Tuesday, January 22, 2019

SIMBOLISME


PERUMUSAN DAN REFLEKSI HARIAN: SELASA, 24 APRIL 2018

1. PERUMUSAN

Ada orang – orang mempelajari teologi Kristen sebagai suatu yang berakhir pada pembelajaran itu sendiri; belajar demi belajar tanpa terlihat adanya relasi pembelajaran itu dengan kehidupannya sehari-hari dan tanpa menimbulkan efek positif dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia. Sebaliknya, yang terlihat adalah kesombongan dari sang pembelajar karena mengetahui begitu banyak tentang teologi Kristen dan munculnya perpecahan dan sakit hati ketika pengetahuan yang banyak itu dijadikan senjata untuk menyerang pemikiran maupun orang lain yang berbeda pandangan dengan dirinya atau yang lebih kurang berpengetahuan dibandingkan dirinya.
       Sebenarnya, tidak ada orang Kristen yang sama sekali dapat lepas dari sebuah teologi. Karena teologi adalah tata bahasa dari iman Kristen dan melalui tata bahasa itulah iman Kristen diungkapkan, didiskusikan, diajarkan serta dijadikan lensa yang dipakai oleh orang yang percaya untuk menafsirkan kehidupan. Karena itu, disadari atau tidak, setiap orang Kristen sesungguhnya membawa teologi dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya, ketika orang Kristen berdoa, dibalik tindakannya ada konsep-konsep teologis yang mendasar, seperti siapakah Allah yang kepada-Nya seseorang berdoa, apakah yang patut dan tidak patut dalam berdoa, apa hubungannya doa dengan kehidupan dunia sehari-hari dan banyak lagi pertanyaan yang sebetulnya membawa konsep teologis tanpa disadari.
Karena itu, kita perlu menyadari teologi apa yang kita bawa dan kembangkan secara pribadi, apakah teologi yag baik dan sehat berdasarkan Firman Tuhan, komprehensif dalam mencakup seluruh pengajaran Alkitab, dan sesuai dengan pengakuan iman gereja sepanjang sejarah. Ada banyak defenisi teologi sistematika sebagai studi tentang apapun yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik.

Berdasarkan batasan yang diatas, ia memberikan beberapa alasan mengapa setiap orang percaya perlu belajar teologi dengan sungguh-sungguh dan sistematis:

Pertama, belajar teologi adalah bagian dari upaya memenuhi Amanat Agung Kristus di dalam Matius 28-19-20. Di dalam amanat-Nya, Yesus tidak hanya mendorong orang untuk menginjili dan membaptis, tetapi juga mengajar semua yang diajarkan oleh Yesus. Karena pada dasarnya seluruh Alkitab berbicara tentang Yesus, berarti yang diminta Yesus sebenarnya mengajarkan seluruh kebenaran Alkitab kepada setiap orang percaya, tentunya termasuk kepada diri sendiri. Pengajaran tentu akan lebih efektif jika semua yang diajarkan Alkitab tentang suatu topik telah disusun rapi, teratur dan komprehensif. Dengan demikian ketika kita mengetahui suatu topik, misalnya tentang keselamatan, orang percaya tidak perlu sendiri-sendiri membaca seluruh Alkitab dari awal hingga akhir untuk menemukan pengajarannya. Mereka dapat dengan mudah belajar apa yang Alkitab ajarkan tentang topik keselamatan dalam waktu yang singkat dan komprehensif.

Kedua, belajar teologi akan meluruskan pikiran-pikiran kita yang keliru tentang pokok-pokok iman Kristen. Pemahaman kita akan pokok-pokok iman Kristen terbatas bukan hanya keterbatasan kita sebagai manusia untuk memahami pernyataan Allah di Alkitab, tetapi juga karena kecenderungan hati kita yang ingin berontak terhadap pengajaran Alkita yang sulit kita terima atau yang dapat merugikan kita. Sebagai contoh, sebagaian orang mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu disembuhkan dari penyakitnya kalau saja ia cukup beriman. Ketika kita sakit parah, kita akan lebih sulit menerima bahwa kesembuhan bukan selalu menjadi jalan Tuhan dan ini ditunjukkan dengan banyak bagian di Alkitab, antara lain studi tentang kehidupan Rasul Paulus. Belajar teologi secara sistematis dan menyeluruh dapat mengurangi paham-paham yang tidak benar tersebut.

Ketiga, belajar teologi akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Keputusan – keputusan masa depan bisa menyangkut bagaiman kita menyikapi berbagai pengajaran yang ada dari dalam kekristenan maupun pengajaran-pengajaran baru yang akan muncul. Misalnya, studi yang teliti tentang Alkitab akan menunjukkan bahwa Alkitab sungguh dapat dipercaya dalam semua pengajarannya dan Alkitab sendiri memandang dirinya demikian. Ketika ada pengajaran yang mengatakan bahwa sebagian isi Alkitab adalah mitos, kita akan lebih mudah menanggapinya ketika kita belajar sistematis tentang doktrin Alkitab. Teologi juga akan membantu kita untuk mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehari-hari. Misalnya, kita akan lebih mudah untuk memahami bagaimana kita harus memakai uang yang diperoleh dari pekerjaan jika kita mampu memahami apa yang diajarkan Alkitab secara menyeluruh tentang hakikat uang, Sang Pemberi uang, apa yang Allah tuntut tentang keadilan sosial dan sebagainya. Tanpa pemahaman teologi yang baik, kita akan mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi kehidupan sehari – hari.

Keempat, belajar teologi akan membantu kita bertumbuh sebagai orang Kristen. Jikalau Allah demikian mengasihi kita sehingga memberikan Anak-Nya untuk menebus kita, tentu kita ingin mengasihi Dia dengan sungguh – sungguh. Sebagai analogi dapat dibayangkan relasi yang ada antara dua kekasih. Karena mereka saling mengasihi, keduanya pasti akan berusaha mengerti seperti apakah diri pasangannya, apa yang disukai pasangannya, bagaimana berkomunikasi dengan tepat dan baik dengan pasangannya dan lainnya. Pemahaman yang semakin tepat tentang pasangannya seharusnya membawa seseorang untuk lebih mampu dan lebih erat dalam berelasi dengan pasangannya tersebut. Hal serupa seharusnya ada pada relasi antara orang percaya dengan Allah. Semakin seseorang mengenal siapa Allah yang disembahnya, apa saja yang telah dilakukan-Nya, seharusnya semakin mendalam relasi orang percaya dengan Allah yang pada akhirnya akan membaca pujian dan syukur kepada Dia. Semua hal yang diperlukan bagi kita adalah mempelajarinya secara sistematis melalui berbagai kelas pembinaan, persekutuan, KTB atau kelompok PA dan seminar pembinaan yang difasilitasi oleh gereja.






Dalam dunia berteologi, sebagai seorang Teolog ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.       Harus ahli atau pasih dalam Alkitab.
b.      Jangan terlalu cepat menyalahkan (menyatakan sesat) kepada hasil penafsiran orang lain, namun lebih baik, menggali atau mempelajari bahkan mengadakan perbandingan penafsiran secara teliti.
c.       Salah satu langkah yang tepat untuk menafsirkan Alkitab adalah melihat sesuai dengan konteks ayatnya.
d.      Seperti halnya, untuk menafsirkan symbol salah satu cara yang paling tepat adalah ditafsirkan sesuai budaya dan masa, untuk menjelaskan symbol-simbol dan tipologi itu ditulis.
e.       Seorang Teolog harus memahami Tipologi dan simbolisme yang ada di dalam Alkitab, sesuai dengan Latar Belakang.
f.        Yang mengandung symbol dan Tipe didalam Alkitab adalah cara jalan keselamatan Allah.
g.      Untuk memahami setiap kutipan dari Perjanjian Lama yang dituliskan dalam Kitab Perjanjian Baru, harus melihat, memahami dan mempelajari dari Latar Belakang di dalam Perjanjian Lama.
h.      Seorang Penafsir, harus membuang asumsi-asumsi atau presuposisi sebelumnya, agar bisa menafsirkan Alkitab sesuai dengan konteks Alkitab tersebut.

Lebih jauh lagi ada beberapa langkah dalam mempelajari Alkitab adalah sebagai berikut:
1.      Berdoalah memohon Roh Kudus memimpin Anda dalam mempelajari Alkitab. Alkitab adalah buku Roh Kudus. Jangan pernah mempelajari Alkitab tanpa meminta Roh Kudus memimpin Anda (Yakobus 1:5).
2.      Tentukan topik/tema apa yang akan kita pelajari. Banyak hal penting yang harus dipelajari dalam Alkitab. Orang Kristen pemula sebaiknya/seharusnya mempelajari dasar-dasar doktrin kekristenan. Misalnya: Allah/Tuhan, Dosa, Keselamatan, pertumbuhan, kedewasaan, keuangan, keluarga, , kejujuran, Gereja, dan Akhir Zaman.
3.      Bacalah kitab itu seluruhnya dengan cermat. Lakukan hal ini berkali-kali untuk menangkap ruang lingkup umum kitab tersebut dalam ingatan.
4.      Pahamilah Alkitab itu secara Literal/Hurufiah. Bacalah dan pelajarilah Alkitab seperti apa firman itu ditulis. Tetapi jangan lupa, Alkitab sesekali menggunakan bahasa alegoris, hiperbola dan metefora.
5.      Tafsirkan Alkitab dengan ayat-ayat Alkitab lainnya. Tidak ada ayat Alkitab yang kontradiksi/saling bertentangan. Ayat-ayat Alkitab saling melengkapi (progresif).
6.      Pahamilah suatu ayat firman Tuhan menurut konteksnya. Konteks adalah penafsir, guru yang lebih baik daripada komentator atau pembimbing manapun.
7.      Pahamilah Alkitab menurut latar belakangnya. Latarbelakang tersebut ialah, tujuan ia menulis, data sejarah, data geografis dan data budaya yang menyangkut ayat tersebut.


2. REFLEKSI

No.
Melkisedek (Kej. 14:18)
No.
Yesus (Ibr. 6:20)

Tupus

Antitupos
1.
-    Ayat di PL Kej. 14:18-20
-    Dalam Hal:
·         Raja salem, Kej. 14:18a
·         Imam Allah yang mahatinggi
-   Diberikan/ “Hadir” sebagai imam karena memberkati Abraham, (Kej. 14:19).
-   Berguna: untuk menyatakan pujian bahwa Allah yang mahatinggi menyerahkan musuh kepada Abraham (Kej. 14:20a)
Kesimpulan: (Tipe) pelayanan keimamatan
1.
-    Ayat di PB: (Ibr. 7:1-3, 21, 24-25).
-    Dalam Hal:
·      Raja Damai Sejahtra (Ibr. 7:2c)
·      Imam TUHAN untuk selamanya (Ibr. 7:21, 24).
-     Diberikan/ “Hadir” sebagai Imam karena memrantai
-     Berguna: Menyelamatkan dengan Sempurna (Ibr. 7:25).
-     Kesimpulan: (Antitipe) Yesus sebagai Imam Besar.

NO.
Darah Habel
No.
Darah Yesus Kristus
1.
Ayat di PL: Kej. 4:10
1.
Ibrani 12:24
2.
Dalam Hal: Berteriak dari dalam Tanah.
2.
Dalam hal: Berbicara lebih kuat
3.
Diberikan Karena: hati kain panas, muka muram dan kain berbuat dosa
3.
Diberikan Karena: Hati orang yang menolak Yesus.
4.
Kegunaan: Orang atau pribadi yang diindahkan Allah.
4.
Pribadi yang berkuasa dan dimuliakan
5.
Kesimpulan Tipe: Darah Habel.
5.
Anti Tipe: Darah Pemercikan Yesus.

NO.
Manna
No.
Roti dari Surga
1.
Ayat di PL: Kel. 16: 4; Maz. 78:24.
1.
Yoh. 6:31
2.
Dalam Hal: Makanan
2.
Dalam hal: Makanan
3.
Diberikan Karena: Bangsa Israel Lapar
3.
Diberikan Karena: Lapar
4.
Kegunaan: Supaya Bangsa Israel Hidup
4.
Diberikan supaya hidup kekal.
5.
Kesimpulan Tipe: Makanan untuk Kebutuhan Tubuh Jasmania.
5.
Anti Tipe: Makanan Untuk Kehidupan Rohani.

NO.
Domba Betina
No.
Anak Domba Allah
1.
Ayat di PL: Im. 4:32
1.
1 Petrus 1:18-19.
2.
Dalam Hal: Tidak bercacat
2.
Dalam hal: Tidak Bernoda dan Tidak Bercacat.
3.
Diberikan Karena: dikurbankan karena dosa.
3.
Diberikan Karena: Cara Hidup Manusia yang sia-sia.
4.
Kegunaan: Kurban Penebus Dosa
4.
Untuk Penebusan Dosa.
5.
Kesimpulan Tipe: untuk menutup Dosa tidak menebus
5.
Anti Tipe: Untuk Menebus dosa secara tuntas sekali untuk selamanya.


NO.
Anak Domba Paskah
No.
Yesus Anak Domba Paskah
1.
Ayat di PL: Kel. 12:1-11.
1.
1 Kor. 5:7.
2.
Dalam Hal: Penyelamat Fisik.
2.
Dalam hal: Penyelamatan Rohani
3.
Diberikan Karena: ancaman maut/ada hukuman mati.
3.
Diberikan Karena: Ada roh terancam binasa
4.
Kegunaan: Supaya Hidup
4.
Supaya Selamat
5.
Kesimpulan Tipe: selamat dari kematian sementara.
5.
Anti Tipe: Keselamatan jiwa, untuk kehidupan kekal.




No comments:

Post a Comment

MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...