Monday, February 18, 2019

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MISI PUFSO


LATAR BELAKANG DI BENTUKNYA TEAM MISI PUFST

Di bagian ini Peneliti akan memaparkan mengenai sejarah berdirinya Team MISI: PAPUAN UNION FOREST SERVICE TEAM (PUFST) disertai dengan VISI dan MISI-nya. Sebelum adanya Team MISI PUFST, Pencetus atau Pendiri, terlebih dahulu pelayanan ke Pedalaman Papua, tepatnya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, untuk pelayanan memberitakan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang-orang yang tinggal di sana. Sekaligus mengajarkan cara membaca dan diskusi tentang Alkitab demi Peningkatan Kognitif dan Spiritual masyarakat, di Suku Ketengban.
Pada Tanggal 15 Januari 2011 Peneliti menyelesaikan Sekolah Alkitab (SABIA) di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Pada Tanggal 18 Januari 2011, Peneliti berangkat dari Bandara Udara Sentani ke Kampung Eipomek, untuk pelayanan kepada Suku Ketengban. Peneliti melakukan pelayanan di Suku Ketengban, dengan berjalan berkeliling dari kampung yang satu ke Kampung yang lain, selama kurang lebih lima bulan. Mulai dari bulan Pebruari 2011 sampai dengan Bulan Juni 2011. Kemudian Tanggal 20 Juni 2011, Peneliti kembali dari Suku Ketengban, tempat pelayanan ke Sentani, kemudian berangkat ke Surabaya, untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (STTIA) Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Kemudian Bulan Mei 2012 sampai dengan Bulan Juli 2012 Peneliti melanjutkan pelayanan di Suku Ketengban, bersama empat orang partner pelayan Tuhan.
Kemudian pada tanggal 25 Juli 2012, Peneliti bersama Partners pelayan Tuhan mengadakan pertemuan sederhana, karena Peneliti melihat orang-orang Papua yang masih tinggal di Hutan Rimba Papua, tepatnya di Suku Ketengban, harus dengan sangat serius ditangani pelayanan di sana. Akhirnya Peneliti bersama keempat partner pelayanan, mereka adalah: Esoel Tengket, Arius Wisal, Jesman Tengket dan Yates Kisamlu. Merintis dan mendirikan suatu Team Pemberita Injil dengan diberi nama PUFST. Sekalipun Team Pemberitaan Injil dari Team MISI PUFST, lebih fokus pelayanannya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Namun, Team MISI PUFST memiliki VISI yang sangat besar dan luas yaitu menjangkau atau memberitakan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada seluruh orang-orang Papua yang masih tinggal di Hutan Rimba sekaligus mengajarkan cara membaca dan diskusi tentang Alkitab demi Peningkatan Kognitif dan Spiritual masyarakat, di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Jadi, Team MISI PUFST ini tidak hanya berfokus kepada Suku Ketengban, namun semua orang-orang yang tinggal di Pedalaman Papua.
Peneliti menyaksikan bahwa, sebagian besar di Pedalaman Papua belum terjangkau dengan baik, maka Peneliti dan Team MISI PUFST akan berusaha untuk menjangkau dengan pelayanan yang bersifat Holistik. Tentu saja Visi dan Misi dari Team MISI PUFST sulit tercapai karena Peneliti dan Team belum ada Sumber Daya Alam (SDA) yang memadai dalam pelayanan ini. Namun, Peneliti dan Team Pemberita Injil dari PUFST akan berusaha sebaik mungkin untuk mengajarkan cara membaca dan diskusi tentang Alkitab demi Peningkatan Kognitif dan Spiritual masyarakat, di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Serta memberitakan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan, kepada orang-orang yang masih tinggal di Hutan Rimba, khususnya di Suku Ketengban.

Adapun VISI dan MISI dari Team MISI PUFST adalah sebagai berikut:

VISI
MELALUI PUFST, SEMUA ORANG-ORANG PAPUA DI HUTAN RIMBA, MENJADI PERCAYA KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS DAN SENANTIASA MEMPRAKTEKKAN FIRMAN KRISTUS DALAM KEHIDUPAN MEREKA.

MISI
MELALUI PUFST, SENANTIASA MENJANGKAU KEHIDUPAN ORANG-ORANG PAPUA DI HUTAN RIMBA.

Dengan adanya Visi dan Misi ini, Peneliti dan Team Pemberita Injil dari PUFST, dengan sungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati akan mengajarkan cara membaca dan diskusi tentang Alkitab demi Peningkatan Kognitif dan Spiritual masyarakat, di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Sekaligus memberitakan Firman Tuhan yang adalah Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan, kepada orang-orang Papua yang masih tinggal di Hutan Rimba, khususnya di Suku Ketengban. Peneliti dan Team Misi dari PUFST, memiliki kerinduan hati yang sangat mendalam yaitu, untuk menjangkau semua orang-orang yang masih tinggal di Hutan Rimba Papua.
Jadi, Latar Belakang terbentuknya Team MISI PUFST adalah, ketika Peneliti dan Team Misi PUFST pergi pelayanan ke pedalaman Papua pada tahun 2011, dan melihat keadaan orang-orang yang ada di Hutan Rimba Papua, bahwa sangat perlu untuk diperhatikan dalam pelayanan Holistik. Namun, untuk sementara ini, Peneliti dan Team Pemberita Injil lebih fokus dalam pemberitaan Injil Kristus kepada orang-orang di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.


Sunday, February 10, 2019

DEFINISI PERJANJIAN


Pengertian Penginjilan

Ditinjau dari definisi mengenai kata Penginjilan, perlu diadakan penyelidikan terhadap beberapa topik utama di sekitar penginjilan sehingga dapat membuka wawasan berpikir tentang kepentingan dari tugas tersebut. Harapan Peneliti dengan adanya pemahaman yang baru atau lebih mengenai Penginjilan agar akan memotivasi gereja dalam mencari solusi untuk mengefektifkan penginjilan di lingkungan yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya.
  James Strong dan Horst Balz, menjelaskan bahwa: “Dalam Alkitab, baik dalam kitab-kitab Perjanjian Baru maupun dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, kata “penginjilan” tidak ditemukan secara hurufiah. Pada hakikatnya kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “evanggeliso” artinya: “mengumumkan, memberitakan, atau membawa kabar baik[1], dan “memproklamasikan Injil atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus[2]”..
Menurut Yakob Tomatala, kata “evanggeliso” merupakan: “satu istilah yang dipakai dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan itu sendiri. Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso” untuk menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus[3]”.
Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), memaparkan bahwa:

“Kata evanggelisosinonim dengan kata “κερισσω” dibaca kerysso.” Kata ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan itu disebut “Kerux”) yang menyampaikan pengumuman dari raja. Kata ini dalam bahasa Yunani memiliki arti mengumumkan sebagai seorang tentara, atau memproklamasikan kabar baik. Pengumuman tersebut pada hakikatnya sangat penting, sehingga tidak dapat dibantah atau ditunda.
Kitab Perjanjian Lama menggunakan kata yang paralel dengan “kerysso” yaitu “qầrầ, yang artinya “berseru.” Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “keryssodipakai lebih dari 30 kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman resmi raja-raja, maupun dalam arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes 61:1; Yoel 1:14; Zak 9:9) Sedangkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata kerysso dipakai sebanyak 60 kali. Dalam kitab-kitab Perjanjian Baru digunakan kata lain yang berhubungan dengan penginjilan seperti kata “διδασχω” dibaca “didasko” artinya mengajar, atau mengajarkan. Tuhan Yesus sering menggunakan penginjilan dengan cara ini, contoh penggunaannya dicatat dalam Matius 10: 7-15; 4: 23; 7: 28; 9:35; Markus 1:21; 6:6; Lukas 10: 4-12. Kata kedua yaitu: “μαρτυρεω” dibaca “martureo” artinya bersaksi, atau menyampaikan kesaksian berdasarkan apa yang dialami. Penginjilan dengan cara ini juga dipakai oleh para rasul (Kis 2: 40)[4]”.

Penginjilan (Evangelisme) menurut J.D Douglas dkk., dijelaskan dalam Ensiklikopedi Alkitab Masa Kini Jili 1 A-L, adalah sebagai berikut:
Mengacu pada praktik menyampaikan informasi mengenai kepercayaannya kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau keyakinannya itu.  cara atau jalan yang ditempuh sebagai alat untuk mencapai tujuan, menyampaikan informasi mengenai kepercayaannya kepada orang lain yang tidak memegang kepercayaannya atau keyakinannya itu. Istilah ini sering digunakan dalam hubungannya dengan kekristenan[5].

Penginjilan adalah Perintah Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang percaya untuk memberitakan Kabar Baik-Nya, sebagai bukti kasih-Nya kepada manusia, maka sebagai orang beriman harus memberitakan Kabar Baik atau Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang-orang yang belum pernah mendengarkan Firman Tuhan. Penginjilan adalah tugas dari setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan secara pribadi. Bukti iman orang Kristen salah staunya adalah menyampaikan Firman Tuhan (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan), kepada orang lain yang belum pernah mendengarkannya. Orang-orang yang tinggal di Hutan Rimba, khususnya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Perlu diperdengarkan Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan, karena mereka selama ini belum pernah mendengarkan Firman Tuhan.
Adapun pernyataan dari D.W. Ellis, dan Oemar Hamalik, mengenai definisi Metode Penginjilan adalah sebagai berikut:
“Metode penginjilan adalah: “cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan[6]. Dalam hal ini cara penginjilan atau usah pemberitaan Injil terhadap orang lain, dimana seorang yang telah mengenal Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain dan mengajaknya menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima Kristus itu dibimbing menjadi saksi Kristus pula. Suatu metode Penginjilan diperlukan agar usaha penginjilan dapat berjalan dengan lancar. Unsur kepribadian yang dimiliki oleh semua manusia antara lain adalah akal atau kecerdasan, perasaan, dan kemauan. Karena itu penginjil harus berusaha mengkomunikasikan Injil kepada akal seseorang, sehingga perasaannya digerakkan, dan kemauannya diserahkan kepada Yesus Kristus. Manusia tak mungkin mengemban tugas ini dengan kepandaiannya sendiri[7]”.

Jadi, Peneliti menyimpulkan bahwa, “Metode Penginjilan” adalah suatu cara yang dengan teratur digunakan oleh para Pemberita Injil untuk melaksanakan suatu Misi Pekabaran Injil. Lebih tepatnya adalah menyampaikan informasi tentang Injil Kristus yang adalah Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan kepada orang lain yang tidak memegang keyakinan itu. Demikian juga kepada orang-orang yang sudah percaya, Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Digunakan “Metode Penginjilan agar Misi Pemberitaan Injil tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; karena cara pemberitaan Injil Kristus yang bersistem akan memudahkan pelaksanaan suatu Misi guna mencapai tujuan yang ditentukan atau disepakati bersama. Peneliti akan menyempurnakan metode yang selama ini digunakan oleh Non PUFST dan PUFST untuk memberitakan Firman Tuhan sesuai dengan situasi dan kondisi di pedalaman atau Hutan Rimba Papua, agar Firman Tuhan dapat tersampaikan dengan baik supaya mereka dapat menerima dengan mudah.
Peneliti memahami bahwa, perjalanan misi Tuhan Yesus Kristus ketika di bumi ini, berdasarkan informasi dari Kitab Injil maupun Kitab Sejarah adalah, penginjilan yang lebih menekankan pada praktik kehidupan berbelas kasih itu sendiri, lebih dari sekadar penyampaian informasi (Kabar tentang Pengampunan Dosa dan Kabar tentang Keselamatan). Penginjilan menekankan pada kehidupan alamiah yang melibatkan tiap manusia untuk memiliki hati yang tergerak akan belas kasih pada sesama manusia, siapapun, kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun keadaanya.



[1]James Strong,  Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible (Iowa: Riverside BOOK and Bible House Iowa Falls) 33.
[2]Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2), (Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed. , 2000) 69
[3]Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (jilid 1) (Malang: Gandum Mas, 1988), 24.
[4]Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), ed. S.v. “Berita, Pemberitaan.” By R.H. Mounce. (Jakarta: Team Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000) 18, 183.
[5]J.D Douglas dkk., Ensiklikopedi Alkitab Masa Kini Jili 1 A-L (Jakarta: YKBK, 2002) 435.
[6]D.W. Ellis, Pedoman Penginjilan, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993) 127.
[7]Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) 3.

Wednesday, February 6, 2019

KEBUTUHAN PELAYANAN DI SUKU KETENGBAN


I.                   KAMPUNG LONDININ

  1. DATA RELAWAN:

Nama Relawan            : Tirianus Malyo, S.Th.
Nomor HP/WA           : 081335335646
Email                           : terismalyopufso@gmail.com

  1. DATA GEMBALA:
Nama Lengkap                        : Pdt. Lenus Nabyal, Pdt. Tomas Tengket dan Pdt. Enos Kona.
Usia                                         : 61, 59, 62 Tahun
Jenis Kelamin                          : Laki-Laki
Pekerjaan                                : Gembala Jemaat
Alamat lengkap Rumah          : Kampung Londinin
Nama Isteri                             : Lendina Mirin, Mendina Nabya, Endina Mirin.
Menggembalakan di Gereja    : Gereja Injili di Indonesia (GIdI) Jemaat Silo Londinin
Jumlah Jemaat                         : 1752 Jiwa
Alamat Lengkap Gereja       : Kampung Londinin, Distrik Eipomek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
Pengajuan Untuk Biaya          : Kebutuhan Hidup Rumah Tangga dalam Keluarga dari Hamba-hamba Tuhan.
Nilai Pengajuan Rp                 : 20,350.000;

  1.  CERITA LENGKAP PENGALAMAN PELAYANAN

  1. Suka

Sekitar 8 Tahun saya pelayanan di Daerah Terabaikan atau terisolir. Memulai pelayanan dari Tahun 2011-2018 atau sampai saat ini. Saya pernah bertanya banyak hal mengenai tantangan pelayanan di Suku Ketengban, Distrik Eipomek dan Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, kepada Para hamba-hamba Tuhan yang pelayanan di Hutan Rimba Papua. Lebih banyak menceritakan mengenai hal-hal yang Duka, namun ada beberapa hal yang menjadi kesukaan dalam pelayanan di Hutan Rima Papua. Berikut ini adalah kesukaan para Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman Papua:
1.      Para jemaat yang dilayani bisa bersatu hati untuk beribadah kepada Tuhan di hari minggu dan tidak ada kegiatan apapun di hari minggu.
2.      Tidak menggunakan uang untuk membelanjakan makanan dan minuman
3.      Hidup dalam suatu kumpulan atau Kampung yang saling memperhatikan satu sama lain, alias seluruh jemaat tinggal di satu lokasi atau satu Kampung.

  1. Duka

Dari selama 8 Tahun saya pelayanan di Daerah Terabaikan atau terisolir. Banyak keluhan yang sering diceritakkan oleh hamba-hamba Tuhan yang saya pernah bertanya. Kepada Hamba Tuhan yang melayani di Suku Ketengban, Distrik Eipomek dan Pamek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Lebih banyak menceritakan mengenai hal-hal yang Duka, berikut ini adalah yang menjadi halanggan atau tantangan dalam pelayanan para Hamba-Hamba Tuhan di Pedalaman Papua adalah sebagai berikut:
1.      Tempat tinggalnya yang tidak permanen, dikarenan setiap ada masalah di kampung tersebut, bisa berpindah-pindah lokasi.
2.      Rumahnya cepat lapuk dan rusak karena alat bangunannya digunakan dengan semabarang kayu alias alat apa adanya. Atapnya juga menggunakan dedaunan, maka cepat atau mudah untuk rusak.
3.      Ambil air buat minum dan harus melalui perjalanan dengan berjalan kaki 2-5 KM.
4.      Mandi biasanya seminggu sekali, dan mandinya juga harus berjalan kaki ke sungai sekitar 3-5 KM.
5.      Tidak ada alat-alat mandi bagi keluarga hamba Tuhan, seperti:
a.       Sabun mandi
b.      Sabun cuci pakaian
c.       Odol
d.      Sigat gigi
e.       Handuk
f.        Dll.
6.      Pakaian Hamba Tuhan, satu pasang pakaian melekat di tubuh atau badan setahun atau lebih, kalau rusak dibuatkan sebagai alas tidur. Tidak pernah cuci karena tidak ada sabun cuci, tidak bisa ganti, karena pakaianya hanya perhitungan.
7.      Tidak ada alat masak, seperti:
a.       Panji
b.      Kuali
c.       Piring
d.      Sendok
e.       Mangkuk
f.        Pisau dapur
g.      Baskom
h.      Dll.
8.      Tidak ada alat-alat Dapur seperti:
a.       Garam
b.      Vetsin
c.       Minyak Goreng
d.      Dll.
9.      Jarang menyekolahkan anak-anak dari Hamba-Hamba Tuhan di Hutan Rimba Papua, karena tidak ada TK-SMA/SMK yang ada di Hutan Rimba Papua. Namun, ada beberapa daerah dan hanya sedikit hamba-hamba Tuhan yang bisa memasukan anaknya Sekolah, SD-SMA, sebagiann putus sekolah karena orang tuanya sebagai hamba-hamba Tuhan tidak mampu membiayai anaknya.
10.  Hamba Tuhan dan warga atau Jemaat disana tidak pernah lihat dan tahu segala sesuatu yang ada di kota.

Jadi, masih banyak hal lain yang tidak bisa saya uraian satu persatu. Harapan saya, ada Hamba-hamba yang terbeban agar ikut saya pelayanan ke daerah pedalaman atau Hutan Rimba Papua ini. supaya bisa melihat atau menyaksikan secara pribadi, segala sesuatu yang terjadi di sana dan segala yang dialami oleh hamba-hamba Tuhan di Pedalaman Papua.

Khusus untuk persyaratan bagian point “4”: (KTP, KK) Para hamba-hamba Tuhan, belum memiliknya. Karena memang mereka tidak tahu sama sekali dan kalau mau urus harus ke kota seperti: SENTANI, JAYAPURA, MERAUKE, WAMENA dll. Sangat jahu, dan harus naik pesawat kecil seperti: YAJASI, MAF, AMA, ADVENT, MAF CARAVAN, ALDA AIR, ALDA TRANS, PAPUA AIR dll. Yang memuat penumpang 6-9 penumpang tanpa membawa barang bawaan karena banyaknya penumpang. Namun, kalau mau membawa barang bawaan penumpang hanya 2-4 penumpang. Dengan tiket pesawat hanya penumpang saja, membayar 2,000.000; (Dua Juta Rupiah) hanya sekali jalan. Kalau mau membawa barang bawaan maka, harus membayar perkilogram sekitar 30.000; (Tiga Puluh Ribu Rupiah). Dari sekian banyak Kampung di Pedalaman Papua, Lapangan untuk mendarat Pesawat kecil ini hanya satu atau dua saja, dengan Panjang 400-500 Meter. Dari kampung yang satu ke kampung yang lain, harus jalan kaki, dengan bermalam di tengah hutan atau pemukiman warga.


Berikut ini adalah nilai Rincian Penggunaan Dana adalah sebagai berikut:

1.      Beras 200 Kilogram                                  Rp. 3,600.000;
-          Karena, Beras Perkilogram                 Rp. 18.000;
2.      Supermi 20 kardus                                    Rp. 2,400.000;
-          Karena perkardus                                Rp. 120.000;
3.      Minyak Goreng 10 Jeriken                       Rp. 1,000.000;
-          Karena perJeriken yang 5 Literan       Rp. 100.000;
4.      Garam 1 Kardus                                       Rp. 300.000;
5.      Vetsin 1 Kardus                                        Rp. 250.000;
6.      Sekop buat berkebun 5 buah                     Rp. 500.000;
-          Karena 1 Sekop                                   Rp. 100.000;
7.      Linggis buat berkebun 5 buah                  Rp. 500.000;
-          Karena 1 Linggis                                Rp. 100.000;
8.      Kampak buat tebang pohon 5 buah          Rp. 500.000;
-          Karena 1 Kapak                                  Rp. 100.000;
9.      Parang buat berkebun 5 buha                   Rp. 750.000;
10.  Kebutuhan lain-lain                                  Rp. 200.000;

Total Dana Belanja Rp. 10,000.000; (Sepuluh Juta Rupiah)
Total berat barang belanjaan adalah 345 Kilogram, Dengan demikian, maka untuk membayar ongkos pesawat ke Pedalaman Papua adalah
Rp. 10, 350.000; (Sepuluh Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Jadi, Dana yang dibutuhkan untuk membantu satu keluarga Hamba Tuhan di Pedalama Papua, tepatnya di Suku Ketengban, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua adalah, Rp. 20,350.000; (Dua Puluh Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Catatan: mohon para donator atau utusannya untuk ikut saya ke tempat ini dan melihat secara empat mata, karena tidak bisa video call, sebab tidak ada jaringan di Hutan Rimba tersebut. Serta tidak bisa buat dokumen karena tidak ada daya listrik untuk mengisikan battery HP maupun Kamera dll.

DIBUAT SAMARATAKAN KARENA, WILAYAHNYA SATU ATAU SAMA DAN SEMUA PERMASALAHANYA SAMA PERSIS DIALAMI OLEH PARA HAMBA-HAMBA TUHAN DI HUTAN RIMBA, PAPUA.

Saturday, February 2, 2019

SIMBOLISME DALAM PL



1.      PERUMUSAN

Setiap Pelajar atau Penafsir bahkan Teolog, diharapkan supaya dalam mempelajari Alkitab, harus memiliki kerinduan hati untuk menafsirkan Alkitab dengan baik dan tepat melalui beberapa langkah berikut ini:
a.       Dalam menggali Alkitab penuh bertanggung jawab, dengan harus pasih dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru.
b.      Dalam menggali Alkitab, para Penafsir harus memahami seluruh konteks dalam penulisan Alkitab tersebut.
c.       Memahami budaya, pada saat Alkitab itu dituliskan
d.      Latar Belakang masyarakat pemakainnya
e.       Penggunaannya dalam budaya-budaya terkait
f.        Struktur Simbol-Karakter, sifat, ciri, Hirarki
g.      Bahasa dan latar belakang Bahasa yang digunakan
Memperhatikan Kesatuan Alkitab.
h.      Wahyu Progresif (Progresive Revelation), Siapapun yang gagal melihat Progresivitas (perkembangan) Wahyu Tuhan dalam Alkitab Akan Gagal Menafsirkan Topik Utama Alkitab (doktrin Keselamatan). Ia juga akan gagal melihat Perkembangan Tata Ibadah dari Ibadah Simbolik ke Ibadah hakekat (Dalam Roh dan Kebenaran), Akibat selanjutnya ialah, Akan tersisa bentuk-bentuk Ibadah Simbolik dan Ritual dalam Gerejanya.
i.        Pahami Plan A dan Plan B,
Sifat Tuhan tidak pernah berubah, namun Program Tuhan bisa berubah. Setelah menciptakan Alam Semesat Tuhan melihat Semuanya Baik dan beristirahat. Tetapi karena manusia Jatuh ke dalam Dosa, Maka Tuhan bekerja Lagi (Yoh 5:17) Untuk Menyelamatkan Manusia.
j.        Memahami Berbagai Disiplin Ilmu Teologi,
Hasil Penafsiran yang Tep[at dan Benar Pasti Tidak Saling bertenatangan. Tiap-tiap topic Doktrin harus berkesinambungan. Kalau Doktrin Keselamatan kita menyimpulkan bahwa kita diselamatkan Hanya Dengan bertobat dan Percaya, maka Tidak perlu ditambah dengan Baptisan, Perjamuan, dan lain sebagainya.
k.      Menafsir secara Literal, Grammatikal, dan Historikal,
a.       Literal artinya sesuai dengan arti kata paling dasarnya.
b.      Grammatikal artinya sesuai dengan grammar atau tata-bahasa
c.       Historikal artinya memperhatikan konteks sejarah/ Historis pada masa penulisan.
l.        Memperhatikan Konteks, Perhatikan Konteks Jarak/Lokasi, Topik, Waktu
m.    Kualitatif Sebuah Ayat,
n.      Memperhatikan Gaya Bahasa,
o.      Memperhatikan Adat-istiadat,
p.      Lambang dan Perumpamaan

Segala sesuatu yang dinyatakan oleh Allah untuk menegur umat-Nya atau mengajarkan kepada umat-Nya, Allah menggunakan symbol atau Tipologi sesuai dengan masa atau konteks pembicaraan-Nya yang tepat. Para nabi-nabi Allah atau penulis Alkitab menggunakan symbol untuk menggambarkan sesuatu yang TUHAN mau mengajarkan kepada umat-Nya, sesuai dengan budaya dan konteks yang ada. Symbol atau kiasan adalah menggambarkan sesuatu yang ada, sesuai dengan konteksnya agar, para umat-Nya dapat memahami dengan tepat sesuai dengan masa mereka.
Semua symbol atau kiasan yang dinyatakan oleh TUHAN kepada umat-Nya, ditinjau sesuai dengan masannya. Disisi lain TUHAN menyatakan dengan menggunakan symbol atau kiasan adalah supaya manusia memahami maksud TUHAN sesuai dengan konteksnya mereka.



2.      REFLEKSI
Kel. 1
Simbolisme Keimamatan

NO.
Ragi
1.
Ayat di PL: Kej. 19:3 dll
2.
Kejelasan Arti sesuai Bahasa asli:
·         Arti harafiah: Campuran bahan untuk mempermentasi atau mengembangkan kue.
·         Arti MetaPhora: kerusakan moral yang ditunjukan melalui kecenderungannya mempengaruhi yang lain. (Browning: 2556)
3.
Kejelasan arti sesuaikonteks:  sebagai campuran bahan makanan jika dibutuhkan. (ayat symbol Mat. 6:11) ragi org farisi dan saduki tdk boleh adda.
4.
Kesepadanana arti kiasan: sesuatu yang memiliki pengaruh merusak yamg menyebabkan pembususkan. (Browning: 2556)
5.
Keselarasan /kekontrasan fungsi:
- bisa pakai ragi
- bisa tanpa ragi = harus sesuai ketentuan

6.
Kemajuan/Progres arti:
-          secara harafiah = makanan
-          secara kiasan = Ajaran


Kel. 3
Simbolisme Tabernakel

NO.
Emas
1.
Ayat  PL: Kej. 2:11-12, 13:2, Kel. 11:2, 20:23, 25:3, 28:22, Ayub 22:22-25, Maz. 19:9-11, Ratapan 4:1-2 Yosua 6:19 Ezra, 27:22.
2.
Kejelasan Arti: Tempat Penghasil Emas
-          symbol kejayaan
-          bahan untk Tabernakel
-          bahan untuk berhala
-          bahan untuk pakaian Imam
-          Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-          Simbolkehidupan yang murni/teruji
-          Symbol anak-anak Sion yang berharga
-          Firman Allah lebih berharga
-          Jarahan perang
-          Sebagai ukuran berat dan nilai
-          Kemewahan atau keberhargaan
3.
Kesepadanan arti:
-          berdasarkan budaya, pada masa itu
-          emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-          sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
4.
Keterkaitan arti antara ayat:
-          sesuatu yang paling sangat berharga
-          kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-          allah lebih berharga daripada emas
5.
Kesimpulan:
-          bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-          sebagai bahan atau material
-          merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal yang lebih tinggi atau mulia.


Kel. 1
Simbolisme Tabernakel

NO.
Merpati
1.
Ayat  PL: Kej. 8:8
2.
Kejelasan Arti: Burung Tekukur
-          symbol kejayaan
-          bahan untk Tabernakel
-          bahan untuk berhala
-          bahan untuk pakaian Imam
-          Allah adalah Emas = kekayaan sebenarnya
-          Simbolkehidupan yang murni/teruji
-          Symbol anak-anak Sion yang berharga
-          Firman Allah lebih berharga
-          Jarahan perang
-          Sebagai ukuran berat dan nilai
-          Kemewahan atau keberhargaan
3.
Kesepadanan arti:
-          berdasarkan budaya, pada masa itu
-          emas adalah sesuatu yang dianggap berharga
-          sebagai perbandingan untuk yang dianggap tinggi atau bernilai
4.
Keterkaitan arti antara ayat:
-          sesuatu yang paling sangat berharga
-          kehidupan yang berharga di hadapan Allah
-          allah lebih berharga daripada emas
5.
Kesimpulan:
-          bisa jadi berasal dari tanah Hawila
-          sebagai bahan atau material
-          merupakan bahan yang berharga dan selalu diperbandingkan dengan hal yang lebih tinggi atau mulia.


Simbol-simbol Dalam Alkitab


Merpati
Merpati
Prinsip Penafsiran
Ayat PL
Ayat PB
Ayat-ayat
Kej 8:8, Ima 5:7
Luk 2:24; Mat 3:16; Mat 10:16
Kejelasan arti sesuai Bahasa aslinya

‎(Hayownaah) yang artinya dove: burung merpati yang hidup di desa.
Menurut kamus KBBI disebut burung terkukur, dalam kepercayaan dan kebudayaan melambangkan perdamaian dan kesetiaan. Burung merpati juga dapat dilatih untuk penyampai surat.
Dari kata dasar Yunani peristera/ (peristera) artinya a pigeon: merpati yang hidup dikota.

Kejelasan Arti sesuai konteks

lok (Kid 2:14), cantik (Kid 1:15), merdu suaranya (Kid 2:14), Pengganti kurban: (Im 12:6; 14:22), Suara dukacita: (Yes 38:14; Ratapan (Yes. 59:11; Nah 2:7)
Lambang ketulusan (Mat 10:16), lambang Roh Kudus (Mat 3:16) Dalam Mrk. 13:11; Luk.1 :6; Kis. 13:2 Roh Kudus sebagai penyampai berita.
Kesepadanan Arti kiasan
Keindahan, orang yang meratap.

Sifat yang tulus, Roh Kudus.
Keterkaitan Arti Antar ayat simbol

  1. Elok (Kid 2:14), cantik (Kid 1:15)
  2. Pengganti kurban: (Im 12:6; 14:22)
  3. Suara dukacita: (Yes 38:14; Ratapan (Yes. 59:11; Nah 2:7)
  1. Orang yang berhati Tulus (Mat 10:16)
  2. Pengganti korban yg mahal (Luk 2:24)
Keselarasan kekontrasan
Keindahan (elok dan cantik) dengan ratapan/dukacita.

Kemajuan/progress arti

Harafiah : burung terkukur (binatang)
Kiasan: Keindahan, kesedihan/ratapan, sifat orang yang tulus, lemah lembut, dukacita.

Kesimpulan

Merpati adalah symbol:
Ketulusan hati manusia, Roh Kudus, penyampai surat, penyampai berita, orang yang meratap, orang yang dukacita
Dalam hal keimamatan: Pengganti  Kurban pengahpus dosa, mentahirkan anak laki-laki dan perempuan (Im. 5:7; 12:6; Luk. 2:24


Simbol-simbol Dalam Alkitab

Obyek Simbolis
Ciri-ciri Bersama
Yang disimbolkan
Tanah liat
(Ayub 33:6 ; Yes. 29:16; Rm. 9:21)
  1. Rapuh (Yer. 18:4; Dan. 2:42)
  2. Hina (Nah. 3:14; Yes. 41:25)
  3. Lemah (2 Kor. 4:7)
  4. Tidak punya hak atas dirinya sendiri (Yes. 29:16; Rm. 9:21)
Manusia (Yes. 64:8; Ayub 33:6; Ayub 10:9)

Simbol-simbol Dalam Alkitab
Obyek Simbolis
Ciri-ciri Bersama
Yang disimbolkan
Burung Rajawali
  1. Terbang tinggi
  2. Kuat
  3. Perkasa
  4. Tidak mudah menyerah
  5. Refrensi: Yeh. 17:3; Yes. 40:31)

Orang menantikan TUHAN (Yes. 40:31)


MASALAH DALAM BERMISIOLOGI

Latar Belakang Masalah Pada bagian awal ini, peneliti akan menjelaskan mengenai masalah-masalah yang menjadi latar belakang dalam pene...