaran moral atau kebenaran rohani, karena cerita ini memiliki beberapa persamaan dengan ajaran atau kebenaran tersebut. Yang perlu diperhatikan di sini adalah sumber perumpamaan, tujuan perumpamaan, struktur perumpamaan, isi dan teologi dalam perumpamaan-perumpamaan PB. Pembaca setuju bahwa sebagai seorang penafsir perlu memperhatikan metode penafsiran perumpamaan, karena permpamaan banyak dipakai dalam PB. Bahkan menurut perkiraan, sepertiga dari pengajaran Yesus disampaikan dalam bentuk perumpamaan.

c.       Allegori

Allegori adalah suatu cerita yang mencoba mengadakan beberapa perbandingan. Allegori adalah perumpamaan yang jauh lebih rumit dan lain dengan perumpamaan, allegori tidak begitu memperhatikan nasehat moral, tetapi kebenaran yang bersifat teoritis. Dijelaskan juga oleh penulis beberapa prinsip penafsiran allegoris. Menurut pembaca hal ini sangat penting karena ternyata  pemakaian allegori dalam Alkitab sudah berbeda dengan metode penafsiran allegori sekarang ini, sehingga penafsir sering mengabaikan maksud dari penulis Alkitab dan memaksakan maksud dirinya sendiri ke dalam bagian Alkitab yang hendak ditafsir, hingga artinya bergeser dari arti yang dimaksud penulis.

d.      Simbol

Simbol di sini adalah suatu hal yang dipakai untuk menyampaikan suatu pengertian yang melebihi pengertian umum/biasa dari hal yang dipakai tersebut. Dalam Alkitab terdapat cukup banyak simbol, yang dapat dibagi menurut jenisnya, yaitu benda, peraturan/upacara, tindakan yang bermakna simbolik, angka, warna, nama, penglihatan, dan mujizat. Penulis juga memberikan beberapa prinsip/metode dalam menyelidiki simbol ini. Pembaca setuju dengan maksud penulis, karena dalam Alkitab terdapat banyak simbol yang digunakan dan masing-masing memiliki pesan khusus yang harus ditafsirkan secara benar. Itu sebabnya kita perlu belajar prinsip penafsirannya.

e.       Tipe (Tipologi)

Tipologi adalah suatu korespondensi dalam satu, atau beberapa aspek tokoh, peristiwa, benda dan lain-lain di PL dengan tokoh, peristiwa, benda dan lain-lain yang lebih dekat atau sezaman dengan penulis PB. Atau suatu bayangan dari suatu kebenaran yang terdapat dalam PL, sedang perwujudannya terdapat dalam PB. Prinsip yang diberikan penulis dalam menyelidiki tipologi menurut pembaca akan sangat membantu di dalam penafsiran karena tipologi ini berbeda dengan allegori, namun kebanyakan penafsir menyamakannya sehingga artinya menjadi bias. Dari prinsip yang disampaikan penulis yang perlu diperhatikan adalah penjelasan bahwa tipologi jelas berorientasi ke sejarah, sedang allegori mencoba mencari makna yang tersembunyi di belakang pengertian harfiah.

f.        Syair

Syair yang dimaksud di sini terbatas hanya syair PL karena luasnya bahasan dalam Alkitab sangat luas. Hal-hal yang dibahas oleh penulis antara lain: sifat syair PL, fungsi/jenis syair PL, beberapa ciri khas dari syair PL, beberapa hal tentang kitab Mazmur, dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penafsiran syair Alkitab. Menurut pembaca kita perlu mempelajari prinsip/metode penafsiran bentuk syair, karena sepertiga bagian dari PL saja ditulis dalam bentuk syair. Pembaca setuju dengan penulis bahwa dalam penafsiran syair Alkitab kita harus memperhatikan konteks, latar belakang dan tujuan utama penulisan syair supaya tidak salah dalam memahami arti yang dimaksud penulis kitab tersebut.

g.      Nubuat

Di bagian ini, penulis memberi penjelasan tentang fungsi nabi, beberapa aspek isi berita nubuat, beberapa ciri nubuat secara umum, beberapa persoalan dalam penafsiran nubuat dan beberapa pegangan dalam penafsiran nubuat. Menurut pembaca, memang perlu mempelajari prinsip penafsiran nubuat bukan saja karena jumlah ayat-ayat yang bersifat nubuat sangat banyak, tetapi juga karena ayat-ayat demikian sulit ditafsir dan sering menimbulkan perdebatan yang sengit.

h.      Apokaliptik

Dalam pengertian umum, istilah ini menunjuk sekelompok literatur beserta konsep-konsep dasarnya, yang bertumbuh subur di daerah Alkitab, yang banyak terdapat di sekitar abad ke-2 sM sampai abad pertama. Dalam bagian ini penulis membahas mengenai ciri-ciri literatur apokaliptik umum, sebab timbulnya dan asal-usul literatur apokaliptik umum, perbedaan antara literatur apokaliptik umum dan Alkitabiah, dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penafsiran Apokaliptik. Menurut pembaca, setiap penafsir perlu mempelajari metode penafsiran apokaliptik, karena hal ini menubuatkan hal-hal yang akan datang, hampir mirip dengan nubuat. Apokaliptik sangat menonjol dalam hal eskatologi.

i.        Surat

Penulis  mengutip pendapat dari Adolf Deismann, yang pada awal abad ke-20 menyelidiki surat-surat kuno yang ditulis dalam papirus dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu Surat Umum dan Surat Pribadi. Surat ini banyak kita jumpai dalam PB, dalam PL hanya terdapat beberapa surat saja. Pembaca setuju dengan penulis bahwa kita perlu mempelajari metode penafsiran surat, karena dalam PB saja terdapat 23 surat. Pembaca juga setuju bahwa untuk mengerti suatu surat, kita perlu membaca keseluruhannya dengan cermat dan mengerti latar belakangnya sehingga dapat mengerti maksud si penulis surat tersebut.

j.        Kutipan-kutipan PL dalam PB

Hubungan antara PL dan PB begitu erat dan tak terpisahkan, ini didasarkan atas kesaksian penulis-penulis PB dan bahkan Tuhan Yesus sendiri. Dalam bagian ini penulis memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal kutipan PL dalam PB, yaitu: batas suatu kutipan, naskah/terjemahan Alkitab yang dipakai oleh penulis-penulis PB, cara penafsiran yang dipakai oleh penulis-penulis PB dan fungsi kutipan PL adalah konteks PB. Pembaca setuju dengan pendapat penulis, karena dalam PB terdapat cukup banyak kutipan dari PL dan cara penafsiran penulis PB cukup kaya. Pelbagai penafsiran/penjelasan ini menolong kita lebih mengerti Firman Allah baik di PL maupun di PB. Sebab penulis-penulis PB adalah hamba-hamba Tuhan yang diberi ilham oleh Allah untuk melihat makna yang lebih lengkap, pengertian yang lebih dalam, dan penggenapan yang lebih jelas yang belum diketahui oleh penulis PL.




Membaca Alkitab, lebih penting adalah harus melihat Latar Belakang Penulisan Kitab Tersebut. Dari beberapa hal yang perlu diperhatian sebelum menafsirkan Alkitab adalah sebagai berikut:
a.       Latar belakang dari yang menulis (Penulis)
b.      Latar Belakang Budaya saat penulisan Alkitab
c.       Latar Belakang Sosial saat penulisan Kitab tersebut
d.      Latar Belakang Bahasa saat penulisan Kitab tersebut
e.       Latar Belakang Ekonomi saat penulisan Kitab tersebut


2.      REFLEKSI:

A.    Membasuh Tangan:

-          Kel. 30:19 untuk ritual
-          Im. 15:11, tanda pentahiran
-          Ul. 21:6, tanda tdk bersalah
-          Maz. 26:6, tanda tidak bersalah
-          Mat. 15:2, kebersihan adat istiadat
-          Mat. 27:24, tanda tidak bersalah
Kesimpulan: Tanda/symbol dari Yesus dengan darah-Nya, menyucikan dosa-dosa kita, sekali untuk selama-lamanya.

B.     ROTI

-          Kejadian  14:18 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-          Kejadian 18:5 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-          Kejadian  21:14 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-          Kejadian  25:34 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-          Kejadian  28:20 Memberi makan untuk menguatkan tubuh.
-          Yohanes  6:33 Yesus adalah Roti yang turun dari Surga untuk memberi Hidup
-          Yohanes  6:35 Yesus adalah Roti yang Menghidupkan Rohani.
-          Yohanes 6:41 Yesus adalah Roti yang Turun dari Surga.
-          Yohanes  6:48 Yesus adalah roti hidup.
-          Yohanes  6:50 Yesus adalah Roti yang turun dari sorga, yang menhidupkan manusia.
-          Yohanes  6:51 Yesus adalah roti hidup, siapapun yang makan akan akan hidup selama-lamanya.
-          Yohanes  6:58 Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Kesimpulannya adalah: Symbol, Roti menggambarkan pribadi TUHAN Yesus yang adalah pemberi kehidupan kekal.

c.       Tanah Liat

-          Kejadian 11:3 => Bahan bangunan
-          Ayub 10:9 => bahan membuat manusia
-          Ayub 33:6 => Bahan membuat manusia
-          Yesaya 41:25 =>bahan membuat periuk
-          Yeremia 18:4 => bahan yang rapuh
-          Daniel 2:42 => bahan yang rapuh
-          Roma 9:21 =>  bahan yng tarik berhak atas dirinya
Artinya: Simbol dari manusia yang tidak berharga dan fana

d.      Minyak

-          Kejadian 28:18 => untuk ritual
-          Keluaran 27:20 (zaitun tumbuk murni) => untuk lampu kemah
-          Keluaran 29:27 (zaitun tumbuk murni) => untuk urapan
-          Keluaran 29:2 => untuk mengolah makanan
-          Yakobus 5:14 => untuk mengolesi
-          Ibrani 1:9 => tanda kesukaan
Artinya: Minyak yang memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda tidak bisa di generalkan.


e.       Membasuh Tangan

-          Keluaran 30:19 => secara fisik untuk ritual supaya bersih dan tidak bersalah
-          Imamat 15:11=> pentahiran
-          Ulangan 21:6 => tanda tidak bersalah
-          Mazmur 26:6 => tanda tidak bersalah
-          Matius 15:2 => tanda kebersihan adat-istiadat supaya bersih
-          Matius 27:24 => tanda tidak bersalah
Artinya: membasuh tangan merupakan suatu tanda kebanggaan dari suatu kelayakan dan kebersihan.

TIPOLOGI TABERNAKEL:

NO.
Mazbah Kurban Bakaran
No.
Yesus
1.
Ayat di PL: Kel. 27:1-8
1.
Ibrani 13:10-21
2.
Dalam Hal: hal benda yang digunakan untuk ritual penebusan dosa.
2.
Dalam hal: hal pribadi-Nya menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan.
3.
Diberikan Karena: YHWH yang memerintahkan untuk ritual.
3.
Diberikan Karena: Allah yang menghendaki.
4.
Kegunaan: Kurban yang dibakar
4.
Supaya Menguduskan
5.
Kesimpulan Tipe: Tipenya Mezbah kurban bakaran yang menceritakan peristiwa  bukan hanya bendanya saja mezbah tetapi juga termasuk peristiwa mezbah kurban bakaran kurban+darah.
5.
Anti Tipe: Tuhan Yesus mengurbankan diri-Nya di atas Kayu Salib sebagai Penebusan bagi umat Manusia di atas muka bumi ini.






NO.
Ukupan
No.
Doa Orang Kudus
1.
Ayat di PL: Kel. 30:7
1.
Wahyu 8:1-4; Mazmur 142:2
2.
Dalam Hal: Campuran Untuk dibakar
2.
Dalam hal: Persembahan di hadapan Allah.
3.
Diberikan Karena: Perintah YHWH.
3.
Diberikan Karena: sebagai bukti iman kepada Allah.
4.
Kegunaan: Untuk dibakar
4.
Mempersembahkan Kemenyan Bersama doa orang kudus.
5.
Kesimpulan Tipe: Ukupan
5.
Anti Tipe: Doa orang Kudus
























PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: KAMIS, 26 APRIL 2018

1.      PERUMUSAN

Kemampuan untuk menggali kekayaan rohani dalam Alkitab tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian dan kepintaran penafsir. Tetapi lebih daripada itu kekudusan hidup dan kedekatan penafsir dengan Tuhan sangat menentukan dalam pekerjaan menafsir Alkitab. Orang yang memiliki kehidupan rohani kepadanya akan disingkapkan pemahaman-pemahaman yang benar seputar firman Allah
Sebelum belajar Alkitab atau menafsirkan ayat Alkitab, terlebih dahulu yang harus dilakukan oleh para Teolog atau Penafsir Alkitab adalah sebagai berikut:
a.       Mempunyai Alkitab.
Mungkin saja syarat ini adalah syarat yang amat sederhana tetapi menempati posisi pertama dan yang utama.
b.      Alkitab yang harus kita miliki tentunya adalah Alkitab dalam bahasa yang kita mengerti, misalnya Alkitab terjemahan bahasa Indonesia. Disamping itu penting juga kita memiliki Alkitab dalam bahasa lain misalnya Alkitab bahasa daerah, bahasa Inggris. Tujuannya untuk menjadi pembanding sehingga semakin memperkaya kita. Bahkan jika memungkinkan kita bisa memiliki Alkitab dalam bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani) sehingga pekerjaan menafsir yang kita lakukan makin baik.
c.       Berdoa dan minta Roh Kudus memberi pengertian. Seperti dikatakan dalam Yohanes 16:13 berbunyi, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” 
d.      Tekun membaca Alkitab.
Menjadi seorang penafsir adalah adanya kesedian untuk tekun membaca Alkitab. Mustahil kita bisa menggali dan menemukan kekayaan rohani yang tersimpan di dalam Alkitab bila kita tidak pernah menyediakan waktu untuk membaca Alkitab. Seorang penafsir yang baik adalah orang yang  setiap hari, rutin dan berulang-ulang membaca Alkitab. Dari ketekunan membaca Alkitab, Roh Kudus akan memimpin kita untuk menemukan rahasia-rahasia rohani yang terkandung dalam huruf-huruf Alkitab.
e.       Percaya bahwa Alkitab firman Allah
Ada banyak penafsir Alkitab yang memegang Alkitab, membacanya dan mencoba mencari sesuatu di dalamnya; tetapi di saat yang sama ia tidak mempercayai Alkitab itu sebagai firman Allah. Sikap seperti ini pasti tidak akan menghasilkan apa-apa yang bisa membangun kehidupan rohaninya atau orang lain. Karena itu sebelum kita menafsir Alkitab, hendaknya kita memastikan bahwa kita mengakui Alkitab sebagai firman Allah yang telah diwayhukan kepada para nabi dan rasul-Nya. Dengan mempercayai Alkitab sebagai firman Allah akan melahirkan sikap hormat kepada Alkitab.
f.        Memilki kehidupan rohani yang baik
g.      Sebelum menafsirkan Alkitab, setiap orang harus mengerti lebih dulu beberapa kebenaran mengenai Alkitab. Dengan mengerti akan kebenaran-kebenaran ini maka setiap orang akan dapat menjadi seorang penafsir Alkitab yang baik, kompeten, benar dan tidak sesat di dalam menafsir. Beberapa kebenaran yang mutlak harus kita pahami, mengerti dan imani adalah sebagai berikut:
h.      Alkitab adalah firman Tuhan.
Alkitab merupakan firman Tuhan. Hal ini harus dimengerti dan menjadi sikap iman kita. Mengapa? Sebab ada beberapa pandangan sesat yang tidak sesuai dengan iman Kristen bertalian dengan hal ini. Pandangan-pandangan itu diantaranya menyebut:
Ø  Alkitab bukan firman Tuhan
Ø  Alkitab berisi firman Tuhan
Ø  Alkitab mengandung firman Tuhan
i.        Alkitab adalah kitab yang diwahyukan oleh Allah.
Alkitab ditulis sejak jaman Musa sampai masa rasul-rasul Kristus. Masa penulisannya sangatlah panjang, kira-kira 1500 tahun. Para penulisnya merupakan orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Mereka menulis atas inspirasi dan ilham dari Roh Kudus (Keluaran 34:27; Yeremia 30:1-2; Habakuk 2:2; I Korintus 14:37; Wahyu 1:11; II Timotius 3:16).
j.        Alkitab 100% benar. Ia tidak salah dalam hal sejarah, fakta, angka, ajaran, etika, teologi dan sebagainya. Sebagai ilham Allah, kata-kata seperti, “Allah berfirman, maka firman Tuhan datang kepadaku, bunyinya…” dan sejenisnya tercatat ada lebih dari 3800 kali.
k.       Alkitab terdiri dari 66 buku.
Alkitab hanya terdiri dari 66 buku, yang terdiri dari 39 kitab-kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab-kitab Perjanjian Baru. Alkitab disebut sebagai kitab kanonikal.
l.              Pahami ayat Alkitab tersebut apa adanya sesuai dengan konteks
m.          Harus selidiki terlebih dahulu secara seksama
n.            Bedakan Simbol dan Tipe dalam Alkitb
o.            Setiap kata dalam Alkitab harus dilihat dengan semua sudut pandang.
p.            Tidak memisahkan ayat Kitab Suci dari ayat-ayat sekitarnya dan menganggap bahwa arti dari ayat itu tidak tergantung pada ayat-ayat di sekitarnya.
















2.      REFLEKSI

NO.
Korban Penghapus Dosa
No.
Tubuh Yesus Kristus
1.
Ayat di PL: Im. 16:27-34
1.
Ibr.10:1-10
2.
Dalam Hal: Pentahiran
2.
Dalam hal: Penghapusan dosa, korban binatang di PL TUHAN tidak berkenan karena tidak sempurna
3.
Diberikan Karena: Dosa di hadapan TUHAN
3.
Diberikan Karena: Dosa
4.
Kegunaan: pendamaian 1x setahun
4.
Menyucikan sekali untuk selamanya
5.
Kesimpulan Tipe: Kurban-kurban Binanatng.
5.
Anti Tipe: Persembahan Tubuh Yesus Kristus

NO.
Harun – Imam Besar
No.
Yesus, Imam Besar Agung
1.
Ayat di PL: Im. 16:31-34, 1Taw. 24:19
1.
Ayat di PB: Ibr.4:14, 9:15-19 dan pasal 7
2.
Dalam Hal: Ketetapan Untuk Selamanya
2.
Dalam hal: Peraturan Imam Melkisedek (7:15-17)
3.
Diberikan Karena: Dosa-Dosa bagi Imam, bangsa Israel
3.
Diberikan Karena: ada Dosa manusia (Pasal 9:25-28)
4.
Kegunaan: untuk mengadakan pendamaian bagi imam dan bangsa Israel
4.
Kegunaan: Untuk mendamaikan seluruh Bangsa. (Pasal 2:17)
5.
Kesimpulan Tipe: Harun Imam Besar Bangsa Israel.
5.
Anti Tipe: Yesus Pengantara Allah dan Manusia segala Bangsa.




NO.
Tabir
No.
Tubuh Yesus
1.
Ayat di PL: kel. 26:32-1-34
1.
PB: Luk. 23:45-46, Ibr. 10:19-20.
2.
Dalam Hal: Kain Penudung
2.
Dalam hal: TubuhNya Yesus
3.
Diberikan Karena: Perintah TUHAN
3.
Diberikan Karena: Penyyerahan nyawa-Nya kepada Bapa
4.
Kegunaan: Pemisah TempatKudus dan Tempat Maha Kudus
4.
Kegunaan: Tabir Bait Suci terbela dua.
5.
Kesimpulan Tipe: Pemisah jalan masuk ke ruang Maha Kudus.
5.
Anti Tipe: Yesus Pembuka jalan yang baru.


NO.
Keimamatan (Kain Lenan Halus)
No.
Perbuatan benar orang Kudus
1.
Ayat di PL: Kel. 28:5-7
1.
PB: Luk. 19:8.
2.
Dalam Hal: berpakaian
2.
Dalam hal: Pakaian Pengantin wanita (Gereja TUHAN)
3.
Diberikan Karena: TUHAN Jabatan Imam
3.
Diberikan Karena: Kehendak TUHAN.
4.
Kegunaan: Penutup Tubuh.
4.
Kegunaan: Tabir Bait Suci terbela dua.
5.
Kesimpulan Tipe: Pemisah jalan masuk ke ruang Maha Kudus.
5.
Anti Tipe: Yesus Pembuka jalan yang baru.








PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: JUMAT, 27 APRIL 2018

1.      PERUMUSAN

Setiap Pelajar atau Penafsir bahkan Teolog, diharapkan supaya dalam mempelajari Alkitab, harus memiliki kerinduan hati untuk menafsirkan Alkitab dengan baik dan tepat melalui beberapa langkah berikut ini:
a.       Dalam menggali Alkitab penuh bertanggung jawab, dengan harus pasih dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
b.      Dalam menggali Alkitab, para Penafsir harus memahami seluruh konteks dalam penulisan Alkitab tersebut.
c.       Memahami budaya, pada saat Alkitab itu dituliskan
d.      Latar Belakang masyarakat pemakainnya
e.       Penggunaannya dalam budaya-budaya terkait
f.        Struktur Simbol-Karakter, sifat, ciri, Hirarki
g.      Bahasa dan latar belakang Bahasa yang digunakan
Memperhatikan Kesatuan Alkitab.
h.      Wahyu Progresif (Progresive Revelation), Siapapun yang gagal melihat Progresivitas (perkembangan) Wahyu Tuhan dalam Alkitab Akan Gagal Menafsirkan Topik Utama Alkitab (doktrin Keselamatan). Ia juga akan gagal melihat Perkembangan Tata Ibadah dari Ibadah Simbolik ke Ibadah hakekat (Dalam Roh dan Kebenaran), Akibat selanjutnya ialah, Akan tersisa bentuk-bentuk Ibadah Simbolik dan Ritual dalam Gerejanya.
i.        Pahami Plan A dan Plan B,
Sifat Tuhan tidak pernah berubah, namun Program Tuhan bisa berubah. Setelah menciptakan Alam Semesat Tuhan melihat Semuanya Baik dan beristirahat. Tetapi karena manusia Jatuh ke dalam Dosa, Maka Tuhan bekerja Lagi (Yoh 5:17) Untuk Menyelamatkan Manusia.
j.        Memahami Berbagai Disiplin Ilmu Teologi,
Hasil Penafsiran yang Tep[at dan Benar Pasti Tidak Saling bertenatangan. Tiap-tiap topic Doktrin harus berkesinambungan. Kalau Doktrin Keselamatan kita menyimpulkan bahwa kita diselamatkan Hanya Dengan bertobat dan Percaya, maka Tidak perlu ditambah dengan Baptisan, Perjamuan, dan lain sebagainya.
k.      Menafsir secara Literal, Grammatikal, dan Historikal,
a.       Literal artinya sesuai dengan arti kata paling dasarnya.
b.      Grammatikal artinya sesuai dengan grammar atau tata-bahasa
c.       Historikal artinya memperhatikan konteks sejarah/ Historis pada masa penulisan.
l.        Memperhatikan Konteks, Perhatikan Konteks Jarak/Lokasi, Topik, Waktu
m.    Kualitatif Sebuah Ayat,
n.      Memperhatikan Gaya Bahasa,
o.      Memperhatikan Adat-istiadat,
p.      Lambang dan Perumpamaan

Segala sesuatu yang dinyatakan oleh Allah untuk menegur umat-Nya atau mengajarkan kepada umat-Nya, Allah menggunakan symbol atau Tipologi sesuai dengan masa atau konteks pembicaraan-Nya yang tepat. Para nabi-nabi Allah atau penulis Alkitab menggunakan symbol untuk menggambarkan sesuatu yang TUHAN mau mengajarkan kepada umat-Nya, sesuai dengan budaya dan konteks yang ada. Symbol atau kiasan adalah menggambarkan sesuatu yang ada, sesuai dengan konteksnya agar, para umat-Nya dapat memahami dengan tepat sesuai dengan masa mereka.
Semua symbol atau kiasan yang dinyatakan oleh TUHAN kepada umat-Nya, ditinjau sesuai dengan masannya. Disisi lain TUHAN menyatakan dengan menggunakan symbol atau kiasan adalah supaya manusia memahami maksud TUHAN sesuai dengan konteksnya mereka.









2.      REFLEKSI
Kel. 1
Simbolisme Keimamatan

NO.
Ragi
1.
Ayat di PL: Kej. 19:3 dll
2.
Kejelasan Arti sesuai Bahasa asli:
·         Arti harafiah: Campuran bahan untuk mempermentasi atau mengembangkan kue.
·         Arti MetaPhora: kerusakan moral yang ditunjukan melalui kecenderungannya mempengaruhi yang lain. (Browning: 2556)
3.
Kejelasan arti sesuaikonteks:  sebagai campuran bahan makanan jika dibutuhkan. (ayat symbol Mat. 6:11) ragi org farisi dan saduki tdk boleh adda.
4.
Kesepadanana arti kiasan: sesuatu yang memiliki pengaruh merusak yamg menyebabkan pembususkan. (Browning: 2556)
5.
Keselarasan /kekontrasan fungsi:
- bisa pakai ragi
- bisa tanpa ragi = harus sesuai ketentuan

6.
Kemajuan/Progres arti:
-          secara harafiah = makanan
-          secara kiasan = Ajaran










Kel. 3
Simbolisme Tabernakel

NO.
Emas
1.
Ayat  PL: Kej. 2:11-12, 13:2, Kel. 11:2, 20:23, 25:3, 28:22, Ayub 22:22-25, Maz. 19:9-11, Ratapan 4:1-2 Yosua 6:19 Ezra, 27:22.
2.
Kejelasan Arti: Tempat Penghasil Emas
-          symbol kejayaan
-          bahan untk Tabernakel
-          bahan untuk berhala
-          bahan untuk pakaian Imam
-          Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-          Simbolkehidupan yang murni/teruji
-          Symbol anak-anak Sion yang berharga
-          Firman Allah lebih berharga
-          Jarahan perang
-          Sebagai ukuran berat dan nilai
-          Kemewahan atau keberhargaan
3.
Kesepadanan arti:
-          berdasarkan budaya, pada masa itu
-          emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-          sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
4.
Keterkaitan arti antara ayat:
-          sesuatu yang paling sangat berharga
-          kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-          allah lebih berharga daripada emas
5.
Kesimpulan:
-          bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-          sebagai bahan atau material
-          merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal yang lebih tinggi atau mulia.


Kel. 1
Simbolisme Tabernakel

NO.
Merpati
1.
Ayat  PL: Kej. 8:8
2.
Kejelasan Arti: Burung Tekukur
-          symbol kejayaan
-          bahan untk Tabernakel
-          bahan untuk berhala
-          bahan untuk pakaian Imam
-          Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-          Simbolkehidupan yang murni/teruji
-          Symbol anak-anak Sion yang berharga
-          Firman Allah lebih berharga
-          Jarahan perang
-          Sebagai ukuran berat dan nilai
-          Kemewahan atau keberhargaan
3.
Kesepadanan arti:
-          berdasarkan budaya, pada masa itu
-          emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-          sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
4.
Keterkaitan arti antara ayat:
-          sesuatu yang paling sangat berharga
-          kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-          allah lebih berharga daripada emas
5.
Kesimpulan:
-          bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-          sebagai bahan atau material
-          merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal yang lebih tinggi atau mulia.



Simbol-simbol Dalam Alkitab


Merpati
Merpati
Prinsip Penafsiran
Ayat PL
Ayat PB
Ayat-ayat
Kej 8:8, Ima 5:7
Luk 2:24; Mat 3:16; Mat 10:16
Kejelasan arti sesuai Bahasa aslinya

‎(Hayownaah) yang artinya dove: burung merpati yang hidup di desa.
Menurut kamus KBBI disebut burung terkukur, dalam kepercayaan dan kebudayaan melambangkan perdamaian dan kesetiaan. Burung merpati juga dapat dilatih untuk penyampai surat.
Dari kata dasar Yunani peristera/ (peristera) artinya a pigeon: merpati yang hidup dikota.

Kejelasan Arti sesuai konteks

lok (Kid 2:14), cantik (Kid 1:15), merdu suaranya (Kid 2:14), Pengganti kurban: (Im 12:6; 14:22), Suara dukacita: (Yes 38:14; Ratapan (Yes. 59:11; Nah 2:7)
Lambang ketulusan (Mat 10:16), lambang Roh Kudus (Mat 3:16) Dalam Mrk. 13:11; Luk.1 :6; Kis. 13:2 Roh Kudus sebagai penyampai berita.
Kesepadanan Arti kiasan
Keindahan, orang yang meratap.

Sifat yang tulus, Roh Kudus.
Keterkaitan Arti Antar ayat simbol

  1. Elok (Kid 2:14), cantik (Kid 1:15)
  2. Pengganti kurban: (Im 12:6; 14:22)
  3. Suara dukacita: (Yes 38:14; Ratapan (Yes. 59:11; Nah 2:7)
  1. Orang yang berhati Tulus (Mat 10:16)
  2. Pengganti korban yg mahal (Luk 2:24)
Keselarasan kekontrasan
Keindahan (elok dan cantik) dengan ratapan/dukacita.

Kemajuan/progress arti

Harafiah : burung terkukur (binatang)
Kiasan: Keindahan, kesedihan/ratapan, sifat orang yang tulus, lemah lembut, dukacita.

Kesimpulan

Merpati adalah symbol:
Ketulusan hati manusia, Roh Kudus, penyampai surat, penyampai berita, orang yang meratap, orang yang dukacita
Dalam hal keimamatan: Pengganti  Kurban pengahpus dosa, mentahirkan anak laki-laki dan perempuan (Im. 5:7; 12:6; Luk. 2:24


Simbol-simbol Dalam Alkitab

Obyek Simbolis
Ciri-ciri Bersama
Yang disimbolkan
Tanah liat
(Ayub 33:6 ; Yes. 29:16; Rm. 9:21)
  1. Rapuh (Yer. 18:4; Dan. 2:42)
  2. Hina (Nah. 3:14; Yes. 41:25)
  3. Lemah (2 Kor. 4:7)
  4. Tidak punya hak atas dirinya sendiri (Yes. 29:16; Rm. 9:21)
Manusia (Yes. 64:8; Ayub 33:6; Ayub 10:9)

Simbol-simbol Dalam Alkitab
Obyek Simbolis
Ciri-ciri Bersama
Yang disimbolkan
Burung Rajawali
  1. Terbang tinggi
  2. Kuat
  3. Perkasa
  4. Tidak mudah menyerah
  5. Refrensi: Yeh. 17:3; Yes. 40:31)

Orang menantikan TUHAN (Yes. 40:31)



No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...