PERUMUSAN
DAN REFLEKSI HARIAN: SELASA, 24 APRIL 2018
1. PERUMUSAN
Ada orang – orang mempelajari teologi
Kristen sebagai suatu yang berakhir pada pembelajaran itu sendiri; belajar demi
belajar tanpa terlihat adanya relasi pembelajaran itu dengan kehidupannya
sehari-hari dan tanpa menimbulkan efek positif dalam hubungannya dengan Allah
dan sesama manusia. Sebaliknya, yang terlihat adalah kesombongan dari sang
pembelajar karena mengetahui begitu banyak tentang teologi Kristen dan
munculnya perpecahan dan sakit hati ketika pengetahuan yang banyak itu
dijadikan senjata untuk menyerang pemikiran maupun orang lain yang berbeda
pandangan dengan dirinya atau yang lebih kurang berpengetahuan dibandingkan
dirinya.
Sebenarnya, tidak ada orang Kristen yang sama
sekali dapat lepas dari sebuah teologi. Karena teologi adalah tata bahasa dari
iman Kristen dan melalui tata bahasa itulah iman Kristen diungkapkan,
didiskusikan, diajarkan serta dijadikan lensa yang dipakai oleh orang yang
percaya untuk menafsirkan kehidupan. Karena itu, disadari atau tidak, setiap
orang Kristen sesungguhnya membawa teologi dalam kehidupan sehari – hari.
Misalnya, ketika orang Kristen berdoa, dibalik tindakannya ada konsep-konsep
teologis yang mendasar, seperti siapakah Allah yang kepada-Nya seseorang
berdoa, apakah yang patut dan tidak patut dalam berdoa, apa hubungannya doa
dengan kehidupan dunia sehari-hari dan banyak lagi pertanyaan yang sebetulnya membawa
konsep teologis tanpa disadari.
Karena itu, kita perlu menyadari teologi
apa yang kita bawa dan kembangkan secara pribadi, apakah teologi yag baik dan
sehat berdasarkan Firman Tuhan, komprehensif dalam mencakup seluruh pengajaran
Alkitab, dan sesuai dengan pengakuan iman gereja sepanjang sejarah. Ada banyak
defenisi teologi sistematika sebagai studi tentang apapun yang diajarkan
Alkitab tentang suatu topik.
Berdasarkan batasan yang diatas, ia
memberikan beberapa alasan mengapa setiap orang percaya perlu belajar teologi
dengan sungguh-sungguh dan sistematis:
Pertama,
belajar teologi adalah bagian dari upaya memenuhi Amanat Agung Kristus di dalam
Matius 28-19-20. Di dalam amanat-Nya, Yesus tidak hanya mendorong orang untuk
menginjili dan membaptis, tetapi juga mengajar semua yang diajarkan oleh Yesus.
Karena pada dasarnya seluruh Alkitab berbicara tentang Yesus, berarti yang
diminta Yesus sebenarnya mengajarkan seluruh kebenaran Alkitab kepada setiap
orang percaya, tentunya termasuk kepada diri sendiri. Pengajaran tentu akan
lebih efektif jika semua yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik telah
disusun rapi, teratur dan komprehensif. Dengan demikian ketika kita mengetahui
suatu topik, misalnya tentang keselamatan, orang percaya tidak perlu sendiri-sendiri
membaca seluruh Alkitab dari awal hingga akhir untuk menemukan pengajarannya.
Mereka dapat dengan mudah belajar apa yang Alkitab ajarkan tentang topik
keselamatan dalam waktu yang singkat dan komprehensif.
Kedua,
belajar teologi akan meluruskan pikiran-pikiran kita yang keliru tentang
pokok-pokok iman Kristen. Pemahaman kita akan pokok-pokok iman Kristen terbatas
bukan hanya keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami pernyataan Allah
di Alkitab, tetapi juga karena kecenderungan hati kita yang ingin berontak
terhadap pengajaran Alkita yang sulit kita terima atau yang dapat merugikan
kita. Sebagai contoh, sebagaian orang mengajarkan bahwa orang Kristen harus
selalu disembuhkan dari penyakitnya kalau saja ia cukup beriman. Ketika kita
sakit parah, kita akan lebih sulit menerima bahwa kesembuhan bukan selalu
menjadi jalan Tuhan dan ini ditunjukkan dengan banyak bagian di Alkitab, antara
lain studi tentang kehidupan Rasul Paulus. Belajar teologi secara sistematis
dan menyeluruh dapat mengurangi paham-paham yang tidak benar tersebut.
Ketiga, belajar
teologi akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.
Keputusan – keputusan masa depan bisa menyangkut bagaiman kita menyikapi
berbagai pengajaran yang ada dari dalam kekristenan maupun pengajaran-pengajaran
baru yang akan muncul. Misalnya, studi yang teliti tentang Alkitab akan
menunjukkan bahwa Alkitab sungguh dapat dipercaya dalam semua pengajarannya dan
Alkitab sendiri memandang dirinya demikian. Ketika ada pengajaran yang mengatakan
bahwa sebagian isi Alkitab adalah mitos, kita akan lebih mudah menanggapinya
ketika kita belajar sistematis tentang doktrin Alkitab. Teologi juga akan
membantu kita untuk mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Misalnya, kita akan lebih mudah untuk memahami bagaimana kita harus memakai
uang yang diperoleh dari pekerjaan jika kita mampu memahami apa yang diajarkan
Alkitab secara menyeluruh tentang hakikat uang, Sang Pemberi uang, apa yang
Allah tuntut tentang keadilan sosial dan sebagainya. Tanpa pemahaman teologi
yang baik, kita akan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan
tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi kehidupan sehari –
hari.
Keempat,
belajar teologi akan membantu kita bertumbuh sebagai orang Kristen. Jikalau
Allah demikian mengasihi kita sehingga memberikan Anak-Nya untuk menebus kita,
tentu kita ingin mengasihi Dia dengan sungguh – sungguh. Sebagai analogi dapat
dibayangkan relasi yang ada antara dua kekasih. Karena mereka saling mengasihi,
keduanya pasti akan berusaha mengerti seperti apakah diri pasangannya, apa yang
disukai pasangannya, bagaimana berkomunikasi dengan tepat dan baik dengan
pasangannya dan lainnya. Pemahaman yang semakin tepat tentang pasangannya
seharusnya membawa seseorang untuk lebih mampu dan lebih erat dalam berelasi
dengan pasangannya tersebut. Hal serupa seharusnya ada pada relasi antara orang
percaya dengan Allah. Semakin seseorang mengenal siapa Allah yang disembahnya,
apa saja yang telah dilakukan-Nya, seharusnya semakin mendalam relasi orang
percaya dengan Allah yang pada akhirnya akan membaca pujian dan syukur kepada
Dia. Semua hal yang diperlukan bagi kita adalah mempelajarinya secara
sistematis melalui berbagai kelas pembinaan, persekutuan, KTB atau kelompok PA
dan seminar pembinaan yang difasilitasi oleh gereja.
Dalam dunia berteologi, sebagai seorang
Teolog ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.
Harus
ahli atau pasih dalam Alkitab.
b.
Jangan
terlalu cepat menyalahkan (menyatakan sesat) kepada hasil penafsiran orang
lain, namun lebih baik, menggali atau mempelajari bahkan mengadakan
perbandingan penafsiran secara teliti.
c.
Salah
satu langkah yang tepat untuk menafsirkan Alkitab adalah melihat sesuai dengan
konteks ayatnya.
d.
Seperti
halnya, untuk menafsirkan symbol salah satu cara yang paling tepat adalah
ditafsirkan sesuai budaya dan masa, untuk menjelaskan symbol-simbol dan
tipologi itu ditulis.
e.
Seorang
Teolog harus memahami Tipologi dan simbolisme yang ada di dalam Alkitab, sesuai
dengan Latar Belakang.
f.
Yang
mengandung symbol dan Tipe didalam Alkitab adalah cara jalan keselamatan Allah.
g.
Untuk
memahami setiap kutipan dari Perjanjian Lama yang dituliskan dalam Kitab
Perjanjian Baru, harus melihat, memahami dan mempelajari dari Latar Belakang di
dalam Perjanjian Lama.
h.
Seorang
Penafsir, harus membuang asumsi-asumsi atau presuposisi sebelumnya, agar bisa
menafsirkan Alkitab sesuai dengan konteks Alkitab tersebut.
Lebih jauh lagi ada beberapa langkah dalam mempelajari Alkitab adalah
sebagai berikut:
1.
Berdoalah
memohon Roh Kudus memimpin Anda dalam mempelajari Alkitab. Alkitab adalah buku Roh Kudus. Jangan
pernah mempelajari Alkitab tanpa meminta Roh Kudus memimpin Anda (Yakobus 1:5).
2.
Tentukan
topik/tema apa yang akan kita pelajari. Banyak hal penting yang harus dipelajari dalam Alkitab. Orang Kristen
pemula sebaiknya/seharusnya mempelajari dasar-dasar doktrin kekristenan.
Misalnya: Allah/Tuhan, Dosa, Keselamatan, pertumbuhan, kedewasaan,
keuangan, keluarga, , kejujuran, Gereja, dan Akhir Zaman.
3.
Bacalah
kitab itu seluruhnya dengan cermat. Lakukan hal ini berkali-kali untuk menangkap ruang lingkup umum kitab
tersebut dalam ingatan.
4.
Pahamilah
Alkitab itu secara Literal/Hurufiah. Bacalah dan pelajarilah Alkitab seperti apa firman itu ditulis. Tetapi jangan
lupa, Alkitab sesekali menggunakan bahasa alegoris, hiperbola dan metefora.
5.
Tafsirkan
Alkitab dengan ayat-ayat Alkitab lainnya. Tidak ada ayat Alkitab yang kontradiksi/saling bertentangan. Ayat-ayat
Alkitab saling melengkapi (progresif).
6.
Pahamilah
suatu ayat firman Tuhan menurut konteksnya. Konteks adalah penafsir, guru yang lebih baik
daripada komentator atau pembimbing manapun.
7.
Pahamilah
Alkitab menurut latar belakangnya. Latarbelakang tersebut ialah, tujuan ia menulis, data sejarah, data
geografis dan data budaya yang menyangkut ayat tersebut.
2. REFLEKSI
No.
|
Melkisedek
(Kej. 14:18)
|
No.
|
Yesus (Ibr.
6:20)
|
|
Tupus
|
|
Antitupos
|
1.
|
-
Ayat di PL Kej. 14:18-20
-
Dalam Hal:
·
Raja salem, Kej. 14:18a
·
Imam Allah yang mahatinggi
-
Diberikan/ “Hadir” sebagai imam karena memberkati Abraham, (Kej.
14:19).
-
Berguna: untuk menyatakan pujian bahwa Allah yang mahatinggi
menyerahkan musuh kepada Abraham (Kej. 14:20a)
Kesimpulan: (Tipe) pelayanan keimamatan
|
1.
|
-
Ayat di PB: (Ibr. 7:1-3, 21, 24-25).
-
Dalam Hal:
·
Raja Damai Sejahtra (Ibr. 7:2c)
·
Imam TUHAN untuk selamanya (Ibr. 7:21, 24).
-
Diberikan/ “Hadir” sebagai Imam karena memrantai
-
Berguna: Menyelamatkan dengan Sempurna (Ibr. 7:25).
-
Kesimpulan: (Antitipe) Yesus
sebagai Imam Besar.
|
NO.
|
Darah Habel
|
No.
|
Darah Yesus Kristus
|
1.
|
Ayat
di PL: Kej. 4:10
|
1.
|
Ibrani
12:24
|
2.
|
Dalam
Hal: Berteriak dari dalam Tanah.
|
2.
|
Dalam hal: Berbicara lebih kuat
|
3.
|
Diberikan Karena: hati kain panas, muka muram dan kain berbuat dosa
|
3.
|
Diberikan
Karena: Hati orang yang menolak Yesus.
|
4.
|
Kegunaan:
Orang atau pribadi yang diindahkan Allah.
|
4.
|
Pribadi
yang berkuasa dan dimuliakan
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Darah Habel.
|
5.
|
Anti
Tipe: Darah Pemercikan Yesus.
|
NO.
|
Manna
|
No.
|
Roti dari Surga
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 16: 4; Maz. 78:24.
|
1.
|
Yoh. 6:31
|
2.
|
Dalam
Hal: Makanan
|
2.
|
Dalam hal: Makanan
|
3.
|
Diberikan Karena: Bangsa Israel Lapar
|
3.
|
Diberikan
Karena: Lapar
|
4.
|
Kegunaan:
Supaya Bangsa Israel Hidup
|
4.
|
Diberikan
supaya hidup kekal.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: Makanan untuk Kebutuhan Tubuh Jasmania.
|
5.
|
Anti
Tipe: Makanan Untuk Kehidupan Rohani.
|
NO.
|
Domba Betina
|
No.
|
Anak Domba Allah
|
1.
|
Ayat
di PL: Im. 4:32
|
1.
|
1 Petrus
1:18-19.
|
2.
|
Dalam
Hal: Tidak bercacat
|
2.
|
Dalam hal: Tidak Bernoda dan Tidak Bercacat.
|
3.
|
Diberikan Karena: dikurbankan karena dosa.
|
3.
|
Diberikan
Karena: Cara Hidup Manusia yang sia-sia.
|
4.
|
Kegunaan:
Kurban Penebus Dosa
|
4.
|
Untuk
Penebusan Dosa.
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: untuk menutup Dosa tidak menebus
|
5.
|
Anti
Tipe: Untuk Menebus dosa secara tuntas sekali untuk selamanya.
|
NO.
|
Anak Domba Paskah
|
No.
|
Yesus Anak Domba Paskah
|
1.
|
Ayat
di PL: Kel. 12:1-11.
|
1.
|
1 Kor. 5:7.
|
2.
|
Dalam
Hal: Penyelamat Fisik.
|
2.
|
Dalam hal: Penyelamatan Rohani
|
3.
|
Diberikan Karena: ancaman maut/ada hukuman mati.
|
3.
|
Diberikan
Karena: Ada roh terancam binasa
|
4.
|
Kegunaan:
Supaya Hidup
|
4.
|
Supaya Selamat
|
5.
|
Kesimpulan
Tipe: selamat dari kematian sementara.
|
5.
|
Anti
Tipe: Keselamatan jiwa, untuk kehidupan kekal.
|
No comments:
Post a Comment